Share

Aku Dimana?

Author: Imas Gustina
last update Last Updated: 2023-09-19 10:13:27

"Hah.. Hah.." Bella yang mulai sadar dari pengaruh minuman. Dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia merasa baru saja tergelam dalam laut. Entah tadi mimpi atau tidak. Baginya seperti kenyataan yang membuat dia hampir saja kehilangan nyawanya. Wanita berambut sepunggung itu memutar matanya. Dia merasa sangat aneh dan asing dengan ruangan kamar mandi ini.

Ahh... Kepalaku. Apa yang terjadi padaku. Dan kenapa? Kenapa aku bisa tenggelam di bathtub ini..

Bella mengernyitkan matanya mencoba melihat seluruh penjuru ruangan.

"Aku di mana? Rumah siapa ini? Kenapa terlihat begitu asing? Dan, apa yang sebenarnya terjadi padaku?" gumam Bella, pikirannya melayang cepat memikirkan hal aneh dalam dirinya. Dia sontak menundukkan kepalanya, melihat bajunya yang masih lengkap. Bella menghela napasnya lega. Mencengkeram ujung atas bajunya, dan beranjak berdiri.

"Aaww--" rintih Bella, memegang kepalanya yang masih terasa sangat pusing.

"Kenapa kepalaku semakin pusing sekali." Bella beranjak dari dalam bathtub secara perlahan.

"Aku harus pergi," Langkah Bella terhenti di saat dia mendengar suara gemericik air dari shower menghantam lantai begitu kerasnya. Bella berjalan mendekatinya, dengan langkah mengendap-endap mencoba mencari tahu siapa yang berada dalam kamar mandi berdua dengannya itu. Hanya beda tempat. Dan terhalang pembatas kelambu putih yang menutupnya.

Bella menelan ludahnya susah payah. Degup jantungnya semakin cepat, berjalan was-was. Dengan tubuh mulai gemetar takut. Jemari tangannya memegang pintu bergeser itu. Perlahan mulai membukanya. Kedua mata Bella tertuju pada hal yang semestinya tidak dia lihat. Kedua matanya mengerjap terkejut beberapa detik seketika langsung teriak sekencang-kencangnya

Aaaa..... Aaahhhh......

Sontak Bella berteriak keras, hingga menggema seluruh penjuru ruangan bersamaan berpadu dengan teriakan Deon. Seakan merasa sedang berlomba berteriak. Untung saja kamar itu kedap suara dan sudah di desain khusus untuk tuan muda Deon.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" umpat Deon, sembari menahan senyum di bibirnya. Saat melihat wanita aneh itu surah sadar dari pengaruh minuman. Kedua mata Bella bergerak perlahan naik turun.

Bella segera memalingkan tubuhnya.

"Astaga, apa yang aku lihat. Mataku ternodai. gerutu Bella.

"Maaf, maaf! Aku tidak sengaja," Ia menutup ke dua matanya dengan telapak tangan.

Apa yang kamu lihat Bella. Aa.. ini begitu menjijikkan. Aku gak bisa bayangin. Apa yang aku lihat tadi. Rasanya ingin sekali muntah. Atau malah senang.

Bella bergidik geli membayangkan hal memalukan tadi.

Deon tersenyum, menarik ujung bibirnya, dia meraih handuk di depannya, dan memakainya menutupi pinggang sampai lututnya. Kemudian melangkah mendekatinya. Mendekatkan bibirnya tepat di telinga kanan Bella yang masih berdiri membelakangi Deon. "Kenapa kamu tidak mau melihatnya," bisik lembut Deon menggoda.

"Maaf! Aku pergi dulu. Sepertinya salah kamar." Bella mencoba pergi. Langkah kakinya terhenti, saat tangan kekar memegang lengannya erat.

"Kamu mau kemana? Bukannya kamu yang memulai duluan. Sekarang pergi begitu saja."

Bella memutar bibirnya, dengan bola mata yang ikut berputar mencoba mengingat lagi apa yang terjadi pada dirinya.

