Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 139 – The Savior II 

Share

Bab 139 – The Savior II 

last update Last Updated: 2024-11-22 00:14:08

Brakkkk

Suara dobrakan pintu yang begitu keras suskes membuat pintu itu terpental. Refleks, Almero mengalihkan pandangannya kala pintu berhasil terdobrak. Seketika mata Almero terkejut melihat dia sosok pria yang datang menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

“Berengsek!” Samuel menerjang Almero dengan emosi yang nyaris meledak. Tanpa belas kasihan, Samuel menarik kerah baju Almero, menghajarnya tanpa ampun.

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

“Mati kau, Sialan!” Samuel menendang perut Almero hingga membuat Almero tersungkur di lantai. Namun, kala Samuel ingin kembali menyerang Almero tiba-tiba anak buah Almero berhamburan datang. Tampak Samuel dan Mateo melangkah mundur. Mateo sejak tadi ingin menolong Miracle tapi dia tak bisa melakukanya sekarang. Kondisinya dikepung seperti ini membuat Mateo harus melumpuhkan anak buah Almero lebih dulu.

Napas Mateo memburu. Sorot matanya menajam dan memendung amarah. Darah Miracle memenuhi lantai membuat emosi Mateo tersulit. Fuck! Mateo mengumpat dalam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 140 – Selena's Trapper is Your Ex-Fiancé

    Samuel menatap Selena yang tertidur begitu pulas. Sekitar sepuluh menit lalu, Samuel meminta dokter untuk menyuntikan obat penenang pada Selena agar wanita itu tidur nyaman. Beruntung, Selena pun sejak tadi menuruti semua perkataannya. Lebih tepatnya tubuh Selena begitu lemah sampai membuat wanita itu tak banyak bicara.Saat ini Samuel membawa Selena ke apartemen pribadinya. Dia tak mungkin membawa Selena ke mansion keluarga Geovan. Pasalnya Samuel tak ingin membuat kedua orang tua Selena cemas. Pun di sana ada Oliver. Itu kenapa Samuel lebih memilih membawa Selena ke apartemen pribadinya. Sejenak, Samuel mengembuskan napas panjang. Dalam benaknya terus saja memikirkan bagaimana kalau dirinya sampai datang terlambat. Shit! Samuel mengumpat dalam hati, ingatannya tergali saat Almero hendak menyentuh Selena. Jika mengingat itu semua membuat emosi Samuel terasa begitu terbakar. Harusnya dia membunuh Almero dengan cara yang lebih kejam! Sungguh, membayangkan itu semua membuat Samuel bena

    Last Updated : 2024-11-22
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 141 – Sound Recording

    “A-apa yang dikatakan Tuan Dominic Geovan benar, Tuan. Dalang di balik penjebakan Nona Selena adalah Nona Iris Halburt, mantan tunangan Anda.” Tubuh Samuel bergeming mendengar apa yang diucapkan oleh Vian. Tampak sepasang iris mata Samuel begitu tajam dan menusuk. Tatapan yang persis seperti laser pembunuh. Giginya menggelemeletuk, menunjukan kobaran amarah tertahan. Samuel mengetatkan rahangnya. Tangannya pun terkepal begitu kuat. Dalam hati segala umpatan kasar Samuel loloskan. Hal yang membuat emosi Samuel nyaris meledak adalah dalang di balik semua ini adalah Iris—mantan tunangannya yang sudah lama tak lagi dia dengar beritanya. Sejenak, Samuel memejamkan matanya mengatasi emosi yang melanda dan nyaris meledak. Ini bukan waktunya untuk Samuel murka. Paling tidak dia harus tahu dengan lengkap motif penjebakan Iris pada Selena. “Informasi apa yang kau ketahui, Vian?” tanya Samuel dingin dengan nada yang mendesak tak sabar agar Vian menjawabnya. “Tuan Samuel, Nona Iris dibantu ol

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 142 – Sound Recording II 

    Samuel menginjak pedal gas guna melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Sorot mata Samuel menajam menatap hamparan jalan yang luas. Pria itu mencengkram kuat setir mobilnya seraya mengumpat kasar. Ya, emosi Samuel kali ini tak lagi bisa teratasi. Dalam pikiran Samuel hanya ingin segera bertemu dengan Iris dan Maida. Tak pernah dia sangka Iris sampai berniat sekejam itu pada Selena. Jika sebelumnya Samuel mengampuni Iris, kali ini dia bersumpah tak akan pernah mengampuni Iris lagi. Tidak. Tidak akan pernah. Samuel akan pastikan membuat Iris dan Maida membusuk di penjara. Mobil yang dilajukan oleh Samuel mulai memasuki alamat kantor polisi di mana Iris dan Maida ditahan. Hingga ketika mobil Samuel sudah terparkir—pria itu segera turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam kantor polisi itu. Di ujung sana, sudah terlihat banyak wartawan yang berkerumun. Itu menandakan berita Iris ditahan sudah tersebar. Hari ini Samuel sibuk mengurus Selena. Pria itu tak memiliki waktu untuk m

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 143 – First Love and Last Love 

