Share

Bab 36

Penulis: Kuldesak
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-30 11:26:08

Bugh!

Satu tendangan Jonathan layangkan di perut Carl. Jonathan begitu marah saat asistennya itu tidak dapat mengawasi Hazel dengan baik.

"Apa saja yang kau lakukan, hah?! Di mana Hazel?!" bentak Jonathan murka.

Carl memegangi perutnya yang terasa sakit luar biasa ketika mendapatkan tendangan dari atasannya itu.

"T-Tuan, maafkan saya. Tadi, tuan besar memintaku untuk menyiapkan berbagai perlengkapan kemah dan kuda. Jadi, saya langsung pergi ke gudang untuk mengambilnya. Saya sudah menugaskan beberapa orang untuk mengawasi nona Hazel selama saya pergi, tapi sepertinya mereka tidak bisa mengikuti dengan baik. Tuan, maafkan saya," jelas Carl sambil terus memegangi perutnya.

Jonathan menghela napas panjang sambil memperhatikan Carl yang terlihat sangat menyesal. "Baiklah, ini kali terakhir kau membuat kesalahan semacam ini, Carl. Aku tidak ingin Hazel terluka atau terancam oleh siapa pun," ujar Jonathan dengan nada tegas.

"B-baik, Tuan. Tapi, tadi saya sempat melihat jika nona Hazel s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kuldesak
Nanti tamat dong
goodnovel comment avatar
Aku Manusia
si Natasya ternyata licik. tor jgn lm ungkap kebusukan natasya sm ibux. jadi greget sm dua racun itu ihs.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 37

    "Tuan, anu ... Kata para pelayan, mereka melihat nona Hazel berlari masuk le hutan." lapor Carl yang berlari kecil menghampiri Jonathan. Jonathan yang hendak ke kamarnya itu berhenti. Kedua alisnya bertautan mendengar laporan asistennya itu. Hutan? Apa yang dilakukan Hazel di hutan? Apa dia tidak memikirkan bahaya yang akan terjadi pada dirinya sendiri? Pikir Jonathan. "Carl, apa kau yakin? Kau tidak salah memberikan informasi?" tanya Jonathan. "Tidak Tuan. Saya sudah melacak kemera keamaan. Namun Nyonya Hazel memang hanya berbicara dengan tuan besar. Setelah itu, nona Hazel sudah tidak lagi terpantau oleh kamera."Kekhawatiran dan ketakutan mulai merayap di dalam diri Jonathan. Bagaimana tidak? Hutan adalah tempat yang paling bahaya di villa teman mereka akan menghabiskan waktu beberapa hari. Namun, semua menjadi kacau hanya karena insiden Hazel menjadi target penembakan. "Siapkan senapan dan kuda! Kita ke hutan sekarang!" perintah Jonathan. "Baik, Tuan!" jawab Carl yang segera

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 38

    "Carl, ayo! Kita harus menemukan Hazel. Jangan sampai Hazel tersesat!" teriak Jonathan sambil terus menarik tali pengekangan kuda yang ia tunggangi."Sepertinya, ke arah Utara, Tuan!" jawab Carl. Jonathan dan Carl melintasi hutan dengan hati-hati, berusaha mencari jejak Hazel. Mereka mengikuti jejak kaki yang terlihat di tanah dan mencoba menghindari duri-duri dan semak-semak yang menghalangi jalur mereka.Pria bermanik biru itu merasa semakin khawatir dan gelisah. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada wanita pujaan hatinya itu di dalam hutan yang gelap dan berbahaya ini. Saat melewati jalan bercabang, Carl tidak sengaja melihat ada bekas tampak kaki saat cahaya senter pada dahinya menyoroti bekas tapakan itu. "Tuan!" panggil Carl. Jonathan menarik tali kekang kudanya, membuat kuda yang ia tunggangi itu berhenti. Jonathan menoleh ke arah Carl. "Apa kau menemukan sesuatu?" "Ada bekas kaki yang terlihat masih baru di sini, Tuan!" seru Carl. Jonathan membimbing ku

