Hari yang Kejora tunggu-tunggu telah tiba, akhirnya lulus dari kampus tempat pertama kali ia bertemu Arjuna, cinta sejatinya. Di kampus itu juga ia bertemu Marvin, sahabat yang bisa memahami, menyayangi dan melindunginya.Kejora dan Marvin lulus dengan nilai yang memuaskan.Mereka seringkali belajar bersama dan tentu saja selama itu Arjuna diliputi cemburu yang tidak berkesudahan.Jangan pikir mereka sering bertengkar karena kenyataannya Kejora selalu bisa menenangkan hati Arjuna tapi kemudian itu berulang terus hingga akhirnya Kejora lulus.Sampai kapan pun Arjuna akan selalu dibayangi-bayangi cemburu terhadap Marvin meski mengetahui Kejora tidak memiliki rasa terhadap Marvin begitu juga Marvin yang hanya menyayangi Kejora.Itu adalah hukuman yang harus ditanggungnya karena pernah meninggalkan Kejora.“Marviiiinnnn ...,” jerit Kejora dan yang di panggil kemudian menoleh.Kejora melepaskan genggaman tangannya dari Arjuna lantas berlari berhamburan memeluk Marvin.Pria itu mengangkat
Sebuah resort di Casa Playa Beach, Zakynthos menjadi tempat resepsi pesta pernikahan Kejora.Mengikuti jejak sang Kakak yang menikah di tepi pantai, Kejora juga ingin mengulang kembali moment tersebut hanya saja saat ini dirinya yang menjadi Ratu sehari di pestanya itu.Kejora dan Arjuna turun langsung memilih sendiri apa yang mereka inginkan untuk mewujudkan pesta pernikahan mereka.Beberapa kali Kejora dan Arjuna melakukan survey tempat dan berkomunikasi secara langsung dengan Wedding Organizer di sana yang banyak sekali membantu mereka untuk mewujudkan pesta pernikahan impian.Dan hari ini adalah hari di mana harapan Kejora terkabul yaitu menikah dengan Arjuna.Pria yang ia cintai pada pandangan pertama dan merupakan Karma termanisnya yang mungkin sudah menjadi tradisi dalam keluarga Gunadhya karena sudah menjadi turun temurun.Anak-anak mereka yang akan berjodoh karena orang tua mereka tidak berjodoh.Kejora mematung di depan cermin menatap dirinya sendiri.Gaun pengantin dengan m
Pesta belum berhenti hingga malam tiba, mereka semua menikmati momen tersebut hingga lupa diri dan lupa waktu.Bernyanyi, menari, mengobrol sepanjang acara. Seluruh keluarga berbaur tanpa melihat dari mana mereka berasal atau apa pekerjaan mereka.Yang ada hanya derai tawa kebahagiaan mengumandang tanpa henti apa lagi senyum lebar dari kedua mempelai pengantin yang sedang berbahagia.Sampai puluhan kembang api ditembakan ke langit menjadi penutup pesta malam itu.“Bang ... .” “Ya sayang?” Keduanya sedang menatap langit yang di hiasi kembang api beraneka bentuk nan indah.“Nanti langsung tidur aja ya, Kejora capek.” Arjuna merangkul pundak Kejora agar sang istri bersandar di pundaknya setelah tadi mengeluh kelelahan.“Iya, Abang juga capek ... kita punya banyak waktu untuk malam pertama.” Hari ini memang sangat melelahkan, terutama bagi Arjuna dan Kejora apalagi mereka berdua dari tiga bulan lalu begitu sibuk mempersiapkan pesta impian ini.Segala akomodasi para keluarga juga tidak
Arjuna menepati janjinya, janji yang pernah ia ucapkan pada saat hendak pergi ke pesta ulang tahun Marvin.Saat itu Kejora berkelakar untuk tidak pergi dan menghabiskan malam minggu di rumah Arjuna saja.Menggoda Arjuna yang ketika itu menatapnya tanpa jeda penuh minat.Tapi dengan mata berkilat pria itu mengatakan jika malam ini mereka menghabiskan malam di rumah Arjuna, maka esok hari dijamin Kejora akan sulit berjalan.Bagi Kejora kalimat itu selalu terngiang ditelinganya, kalimat seduktif yang untuk pertama kali ia dengar setelah perjuangan panjangnya mendapatkan Arjuna, sewaktu dulu.Sebelum Arjuna memilih Elma dan melepaskannya.Ucapan Arjuna menjadi nyata, pagi ini Kejora tidak mampu berjalan karena sakit pada bagian intinya.Ketika selaput itu robek rasanya tidak sesakit ini, apa sakit ini akibat dari Arjuna menggempurnya semalaman?Pria itu layaknya kuda yang baru di lepas ke alam bebas setelah lama dikurung.Saat Arjuna menghentaknya memang terasa nikmat tapi setelah kegiata
