Share

Bab 170

Penulis: Jus Pir
Zola pikir lelaki itu membahas gosip tersebut. Dia mengangguk dan berkata, “Iya, sudah lihat.”

“Nggak ada yang disampaikan padaku?” Ekspresi lelaki itu tampak kaku. Morrison Group sudah mengunggah berita, tetapi respons perempuan itu hanya seperti ini?

Mata Zola bertemu dengannya dan berkata, “Aku nggak pernah melakukannya. Nggak peduli kamu percaya atau nggak, aku nggak melakukannya ….”

“Kamu pikir aku nanya gosip nggak benar itu?” tanya Boris memotong ucapan Zola.

“Memangnya apa?”

Boris tertawa dan berkata, “Jadi selain gosip itu, kamu nggak ada lihat lagi?”

Kening Zola berkerut tidak mengerti maksud lelaki itu. Boris maju dan menunjukkan ponselnya di hadapan Zola. Di dalamnya terdapat berita yang diunggah oleh Morrison Group. Perempuan itu tampak tercengang ketika melihatnya.

Boris menyimpan ponselnya dan berkata lagi, “Sekarang ada yang mau disampaikan?”

“Kamu mempublikasikan pernikahan kita?”

“Ada masalah?”

“Kamu nggak khawatir kalau berita ini merugikan Tyara? Apalagi kita sudah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 171

    Dalam lingkup ini, kendali terhadap sikap artis sangat ketat. Begitu melanggarnya, maka Tyara akan sulit untuk membersihkan nama baiknya. Meski seiring berjalannya waktu, maka akan ada netizen yang mengingatnya.Tyara diam dan kondisinya dalam keadaan tegang sejak Morrison Group mempublikasikan pernikahan Boris dengan Zola. Wajahnya tidak ada ekspresi dan kedua matanya tampak kosong.Ketika mendengar ucapan manajernya, dia berkata dengan tenang, “Cari orang untuk menggantikan akunku.”“Untuk sementara hanya ada cara ini. Tapi kenapa Pak Boris tiba-tiba mengumumkan berita pernikahan? Apakah karena tekanan dari keluarga karena Zola terlalu banyak skandal?”Tyara tidak menjawab.Morrison Group mengumumkan berita asalkan Boris menyetujuinya. Lalu kenapa lelaki itu setuju? Apakah karena paksaan dari keluarga Morrison? Namun, Tyara mengerti jika lelaki itu tidak bersedia, tidak akan ada orang yang bisa memaksanya.Dia tersenyum pahit dalam hati dengan perasaan tidak puas menguasai hatinya. T

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 172

    Namun, Hartono tidak lanjut menjawab. Dia mengerti Boris sangat cerdas. Semakin banyak berbicara maka akan semakin mudah ditebak. Masalah ini harus dipertimbangkan dengan Zola.Karena Kakek sangat berhati-hati, Boris tidak lanjut bertanya lagi. Dia hanya menganggap bahwa kakeknya sedang senang dan ingin memujinya saja.Setelah telepon terputus, dia bersandar di kursi dengan wajah datar. Matanya setengah terpejam dan pikirannya membayangkan sosok wajah Zola yang cantik. Perempuan itu sangat terkejut ketika tahu pernikahan mereka diumumkan.Lelaki itu menyemburkan tawanya. Di hati perempuan itu, dia tidak ada artinya sama sekali. Responsnya tidak bahagia dan terkejut seperti yang dibayangkan. Apakah dia tidak senang karena khawatir mantan kekasihnya akan melihatnya? Semakin Boris memikirkannya, matanya semakin dingin.Pukul tujuh malam.Boris tiba di rumah tepat ketika waktu makan malam. Bahkan sebelum masuk, dia sudah mendengar suara tawa dan canda dari dalam rumah. Saat masuk ke ruang

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 173

    Boris hanya tertawa pasrah dan berkata, “Kakek, Kakek bela Zola atau aku?”“Aku bantu Zola, bukan kamu.”“Aku pergi?” tanya Boris. Tidak ada orang yang menahannya, justru terdengar suara tawa dari kedua orang tuanya.Rosita juga ikut bertanya, “Zola, kamu benaran nggak senang kalau pernikahan kalian dipublikasikan?”“Mama, aku bukan nggak senang. Hanya saja terlalu tiba-tiba, aku masih sedikit nggak bisa mencernanya,” ujar Zola sambil tersenyum.“Asalkan bukan nggak senang. Lama-lama juga akan terbiasa. Zola, kamu nggak tahu kalau hari ini ada banyak orang yang memujimu cantik. Mama sampai dibuat sangat senang. Mulai hari ini, Mama sudah bisa pamer kalau Mama ada menantu.”Rosita tampak sangat bahagia hingga menatap Zola penuh tatapan kasih sayang. Zola hanya tersenyum malu. Sesaat kemudian, pelayan datang dan mengatakan bahwa makan malam sudah siap.Boris juga ikut bertanya, “Kakek, bukannya Kakek mau kasih aku kejutan? Kejutan apa?”Kakeknya melirik Zola dan berkata, “Makan dulu, ngg

