Beranda / Romansa / Jeratan Cinta Kakak Tiri / 51. Bertemu Masa Lalu

Share

51. Bertemu Masa Lalu

Penulis: LOVAYU
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 14:46:42

Pagi itu seorang pria melangkah mengunjungi dua pusara yang berdampingan dengan membawa seikat bunga tulip putih. Berjongkok di samping salah satu pusara, tangannya meletakkan bunga di atas pusara itu kemudian mengusap nama yang tertulis disana.

“Apa kabar, Bu? Maaf, aku baru sempat berkunjung lagi.”

Ia ingat terakhir berkunjung adalah satu tahun yang lalu, tepat di tanggal yang sama. Tanggal wanita yang ia panggil Ibu itu dilahirkan.

Pria itu menghela napas panjang. Setiap dia berada di sana, hatinya selalu merasa sesak. Rasa kehilangan yang tak berkesudahan. Rasa yang selalu menemani selama lima tahun ke belakang.

“Aku sangat merindukannya, Bu. Apa dia juga merindukanku?”

“Apa kalian sudah memaafkanku? Maafkan aku, hum?”

Setiap tahun dia kesana hanya untuk meminta maaf. Tak lama kemudian pria itu segera berdiri. Membenahi setelan jasnya yang sedikit kusut, lalu beranjak pergi dari sana.

Beberapa saat setelah pria itu pergi, sepasang ibu dan anak turun dari mobil.

“Papa…” guma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   52. Hanya Melanjutkan Hidup

    Lima tahun. Bukan waktu yang singkat dan mudah untuk Reno. Meski lima tahun berlalu, tidak banyak perubahan dalam dirinya, selain kini telah memiliki seorang istri dan satu orang anak. Berkat kebodohannya lima tahun lalu, dia harus bertanggung jawab dan menikahi Jessie. Tekanan rasa bersalah dan kehilangan membuat Reno melampiaskan semua kekesalan pada alkohol, tak mengira hal itu membawa petaka lain datang padanya. Setelah malam itu, dia terbangun tanpa busana dengan Jessie tidur tepat di sampingnya. Dan satu bulan setelahnya, Jessie meminta untuk segera dinikahi karena wanita itu positif hamil. Sudah tahu dan paham kesalahan yang ia perbuat, Reno tak bisa mengelak. Dia menyesal? Sangat. Sampai saat ini dia masih menyalahkan diri sendiri atas semuanya. Kehilangan calon anaknya, kehilangan Luna, dan menikah dengan wanita yang tidak pernah dia cintai. Meski begitu Reno mencoba melanjutkan hidup. Dia bukan tidak pernah mencari Luna, semenjak Luna pergi dia terus mencari. Namun, penc

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   53. Belum Siap Bertemu

    Sesampainya di rumah, Luna lebih banyak diam. Dia banyak melamun setelah tidak sengaja bertemu dengan Jessie dan hampir saja bertemu dengan Reno. Ya, hampir! Ternyata Luna belum siap bertemu pria itu. Beruntung dengan secepat kilat dia berbalik dan membawa Louis menjauh sebelum bisa melihat wajah papa yang sangat ingin ditemuinya.“Mama….”Panggilan Louis membuat Luna menoleh. “Hum, ada apa Louis?”“Apa Mama sedih? Kenapa Mama menangis?” tanya Louis menatap wajah ibunya yang sejak pulang tadi tampak murung. Mendengar pertanyaan putranya, Luna jadi tersadar jika diam-diam air matanya sudah berderai di pipi tanpa dia sadari. Segera mengusap wajah dengan kedua tangan kemudian berusaha memasang senyum dibibir. Luna menggelengkan kepala. “Tidak. Mama tidak menangis. Hanya mata Mama sedikit perih.” “Boleh Louis tiup?” Luna terkekeh kecil kemudian mengangguk. “Boleh, Sayang.”Louis pun segera pindah duduk di samping ibunya, lalu mencondongkan tubuh dan mulai meniup-niup mata Luna. “Sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   54. Ketakutan Jessie