"Siapa yang memulai?" gumam Bella bingung

"Bentar! Bentar! Bukannya aku tadi di klub malam?" Bella menoleh, kedua alisnya mengkerut di saat melihat wajah Deon secara detail. "Apa kamu tadi yang bawa aku ke sini?" tanya Bella, menarik alisnya bersamaan ke atas sedikit menantang.

Dan, Deon hanya membalas dengan senyum tipis, dengan sudut bibir sedikit tertarik, memalingkan wajahnya acuh.

"Apa yang kamu katakan? Mungkin kamu lupa, atau jangan-jangan kamu memang sengaja ingin mengintip aku mandi." Deon melangkah ringan, mendekati Bella. Sontak membuat wanita itu berjalan mundur ke belakang was-was.

"Jangan mendekat!" pinta Bella. Tubuhnya bersandar pada pintu kamar mandi, dengan tangan kanan yang sudah memegang knop pintu. Dan, siap membukanya.

Deon tersenyum samar, memegang tangan Bella yang masih memegang gagang pintu, tubuhnya sedikit dekat. Tatapan mata mereka saling terkunci dalam diam. Di pacu hembusan napas berat mereka yang saling berlomba.

"Apa kamu tertarik padaku," bisik Deon, menarik turunkan alisnya dengan senyum menggoda. Bukanya Bella suka, dia memicingkan matanya heran. Menatap setiap detail dari ujung kaki hingga kepala. Ia menghela napasnya, lalu menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Tidak ada spesial darimu. Terus apa yang aku suka."

Deon berdengus kesal. Menajamkan pandangan matanya. Kedua tangannya menempel di pintu mengunci pergerakan Bella.

"Kamu bilang apa? Apa kamu gak mikir diri kamu seperti apa?" Deon meraih helaian rambut hitam Bella, menghirup aroma bunga yang semerbak begitu menyeruak masuk dalam penciumannya. Lalu melemparnya ke sembarang arah.

"Bau busuk. Apa juga yang spesial darimu." pekik Deon. Dia tidak mau mengakui jika memang Bella begitu harum. Meski kebanyakan bau alkohol yang menyeruak di indra penciumannya.

"Kalau begitu lepaskan aku. Jangan sentuh aku, tuan!" Bella mempertajam pandangan matanya.

Deon mendekatkan tubuhnya, helaan napas mereka saling berpacu ke dua kalinya.

"Kamu yang memulainya, aku tidak akan melepaskanmu. Dan jangan harap kamu bisa lepas dariku." Deon dengan percaya dirinya memegang pinggul Bella, membuat wanita itu terkejut. Sontak dia mendapatkan tendangan kusumat dari wanita itu tepat mengenai sasarannya.

"Arrgg.... Telurku! Sialan! Dasar wanita..."

Ucapan Deon terhenti meringis menahan rasa sakit yang sampai di ubun kepalanya.

Tubuhnya seketika lemas, tangannya mencengkeram miliknya yang hampir saja pecah di buatnya, duduk di lantau, dengan tangannya kanan terangkat mencoba mencegah Bella yang sudah berlari keluar dari kamar mandi. Tubuhnya yang masih basah berlari keluar dengan langkah kaki membahasi lantai putih kamarnya.

"Gadis sialan... tunggu saja pembalasanku." Teriak Deon, menahan rasa sakit. Dia mencoba berdiri tegap. Berjalan keluar dari kamar mandi meraba tembok putih di sampingnya.

"Silahkan saja jika anda bisa mengejar ku, tuan mesum!" ucap Bella tanpa menoleh ke belakang.

"Sialan!!" umpatnya sangat keras.

***

Bella berjalan dengan langkah ringan ke dua tangan mendekap tubuhnya yang basah tersapu angin malam membuat tubuhnya semakin menggigil kedinginan. Hingga tanpa sadar tubuhnya yang gemetar itu sampai di depan rumah kecil miliknya.

"Akhirnya, aku sampai juga." Bella mencari kunci rumahnya yang biasa dia simpan di bawah keset depan pintu. Atau tidak di rak sepatu tepat samping pintu. Ia yang tidak ingat menaruhnya di mana hanya duduk diam bersandar di pintu seperti orang hilang dengan wajah memelas.

"Ssttt... Aku merasa sangat dingin malam ini" gumam Bella, yang semakin menggigil. Ia menekuk ke dua kakinya, memeluknya sangat erat, menyembunyikan ke wajahnya di antara lututnya.

Ah... Hari ini benar-benar sial. Baru pertama kali akh mabuk. Dan tadi, aku kenapa bisa ada di kamar laki-laki itu. Apa dia sengaja membawaku.

"Arrrgggt" decak kesal Bella mengacak-acak rambutnya frustasi.

Cklekkk...

Bruukkkk..

"Aw-- sakit" rintih Bella, ia tak sadar jika pintu itu terbuka membuat tubuhnya jatuh ke belakang. Sosok laki-laki di belakangnya, melebarkan matanya di saat melihat rambut Bella yang berantakan menutupi wajahnya.

"Aaaaaa..... Hantu..."

Teriak seorang menggema seluruh penjuru ruangan. Seketika membuat Bella terkejut ke dua mata yang semula ingin terpejam, kini melebar melihat sosok laki-laki yang nampak tak asing baginya.

"Kamu?" Bella melompat berdiri, seakan rasa sakit punggungnya sudah hilang dalam sekejap.

"Siapa kamu?" tanya Bella menajamkan pandangan matanya.

Ini.. Kenapa rumah aku ada laki-laki ini. Dan dari mana datangnya dia.. Apa dia pencuri.

Brukk.. Brukk..

Bella memukul berkali-kali laki-laki itu hingga membuat dia menahannya dengan ke dua tangannya.

"Apa yang kamu lakukan, dasar gadis gila."

"Eh.. kamu pencuri, kan?"

Laki-laki itu terdiam, meraih tangan Bella.

"Lihat detail, ini rumah siapa?"

Bella menghela napasnya, mencoba menenangkan dirinya.

"Kamu siapa?"

"Kenalkan," laki-laki mengulurkan tangannya. Dan langsung di balas oleh Bella dengan gerakan ragu-ragu. "Aku Riko, kamu Bella, kan?"

"I-iya, kenapa?" tanyanya bingung. Dia memutar matanya menatap sekeliling rumah dengan cat hitam dan nuansa rumah mewah yang sangat unik. Ke dua mata Bella melebar di saat tahu jika itu bukan rumahnya. Ia menelan ludahnya susah payah. Mengernyitkan ke dua matanya menahan rasa malu.

Bella membuka matanya, meringis menahan rasa malunya.

"Bentar... ini rumah siapa?" tanya Bella.

"Ini rumahku, mungkin anda lupa. Aku baru pindah di sini. Dan ini sekarang jadi rumah aku." jelas Riko.

Bella mencondongkan tubuhnya ke belakang mengintip rumahnya yang ternyata tepat di samping rumah itu. Dia meringis, menahan rasa malu dan berjalan pergi dari rumah Riko tanpa banyak bicara.

wajahnya sudah memerah malu. Gimana bisa dia salah rumah. Apa yang aku lakukan tadi dengannya. Arrggg.. Benar-benar menjijikkan.

Bella mengacak-acak rambutnya frustasi.

Related chapters

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Crazy Girl

    Bella berlari masuk ke dalam rumahnya. Wajahnya masih memerah malu. Bella mengacak-acak rambutnya frustasi sembari berjalan dan tidak hentinya menggerutu kesal. "Astaga... Kenapa aku jadi seperti ini." gerutu Bella. "Bisa-bisanya aku salah masuk rumah. Untuk tidak salah masuk kamar orang." kesal Bella. Dia menghela napasnya. Beranjak duduk di sofa ruang tamunya. "Heh... Gadis gila.." teriak seorang dari lantai dua. Bella mengerutkan keningnya. Kedua bola mata bergerak ke atas. "Sialan, laki-laki itu berteriak di kamar atas." kesal Bella. Dia segera berlari menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Membuka balkon kamarnya. Sembari membawa sepatu melemparkan sepatu itu di balkon depan kamarnya. Rumah mereka berdekatan hanya berjarak satu petak. Namun, kamar Mereka juga berhadapan satu sama lain. Riko sering keluar Bella di kamarnya. Bahkan dia tidak pernah sadar sebelumnya. "Sialan, kamu melerai sepatu?" kesal Rico. "Itu pelajaran buat kamu." kesal Bella. Dia melihat kedua tangannya