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 39

    Carl mengikuti perintah Jonathan, ia juga melihat kepulan asap yang berasal dari arah jauh di dalam hutan."Apa yang terjadi, Tuan?" tanya Carl dengan khawatir."Mungkin ada yang membakar kayu atau batang pohon. Kita tidak akan tahu kepastian sampai kita memeriksanya," jawab Jonathan.Jonathan menarik tali kekang kudanya, membuat kuda itu berhenti. Carl juga mengikuti gerakan majikannya dengan menahan tali kekang kudanya, membuat kuda itu berhenti di belakang Jonathan.Jonathan turun dari kudanya dan memerintahkan Carl untuk memeriksa kepulan asap itu. "Aku akan mengamati ke arah sana. Jika ada hal yang mencurigakan, kita kembali ke rumah kosong itu.""Sesuai perintahmu, Tuan," jawab Carl, lalu Carl menarik kudanya pergi ke arah kepulan asap itu.---"Mike, sepertinya ada yang datang," Ucap Hazel, ketakutan.Tubuh Hazel menegang kala dia mendengar suara tapak kaki kuda yang menuju ke arah tempat di mana dia dan Mike sedang bersembunyi.Bukan hanya Hazel saja yang menegang, namun Mike

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 40

    "Tuan, tolong jangan marah. Percayalah padaku. Jika aku dan Mike tidak ada hubungan apa-apa. Mike merangkulku tadi, karena aku kehilangan kacamataku." Di atas pelana kuda yang bergerak, Hazel memberikan penjelasan. Meski ia tahu jika Jonathan tidak akan percaya perkataannya. "Kau kehilangan kacamatamu? Atau kau lupa meletakkan kacamata matamu setelah tidur dengan Mike?"Sudah berapa kali Hazel membuang napas panjang. Dia tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana lagi. "Terserah, Tuan. Apapun hukuman yang akan Tuan berikan, aku akan terima." Jonathan tidak menjawab, ia hanya menggenggam tali kekang kuda dan terus bergerak menuju ke arah Villa. Hati pria itu terlalu sakit membayangkan bagaimana Hazel dan Mike bergelut di rumah kosong itu. 'Aku tidak percaya jika seorang wanita seperti Hazel membuat aku sekacau ini. Bagaimana bisa dia sampai pada titik ini? Apakah rasa cemburu ini benar-benar membuatku buta?'Sementara itu, angin yang berhembus semakin kencang, seolah mewakili bada

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 41

    "Kamu itu seharusnya lebih tegas, Dong! Masa kamu membiarkan calon istrimu dibawa oleh sepupumu sendiri?!" Natasya semakin kesal. Wanita itu mondar-mandir tak karuan memikirkan rencana agar Jonathan bisa lepas dari jerat Hazel, wanita yang hanya dianggap sampah. Edward, yang duduk sambil memainkan gelas anggur juga ikut frustasi. Dia tidak menyangka jika Jonathan begitu terobsesi dengan Hazel. "Natasya, kau tahu sendiri Jonathan seperti apa, bukan? Bahkan Tante dan Paman pun tidak dapat mengatur Jonathan. Dan pernikahanmu, aku rasa, Jonathan hanya memanfaatkanmu demi mencapai tahta sang pewaris," ucap Edward. Telinga Natasya terasa panas. Sebelum Hazel berada di antara ia dan Jonathan, permainan seperti terkontrol dengan baik. Tetapi, semua impan dan rencananya gagal hanya karena kehadiran Hazel. "Aku harus membunuh wanita itu dengan tanganku sendiri—" ucapan Natasya terhenti kala Edward berdiri di hadapan wanita itu. "Membunuh? Kau pikir, aku akan membiarkan kau melakukan itu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 42

    "Nak, kamu tidak pergi ke kantor?" Pagi-pagi sekali, Hazel sudah duduk di teras rumahnya. Mengirup udara pagi yang memberikan ketenangan bagi Hazel setelah ia mengalami beberapa kejadian yang membuat ia terluka. Mendengar suara lembut sang ibu, Hazel menoleh sambil tersenyum perih. "Aku akan pergi ke kantor, Bu. Tapi... Aku hanya datang memberikan surat pengunduran diriku," jawab Hazel, lemas. Malam itu, setelah Jonathan melemparkan uang, Hazel yang merasa terihina segera memungut pakaiannya dan pergi dari Vila.Dan Mike, pria itu sudah lebih dulu di antar oleh Carl, Hazel harus berlari membawa tangis keluar dari Vila memesan taksi. Dan saat ini, Hazel harus menerima nasib ketika Jonathan meminta Hazel memberikan surat pengunduran dirinya melalui email yang Hazel terima. "Loh, Nak, apakah kamu membuat masalah yang besar di perusahaan?" tanya Amy, terkejut mendengar penuturan putrinya. Hazel tersenyum tipis, lalu menggeleng pelan. "Tidak, Bu. Aku tidak melakukan sesuatu yang salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 43