    Tak jauh berbeda dengan Luna, pertemuan tak sengaja mereka membuat Jessie juga overthinking dan ketakutan. Sejak tadi wanita itu banyak terdiam dan tidak fokus saat suami atau anaknya mengajak bicara. Meski Luna ternyata sudah pergi ketika dia berbalik dan Reno tidak melihatnya, tetap saja Jessie khawatir kembalinya wanita itu akan membuat Reno berubah dan meninggalkannya.“Sayang?” Panggilan dan usapan Reno di pundaknya membuat lamunan Jessie buyar dan menatap suaminya. “Ya?”“Ada apa denganmu? Kenapa sejak tadi tidak merespon ucapanku dan Briel?” tanya Reno keheranan. Jessie menghela napas berat. Kehadiran Luna benar-benar mengacaukannya. “Maaf, Sayang. Apa yang kalian bicarakan tadi?” Jessie balik bertanya. “Lupakan saja. Ada apa denganmu? Sejak pulang dari Supermarket kau terus diam,” tanya Reno dengan serius. “Aku sempat melihatmu bicara dengan seseorang, siapa dia?”DegJadi, Reno sempat melihatnya bicara dengan Luna? Tapi pria itu harusnya tidak bertanya jika sudah tahu wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   55. Bertemu Kembali

    Langkah Reno terhenti, gemerlap dan meriahnya pesta tak ia hiraukan. Waktu terasa berhenti berputar saat matanya bertemu tatap dengan wanita yang telah lama dia rindukan. Apakah yang dilihatnya adalah kenyataan? Bukan halusinasi belaka? Wanita itu benar-benar ada di sini? Luna-nya telah kembali… “Luna…”Reno berkedip, menyadarkan dirinya sendiri dan ketika dia menatap kembali ke sudut tadi, Luna sudah menghilang dari pandangan. Segera mata Reno mengedar ke sekitar dan menemukan punggung yang sudah ia kenali sejak lama itu berjalan cepat menuju pintu belakang. Tak ingin kehilangan, Reno bergegas mengejar, berlari melewati beberapa orang yang tampak kesal karena tak sengaja tersenggol olehnya. Dia memilih memotong jalan sebelum benar-benar kehilangan untuk yang kedua kalinya. Beruntung, dia lebih dulu sampai di belakang dan berdiri menunggu Luna yang dengan tergesa-gesa berusaha menghilang darinya lagi.Reno berdiri tegap, memblokir jalan. Dan ketika Luna tak sengaja menabraknya, Re

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   56. Bicara Berdua

    Reno tak memperdulikan Luna yang terus memprotes dan memberontak. Sama seperti saat ia membawa Luna pergi dari pesta, Reno kembali mengangkat paksa Luna hingga masuk ke dalam unit apartemennya, lalu menjatuhkan tubuh Luna ke atas sofa. “Kau gila! Aku tidak ingin disini!!” Luna menatap Reno tajam. Dia tak percaya bahwa Reno bersikap sangat tidak tahu diri dengan membawanya ke apartemen pria itu. Sementara Reno tak menghiraukan ucapan Luna. Dia pergi ke dapur dan Luna menghela napas berat. Berada di tempat ini mengingatkan banyak kenangan di benaknya. Luna gusar, benci ternyata banyak kenangan indah bersama Reno rupanya masih bisa dia ingat dengan jelas. “Kau mau minum bir, whisky, atau–”“Tidak perlu! Aku akan pergi!” ucap Luna dengan dingin. Dia mulai bangkit, yang membuat Reno berjalan cepat ke arahnya, dan memeluk Luna dari belakang. Luna membeku di tempat. Seluruh tubuhnya merinding. Tidak, dia tidak merindukan pelukan ini. Mereka sudah berakhir dan semua tidak lagi sama. Luna

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   57. Reno Patah Hati

    Luna terdiam ketika dia bertatapan dengan Reno lagi. Pertemuan ini tidak dalam rencananya. Dia tak pernah berpikir akan bertemu kembali dengan Reno dan menginjakkan kakinya di apartemen ini lagi. Tempat yang menyimpan banyak kenangan mereka. Dan tentunya tempat yang menjadi saksi ia menyerahkan seluruh hati dan dirinya untuk pria itu. Pembicaraan singkat diantara mereka, sedikit banyak mempengaruhi perasaan dan pikirannya. Namun, Luna berusaha keras untuk menjaga tembok tinggi yang ia bangun. Dia tak akan membiarkan Reno menghancurkannya lagi kali ini. Tidak, karena apapun yang sebenarnya terjadi di masa lalu, faktanya dia dan Reno benar-benar tidak bisa bersama lagi. “Tidak perlu. Aku bisa pulang naik taksi.” Luna menolak. Dia pun segera berjalan menuju pintu keluar, namun Reno dengan cepat menahan tangan Luna. “Luna, please… biarkan aku mengantarmu,” pinta Reno memohon. Luna menghela napas lelah. Disatu sisi dia tak ingin berlama-lama dengan Reno, tapi disisi lain dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   58. Cincin Berlian

