Share

99. Bantu Aku Padamkan Rasa ini

 Arlan tidak langsung menurunkanku meski dia sudah berdiri di depan sebuah sofa. Kedua tangannya masih erat memeluk tubuhku, seakan tak ingin melepaskannya barang sedetik pun. Mata kami beradu beberapa saat, dan dapat kulihat kedalaman mata berstatus dokter ini, dia seakan tenggelam melihatku. Apa yang terjadi dengannya? Dentuman jantungnya yang sangat keras itu juga seolah ingin meledakkan dadanya. Aku bisa merasakan irama tak beraturan yang memukul-mukul kecil bagian pipi. Ya, wajahku masih bersandar nyaman di sana.

Tunggu ... apa? Bersandar nyaman di dada Arlan? Kau pasti sudah gila, Nara! Logika di dalam diriku berjalan cepat, menyadari kedekatan ini sudah di luar batas. Aku ... tidak seharusnya aku berada dekat di dada Arlan yang notabe adalah saudara suamiku. Ya, meski mereka bersaudara angkat.

"Arlan, ke-kenapa kita ke sini?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status