    "Tolong kerjakan yang ini juga. " Jonathan meletakkan beberapa dokumen di atas meja Hazel. Hasil yang melihat apa yang dibawa oleh atasannya itu membuat dia melongo, mulutnya terbuka lebar. "Tuan Presdir, ini ... Apakah aku sendiri yang harus mengerjakan semuanya?"Jonathan menyandarkan bokongnya di sisi meja. Pria bermanik biru itu menyilangkan kedua tangan, menatap Hazel yang duduk di kursi kerja dengan datar."Siapa yang menjadi atasan di sini, huh?" Hazel tertunduk, membenarkan kacamatanya. Percuma meminta keadilan dengan atasan laknat seperti Jonathan. Ingin sekali Hazel pergi dari perusahaan ini, meski dia membutuhkan perkerjaan tersebut. Namun, pada kenyataannya, Hazel bahkan tak mampu menolak kala Jonathan meminta ia tetap bekerja di perusahaan. "Aku paham. Dan aku akan mengerjakan ini semua," jawab Hazel, tangannya kembali bergerak di atas keyboard. Jonathan mengusap pucuk kepala Hazel. "Bagus, jika sudah selesai, antar ke ruanganku." setelah berkata demikian, Jonathan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab 44

    "Baik, Tuan," jawab Carl sambil membungkuk hormat.Jonathan mengusap rambutnya dengan gusar. Dia lalu menyusuri ruangan, menatap lantai."Seharusnya aku sadar, aku tidak asal percaya dengan video itu. Apakah aku harus melawan orang tuaku sendiri hanya untuk perasaanku yang konyol ini?" pikir Jonathan.Perasaannya penuh dilema antara seorang pewaris dan juga rasa yang ia pendam untuk Hazel. Beberapa menit Jonathan memikirkan hal-hal terkait keputusan. Namun ia hanya mendapatkan jalan buntu."Sudahlah, aku akan melihat Hazel terlebih dahulu. Apa yang wanita kaca mata kuda itu lakukan." Jonathan menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau. Jonathan tahu bahwa menghadapi masalah ini tidaklah mudah. Apalagi ia harus berhadapan dengan konflik yang timbul dari keluarganya sendiri. Jonathan melangkah keluar ruangan dengan cepat, menuju ke tempat di mana Hazel bekerja. Akan tetapi, tubuh Jonathan membatu melihat di balik kaca transparan saat Mike, tengah menutupi tubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27

Bab terbaru

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_74_Ending

    Pagi yang sepi di kota kecil, Carl meninggalkan penginapan dengan misi yang jelas: menemukan Victor, satu-satunya orang yang bisa memberi mereka informasi penting tentang Tuan Lucas. Jonathan, Hazel, dan Amy menunggu dengan cemas, waktu terasa semakin menipis sementara ancaman dari Tuan Lucas terus membayangi.Beberapa jam kemudian, Carl kembali dengan wajah penuh ketegangan namun membawa kabar baik.“Aku menemukannya,” kata Carl, suaranya tenang tapi bersemangat. “Victor setuju untuk bertemu kita malam ini, di sebuah gudang tua di luar kota.”Jonathan mengangguk cepat. “Bagus. Ini kesempatan kita untuk mengetahui kelemahan Tuan Lucas dan menghentikannya.”---Di Gudang TuaMalam tiba dengan suasana tegang. Gudang tua di luar kota tampak gelap dan terisolasi. Jonathan, Hazel, Carl, dan Amy memasuki tempat itu dengan hati-hati. Di dalam, seorang pria paruh baya dengan wajah penuh bekas luka, berdiri di sudut ruangan—Victor.“Aku tahu siapa yang kalian lawan,” kata Victor, suaranya sera

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab _73

    Malam semakin larut. Cahaya redup dari lampu-lampu jalan di kota kecil memberikan sedikit rasa tenang bagi Jonathan, Hazel, Carl, dan Amy. Mereka duduk di bawah pohon besar di tepi jalan kota, berusaha mengatur napas setelah pelarian panjang dan penuh bahaya. Meski mereka telah mencapai tempat yang terasa lebih aman, bayang-bayang ancaman masih membayangi pikiran mereka."Apakah kita benar-benar aman sekarang, Jonathan?" bisik Hazel, suaranya lelah.Jonathan menatap Hazel dengan tatapan penuh kepedulian. “Untuk sekarang, kita aman. Tapi kita harus tetap waspada. Kota kecil ini memang terpencil, tapi kemungkinan mereka menemukan kita tetap ada.”Amy, yang duduk di samping Hazel, meremas tangan putrinya dengan lembut. “Kita sudah sejauh ini, Hazel. Jangan biarkan rasa takut menguasaimu.”Carl yang terus memeriksa keadaan sekitar, berbicara dengan nada serius, “Aku setuju dengan Anda, Tuan. Mereka mungkin akan terus mencari kita. Tapi untuk saat ini, kota ini bisa menjadi tempat persembu