    Last Updated : 2023-09-19
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Jangan Mendekatiku

    "Ssstt... Cika, kenapa kamu tidak bilang jika ada bos baru?" Bisik Bella. Mencubit lengan tangan Cika. Wajah Bella memerah seketika terlihat begitu malu saat berhadapan dengan bos barunya. "Aku sudah bilang tadi. Tapi, kamu gak sadar," kesal Cika. Sengaja memelankan suaranya. Sesekali Cika melirik ke arah bos. Sembari melayangkan senyuman tipis padanya. "Apa yang kalian bicarakan? Apa kalian membicarakan tentang aku?" Tanya sang bos. "Tuan, apa anda tidak langsung masuk ke ruangan saja? Ada berkas yang harus segera anda kerjakan." "Baiklah, aku minta wanita itu masuk ke ruangan saya." "Tuan, Dion yakin bawa wanita masuk ke ruangan?" Tanya Jun memastikan."Bawa dia!" Pinta Deon. Tatapan mata itu tertuju pada Bella yang berdiri dengan wajah bingung. Beberapa kali Bella mengerjapkan matanya. Dengan bibir sedikit terbuka membentuk huruf o. "Siapa? Saya?" Tanya Bella memastikan. Menunjuk dirinya sendiri. "Kalau sudah tahu, tidak usah banyak tanya. Masuk dan lakukan tugasmu. Karena k

    Last Updated : 2023-09-19
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Nyebelin

    "Maaf, pak. Saya tahu anda adalah bos saya. Tapi, anda bisa jaga ucapan anda. Saya memang bawahan anda. Tetapi saya bukan orang rendahan," ucap Bella menekankan suaranya. Di balas dengan senyum kecut oleh Dion. "Orang yang bekerja di tempat malam. Tidak mungkin jika dia tidak murahan. Tidak akan mau menuangkan minuman laki-laki." Bella mengerutkan keningnya. Dia sedikit teringat tentang laki-laki kemarin malam. Kedua mata Bella menyipit mengamati setiap ukiran wajah tampan Dion di depannya. "Sepertinya aku mengenal dia? Tapi, apa benar laki-laki itu adalah orang yang bersamaku kemarin malam?" "Apa aku yang saja padanya? Astaga... Tidak! Kenapa juga aku tanya. Memalukan. Bagaimana jika bukan? Tapi... Dia bilang jika aku bersama dengannya, kemarin." "Ya, sudah! Pergilah, sekarang bawakan aku kopi." "A-apa?" tanya Bella. Memincingkan matanya terkejut. "Maaf, tuan. Anda minta saya bawakan kopi? Saya bukan pelayan anda. Anda bisa meminta office girl disini. Kenapa harus saya?" tanya

    Last Updated : 2024-08-25
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Tolong....

    "Aku juga tidak tahu, tapi bagaimana bisa kamu mengenal laki-laki tampan itu?" tanya Cika.Bella menghentikan langkahnya. Menoleh cepat ke arah Cika. Mata menyipit menatap kedua jata Cika."Laki-laki?" tanya Bella memastikan.Cika menganggukan kepalanya. "Siapa?" tanya Bella."Mana aku tahu!" Cika menarik kedua bahu bersamaan ke atas."Aku tidak tahu, lagian aku juga bingung kenapa kamu bisa mengenal seorang laki-laki tampak kaya. Bahkan, dia datang membawa mobil. Lalu memarkir mobilnya tepat di depan kantor!" ucap Cika. Bella mengerutkan bibirnya bingung. memutar otaknya, berpikir siapa yang ada janji dengannya hari ini. Tapi, sepertinya memang tidak ada janji dengan siapapun. Aku juga tidak punya teman laki-laki. Apalagi punya mobil. Bagaimana jika Cika berbohong padaku."Sekarang, dia dimana?" tanya Bella."Ikut, aku!" Cika menarik tangan Bella membawanya pergi ke lobi. Hingga ke luar dari

