Nila melampiaskan semua rasa kesalnya kepada wanita tersebut dengan berdiam diri di dalam taksi yang berjalan di jalanan ibu kota, matanya terpejam, bibirnya terkunci rapat.“Pak, maaf karena memaksa naik. Perasaan saya sedang buruk Pak, jadi saya ingin segera pulang,” ujar Nila.“Tidak masalah Bu, saya sebenarnya tadi juga sedang bingung. Karena putri saya terbaring di rumah sakit dan harus di operasi beberapa Minggu lagi, tapi saya tidak memiliki dana,” jelas sang sopir.“Innanilah, sakit apa kalau boleh tahu Pak?” tanya Nila.“Gagal ginjal Bu, saya perlu uang besar segera. Tetapi, saya tidak memiliki alternatif apa pun selain menjadi sopir taksi. Entah bagaimana caranya, saya harus mencari uang tersebut. Istri dan anak memang tidak memaksa Bu, tetapi saya tidak rela putri saya terbaring di rumah sakit dalam waktu yang lebih lama, selain itu saya juga menjunjung tinggi tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga Bu.”“Anda hebat Pak, saya yakin Tuhan akan memberi jalan. Saya tidak b
Setelah tabrakan hebat yang terjadi di depannya, kini Roland harus menghadapi macet total karena jalan dihadang oleh kontainer tersebut.Ia menatap orang-orang yang mulai mendekati taksi yang ditabrak oleh kontainer. Ia harus menghadiri rapat tiga puluh menit lagi, namun justru dihadapkan situasi menyebalkan seperti ini.Netranya menyipit saat melihat wanita yang digendong oleh pria bertubuh gempal. “Itu ... Nona Nila?”Matanya terbelalak ketika wajah korban kecelakaan tersebut menoleh ke arahnya. Itu benar-benar Nona Nila yang ia pikirkan, calon suami bos nya. Roland membanting pintu mobil sebelum berlari secepat kilat. Pria itu mendekati kerumunan ibu-ibu yang mengerumuni Nila, “Permisi Bu, dia Nona saya.”“Beberapa hari ini Pak Jason sulit di hubungi, haruskah aku nekat menghubungi Nona Tamara? Persetan dengan kemungkinan terburuk!”Dengan segera Roland menghubungi nomor Tamara. Beberapa detik berdering, akhirnya panggilan terhubung.“Maaf Nona, bisakah saya berbicara dengan Pak J
“Permisi, apakah Anda suami pasien? Kami harus melakukan operasi dan perlu izin langsung dari suami, atau jika tidak kami harus menundanya. Hal tersebut fatal untuk keselamatan pasien,” ujar Dokter yang baru saja menghampiri Roland.“Memangnya apa yang terjadi Dok?” “Pasien mengalami benturan keras di kepalanya yang menyebabkan terjadinya hematoma subdural. Hematoma adalah sebutan untuk kumpulan darah dalam suatu organ atau jaringan. Otak manusia dan sumsum tulang belakang ditutupi oleh lapisan membran pelindung yang disebut meninges. Nah, saat terjadi hematoma subdural atau perdarahan subdural, darah berkumpul di antara dua lapisan ini, lapisan arachnoid (atas/luar) dan lapisan dura atau meningeal. Kondisi ini cukup membahayakan dan membutuhkan pertolongan cepat. Hematoma akut bisa mengakibatkan tekanan tinggi di dalam tengkorak (tekanan intrakranial). Hasilnya adalah timbulnya kompresi dan kerusakan jaringan otak dan bisa mengarah pada kematian,” jelas sang dokter panjang lebar.“P
Seorang pria menatap nanar jendela pesawat, pikirannya berkelana ke sana kemari memikirkan pujaan hatinya yang sedang dalam kesulitan. Pria itu menghela nafas gusar, lalu memejamkan mata mencari upeksha. “Mengapa Anda terlihat sangat cemas Tuan?” tanya laki-laki di sebelah pria itu, Jason.“Seseorang yang aku cintai sedang berjuang untuk tetap hidup,” jelas Jason tanpa mengalihkan pandangannya.“Terjadi sesuatu kepada istrimu?” tanya pria itu sekali lagi.“Ya, istriku mengalami kecelakaan saat menaiki taksi. Jika berkenan, berikan doa’ kepadanya, aku rasa itu yang saat ini kuperlukan,” papar Jason.“Tentu saja, aku berharap agar istrimu baik-baik saja. Karena aku tahu, rasanya kehilangan istri benar-benar menyedihkan. Apalagi aku harus membesarkan putriku yang wajahnya seperti jelmaan istriku. Itu cukup menyiksa, aku tidak pernah berharap seseorang merasakan hal serupa,” balas orang tersebut.“Siapa namamu Tuan?” tanya Jason.“Aku Jansen Wiarsana.”“Lalu, di mana putrimu berada?” “A
