Dengan sering Arsha mengecek ponselnya dan untuk yang kesekian kali harus menelan kecewa karena tidak ada pesan satu pun dari Kama. Mengembuskan napas kasar, bahu Arsha melorot dengan bibir cemberut. “Coba kamu yang chat duluan, Ca ... siapa tau Abang lagi sibuk.” Rachel memberi saran lalu menyeru
“Arsha!!” teriak Nabila sambil berdiri. “Apa!!” Arsha ikut berdiri tidak kalah kencang berteriak di depan wajah Nabila. “Lo!” Arsha menekan telunjuknya di depan dada Nabila. “Lo buat Kakak gue jatuh cinta trus lo pergi gitu aja ninggalin dia dan sekarang setelah lo tau Kak Aarash tunangan ... lo
Pegal rasanya hati Arsha yang tidak memiliki kesibukan menunggu kabar dari Kama yang super sibuk. Ucapan Nabila tempo hari mulai mempengaruhinya, ia sudah memdowload aplikasi tok-tok kemudian beberapa waktu terakhir mempelajari bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut dan berakhir dengan kejeng
Mommy dan Daddy termasuk Aarav sibuk mempersiapkan pesta pernikahan Aarash, sementara mereka tidak melibatkan Arsha sama sekali. Arsha sadar diri, ia sering membuat onar dan hari ini ia berjanji tidak akan banyak bergerak dan bicara agar perlehatan akbar acara pernikahan sang Kakak berjalan lancar.
Arsha menatap ke arah meja di mana Rachel dan Aarash juga Om Kenzi dengan kedua saksi beserta penghulu sedang melakukan prosesi akad nikah. Kama meraih tangan Arsha yang yang saling bertautan di atas pangkuannya membuat Arsha sedikit terkejut lalu tersenyum sambil menatap tangan Kama yang menggengg
Bersama Devina di sampingnya, Nabila melangkah masuk melewati karpet merah ke dalam ballroom hotel mewah di mana pesta pernikahan sang mantan kekasih berlangsung. Ia mendapat undangan dari pemilik Agensi tempat dirinya bernaung dulu hingga saat ini ketika ia mendapat cuti dari agensi di Paris yang
Arsha ikut menyerongkan duduknya menghadap Bunda. Sepertinya ia harus mengungkapkan apa yang mengganjal di hatinya. “Bun ... kayanya Caca nyerah aja deh, Caca mundur dari perjodohan ini,” Arsha melirih namun Bunda Aura malah memekik. “Kenapa Caca ngomong gitu?” Sedangkan Kama yang berada beberap
“Gilaaaaaa, capek banget gue!” keluh Kai seraya menyandar pada dinding lift. “Memang lo ngapain, pake capek segala?” Arkana kemudian berdecih. “Capek tebar pesona,” balas Kai berseloroh. “Kalau Abang Juna, capek juga enggak?” celetuk Kejora kepada Arjuna yang berdiri di sebelahnya. Kai menegakan