Naina hanya diam ketika tubuhnya dibawa ke sebuah apartemen mewah yang ada di pusat kota. Jika dilihat apartemen itu bukanlah apartemen biasa karena setiap akses masuknya di jaga dengan sangat ketat."Uncle, turunkan aku. Biarkan aku jalan sendiri," cicit Naina yang khawatir Bryan kelelahan karena dirinya. Lagipula posisi yang berdekatan seperti ini membuatnya sulit bernafas.Badannya memang sedikit berbeda dari Serra yang tinggi dan langsing. Naina tidak terlalu tinggi dan sedikit berisi, bahkan sebelum sakit ia pernah mencapai berat badan enam puluh kilo."Untuk sementara kau akan tinggal di apartemenku, jangan berpikir macam macam karena kau hanya sementara tinggal disini. Tadi kakak iparmu ingin membawamu ke mansion Alexander, tapi aku tak yakin kau mau tinggal disana.""Jadi kenapa Uncle bisa yakin aku mau tinggal denganmu?" sinis Naina sebal.Di saat ingin melupakan rasa cintanya, ia malah diharuskan tinggal dengan pria yang ingin dilupakannya. Tinggal bersama artinya mau tak ma
"Ada apa ini? Jangan sembunyikan apapun dariku! Tuan Bryan tidak akan membawa Naina tanpa alasan!" seru Jane pada Erick yang saat ini sedang ada di kediamannya.Bagaimana tidak khawatir jika tiba tiba saja dia mendapat pesan dari Bryan jika putri bungsunya ada bersama pria itu. Dan dengan jelas ia melihat beberapa pria sedang mengawasinya. "Orang orang dari mendiang ayah Serra mulai bergerak! Tapi mantan suamimu itu terlalu keras kepala, sudah aku katakan jika aku bisa menanganinya. Jika seperti ini malah mengundang kecurigaan orang orang itu!""Kalian bertemu lagi?""Orang orangnya membawaku ke pulau. Tak berubah! Padahal dia hanya perlu menelpon dan memintaku kesana," kata Erick masih kesal ketika mengingat cara orang orang Dimitri menjemputnya secara paksa.Jika ia ladeni mungkin akan terjadi keributan antara orang orangnya dan para penjaga Alexander. Pria itu tak pernah berubah, masih saja keras kepala dan berbuat semaunya tanpa memikirkan orang lain."Bagaimana mereka bisa menge
"Dia sendirian di apartemen? Tadi ibu menelponku, dia bilang kau membawa Naina tanpa ijin darinya!" ujar Reynard sambil tertawa kecil. Mereka ada di kamp pelatihan milik Jayde's.Biasanya Bryan tidak akan berbuat senekat ini, pria itu selalu melakukan sesuatu sesuai aturan. Dan membawa anak gadis orang tanpa ijin bukanlah perbuatan yang sesuai dengan aturan."Jangan macam macam dengan adik iparku. Kau buat dia terluka sedikit saja maka bukan kau...tapi aku yang akan dikirim ibu ke hutan amazon!""Saya tahu Tuan. Sekarang bagaimana kita harus menangani wanita itu? Terlalu beresiko jika kita lepaskan dia. Carlos masih menunggu laporannya, jika dia menghilang tiba tiba maka akan menimbulkan pertanyaan," kata Bryan yang tak ingin Reynard membahas Naina lebih lanjut. Otaknya sedang tidak baik baik saja jika memikirkan tentang gadis belia yang sementara masih tinggal di rumahnya. Mungkin sebaiknya memang Naina segera pindah ke unit milik Reynard karena ia tak yakin bisa mengendalikan dirin
"Kau mau membawaku kemana?" tanya Serra karena sepertinya mereka tidak melalui jalan pulang ke rumahnya. Tadinya ia mengira jika Reynard ingin mengantarnya pulang."Tidak akan menjadi kejutan jika aku mengatakannya sekarang."Tak lama kemudian mereka sampai disebuah gedung yang merupakan toko perhiasan paling ternama di negeri ini. Reynard mengajak Serra ke tempat ini untuk memilih cincin pernikahan mereka."Mau apa kita disini?" tanya Serra yang merasa kikuk dengan sikap semua pekerja yang menundukkan kepala saat mereka lewat. Sang manajer toko perhiasan bahkan sudah menyambut mereka dengan ramah, seorang pria bertubuh tinggi besar dengan kutek warna warni menghiasi tangannya."Tuan Reynard Jayde, sebuah kehormatan anda berkenan datang ke tempat kami. Anda sedang menginginkan sesuatu? Saya sendiri yang akan melayani anda!" ujar sang manajer tanpa melihat ke arah Serra, tentu saja karena Serra bukanlah sosialita yang sering berkunjung ke tokonya. "Bukan aku yang harus kau layani, tap
