Ferdi duduk dan suasana begitu tegang, yang semula tampang penuh arogan hilang seketika. Ternyata mereka masih takut dengan si Bos."Siapa yang ingin menggantikanku?" Ferdi mengulang pertanyaannya dan semua diam."Aku yang ingin menggantikanmu!" tiba-tiba Lisa dan jajarannya datang, ada Bram juga yang hadir. Mereka duduk dan ikut rapat.Suasana semakin panas. Seperti melihat dua kubu yang bersebrangan tidak menyangka Lisa memiliki andil disini."Apa alasannya, Lis? Tidak menyangka kamu juga begitu serakah, apa perusahaanmu sudah diambang kritis, sampai berani menganggu perusahaan ini." Naima deg-degan tidak menyangka Ferdi kembali dengan wajah aslinya yang memang tegas dan keren seperti ini."Pertama aku memiliki saham yang tidak sedikit disini dan yang kedua kamu tidak mungkin bisa bekerja dengan kondisimu yang masih hilang ingatan!" Semua diam dan suasana sangat menegangkan."Kamu pasti tidak tahu 'kan siapa yang ada di ruangan ini dan apa yang harusnya kamu lakukan, itu sama saja
Naima masih penasaran dengan sikap Ferdi, apakah dia selama ini hanya berpura-pura saja untuk lupa ingatan. Lalu, alasannya apa? Naima masih berada di dalam ruangannya Ferdi ingin mendengar cerita sebenarnya dari suaminya."Kenapa mandang kayak gitu?" Ish, gak peka sekali, nih, orang."Sejak kapan Abang ingat?""Oh ... yang itu?""Katakan! sejak kapan, Bang?" Ferdi senyum-senyum melihat tingkah istrinya."Sabar, sabar ... Sayang!" Naima terus memukul suaminya merasa dibohongi."Ingatnya itu ketika di rumah sakit hari ketiga, waktu Dinda datang.""Kok bisa, Bang?""Gak ngerti juga, tiba-tiba begitu saja. Mungkin 3 hari setelah sadar itu hanya pemulihan saja bukan amnesia, tapi memang sekarang masih pusing kalau dipaksa mengingat!""Terus kenapa bohong, Bang! Kenapa!""Biar bisa lihat musuh lebih dekat, ini strategi untuk melihat mana kawan dan lawan, Papa juga dukung." Naima diam, hanya menyimak, ternyata anak dan bapak sudah kompak tahu yang sebenarnya."Dan aku makin cinta dengan ist
"Saya Carlota lokal pembantu kiriman papa Sanjaya." Dia datang dengan style Carlota telenovela, senyum sedikit jutek dan menyeramkan. Ferdi dan Naima hanya menutup mulut menahan tawa, sambil berfikir dimana si Papa menemukan Carlota kawe ini. Hahaha ...Dengan sigap Carlota lokal memetik jarinya, seketika datang 5 pembantu yang lain, penampilan mereka seperti pembantu profesional, lagi-lagi Ferdi dan Naima terkejut. Ini seperti Carlota versi milenial."Ini adalah sister-sister yang akan menjaga Non Naima disini, mereka bukan pembantu biasa, diajak gulat juga bisa." Lagi-lagi Ferdi dan Naima mematung melihat banyak sekali pembantu kiriman Papanya."Banyak amat Carlota lokalnya, Bang." Naima berbisik ditelinga si Abang."Kalau Papa itu orangnya totalitas, Neng. Gak bisa diajak main-main." Oala, enak banget sih, jadi menantu papa Sanjaya."Kalau banyak begini, kita apain, Bang?""Nikmati saja jadi Ratu, Dik. Ambil dua sebagai asisten adik kemana-mana.""Asiyap, Bang!"Bi Ratih tak kalah
Naima dibawa oleh Aryo-- sekertarisnya Ferdi ke Kafe yang menawarkan sensasi dengan nuansa tempo dulu. Ini terlihat dari berbagai gaya dekorasi di Cafe ini yang menggunakan konsep interior ala Kolonial Belanda. Tempat makan yang cukup romantis. Sebab, ditemani oleh alunan live music yang begitu merdu. Naima tidak menyangka Ferdi menyiapkan suprise pernikahannya yang ke 100 hari, terlihat dari tulisan "HARI JADI F & N 100 HARI" Naima tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata."Selamat datang permaisuriku." Ferdi menyambut Naima dengan style yang sangat menawan, Naima sampai menitikkan air mata."Kok nangis, Sayang?" Ferdi langsung memeluk istrinya."Aku khawatir terjadi sesuatu denganmu, suamiku," ucap Naima."Aku baik-baik saja, Sayang. Kita akan selalu dalam keadaan baik-baik saja." Ferdi memeluk erat istrinya, setiap hari cinta selalu bersemi dihati mereka."Sayang suka?" tanya Ferdi."Suka sekali, Sayang. Harusnya di spoiler biar kesayanganmu ini dandan terlebih dahulu." Naima ma
Ferdi dan Naima sampai di sebuah apartemen, Naima heran karena niat awal mereka menginap di hotel, tapi Ferdi justru membawa Naima ke sebuah apartemen. Ini pertama kalinya Ferdi membawa Naima ke sebuah apartemen.“Sayang, ini apartemen milik siapa?” tanya Naima.“Ini apartemen milikmu, Sayang. Hadiah 100 hari pernikahan kita.”“Apa tidak berlebihan, Sayang?”“Tidak berlebihan sayang, ini justru sudah Abang niatkan jika menikah denganmu.” Ferdi memegang tangan istrinya, sementara Naima menitikkan air mata. Terlalu banyak yang Ferdi siapkan untuk dirinya.“Ternyata Abang bucin juga, ya.” Ferdi tersenyum mendengar ucapan istrinya."Hooh, bucin parah sayang." Naima sampai menutup mulut tidak bisa menahan tawa.Ferdi memberikan cardlock apartemen milik Naima, ada haru yang terlihat di wajah Naima. Hadiah terus menerus didapatkan dari suami terhebatnya. Merasakan cinta yang luar biasa, jodoh tak terduga yang diberikan Allah kepadanya. “Ayo buka sayang, Abang sudah tak sabar ingin love stor
Naima masih mengatur nafasnya menyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, ternyata Dinda melakukan cara yang lain. Luar biasa memang Dinda, entah ini namanya obsesi atau apalah namanya, totalitas sekali ingin merebut Ferdi. "Santai saja, Bu. Pak Ferdi pasti melakukan yang terbaik." Salah satu asisten Carlota menenangkan.Drrt, ponsel berbunyi Ferdi menelpon, dia pasti khawatir karena Naima membuka ponsel dan sudah tahu apa yang terjadi. Sister Carlota pasti yang memberitahu Ferdi."Sayang dimana?""Masih di mobil sayang, emang kenapa?""Nanti masuk ke perusahaan lewat jalur belakang.""Ada masalah sayang?""Keselamatanmu yang terpenting sayang, Dinda membuat klarifikasi palsu, sehingga banyak orang yang ingin mengacaukan peresmiannmu hari ini." Dada Naima turun naik benar-benar menguji iman dan mental."Terus aku harus bagaimana, Sayang?""Tenang saja, Sayang. Semuanya pasti baik-baik saja.""Tunggu Abang datang, abang sedang mencari solusi demi keselamatnmu.""Bang, kita jangan
Naima dilarikan ke rumah sakit, Ferdi sangat khawatir sekali. Beberapa kali dia meminta maaf karena telah membuat Naima mendapatkan kejadian demi kejadian yang membuat Naima stress hingga pingsan.Ferdi terus memegang tangan Naima, merasakan takut yang luar biasa istri manisnya kenapa-kenapa, tapi setelah mendengar penuturan Dokter wajahnya berubah bahagia.***Setelah sekian lama pingsan akhirnya Naima bangun, ada infus ditangannya. Ferdi sedang tertidur pulas di sampingnya. Sepertinya kecapean menunggu Naima. Merasakan Naima bangun Ferdi ikut bangun juga."Sudah bangun, sayang? Apanya yang sakit." Ferdi langsung memeluk istrinya, Naima hanya senyum-senyum melihat suaminya."Aku sudah baikan kok, sayang." Naima membalas pelukan suaminya."Kasitahu Abang, apanya yang sakit, sayang?""Masih pusing dan sedikit mual, sayang." Ferdi malah senyum-senyum mendengar penuturan istrinya."Abang kenapa senyum-senyum gitu?" "Soalnya abang mau jadi seorang ayah dari istri manisku ini.""Apa!? Mak
Ferdi dan Naima pulang dari klinik. Ferdi terus memanjakan istrinya, bersyukur anugerah yang luar biasa dikasih bonus bayi kembar. Meski ucapan dokter masih terngiang, "Istri bapak hamil kembar dengan satu kantong janin."Dokter menjelaskan Hamil 1 kantung (monochorionic monoamniotic gestation, kembar MoMo) sesungguhnya sangat jarang terjadi. Pada kehamilan seperti ini, janin yang dikandung identik, dan berbagi plasenta serta kantung ketuban, namun memiliki 2 tali pusat yang terpisah. Kondisi ini terbentuk karena 1 sel telur yang dibuahi 1 sel sperma namun terlambat membelah.Dibanding jenis kembar yang lain, kehamilan 1 kantung ini sangatlah berisiko. Adapun beberapa risiko kehamilan yang sering mengintai kehamilan seperti ini adalah janin terlilit tali pusar, twin to twin transfusion syndrome (TTTS), persalinan prematur, janin meninggal dalam kandungan (IUFD), bayi meninggal usai dilahirkan (stillbirth), dan sebagainya. Menurut beragam literatur, potensi janin kembar Momo untuk bisa