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_72

    Malam semakin larut saat Jonathan, Hazel, Carl, dan Amy terus melangkah menuruni gunung. Udara dingin menusuk kulit, namun mereka tidak punya pilihan selain terus bergerak. Meskipun wajah-wajah mereka sudah memancarkan kelelahan yang nyata, semangat untuk bertahan hidup tetap menyala.Jonathan menoleh ke arah Hazel yang berjalan di sampingnya, wajahnya penuh perhatian. "Bagaimana keadaanmu? Apa kau masih bisa bertahan?" bisiknya, mencoba memastikan bahwa Hazel tetap kuat.Hazel menatap Jonathan dengan mata yang lelah. "Aku bisa, Jonathan. Aku tidak akan menyerah sekarang," jawabnya dengan suara yang gemetar namun tegas.Jonathan tersenyum kecil, merasakan semangat Hazel yang perlahan kembali. "Kita hampir sampai, Hazel. Kota itu ada di balik gunung ini. Kita hanya perlu bertahan sedikit lagi."Di sampingnya, Carl berjalan dengan hati-hati. "Jalur ini aman untuk sekarang, tapi kita harus tetap waspada. Mereka pasti masih mengejar kita," katanya, pandangannya terus menyapu sekitar.Amy,

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_71

    Di dasar lembah, Hazel, Jonathan, Carl, dan Amy berdiri terengah-engah di tepi sungai yang deras. Napas mereka berat setelah pelarian panjang, dan di atas lembah, anak buah Tuan Lucas telah siap dengan senjata terarah, mengepung kelompok yang mencoba melarikan diri."Berhenti! Kalian tidak akan bisa pergi lebih jauh! Serahkan diri kalian sekarang!" teriak salah satu anak buah, suaranya menggema di udara malam yang dingin.Jonathan menatap Hazel di sampingnya. Wajah Jonathan dipenuhi kelelahan. Di belakang mereka, sungai menderu, sementara di depan mereka, ancaman senjata terus mendekat. Carl dan Amy berdiri di sisi lain, sama-sama menyadari bahwa mereka telah mencapai titik kritis.Jonathan berbisik kepada Hazel, suaranya lembut namun penuh tekad. "Aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu, Hazel. Apa pun yang terjadi, kita harus terus bergerak. Dan seandainya kita mati, kita harus mati berdua!" ucap Jonathan. "Jo, apakah kamu tidak menyerah saja? Pergilah bersama Natasya. Aku...

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_70

    Malam semakin larut, dan suasana semakin mencekam di dalam rumah kecil itu. Jonathan, Hazel, Carl, dan Amy bergerak cepat, berkemas untuk pelarian yang semakin mendesak. Mereka tahu waktu mereka terbatas—ancaman dari Tuan Lucas semakin mendekat.Hazel berbisik pelan, suaranya penuh ketakutan. "Jonathan, bagaimana kalau kita tidak bisa keluar tepat waktu? Bagaimana kalau mereka mengepung kita?"Jonathan menatap Hazel dengan penuh keyakinan, meski hatinya juga dipenuhi kecemasan. "Kita akan keluar, Hazel. Carl tahu jalan rahasia, dan kita harus percaya bahwa ini akan berhasil."Carl, yang tengah memeriksa jalur di peta kecilnya, berdiri di dekat mereka. "Ada jalur di sebelah timur desa, jalur yang hampir tak pernah dilalui. Dari sana, kita bisa menuju lembah yang akan membawa kita keluar dari sini. Tapi kita harus cepat."Amy, dengan wajah pucat karena kelelahan, menatap Carl. "Apakah kita punya cukup waktu? Apa mereka sudah dekat?"Carl mengangguk pelan, nada suaranya serius. "Jika kit