    Samuel memejamkan mata singkat seraya mengembuskan napas kasar. Emosi dalam dirinya begitu terbendung kala baru saja bertemu dengan Iris dan Maida. Tak pernah Samuel sangka dua wanita itu sampai berani menjebak Selena dengan cara yang sangat kejam. Samuel bersumpah akan membuat Iris dan Maida membusuk di penjara atas apa yang telah mereka lakukan. Hal yang membuat emosi Samuel memuncak adalah saat Iris dan Maida berdalih sebagai korban fitnah dan tak tahu apa pun yang terjadi. Padahal jelas semua bukti sudah di depan mata. Dalam masalah ini, Samuel mengakui peran keluarga Selena besar campur tangan membantu dirinya mempermudah penyelidikan dan pengumpulan barang bukti. Bahkan Samuel sendiri tak menyangka kalau bukti bisa didapatkan dengan waktu yang sangat cepat. “Shit!” Samuel mengumpat seraya memukul setir mobil. Emosinya tak bisa padam. Pasalnya apa yang dilakukan Iris dan Maida sudah keterlaluan. Detik selanjutnya, dengan raut wajah yang emosi, Samuel mengambil ponsel miliknya d

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 144 – Selena's Fear

    Suara gelegar petir cukup keras membuat Selena yang tertidur lelap langsung membuka matanya. Tampak Selena mengerjapkan matanya beberapa kali sekaligus menyeka matanya menggunakan punggung tangannya. Hingga ketika mata Selena terbuka, tatapan Selena teralih ke samping—namun sayangnya Selena harus menelan kekecewaan melihat di sampingnya kosong tanpa adanya Samuel di sisinya. “Samuel di mana?” gumam Selena pelan. Detik selanjutnya, Selena mengendarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan kamar—akan tetapi Selena tak menemukan keberadaan Samuel. Bahkan suara gemericik kamar mandi pun tak terdengar. Semua menandakan Samuel tak ada di kamar. Padahal tadi Selena tertidur lelap dalam dekapan Samuel. Sejenak, Selena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Lantas, Selena mengalihkan pandangannya menatap jam dinding—waktu menunjukan pukul tiga pagi. Rasanya tak mungkin jika Samuel pergi di pagi buta seperti ini. Ditambah di luar pun hujan besar. Selena menyibak selimut dan tu

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 145 – Acknowledging His Intelligence

    Koridor rumah sakit begitu sepi tak ada tamu luar. Hanya saja penjagaan begitu ketat. Masuk ke dalam lantai di mana Miracle dirawat; hanya boleh berkunjung adalah pihak keluarga. Di luar itu Mateo tak mengizinkan siapa pun datang. Tentu yang Mateo lakukan guna menjaga keselamatan Miracle. Pun William dan Sean sudah menyetujui apa yang telah Mateo putuskan. Ya, kini Mateo bersama dengan William, Sean, Dominic tengah berada di depan ruang rawat Miracle. Saat ini dokter telah melakukan tindakan. Pasalnya Miracle memiliki luka dalam di bagian kepala belakang. Hal itu yang membuat keempat pria itu cemas akan keadaan Miracle. “Kenapa dokter lama sekali? Apa dia tidak bisa mengurus satu pasien saja?” seru Sean yang sejak tadi sudah menunggu tapi dokter belum juga keluar dari ruang rawat. “Bukan hanya kau yang panik, Sean. Aku bahkan jauh lebih panik. Di dalam itu istriku!” jawab Mateo dengan geraman kesal. Sudah sejak Miracle masuk ke ruang rawat, pria itu mati-matian menahan rasa cemas d

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 146 – Will Always be Together Forever

    “Bagaimana keadaan Miracle? Tidak terjadi sesuatu yang serius padanya, Kan?” Samuel bertanya pada Vian yang berdiri di hadapannya. Pagi ini, Samuel masih berada di apartemen pribadinya dengan Selena. Hanya saja kini Samuel berada di ruang kerjanya karena Vian datang menemuinya. “Tuan, Anda tidak perlu cemas. Baru saja saya mendapatkan kabar kalau Nyonya Miracle baik-baik saja. Nyonya Miracle sudah berhasil melewati masa kritisnya, Tuan,” jawab Vian melaporkan. Sebelum datang menghadap Samuel, Vian sudah lebih dulu mencari tahu tentang keadaan Miracle. Karena dia yakin pasti Tuannya akan menanyakan kabar tentang kondisi Miracle. Samuel mengambil whisky yang ada di hadapannya. Pria itu menyesap whisky itu perlahan sambil berkata, “Good, setidaknya Selena tak lagi mencemaskan keadaan Miracle. Lalu bagaimana Iris dan Maida? Hari ini aku belum melihat berita di media. Apa berita pagi ini sudah keluar tentang kedua wanita itu?” “Sudah, Tuan. Baru saja tadi pagi berita tentang Nona Iris

    Last Updated : 2024-11-26
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 147 – Let’s Make a Baby

    Hujan turun begitu deras membasahi bumi. Langit yang seharusnya cerah itu telah tertutupi oleh awan gelap. Kilat petir membelah langit. Gelegarnya tak seberapa besar. Hanya saja kilat petir itu cukup membuat Selena yang tadi duduk di balkon langsung masuk ke dalam kamar. Cuaca di luar sangat dingin. Kondisi Selena masih belum sepenuhnya pulih. Itu yang membuat Selena tak bisa keluar rumah. Bahkan hingga detik ini pun Selena belum bisa mengunjungi Oliver—putranya. Alasannya karena Samuel ingin Selena menemui Oliver kala hatinya sudah benar-benar tenang. Sungguh, Selena sangat merindukan putra kecilnya. “Nona Selena?” Sang pelayan melangkah masuk ke dalam kamar seraya membawakan mushroom soup yang sebelumnya telah Selena pesan. “Ini soup Anda, Nona.” Pelayan itu menyajikan soup yang dia bawa ke atas meja. “Terima kasih,” jawab Selena hangat. “Hm, apa Samuel masih menelepon?” tanyanya. Sekitar lima belas menit lalu, Samuel mendapatkan telepon dari karyawannya. Namun, sampai sekarang Sa

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status