Share

Bab 153

Caca langsung menegakkan badannya dan menyimpan rasa ingin tahunya sambil berkata, “Bu Zola, dokumen ini sudah aku rapikan. Setelah Bu Zola lihat, akan segera saya antar ke lokasi konstruksi dan diberikan pada Pak Wanto.”

“Saya lihat dulu. Kalau ada masalah baru cari kamu lagi.”

“Baik, aku keluar dulu.”

Caca mengatupkan mulutnya bahkan dia tidak berani bernapas. Dia keluar dari ruangan dan tidak lupa menutup pintu. Gerekan perempuan itu tidak luput dari pandangan Zola hingga seulas senyum tipis terbentuk di bibirnya. Dia tidak marah, hanya saja pembahasan ini tidak perlu dilanjutkan.

Setelah Zola merapikan data sketsa, jarum jam sudah menunjukkan waktunya makan siang. Mahendra memesan sup ayam dan keduanya makan di ruangan. Lelaki itu tidak membahas perihal apa yang terjadi tadi pagi.

Namun dia bisa melihat jejak merah di leher putih Zola yang begitu jelas. Sudah jelas sekali untuk apa jejak tersebut ditinggalkan. Tatapan lelaki itu mendadak menggelap. Dengan suara pelan dia bertanya,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status