Setelah pulang dari toko perhiasan Reynard langsung mengantarkan Serra ke mansion. Sebenarnya wanita itu ingin pulang ke kediamannya tapi ia menolak dengan berbagai alasan. Untuk sementara mansion Alexander adalah tempat yang tepat untuk melindungi calon istrinya. Disana ia sendiri yang membangun dan mengawasi sistem keamanannya.Reynard ingin menyusul ayahnya yang ternyata sedang menemui Erick Kylen. Dia berpikir mungkin ayahnya sedang membicarakan tentang peristiwa yang kemarin terjadi pada Naina di taman. Bagaimana pun sekarang ia mempunyai kewajiban untuk melindungi seluruh keluarga Wilson."Jika aku dan Daddy tidak pulang tepat waktu maka mungkin kita akan datang saat makan malam nanti. Biar nanti aku yang hubungi ibu, setelah ini kau harus beristirahat. Aku sudah minta Elle untuk datang memeriksa kondisimu!" "He em," sahut Serra singkat sambil memejamkan mata ketika Reynard mengecup sekilas bibir dan keningnya. Setelah melihat mobil pria itu pergi Serra segera masuk ke dalam
Beberapa saat yang lalu...Dimitri melakukan mobilnya ke daerah pinggiran, dimana area yang ia lewati adalah area hutan lindung yang dihuni berbagai binatang liar. Pria itu pergi menuju area tanah milik putranya, tepatnya di area pembangunan rumah baru milik Reynard yang berada di pinggiran hutan.Dimitri merasa disana adalah tempat yang tepat untuk berbicara. Selain tenang, pembicaraan mereka juga tidak akan terganggu oleh siapapun.Sampai disana ternyata Erick sudah duduk dan berbicara dengan salah satu penjaga Jayde's. "Kau sudah lama menunggu?" tanya Dimitri setelah penjaga itu pamit pergi meninggalkan mereka."Kenapa kau selalu memilih tempat bertemu seperti ini? Tidak bisakah kau pilih tempat yang mudah dijangkau?" kesal Erick karna saat datang ia sempat tak disambut baik dengan para penjaga di tempat ini. Beruntung salah satu penjaga mengenalnya sebagai keluarga calon istri atasan mereka. Penjaga itu pernah ditugaskan untuk mengawasi kediaman Wilson."Memang kenapa? Apa kau t
"Kau sudah pulang? Ingin aku buatkan kopi?" tanya Serra pada Reynard yang baru saja datang. Dia baru saja selesai menyiapkan dirinya karena sebentar lagi pergi ke kediaman Wilson, rumahnya.Tapi sepertinya calon suaminya itu sedang menghadapi masalah besar, wajah Reynard seperti tegang dan tanpa ekspresi. Mungkin saja Reynard kerepotan mengurus perusahaan karena sebagai sekretaris utama perusahaan dia bahkan tak pernah mengerjakan tugasnya. Tak mungkin jika selalu mengandalkan Bryan.Serra menarik lembut tangan Reynard agar duduk di tepi ranjang, sepertinya mulai hari ini dia harus terbiasa menghadapi hal seperti ini. Beruang es disampingnya mempunyai mood yang mudah turun naik."Ada apa? Apa ada masalah dengan perusahaan? Mulai sekarang kita harus terbiasa berbagi.""Tidak, jika pun ada maka aku pasti bisa mengatasinya. Aku hanya tak sabar bertemu dengan ibumu!" sahut Reynard tanpa menatap lawan bicaranya. Ada rasa sakit ketika melihat wajah wanita disampingnya. Walau begitu tak bis
"Apa pekerjaanmu masih lama? Aku harus pulang sekarang, aku rindu kakakku!" sungut Naina yang melihat Bryan masih mengenakan piyamanya. Pria itu sedang duduk di ruang tengah dengan laptop yang menyala didepannya. Sudah berada di rumah pun pria itu masih saja disibukkan dengan pekerjaannya. Sepertinya dunia Bryan hanya berporos pada pekerjaan saja.Serra sempat mengirim pesan jika keluarga Alexander akan datang ke kediaman Wilson untuk melamarnya secara resmi. Sebagai anggota keluarga tentu saja Naina ingin hadir ditengah tengah acara itu.Karena tak mendapat jawaban Naina segera meraih kruk-nya, dengan tertatih berjalan mendekat dan duduk disisi Bryan."Apa Uncle tidak mendengar ku? Aku ingin pulang kerumah sebentar, semua keluarga sedang berkumpul disana," cicit Naina sedikit memohon, pria disisinya memang terlalu menyebalkan jika sedang bekerja seperti ini. Apapun yang terjadi mata pria itu takkan teralih dari layar laptopnya."Apa aku bisa pergi sendiri? Aku bisa naik taksi, tapi