Share

102. Mari Bicara, Nara.

'Kau tidak boleh berpikir jauh sebelum melakukannya. Seperti katamu, kalau kau sendiri juga tak tahu anak itu milik siapa, sebaiknya jujur lah pada Arsen. Aku rasa Arsen juga akan menyadari resiko yang dia ambil sebelum menikahimu.'

Kalimat yang Arlan ucapkan masih terus berputar di kepalaku, saat memasuki ruang inkubator di mana Joseph tidur dengan lelapnya. Para perawat yang biasanya ramah menyapa pun, sepertinya menjadi sedikit sungkan ketika melihat perban yang menutupi bagian dahi. Beruntung Arlan meminjamkan coats panjang miliknya, sehingga tangan dan kaki yang penuh dengan perban itu bisa sedikit tertutupi. Memastikan ASI untuk Joseph-ku masih cukup sampai besok, aku meninggalkan lagi ruangan itu setelah lebih dulu menyentuh wajah putraku dari dua lubang jendela di depan tabungnya. Entah lah ... rasanya tak ada semangat bahkan untuk membuka mulut. Membayangkan Joseph adalah benihnya Ferdy sangat tidak ikhlas hati ini.

Bukan ... aku bukannya tidak mau memiliki Jo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Marwah Jabbar
nara si tolol bin oon,,,
goodnovel comment avatar
Ane Setiawati
s Nara bego nya ga ilang" ya untuk jujur ja meni susah ,, keseeeeel ...
goodnovel comment avatar
Patmie
nara dari awal mah memang budu dan murah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status