    Last Updated : 2024-08-26
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Dia Mulai Peduli

    "Foto kakak ku, itu waktu masih kecil!" kata Rico."Sudah, jangan banyak tanya Sekarang, bersihkan rumahku. Bekas sepatumu masih menempel di lantai rumahku!" Rico beranjak duduk di sofa putih. Tangan kanan berada di atas kepala sofa. Dia duduk menyilangkan kakinya, punggung menyandar di sofa."Dimana dia sekarang?" tanya Bella penasaran."Tidak perlu banyak tanya lagi. Sekarang, lebih baik kamu segera bersihkan lantai." tegas Rico.Disisi lain. Kantor tempat Bella bekerja terlihat begitu riuh. Bos mengumpulkan semua karyawan. Dia ingin mengubah peraturan perusahaan. Dan, jika sampai ada yang telat beberapa menit saja. Maka akan dapat sanksi. Dengan suara lantang bos mengatakan semua peraturan baru yang harus ditepati."Untuk semua karyawan disini. Jangan pulang sebelum waktunya. Pulang lah tepat waktu.""Tidak boleh telat, harus datang tepat waktu. Telat 1 menit saja sudah dapat sanksi. Dan, jika sampai 3 kali k

    Last Updated : 2024-08-27
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Apa Bos suka?

    "Apa, pak?" tanya Vina ragu-ragu."Besok, kamu harus temani aku untuk pergi ke acara client kita. Pakailah pakaian yang rapi.""Jam?" Vina memicingkan matanya. Menunggu jawaban dari Dion. Dia tidak bisa membagi waktunya secara tiba-tiba apalagi dirinya bekerja di dua tempat sekaligus."Jam 8 malam,""Maaf, pak! Saya tidak bisa. Saya kasih ada pekerjaan lain.""Apa sebegitu pentingnya pekerjaan kamu dari pada perintah bos?" tanya Vina."Semuanya penting, pak! Saya juga harus bekerja sesuai jam. Jika saya telat saya juga harus membayar denda.""Kamu bekerja dimana?" tanya Dion."Bapak, tidak perlu tahu, maaf!" Vina menundukkan pandangan matanya."Oke, baiklah! Kamu boleh pergi sekarang." Dion tidak mau memaksa Vina. Dia kembali fokus pada pekerjaannya.Sementara Vina dia merasa sangat bersalah. Vina berjalan keluar dengan sangat hati-hati. Dalam hati diriny

    Last Updated : 2024-08-28
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Siapa Dia?

    "Astaga, kenapa bisa aku tiduran terlalu lama.""Aaahh... Aku telat sekarang!" gerutu Vina. Dia terlihat begitu paniknya di atas tempat tidurnya. Ingin beranjak namun tampak terlihat bingung mencari sesuatu.Vina meraih jepit rambut di atas meja. Dia beranjak dari tempat tidur berlari menuju ke kamar mandi. Tidak terlalu lama berada di kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk membasuh sekujur tubuhnya yang terasa begitu lengket.Selesai mandi. Vina segera bersiap memakai baju saksinya dia sengaja memakai baju itu dari rumah. Lalu menutupinya dengan rok panjang dan jaket Agar tidak terlalu mencolok saat dia naik angkutan umum nantinya.Setelah Selesai memakai baju hitam dan seksi begitu melekat menunjukan lekuk tubuhnya. Bahkan bagian depan terlihat lebih menonjol keluar dari sela-sela bajunya. Vina bergegas menuju ke depan cermin. Jemari tangan itu meraih beberapa alat make up. Vina sedikit memoles wajah cantiknya dengan bedak

    Last Updated : 2024-08-29
  • Jerat Pesona Tuan CEO   Cepat lakukan Tugasmu!

    "Anda harus temani saya, saya akan bayar berapapun yang kamu inginkan.""Maaf, tapi saya tidak bisa..." Vina berusaha menghindar. tangan kekar laki-laki itu tidak bisa membuatnya berkutik. Dia hanya bisa diam di atas pangkuannya. Kedua tangan memeluk erat pinggang ramping Vina. Jemari tangan kiri menyentuh pinggang ramping milik Vina. Menghisapnya begitu lembut.Seolah memberikan sentuhan gairah pada Vina Namun perlahan sentuhan itu menjadi cengkeraman sangat kuat. Seperi cengkeraman srigala yang ingin memangsa musuhnya."lepaskan aku, jangan kurang ajar padaku." teriak Vina. berusaha mendorong tubuh bugar laki-laki bertopeng itu."Jangan kamu pikir aku wanita yang gampang kamu nikmati, tuan." Vina berbicara teoat di depan pria itu. pasangan mata saling menatap satu sama lain. Wajah mereka semakain dekat, tanpa rasa takut Vina mendekatkan tubuhnya, lalu berbisik pelan padanya."Aku memang pekerja disini. Tapi, bukan be

    Last Updated : 2024-08-30

Latest chapter

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Perasaan Apa Ini?

    "Siapa, kamu?" Tanya pria itu menunjuk ke arah Deon dan Hans yang sudah berdiri di depannya. tatapan tajam Deon tidak membuat pria itu takut. "Hans, urus dia." pinta Deon. "Kalian ikut campur urusanku," geram pria asing itu. sembari menunjuk dengan wajah penuh amarah. Meskipun tubuhnya terlihat tak mampu berdiri tegap. pengaruh alkohol membuat tubuh kekar itu lunglai tanpa tulang. Pria asing itu berusaha untuk melangkah kedepan. Sembari tersenyum sinis tanpa rasa takut sama sekali. Deon membalas senyuman itu dengan tatapan mata tajamnya. Aura mematikan mulai kekuar dari sekujur tubuh Deon. Wajah yang sangat dingin itu mulai berapi-api. "Jangan pernah mencoba untuk menyentuh wanitaku," geram Deon. Pria itu menarik sudut bibirnya sinis. Dia masih tidak pedulikan apa yang di katakan Dion. pengaruh alkohol yang kuat tidak membuatnya takut pada siapapun. Bahkan termasuk Deon. "Siapa wanitamu, Hah...." Pria itu menertawakan Deon. "Anda tidak tahu tuan Deon?" Tanya Hans."Urus dia." P

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Temani Aku Malam Ini

    Vina masih di posisi yang sama dia duduk di pangkuan pria itu. Kedua tangan melingkar di leher pria asing itu. kedua mata mereka masih saling menatap sangat dalam, perlahan Bibir pria itu mendekat padanya. Sekujur tubuh Vina seketika mulai kaku. Dia berusaha menelan ludahnya, entah kenapa terasa lebih susah ludahnya tertelan. Itu karena dia terlalu gugup, atau takut. Dirinya sendiri juga tidak paham akan hal itu. Jemari tangan pria itu menyentuh lembut wajahnya, sengaja dia berusaha menggoda Vina. Jemari tangan kanan Pria itu menyentuh paha Vina perlahan merangkak ke atas, sedikit menyingkap rok span yang di pakai oleh Vina.Vina yang terkejut dengan perlakuan itu. Dia hanya bisa diam dengan kedua jata melebar sempurna. Tangan kiri pria itu menyentuh perlahan wajah kiri Vina, hingga merangkak ke belakang kepala Vina. Wajah mereka perlahan semakin dekat dan lebih dekat lagi. Hingga tidak ada jarak lagi di antara mereka. Hanya satu gerakan saja, kedua bibir itu bisa salin

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Cepat lakukan Tugasmu!