Arjuna dan Kejora baru keluar kamar malam harinya untuk makan malam bersama keluarga. Beberapa keluarga dan tamu memang ada yang masih tinggal untuk menikmati surga dunia yang disajikan oleh alam Yunani.Banyak dari mereka belum pernah mengunjungi Negara dengan sejuta pesona itu sehingga memilih untuk sekalian berlibur dan menghabiskan beberapa hari di sana.“Para hadirin yang terhormat ... tepuk tangan yang meriah untuk pengantin baru kita,” kelakar Arkana seperti seorang MC membuat Kejora dan Arjuna tersipu.Kakaknya yang satu itu memang paling pandai membuat Kejora kesal tapi Kejora sangat menyayanginya.Semua mata tertuju pada Arjuna dan Kejora. Jangan ditanya kenapa di udara hangat tepi pantai Kejora harus menggunakan syal di lehernya, mereka semua sudah mengerti.Kejora yang selama berpacaran dengan Arjuna selalu membanggakan dirinya masih perawan meski tinggal di Negara bebas dan akses bertemu Arjuna sangat mudah bahkan mereka sering tidur bersama tapi untuk tidur bersama hany
Pagi buta, Kejora sibuk membuat sandwich. Resep sandwich tersebut baru saja ia dapat dari sang Nenek tercinta.Yang paling jago masak di keluarga Gunadhya adalah Nenek dari pihak Ayahnya jadi tadi pagi ketika bangun tidur sang Nenek lah yang Kejora hubungi.Beruntung ketika jam enam pagi Kejora melakukan sambungan telepon dengan sang Nenek, di Jakarta sudah jam sebelas siang sehingga tidak mengganggu waktu istirahat Nenek Rena.Sandwich tentu sangat mudah dibuat, tapi Nenek Rena memiliki cara sendiri bagaimana agar sandwich buatannya memiliki rasa yang enak dan lain dari pada yang lain.Mengikuti tata cara pembuatan yang baru saja sang Nenek beritau, Kejora begitu fokus membuat sarapan pagi untuk suaminya sampai seorang Koki yang Arjuna pekerjakan harus berjarak seratus meter dari dapur selama Kejora berada di sana.Kejora tidak ingin hari pertama menyiapkan sarapan pagi untuk Arjuna mendapat bantuan orang lain.“Taraaaaa!” Kejora berseru bahagia saat maha karyanya tampak sempurna di
Seketika Arjuna terjaga dari mimpi indahnya saat mendengar suara ponsel yang berdering memekakan telinga di pagi buta.Tanpa melihat layar karena matanya masih terasa berat, jempolnya asal tekan untuk menjawab panggilan tersebut.“Hallo?” “Abang, Kejora enggak bisa tidur.” Ternyata sang istri yang berbaring di sebelahnya yang melakukan panggilan telepon.Arjuna merasa konyol setelah mengangkat panggilan telepon tersebut lalu menyimpan ponselnya kembali ke atas nakas.Ia pun membalikan tubuh menghadap sang istri yang masih terlihat segar.“Susah tidur lagi?” Kejora menganggukan kepala menjawab pertanyaan sang suami dan detik berikutnya ia sudah berada dalam pelukan hangat Arjuna.Sebelum tidur tadi Arjuna memang memeluknya tapi tanda sadar pelukan itu terlepas, pria itu merubah posisi tidur ketika pegal melanda pundak sebelah kiri.“Kamu kayanya harus Abang buat cape dulu biar bisa tidur,” ujar Arjuna seduktif.Lantas menyatukan bibirnya dengan bibir Kejora yang tadi tersenyum mende
“Detak jantungnya sehat ... beratnya juga normal—“ Ucapan pria paruh baya dengan jas putih itu terjeda.“Sebentar Dok, maksudnya detak jantung siapa yang sehat? Berat badan siapa yang normal?” sela Kejora kepada Dokter yang sedang memaparkan apa yang ia ketahui dari alat USG.Dokter yang rambutnya sudah memutih itu mengangkat kedua alis hingga keningnya mengkerut.“Anda tidak tau jika sedang mengandung?” Sang Dokter malah bertanya lalu menoleh pada suster yang langsung melihat data tentang Kejora.Kertas yang dipegang Suster masih kosong karena memang Kejora baru pertama kali datang ke sana.Kejora menggelengkan kepala dengan tampang melongo.“Sa ... saya hamil?” Kejora seakan tidak percaya.“Tapi saya tidak merasakan mual atau tanda-tanda kehamilan lainnya,” ujar Kejora membantah.“Tanda kehamilan tidak selalu dengan mual muntah setiap pagi tapi yang pasti menurut alat ini ada janin berusia lima belas minggu sedang tumbuh di dalam rahim anda.” Dokter menunjuk layar datar di depan mer
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya