Share

Bab 152

“Tentu saja nggak. Hanya saja dia kelelahan kemarin malam. Kamu menghubunginya pagi-pagi sekali dan kemungkinan akan mengganggunya. Makanya aku bantu dia menerima telepon.”

Kalimat lelaki itu membuat wajah Mahendra pucat pasi.

Boris menambahkan lagi, “Mahendra, Zola sudah menikah. Kamu tahu apa namanya sikapmu sekarang? Kalau tersebar, kamu pasti akan malu. Kalau nggak mau malu, sebaiknya simpan niatmu dan jaga jarak dengan dia. Kalau nggak, pertemanan kalian juga nggak akan bisa menolongmu.”

Tanpa menunggu Mahendra menjawab, Boris langsung memutuskan sambungan telepon. Lelaki itu mencengkeram ponsel dengan raut datar, tetapi matanya memancarkan sorot emosi dan dingin.

Mahendra benar-benar mengganggu sekali.

Dia mematikan suara ponsel dan meletakkan kembali ke tempat asal. Setelah itu, Boris keluar dari kamar.

Zola terbangun ketika jarum jam menunjukkan pukul sembilan. Dia meregangkan otot dan mengambil ponselnya. Sedetik kemudian, perempuan itu langsung terduduk di kasur. Ada beberapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Atiman Burhan
makin seru bap terkunci puyeng jadinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status