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_69

    Pagi yang cerah di desa kecil itu memberikan kedamaian sementara bagi Hazel, Jonathan, Carl, dan Amy. Setelah pelarian panjang dan penuh bahaya, akhirnya mereka bisa berkumpul kembali. Namun, meski mereka merasa sedikit lega, Jonathan tahu bahwa bahaya masih mengintai. Keluarga Carlos dan Lucas tidak akan berhenti sampai menemukan apa yang mereka cari.Di dalam rumah kecil, Hazel duduk di samping Amy yang masih terlihat lelah. Sementara Carl, bersandar di dinding, mengamati keadaan sekitar dengan waspada. Meski suasana tenang, ada ketegangan yang terasa semakin berat, seolah ancaman itu menggantung di atas mereka.Hazel menatap ibunya. "Ibu, bagaimana perasaanmu? Apa sudah lebih baik?"Amy tersenyum kecil meski rasa sakit masih terasa di tubuhnya. "Ibu akan baik-baik saja, Hazel. Jangan khawatir tentang Ibu. Yang penting, kita semua masih bersama."Hazel menggenggam tangan ibunya erat-erat. "Aku tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih padamu, Bu. Ibu sudah melakukan segalanya unt

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_68

    Di desa terpencil yang kini menjadi tempat persembunyian Hazel dan Jonathan, pagi yang tenang membawa sedikit kedamaian setelah pelarian panjang. Matahari pagi mulai menghangatkan desa, tetapi Hazel masih tenggelam dalam kekhawatiran. Pikirannya tak henti-henti memikirkan ibunya, Amy, dan Carl yang mungkin masih bertarung di luar sana.Hazel duduk di depan rumah kecil yang mereka tinggali sementara, memandang hampa ke arah pepohonan yang bergerak pelan di kejauhan. Jonathan, yang duduk di sampingnya, meraih tangan Hazel, menggenggamnya erat.“Kita aman di sini, Hazel,” ujar Jonathan lembut. “Mereka takkan menemukan kita. Kamu harus percaya.”Hazel menunduk, menatap tanah di bawah kakinya. “Aku tahu, Jonathan. Tapi Ibu? Bagaimana dengan Carl? Aku tidak bisa berhenti memikirkan mereka. Bagaimana nasib mereka setelah kita pergi?”Jonathan menghela napas panjang, mencoba meredam kekhawatirannya sendiri. “Hazel, ibumu dan Carl kuat. Kita harus percaya mereka selamat. Kita sudah melakukan y

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_67

    Sinar matahari perlahan mulai menembus celah-celah pepohonan, menyinari hutan yang baru saja mereka tinggalkan. Di puncak bukit kecil, Jonathan dan Hazel berdiri terdiam, menatap perbatasan kota yang akhirnya mereka capai setelah pelarian panjang dan berbahaya.Meski matahari menghangatkan kulit mereka, hati keduanya masih diselimuti kecemasan. Pikiran Hazel terus terbayang pada nasib Carl dan Amy, yang terjebak dalam arus sungai yang deras."Jonathan," suara Hazel terdengar bergetar, "bagaimana kalau mereka tidak berhasil keluar dari sungai?"Jonathan menoleh, menatap Hazel dengan penuh kelembutan. Dia tahu betul betapa besar kekhawatiran gadis itu. Meski mereka telah selamat, perasaan bersalah karena meninggalkan Carl dan Amy menghantui mereka berdua."Hazel," suara Jonathan tenang, tegas, "Carl dan ibumu adalah orang-orang yang tangguh. Kalau ada yang bisa bertahan, itu pasti mereka."Hazel menatapnya dengan air mata yang menggenang, tetapi tetap ada ketakutan yang dalam di matanya

  • Jerat Terlarang Sang Pewaris    Bab_66

    Dari balik pepohonan, muncul sosok yang familiar. "Carl?" kata Jonathan dengan kaget.Carl tersenyum lega. "Syukurlah aku menemukan kalian."Hazel berdiri. "Bagaimana bisa kamu di sini? Bukankah kamu seharusnya di rumah?"Carl menggeleng. "Setelah memastikan mereka pergi, aku menyusul kalian. Aku tahu kalian akan menuju hutan."Jonathan menatapnya dengan serius. "Apakah kamu diikuti?"Carl mengangkat tangan. "Tenang, aku memastikan tidak ada yang mengikutiku, Tuan."Hazel menghela napas. "Apa rencanamu sekarang, Carl?"Carl menatap keduanya. "Ada jalur rahasia di hutan ini yang akan membawa kalian keluar dari kota tanpa terdeteksi."Jonathan mengerutkan kening. "Kenapa kamu tidak memberitahu kami sejak awal?"Carl tersenyum tipis. "Tidak ada waktu tadi. Lagipula, aku harus memastikan jalurnya aman, Tuan."Hazel memegang tangan Carl. "Terima kasih. Kamu telah melakukan banyak untuk kami."Carl mengangguk. "Ayo, kita harus bergerak sebelum fajar."Mereka bertiga melanjutkan perjalanan,

DMCA.com Protection Status