    “Aku sudah menduga kau bertemu dengannya,” ucap Brian yang membuat langkah Luna terhenti dan menatap ke arahnya. “Kau tahu dia akan datang?”“Well… dia salah satu pengusaha terkenal di negara ini, jadi tidak menutup kemungkinan dia datang. Tapi, aku tidak tahu pasti jika dia akan datang sendiri.” “Lalu kau sudah bicara dengannya soal Louis?” tanya Brian. “Jadi kau tidak bilang padanya?” Tebak Brian karena Luna hanya diam, tak menjawab pertanyaannya. Luna hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Brian. “Aku akan menemui Louis dulu,” ucap Luna, karena ia masih mendengar tangisan Louis dari kamarnya. Sementara Brian hanya bisa menatap kepergian Luna dengan perasaan yang campur aduk. Dari ekspresi Luna, dia bisa melihat bahwa wanita itu masih memiliki perasaan untuk Reno dan ia takut Luna akan kembali bersama mantan kakak tirinya itu. Ketika Luna masuk ke dalam kamar, Louis sedang menangis sambil memeluk bantal, sementara Flora sudah terduduk di atas lantai dengan wajah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   59. Menguras Emosi Di Toilet

    “Aku mencintaimu. Baik-baik disini. Aku janji akan segera menjemput kalian setelah urusanku di Rome selesai. Terus beri aku kabar, okay?”Luna mengangguk, kemudian matanya memejam ketika kecupan dan pelukan hangat Brian berikan padanya sebelum pria itu berbalik dan pergi. Luna hanya menatap kepergian Brian dengan senyuman tipis di bibir. Mulai sekarang sepertinya dia harus terbiasa dengan sentuhan yang diberikan pria itu. Setelah tubuh Brian hilang dari pandangan, Luna kembali masuk ke dalam rumah. Ia akan membangunkan Louis dan bersiap mengajak putra kecilnya bermain di playground, seperti yang ia janjikan semalam. Beberapa saat kemudian Luna mendengar klakson mobil di depan rumahnya. “Ayo, Sayang. Tante Flo sudah datang,” ucap Luna kemudian menggandeng tangan Louis keluar rumah. Flora menyambut mereka dengan senyum yang merekah. Dia senang setelah mendapat kabar jika Luna telah menerima Brian semalam. Sahabatnya pantas bahagia, dan Flora yakin Brian lah pria yang dapat memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   88. Terselamatkan

    Luna terus duduk di tepi sungai hingga menjelang sore. Beberapa hal yang terjadi antara ia dan Reno terus mengusiknya. Sesekali Luna memainkan cincin berlian di jari manis. Luna merasa cincin mahal itu semakin tak pantas dia miliki. Ia telah mengkhianati Brian sedemikian buruk. Sungguh pria itu tidak pantas menerima perlakuan seburuk ini darinya. Brian pantas mendapatkan wanita yang terbaik, dan itu bukan dia. Luna menarik napas panjang. ‘Tuhan, aku tidak ingin menyakiti hatinya lebih dalam lagi …’Dalam hati Luna berjanji pada dirinya sendiri, jika dia berhasil selamat dari hutan ini, ia akan bicara dengan Brian dan menyelesaikan hubungan mereka secara baik-baik. Luna tidak mau terus berpura-pura dan membohongi perasaannya. Seberapapun dia memaksa untuk mencintai Brian, nyatanya dia tidak pantas bersanding dengan pria itu. Dia akan jujur dan melepas Brian untuk menemukan wanita yang lebih baik darinya. Tiba-tiba Luna merasa seseorang duduk di sampingnya. Dan tanpa melihat, tentu

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   87. Obat Ternikmat Di Air Terjun

    Luna masih terengah dengan rasa panas di sekujur tubuhnya. Pertanyaan Reno sejujurnya sangat mudah untuk ia jawab, tapi mengapa lidahnya terasa sangat kelu sekarang. Akhirnya tanpa memberi jawaban, Luna mendekatkan wajahnya ke wajah Reno untuk berciuman kembali karena itulah yang saat ini benar-benar ia inginkan. Luna melingkarkan lengannya di leher Reno dan hanya mengangguk saat Reno kembali menatapnya untuk menuntut jawaban. Bibir Reno melengkung ke atas setelah mendapat persetujuan dari Luna. Lalu dengan perlahan dia melepas seluruh benang yang melekat di tubuh Luna, hingga kini wanita itu telanjang di bawah kungkungannya. “Aku sangat merindukan ini.” Tatapan memuja Reno padanya membuat gairah Luna semakin meningkat. Dia juga ingin melihat tubuh telanjang Reno, jadi Luna segera bergerak menarik dua tepi kaos lengan pendek Reno ke atas kepala, setelah itu ia menghela napas dalam-dalam saat Reno melepas celananya juga, hingga akhirnya Luna bisa mengagumi tubuh atletis Reno seutu

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   86. Saling Menginginkan

    “Reno, tolong ada ular. Aku takut!” Mendengar jeritan Luna, Reno tidak berpikir dua kali untuk mendekat. Tak peduli wanita itu hanya mengenakan tanktop dan celana dalam. Keselamatan Luna nomor satu untuknya. “Dimana ularnya, Luna?!” Luna dengan mata terpejam ketakutan, menunjuk ke arah sesuatu yang mengambang di atas air. Reno melihat ke arah yang sama dan keningnya mengernyit. Dengan perlahan ia masuk ke dalam air lalu mendekat untuk memastikannya. Dan seutas senyum terbit di bibir kala ia sadar bahwa sesuatu yang mengambang di atas air itu hanyalah seutas tali. Reno mengambil tali panjang berwarna hitam kemudian membuangnya ke pinggir dan mendekat ke arah Luna. “Luna, tidak apa-apa, buka matamu.” Luna membuka mata perlahan. Tubuhnya gemetar, bahkan matanya berkaca-kaca karena saking takutnya. “Tidak apa-apa. Itu bukan ular hanya seutas tali. Tidak ada yang berbahaya. Kau aman,” ucap Reno dengan lembut, berusaha menenangkan. “Aku takut, Reno. Itu seperti ular sun

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   85. Perhatian Kecil

    Luna hampir frustasi karena tak kunjung melihat Reno, dia ingin menyusuri hutan untuk menemukan Reno, tapi ia takut kemungkinan dia pun akan ikut menghilang karena tersesat di hutan. Luna benar-benar tidak ingin hal buruk terjadi pada Reno karena ia yakin tanpa Reno, dia tidak akan bisa bertahan di sana sendirian. Namun, jantung Luna yang sejak tadi berdegup kencang itu seketika berhenti berdetak saat ia mendengar langkah kaki di belakang. Luna dengan cepat berbalik dan detik itu dia langsung berhadapan dengan Reno. Tangisan Luna pecah saat itu juga bersamaan dengan perasaannya yang begitu lega melihat Reno kembali dalam keadaan hidup. “Hei, kenapa kau menangis? Apa kau mencariku?” Reno terkejut saat melihat Luna menangis histeris dan lebih terkejut lagi ketika dalam hitungan detik Luna memeluk tubuhnya dengan sangat erat. “Kau benar-benar gila, Reno! Kau membuatku ketakutan setengah mati!” Kening Reno mengernyit. “Ketakutan karena apa?” Dia juga memeluk Luna, berusaha memenangk

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   84. Ucapan Terima Kasih

    Hari telah beranjak malam. Beruntung dingin yang kian menusuk kulit sedikit terhalau dengan hangatnya api. Reno menatap pancaran wajah cantik Luna yang diterangi api unggun di hadapannya. “Maaf, aku janji besok akan mendapatkan ikan lebih banyak untuk kita makan,” ujar Reno, sedikit merasa bersalah karena Luna terlihat sangat lapar dan dia hanya bisa menangkap satu ekor ikan untuk mereka makan berdua. “Tidak apa, tubuhmu masih lemas. Setidaknya perut kita tidak kosong lagi.” Luna mengangguk, lalu dia menguap. “Sepertinya kita harus tidur karena aku merasa lelah dan seluruh tubuhku benar-benar sakit.”“Ya, aku juga merasakannya … kita memang perlu tidur. Aku sudah menyiapkan beberapa lembar daun besar di atas rumput. Tidak empuk, tapi semoga saja kita bisa tidur,” ujar Reno. Reno kemudian berbaring lebih dulu di atas rerumputan yang telah ia lapis daun pisang yang ditumpuk menjadi lebih lebar dan tebal.Kemudian dia mengambil

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   83. Terdampar Berdua

    “Sshhttt … aw …”Luna tidak berhenti meringis sejak tadi. Akibat gengsinya yang terlalu tinggi dan tak mau menerima uluran tangan Reno, kaki Luna tidak sengaja terkilir saat berjalan. Jalan hutan yang curam membuat langkahnya tidak seimbang dan akhirnya kaki sebelah kiri Luna yang menjadi korbannya. “Apa kau bisa berdiri?” tanya Reno dengan khawatir. “Kakiku sakit sekali.” Luna mengeluh kesakitan dan Reno tak punya pilihan selain menggendong tubuh Luna. “Ayo, naik ke punggungku,” ucap Reno sambil berjongkok memunggungi Luna. “T-tapi lenganmu?”Reno menghela napas kasar. “Cepatlah naik, lebih baik kita kembali ke mobil sebelum hari mulai gelap.”Tak memiliki pilihan lain membuat Luna menerima tawaran Reno dan kini ia berada di atas punggung pria itu. “Kenapa kita kembali?” tanya Luna ketika Reno berbalik arah. Tidak menuju ujung tebing lagi. “Kita tidak bisa memanjat tebing dalam keadaan seperti ini, Luna. Kakimu terkilir, dan kondisiku juga tidak sefit itu untuk memanjat tebing

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   82. Gengsinya Setinggi Langit

    Tidak ada yang tahu kapan datangnya musibah. Begitu pun dengan kecelakaan yang baru mereka lewati berdua. Reno terus berusaha menguatkan diri. Dia tidak boleh terlihat lemah di depan Luna, atau wanita itu akan jauh lebih lemah darinya dan tidak punya tempat bersandar. Namun, gerakan cepat saat Luna mencabut pecahan kaca di pipinya membuat Reno seketika mengerang kesakitan. “ARGHHH …” Erangan Reno membuat Luna refleks mendekatkan wajah dan meniup pipi Reno yang terluka. Dan detik itu juga erangan Reno berhenti. Wajah yang hanya berjarak beberapa centi dan tiupan hangat Luna di pipinya membuat Reno seketika terdiam. Beberapa detik mata mereka bertatapan. Sama-sama merasakan getaran lain di hati. Getaran yang dulu selalu mereka ciptakan dalam momen-momen indah yang mereka lalui berdua. “M-maafkan aku, Reno.” Luna memutus tatapan mereka dan menjauhkan wajahnya. Lalu kembali mengeluarkan beberapa pecahan kaca kecil yang dia temukan di sekitar pipi bagian kanan Reno.“Emm … sekarang ak

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   81. Hampir Mati Berdua

    Reno membuka mata saat merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Sejenak ia tak tahu apa yang terjadi padanya hingga ia merasakan sesak di dada dan terbatuk dengan keras. Dia meringis ketika kepalanya terasa sangat sakit. Reno menatap kesekililing dan saat dia melihat keadaan mobil, ingatannya kembali dengan jelas. Dia mengalami kecelakaan. Matanya sontak tertuju pada Luna yang duduk di sebelahnya dengan mata tertutup. “Astaga ... L-luna …”Untuk sesaat Reno dipenuhi rasa takut. Takut pada kemungkinan Luna sudah tidak bernyawa di sebelahnya. “Sssttt … shit! Sakit sekali!” Reno kembali meringis saat ia berusaha bergerak mendekati Luna. Dia perlu memeriksa keadaan Luna dan memastikan wanita itu baik-baik saja. Reno membuka sabuk pengamannya, lalu mencondongkan tubuh ke arah Luna yang wajahnya memiliki banyak memar dan ada beberapa goresan di wajah cantiknya. “Luna …” Reno memanggil dengan lembut, namun tidak adanya respon dari Luna membuat Reno ketakutan. Akhirnya deng

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   80. Melaju Dalam Ketegangan

    Luna tak kuasa menahan emosi saat Reno memberinya dua pilihan. Untuk pergi dan meninggalkan Louis di Villa atau tidak pergi ke mana-mana. Luna rasa Reno semakin besar kepala setelah dia berikan kesempatan yang sama untuk membesarkan Louis. “Kau gila?! Tidak, Louis ikut denganku!” sentak Luna yang membuat semua orang terkejut karena masih ada Louis di tengah-tengah mereka. “Luna, kurasa Reno ada benarnya. Kau akan menyelesaikan banyak masalah di sana, bukankah kau akan lebih fokus jika Louis di sini? Kasihan Louis, dia masih ingin bermain bersama Briel di sini. Aku berjanji akan menjaganya dengan baik. Aku akan memberimu kabar setiap dua jam sekali jika kau mau,” ujar Lucas dengan hati-hati. Reno mengangguk mengiyakan ucapan sang ayah. Dan itu semakin membuat Luna kesal. Dia tidak pernah berpisah dengan Louis selama berhari-hari, dan Luna yakin jika dia meninggalkan Louis di sini, dia tidak akan tenang di LA dan akan terus mengkhawatirkan Louis sepanjang waktu. Selain itu, dia

DMCA.com Protection Status