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 174

    Zola menoleh dan berkata dengan tenang, “Nggak ada.”“Nggak ada?”“Iya.”“Apa yang kamu bicarakan dengan Kakek?”“Kakek tanya aku senang atau nggak.”Boris meliriknya tidak percaya dan bertanya, “Lalu kamu senang?”Lelaki berwajah tampan itu mengenakan setelan jas hitam. Ekspresinya saat ini sangat serius dan kedua bola matanya sangat dalam. Seluruh tubuhnya juga memancarkan aura intimidasi. Zola diam-diam mengalihkan pandangannya ke luar jendela dan berkata,“Lebih besar rasa nggak percaya dibandingkan bahagia.”Boris mendengus sinis dan berkata, “Zola, Kakek bilang kamu penurut. Aku nggak merasa kamu penurut. Atau kamu hanya menyimpan sisi penurutmu di depanku dan mau melawanku?”Sikapnya seperti sedikit mengancam dan membuat Zola terdiam sesaat. Dia menoleh ke arah lelaki itu dan mendapati Boris sudah memejamkan matanya. Pada akhirnya keduanya kembali ke rumah dalam keadaan hening sepanjang perjalanan.Namun, ketika mobil baru berhenti, ponsel Boris sudah berdering.“Ada apa?” ujar

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 175

    “Nggak boleh bilang seperti itu. Kalau benar-benar jatuh cinta sama dia, kami pasti akan mendukungmu.”“Aku butuh dukunganmu?” tanya Boris sambil melirik Tedy.Tedy tertawa dan berkata, “Boris, kalau kamu berencana hidup selamanya sama Zola, kamu pernah berpikir apakah dia mau?”Mata Boris menyipit. Dia melirik Tedy dan kemudian mengalihkan tatapannya. Wajah tampannya tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, di dalam hatinya dia masih belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.Ketiga orang itu saling berpandangan ketika melihat Boris tidak merespons pertanyaan tersebut dalam waktu yang cukup lama. Tedy berpikir bahwa kemungkinan dia berhasil menebak pikirannya dan berkata,“Boris, aku hanya bercanda saja.”“Mau atau nggak bisa mengubah apa? Karena sudah dipublikasikan, maka pernikahan ini nggak mungkin cerai. Kakek juga berharap kami bisa ada anak. Sekarang semuanya sudah sampai tahap ini. Aku akan kasih Kakek kejutan seorang anak.”Tedy tercenung seketika. Lelaki itu berencana mengik

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 176

    “Pak Mahendra telepon, katanya hari ini dia ada urusan penting. Jadi mungkin dia nggak datang,” jawab asisten Mahendra dengan cepat.“Hmm, aku tahu.” Zola mengangguk, lalu masuk ke ruangannya sendiri.Zola sama sekali tidak berencana untuk menanyakan mengapa Mahendra tidak datang ke perusahaan. Samar-samar Zola sudah memiliki jawaban di dalam hatinya. Zola berjalan ke mejanya dan duduk di kursinya. Begitu Zola datang, Caca juga langsung masuk ke ruangan Zola sambil membawa dokumen.“Bu Zola, ini data yang sudah saya kumpulkan kemarin.”“Oke, letakkan saja. Nanti aku lihat.”Caca menganggukkan kepala, tapi dia tidak langsung pergi. Dia terus menatap Zola dengan wajah seperti ingin mengatakan sesuatu tapi ragu-ragu.Zola melihatnya dan bertanya, “Ada hal lain?”“Bu Zola, saya sedikit penasaran ....”“Mau tahu apa, tanyakan saja.”“Saya benar-benar boleh tanya?”“Kamu hanya punya satu kesempatan. Setelah ini, nggak akan ada kesempatan lagi.”Zola baru selesai berkata, Caca langsung bertan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 177

    Perempuan itu sedang tidak mood, tapi dia tidak ingin membuat pria itu tidak senang. Oleh karena itu, dia memaksakan seulas senyum tipis di wajahnya.“Samuel, kebetulan sekali. Kenapa kamu ada di sini?”Pria itu berhenti tepat di depannya, menatapnya langsung sambil tersenyum tipis, “Tyara, aku datang ke sini untuk cari kamu. Aku sudah ajak kamu beberapa kali akhir-akhir ini, tapi kamu selalu tolak ajakanku dengan alasan nggak ada waktu. Setelah tolak perasaanku, kamu bahkan nggak mau kasih aku kesempatan untuk jadi temanmu?”Tyara mengerutkan bibirnya dan tersenyum, “Jangan ngomong sembarangan, buat orang jadi salah paham. Kamu siapa? Kamu putra keluarga Batara. Mana ada orang yang bakal tolak kamu?”“Tyara, kamu selalu begini. Kasih aku tamparan dulu, habis itu kasih permen yang manis untuk bujuk aku. Menurutmu, bagaimana aku bisa lepaskan kamu yang seperti ini?”Samuel mengerutkan bibirnya dan tersenyum. Tatapan matanya tidak pernah beralih dari wajah Tyara barang sedetik pun. Samue

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 178

    Zola terdiam lagi. Wajah cantiknya tampak datar tanpa ekspresi. Matanya yang jernih hanya memancarkan aura dingin.“Zola, kamu tahu kenapa Boris mau minta anak darimu?” tanya Tyara lagi.“Jadi kamu bela-belain telepon aku, ajak aku bertemu, hanya karena kamu mau beritahu aku kenapa Boris minta anak dariku?”“Nggak sepenuhnya begitu. Aku hanya merasa daripada terus sembunyikan dari kamu, lebih baik jujur padamu. Sama halnya seperti Boris publikasikan pernikahan kalian. Asal tahu saja, dia lakukan itu bukan karena dia ingin bersamamu selamanya. Dia hanya ingin buat kakeknya merasa tenang. Pada saat yang sama, dia ingin buat kamu setuju punya anak.”Di dalam mata Zola hanya ada aura dingin. Dia seperti sedang tersenyum, tapi raut wajahnya mengeras. “Jadi, Boris suruh kamu sembunyikan dariku, tapi kamu tetap memilih melawan perintahnya dan beritahu aku soal itu?”“Zola, aku hanya merasa kita sama-sama perempuan. Aku nggak ingin kamu terus ditutupi dari masalah ini.”“Jadi maksudmu, aku mal

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status