Setelah menunggu berjam-jam lamanya, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi. Roland segera mendekatinya lalu bertanya, “Semua baik-baik saja bukan?”“Maaf Pak, sayangnya istri Anda tidak bisa diselamatkan. Operasi telah selesai, namun tiba-tiba saja istri Anda kehilangan detak jantungnya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin Pak.” Sang Dokter tertunduk sebagai rasa bela sungkawa.“D-dokter bercanda bukan? Pasti Dokter bercanda, i-istri saya pasti baik-baik saja. Tinggal menunggu sadar kan Dok?” ujar Roland tidak percaya, netranya berkaca-kaca.“Mohon maaf Pak, jasad istri Anda akan dipindahkan ke ruang jenazah segera. Silakan di urus pemakamannya Pak, atau mau di urus pihak rumah sakit?” tawar sang dokter.“Akh! Tidak mungkin!” teriak Roland dengan air mata yang mengucur deras. Pikirannya melayang ke mana-mana, jika ia tewas bagaimana nasib Ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan.“Usahakan lagi Dok! Saya mohon, lakukan yang terbaik. Berapa pun biaya yang diperlukan akan saya ber
“Berita tengah malam terkini kali ini, di isi oleh kabar duka. Pesawat Garuda Indonesia, penerbangan Belanda-Jakarta jatuh di perairan Teluk Benggala. Di duga, hal ini terjadi karena cuaca buruk yang menyebabkan baling-baling terbakar. Juga kerusakan mesin pendingin yang berakhir pesawat tersebut meledak setelah mendarat di perairan Teluk Benggala. Semua korban masih dalam proses pencarian, untuk saat ini telah ditemukan beberapa Jasad yang tubuhnya sudah nyaris tak berbentuk. Namun, uniknya salah satu korban terlihat sangat romantis. Dia mengikat sebuah botol di tangannya dengan selotip, di dalamnya terdapat surat yang isinya sudah beredar di sosial media dalam sekejap waktu. Korban merupakan laki-laki berinisial JW berusia dua puluh sembilan tahun. Singkatnya, isi surat tersebut adalah tentang larangan kepada sang istri untuk menyusul dirinya sebelum sang istri menua, perintah untuk sembuh dan hidup bahagia bersama putra mereka. Naas sekali, hanya tangan korban yang ditemukan. Entah
Kondisi Nila berangsur-angsur membaik setelah sempat kritis karena ulah Santi kemarin. Ini adalah hari kedua Nila berada di rumah sakit, sekaligus hari pertama proses evakuasi pesawat Garuda Indonesia di teluk Benggala.Roland memegang teguh perintah Jason untuk mendampingi Nila selama pria itu tidak ada, sehingga tangan kanannya yang terjun ke lapangan untuk memimpin orang suruhannya dalam proses evakuasi.Saat ini ia bersama dengan tangan kirinya dan beberapa pengawal yang berjaga di sekitar ruang rawat Nila. Sebagai bentuk antisipasi, kalau-kalau Santi kembali datang untuk mencelakai Nila.“Besok, pergilah untuk menjemput ... Tuan Muda?” Roland bingung harus memanggilkan Haiden dengan sebutan apa.“Dia akan pulang berlibur dari Bali, ini adalah foto, alamat, sekolah, dan jam penjemputan. Ajaklah empat sampai lima pengawal, mengingat Madam sangat gencar mencari Haiden sebagai kelemahan Nona Nila. Juga, pastikan semua orang yang bersangkutan dengan penjagaan Nona Nila dan Tuan Muda a
“Tanpa tes DNA, aku sangat meyakini dia benar-benar putramu Pak. Sangat sulit percaya dengan orang baru,” batin Roland.Pria itu lalu melihat-lihat handphone Nila, mencoba mencari tahu apakah ada seseorang yang mungkin bisa mengasuh Haiden selama Nila masih di rumah sakit.Ia lalu melihat tiga pesan masuk dari sebuah kontak dengan nama ‘Mala’ yang berisi tentang pertanyaan hasil keputusan Nila. Wanita itu mengatakan, apakah Nila jadi memerlukan seorang ART? Karena dia sangat memerlukan pekerjaan.Dengan cekatan Roland segera menghubungi nomor wanita itu, beruntungnya panggilan berdering, lalu berakhir tersambung setelah beberapa detik.“Anda mengenal Nona Nila?” tanya Roland langsung pada intinya.“Iya, maaf ini siapa?” “Saya adalah pengawal Nona Nila, jika Anda sungguh-sungguh ingin bekerja, maka datanglah ke rumah sakit segera setelah saya membagikan lokasi. Saya tunggu tiga puluh menit, tidak terima alasan, dan saya benci orang yang tidak tepat waktu,” tukas Roland.“B-baik Pak, s