    "Anda harus temani saya, saya akan bayar berapapun yang kamu inginkan.""Maaf, tapi saya tidak bisa..." Vina berusaha menghindar. tangan kekar laki-laki itu tidak bisa membuatnya berkutik. Dia hanya bisa diam di atas pangkuannya. Kedua tangan memeluk erat pinggang ramping Vina. Jemari tangan kiri menyentuh pinggang ramping milik Vina. Menghisapnya begitu lembut.Seolah memberikan sentuhan gairah pada Vina Namun perlahan sentuhan itu menjadi cengkeraman sangat kuat. Seperi cengkeraman srigala yang ingin memangsa musuhnya."lepaskan aku, jangan kurang ajar padaku." teriak Vina. berusaha mendorong tubuh bugar laki-laki bertopeng itu."Jangan kamu pikir aku wanita yang gampang kamu nikmati, tuan." Vina berbicara teoat di depan pria itu. pasangan mata saling menatap satu sama lain. Wajah mereka semakain dekat, tanpa rasa takut Vina mendekatkan tubuhnya, lalu berbisik pelan padanya."Aku memang pekerja disini. Tapi, bukan be

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Siapa Dia?

    "Astaga, kenapa bisa aku tiduran terlalu lama.""Aaahh... Aku telat sekarang!" gerutu Vina. Dia terlihat begitu paniknya di atas tempat tidurnya. Ingin beranjak namun tampak terlihat bingung mencari sesuatu.Vina meraih jepit rambut di atas meja. Dia beranjak dari tempat tidur berlari menuju ke kamar mandi. Tidak terlalu lama berada di kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk membasuh sekujur tubuhnya yang terasa begitu lengket.Selesai mandi. Vina segera bersiap memakai baju saksinya dia sengaja memakai baju itu dari rumah. Lalu menutupinya dengan rok panjang dan jaket Agar tidak terlalu mencolok saat dia naik angkutan umum nantinya.Setelah Selesai memakai baju hitam dan seksi begitu melekat menunjukan lekuk tubuhnya. Bahkan bagian depan terlihat lebih menonjol keluar dari sela-sela bajunya. Vina bergegas menuju ke depan cermin. Jemari tangan itu meraih beberapa alat make up. Vina sedikit memoles wajah cantiknya dengan bedak

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Apa Bos suka?

    "Apa, pak?" tanya Vina ragu-ragu."Besok, kamu harus temani aku untuk pergi ke acara client kita. Pakailah pakaian yang rapi.""Jam?" Vina memicingkan matanya. Menunggu jawaban dari Dion. Dia tidak bisa membagi waktunya secara tiba-tiba apalagi dirinya bekerja di dua tempat sekaligus."Jam 8 malam,""Maaf, pak! Saya tidak bisa. Saya kasih ada pekerjaan lain.""Apa sebegitu pentingnya pekerjaan kamu dari pada perintah bos?" tanya Vina."Semuanya penting, pak! Saya juga harus bekerja sesuai jam. Jika saya telat saya juga harus membayar denda.""Kamu bekerja dimana?" tanya Dion."Bapak, tidak perlu tahu, maaf!" Vina menundukkan pandangan matanya."Oke, baiklah! Kamu boleh pergi sekarang." Dion tidak mau memaksa Vina. Dia kembali fokus pada pekerjaannya.Sementara Vina dia merasa sangat bersalah. Vina berjalan keluar dengan sangat hati-hati. Dalam hati diriny

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Dia Mulai Peduli

    "Foto kakak ku, itu waktu masih kecil!" kata Rico."Sudah, jangan banyak tanya Sekarang, bersihkan rumahku. Bekas sepatumu masih menempel di lantai rumahku!" Rico beranjak duduk di sofa putih. Tangan kanan berada di atas kepala sofa. Dia duduk menyilangkan kakinya, punggung menyandar di sofa."Dimana dia sekarang?" tanya Bella penasaran."Tidak perlu banyak tanya lagi. Sekarang, lebih baik kamu segera bersihkan lantai." tegas Rico.Disisi lain. Kantor tempat Bella bekerja terlihat begitu riuh. Bos mengumpulkan semua karyawan. Dia ingin mengubah peraturan perusahaan. Dan, jika sampai ada yang telat beberapa menit saja. Maka akan dapat sanksi. Dengan suara lantang bos mengatakan semua peraturan baru yang harus ditepati."Untuk semua karyawan disini. Jangan pulang sebelum waktunya. Pulang lah tepat waktu.""Tidak boleh telat, harus datang tepat waktu. Telat 1 menit saja sudah dapat sanksi. Dan, jika sampai 3 kali k

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Tolong....

    "Aku juga tidak tahu, tapi bagaimana bisa kamu mengenal laki-laki tampan itu?" tanya Cika.Bella menghentikan langkahnya. Menoleh cepat ke arah Cika. Mata menyipit menatap kedua jata Cika."Laki-laki?" tanya Bella memastikan.Cika menganggukan kepalanya. "Siapa?" tanya Bella."Mana aku tahu!" Cika menarik kedua bahu bersamaan ke atas."Aku tidak tahu, lagian aku juga bingung kenapa kamu bisa mengenal seorang laki-laki tampak kaya. Bahkan, dia datang membawa mobil. Lalu memarkir mobilnya tepat di depan kantor!" ucap Cika. Bella mengerutkan bibirnya bingung. memutar otaknya, berpikir siapa yang ada janji dengannya hari ini. Tapi, sepertinya memang tidak ada janji dengan siapapun. Aku juga tidak punya teman laki-laki. Apalagi punya mobil. Bagaimana jika Cika berbohong padaku."Sekarang, dia dimana?" tanya Bella."Ikut, aku!" Cika menarik tangan Bella membawanya pergi ke lobi. Hingga ke luar dari

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Nyebelin

    "Maaf, pak. Saya tahu anda adalah bos saya. Tapi, anda bisa jaga ucapan anda. Saya memang bawahan anda. Tetapi saya bukan orang rendahan," ucap Bella menekankan suaranya. Di balas dengan senyum kecut oleh Dion. "Orang yang bekerja di tempat malam. Tidak mungkin jika dia tidak murahan. Tidak akan mau menuangkan minuman laki-laki." Bella mengerutkan keningnya. Dia sedikit teringat tentang laki-laki kemarin malam. Kedua mata Bella menyipit mengamati setiap ukiran wajah tampan Dion di depannya. "Sepertinya aku mengenal dia? Tapi, apa benar laki-laki itu adalah orang yang bersamaku kemarin malam?" "Apa aku yang saja padanya? Astaga... Tidak! Kenapa juga aku tanya. Memalukan. Bagaimana jika bukan? Tapi... Dia bilang jika aku bersama dengannya, kemarin." "Ya, sudah! Pergilah, sekarang bawakan aku kopi." "A-apa?" tanya Bella. Memincingkan matanya terkejut. "Maaf, tuan. Anda minta saya bawakan kopi? Saya bukan pelayan anda. Anda bisa meminta office girl disini. Kenapa harus saya?" tanya

  • Jerat Pesona Tuan CEO   Jangan Mendekatiku

    "Ssstt... Cika, kenapa kamu tidak bilang jika ada bos baru?" Bisik Bella. Mencubit lengan tangan Cika. Wajah Bella memerah seketika terlihat begitu malu saat berhadapan dengan bos barunya. "Aku sudah bilang tadi. Tapi, kamu gak sadar," kesal Cika. Sengaja memelankan suaranya. Sesekali Cika melirik ke arah bos. Sembari melayangkan senyuman tipis padanya. "Apa yang kalian bicarakan? Apa kalian membicarakan tentang aku?" Tanya sang bos. "Tuan, apa anda tidak langsung masuk ke ruangan saja? Ada berkas yang harus segera anda kerjakan." "Baiklah, aku minta wanita itu masuk ke ruangan saya." "Tuan, Dion yakin bawa wanita masuk ke ruangan?" Tanya Jun memastikan."Bawa dia!" Pinta Deon. Tatapan mata itu tertuju pada Bella yang berdiri dengan wajah bingung. Beberapa kali Bella mengerjapkan matanya. Dengan bibir sedikit terbuka membentuk huruf o. "Siapa? Saya?" Tanya Bella memastikan. Menunjuk dirinya sendiri. "Kalau sudah tahu, tidak usah banyak tanya. Masuk dan lakukan tugasmu. Karena k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status