Kening Rendra mengerut, menatap tajam ke arah sang anak yang berada di kamar seorang wanita. Kama meringis, merasa bersalah untuk yang kesekian kalinya mengecewakan sang Ayah. “Sekarang kalian mandi ya, nanti sarapan di anter ke kamar masing-masing ... yuk, enggak usah di bahas ... mereka udah mau
Tidak sedikitpun Arsha mengkhawatirkan ucapan para Aunty di dalam lift tadi, apalagi ketika melihat Bunda Aura yang tengah memberikan senyum hangat kepadanya. Mereka sudah saling terbuka bahkan Arsha mengakui semua kekurangannya kepada Aura dan sempat menyatakan untuk mundur dari perjodohan tersebu
Kamis, pukul 12:14 Kama : Ca, sorry aku baru bales chat kamu. Hanya itu kalimat yang dikirim Kama setelah dua hari tidak membalas chat Arsha tanpa menjelaskan kenapa ia tidak membalas chatnya. Arsha telah membacanya saat notifikasi masuk dan chat itu tertera di bar namun ia enggan membuka aplikas
“Coba telepon Daddy,” saran Aarash begitu menyebalkan bagi Kama. Mana mungkin ia bertanya pada calon Ayah mertuanya yang galak itu, beliau pasti akan membela anaknya dan akan menyalahkan Kama habis-habisan. “Yang benar saja!” ujar Kama ketus. Aarash kembali tergelak membayangkan Daddynya akan mem
“Ini penganten kok enggak bersemangat!” sang Mommy berseru ketika memasuki kamar Arsha di sebuah hotel tempat acara akad nikah akan dilakukan. “Enggak tau nih, dari tadi manyun terus ... mending yey ngomong sekarang juga dari pada setelah menikah menyesal,” kata Bobby yang sedang membuat sanggul di
Kata ‘syah’ pun berkumandang disertai tepuk tangan dan senyum bahagia dari kedua belah pihak keluarga. Warna jingga diufuk barat tanda jika Matahari akan pamit menambah keromantisan acara tersebut apalagi ketika lampu-lampu kecil yang membentang mengelilingi venue tersebut mulai menyala. Arsha men
Wajah cantik itu masih saja ditekuk meski saat ini mereka sudah berada di dalam pesawat menuju Bandara Honolulu yang akan transit di Bandara Narita-Tokyo selama tiga jam untuk mengisi bahan bakar. Dalam privat jet milik perusahaan yang berbasis di Vietnam itu hanya ada sepasang pengantin baru, Fabi
Kama menarik selimut hingga menutupi tubuh mereka yang berbaring saling berpelukan, mengikuti permainan Arsha yang katanya sedang membuat Nufaira cemburu. Tapi besok malam, tidak akan ada main-main lagi. Arsha merasakan betapa nyamannya pelukan Kama, kedua lengan kekar berotot itu melingkupi tubu