Share

97. Perusak Rumah Tangga Orang

"Ah ... syukur lah," desahku lega, setelah menghabiskan hampir satu jam memerah ASI di dalam ruangan itu. Ini terbilang sulit, terkadang juga perih di bagian kulit yang ditempeli cup pompa. Tapi aku tidak pernah menyerah sebelum mendapatkan jumlah yang cukup untuk Joseph. Aku harus memiliki tabungan ASI perah yang cukup agar bayiku tidak kelaparan.

Menyerahkannya pada perawat yang berjaga, aku tersenyum dan berbasa-basi. Kupikir aku akan menjadi  akrab dengan mereka ke depannya, di mana kami akan semakin sering bertemu, aku tak tahu akan selama apa aku harus bolak balik ke sini menjenguk Joseph-ku.

"Terima kasih, aku harus keluar mencari makan siang," kataku. "Kalian sudah makan siang?"

Mereka tersenyum sembari berkata, "Anda duluan saja. Kami harus memastikan bayi-bayi di sini me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status