Bersama Devina di sampingnya, Nabila melangkah masuk melewati karpet merah ke dalam ballroom hotel mewah di mana pesta pernikahan sang mantan kekasih berlangsung. Ia mendapat undangan dari pemilik Agensi tempat dirinya bernaung dulu hingga saat ini ketika ia mendapat cuti dari agensi di Paris yang
Arsha ikut menyerongkan duduknya menghadap Bunda. Sepertinya ia harus mengungkapkan apa yang mengganjal di hatinya. “Bun ... kayanya Caca nyerah aja deh, Caca mundur dari perjodohan ini,” Arsha melirih namun Bunda Aura malah memekik. “Kenapa Caca ngomong gitu?” Sedangkan Kama yang berada beberap
“Gilaaaaaa, capek banget gue!” keluh Kai seraya menyandar pada dinding lift. “Memang lo ngapain, pake capek segala?” Arkana kemudian berdecih. “Capek tebar pesona,” balas Kai berseloroh. “Kalau Abang Juna, capek juga enggak?” celetuk Kejora kepada Arjuna yang berdiri di sebelahnya. Kai menegakan
“Cieee, pura-pura si Abang ... .” Di dalam hati Arsha mengucapkannya. Arsha menekan tombol off pada remot kemudian merebahkan tubuhnya dengan posisi terlentang. Lengannya menempel dengan lengan Kama yang juga sedang terlantang menatap langit-langit. “Jadi Abang kenal sama Liam?” Arsha mengungkapk
Di suatu kamar hotel berbintang di mana baru saja diselenggarakan pesta termegah tahun ini, suara pertemuan antar kulit dengan banyak desahan bergema menghangatkan kamar dengan pencahayaan temaram. Untuk pertama kali Rachel dimiliki seutuhnya oleh pria yang telah syah menjadi suaminya dan pengalama
Kening Rendra mengerut, menatap tajam ke arah sang anak yang berada di kamar seorang wanita. Kama meringis, merasa bersalah untuk yang kesekian kalinya mengecewakan sang Ayah. “Sekarang kalian mandi ya, nanti sarapan di anter ke kamar masing-masing ... yuk, enggak usah di bahas ... mereka udah mau
Tidak sedikitpun Arsha mengkhawatirkan ucapan para Aunty di dalam lift tadi, apalagi ketika melihat Bunda Aura yang tengah memberikan senyum hangat kepadanya. Mereka sudah saling terbuka bahkan Arsha mengakui semua kekurangannya kepada Aura dan sempat menyatakan untuk mundur dari perjodohan tersebu
Kamis, pukul 12:14 Kama : Ca, sorry aku baru bales chat kamu. Hanya itu kalimat yang dikirim Kama setelah dua hari tidak membalas chat Arsha tanpa menjelaskan kenapa ia tidak membalas chatnya. Arsha telah membacanya saat notifikasi masuk dan chat itu tertera di bar namun ia enggan membuka aplikas
“Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah
“Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t
“Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d
“Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”
“Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa
Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su
“Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua
Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk
Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang