"Kau mau membawaku kemana?" tanya Serra karena sepertinya mereka tidak melalui jalan pulang ke rumahnya. Tadinya ia mengira jika Reynard ingin mengantarnya pulang."Tidak akan menjadi kejutan jika aku mengatakannya sekarang."Tak lama kemudian mereka sampai disebuah gedung yang merupakan toko perhiasan paling ternama di negeri ini. Reynard mengajak Serra ke tempat ini untuk memilih cincin pernikahan mereka."Mau apa kita disini?" tanya Serra yang merasa kikuk dengan sikap semua pekerja yang menundukkan kepala saat mereka lewat. Sang manajer toko perhiasan bahkan sudah menyambut mereka dengan ramah, seorang pria bertubuh tinggi besar dengan kutek warna warni menghiasi tangannya."Tuan Reynard Jayde, sebuah kehormatan anda berkenan datang ke tempat kami. Anda sedang menginginkan sesuatu? Saya sendiri yang akan melayani anda!" ujar sang manajer tanpa melihat ke arah Serra, tentu saja karena Serra bukanlah sosialita yang sering berkunjung ke tokonya. "Bukan aku yang harus kau layani, tap
Setelah pulang dari toko perhiasan Reynard langsung mengantarkan Serra ke mansion. Sebenarnya wanita itu ingin pulang ke kediamannya tapi ia menolak dengan berbagai alasan. Untuk sementara mansion Alexander adalah tempat yang tepat untuk melindungi calon istrinya. Disana ia sendiri yang membangun dan mengawasi sistem keamanannya.Reynard ingin menyusul ayahnya yang ternyata sedang menemui Erick Kylen. Dia berpikir mungkin ayahnya sedang membicarakan tentang peristiwa yang kemarin terjadi pada Naina di taman. Bagaimana pun sekarang ia mempunyai kewajiban untuk melindungi seluruh keluarga Wilson."Jika aku dan Daddy tidak pulang tepat waktu maka mungkin kita akan datang saat makan malam nanti. Biar nanti aku yang hubungi ibu, setelah ini kau harus beristirahat. Aku sudah minta Elle untuk datang memeriksa kondisimu!" "He em," sahut Serra singkat sambil memejamkan mata ketika Reynard mengecup sekilas bibir dan keningnya. Setelah melihat mobil pria itu pergi Serra segera masuk ke dalam
Beberapa saat yang lalu...Dimitri melakukan mobilnya ke daerah pinggiran, dimana area yang ia lewati adalah area hutan lindung yang dihuni berbagai binatang liar. Pria itu pergi menuju area tanah milik putranya, tepatnya di area pembangunan rumah baru milik Reynard yang berada di pinggiran hutan.Dimitri merasa disana adalah tempat yang tepat untuk berbicara. Selain tenang, pembicaraan mereka juga tidak akan terganggu oleh siapapun.Sampai disana ternyata Erick sudah duduk dan berbicara dengan salah satu penjaga Jayde's. "Kau sudah lama menunggu?" tanya Dimitri setelah penjaga itu pamit pergi meninggalkan mereka."Kenapa kau selalu memilih tempat bertemu seperti ini? Tidak bisakah kau pilih tempat yang mudah dijangkau?" kesal Erick karna saat datang ia sempat tak disambut baik dengan para penjaga di tempat ini. Beruntung salah satu penjaga mengenalnya sebagai keluarga calon istri atasan mereka. Penjaga itu pernah ditugaskan untuk mengawasi kediaman Wilson."Memang kenapa? Apa kau t
"Kau sudah pulang? Ingin aku buatkan kopi?" tanya Serra pada Reynard yang baru saja datang. Dia baru saja selesai menyiapkan dirinya karena sebentar lagi pergi ke kediaman Wilson, rumahnya.Tapi sepertinya calon suaminya itu sedang menghadapi masalah besar, wajah Reynard seperti tegang dan tanpa ekspresi. Mungkin saja Reynard kerepotan mengurus perusahaan karena sebagai sekretaris utama perusahaan dia bahkan tak pernah mengerjakan tugasnya. Tak mungkin jika selalu mengandalkan Bryan.Serra menarik lembut tangan Reynard agar duduk di tepi ranjang, sepertinya mulai hari ini dia harus terbiasa menghadapi hal seperti ini. Beruang es disampingnya mempunyai mood yang mudah turun naik."Ada apa? Apa ada masalah dengan perusahaan? Mulai sekarang kita harus terbiasa berbagi.""Tidak, jika pun ada maka aku pasti bisa mengatasinya. Aku hanya tak sabar bertemu dengan ibumu!" sahut Reynard tanpa menatap lawan bicaranya. Ada rasa sakit ketika melihat wajah wanita disampingnya. Walau begitu tak bis
"Apa pekerjaanmu masih lama? Aku harus pulang sekarang, aku rindu kakakku!" sungut Naina yang melihat Bryan masih mengenakan piyamanya. Pria itu sedang duduk di ruang tengah dengan laptop yang menyala didepannya. Sudah berada di rumah pun pria itu masih saja disibukkan dengan pekerjaannya. Sepertinya dunia Bryan hanya berporos pada pekerjaan saja.Serra sempat mengirim pesan jika keluarga Alexander akan datang ke kediaman Wilson untuk melamarnya secara resmi. Sebagai anggota keluarga tentu saja Naina ingin hadir ditengah tengah acara itu.Karena tak mendapat jawaban Naina segera meraih kruk-nya, dengan tertatih berjalan mendekat dan duduk disisi Bryan."Apa Uncle tidak mendengar ku? Aku ingin pulang kerumah sebentar, semua keluarga sedang berkumpul disana," cicit Naina sedikit memohon, pria disisinya memang terlalu menyebalkan jika sedang bekerja seperti ini. Apapun yang terjadi mata pria itu takkan teralih dari layar laptopnya."Apa aku bisa pergi sendiri? Aku bisa naik taksi, tapi
"Ya saya memang tergila gila pada putri anda Nyonya Jane, Calon istri saya dan anda sangat sempurna! Jika kalian masih sama sama muda mungkin Daddy bisa saja tergila gila pada anda!" "Rey!" ujar Dimitri dengan penuh penekanan, ditatapnya tajam putranya yang melontarkan kata kata yang menurutnya tidak pantas di dengar."Tapi aku benar kan Mom, Nyonya Jane adalah wanita yang sangat cantik!""Tentu saja sayang, putraku memang suka bercanda Jane. Bisakah aku memanggilmu dengan nama saja? Itu terdengar lebih akrab," ujar Mia dengan raut bersalah, Reynard sudah membuat suasana yang seharusnya hangat ini menjadi kaku. "Tak masalah Nyonya Alexander...maksudku Mia, mari duduk dulu!" Serra duduk disisi ibunya, sedang keluarga Alexander duduk di sofa yang ada di depannya. Dia bisa melihat jika sesekali Reynard menatap penuh kebencian ke arah ibunya. Entah apa yang terjadi pada Reynard, tapi sikap pria itu berubah setelah pergi tadi."Kedatangan kami kesini adalah untuk melamar atau meminta pu
"Apa ada masalah yang tidak aku tahu? Jangan begini, jika ada masalah besar berbagilah denganku! Kita selesaikan sama sama," ujar Serra yang sekarang sudah berada di kamar Reynard yang ada di mansion Alexander.Tadi dia harus menutupi kepergian calon suaminya itu dengan alasan urusan kantor, beruntung ibunya tidak berprasangka buruk pada keadaan itu.Niat awal sebenarnya ia ingin kembali ke kediamannya sendiri, tapi karena peristiwa yang sedikit tidak mengenakkan tadi Serra akhirnya memutuskan untuk kembali ke mansion Alexander. Dia ingin tahu sebenarnya apa masalah yang sedang dihadapi calon suaminya hingga Reynard mampu bersikap seperti itu."Kau bertanya padaku? Apa aku tidak salah dengar? Kalian yang sudah membuat masalah dan sekarang kudu bertanya padaku? Itu lucu sekali!""Aku tahu hubungan kita di awali dengan hal yang salah, tapi aku tidak pernah mengemis untuk dikasihani...untuk dicintai! Semua berjalan tanpa paksaan bukan?"Reynard tak menanggapi kata kata Serra karena bebe
"Hei Kak, setidaknya biarkan dia makan terlebih dahulu!" seru Gio yang melihat kakaknya menarik kasar tangan Serra. Ada rasa bersalah karena lagi lagi menimbulkan masalah untuk hubungan mereka. Seharusnya dia tak menghampiri Serra karena ia tahu benar watak kakaknya yang pencemburu. Giorgio sudah belajar merelakan, tak mungkin dia berseteru terus menerus dengan Reynard. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan mommy-nya, Mia akan bersedih jika harus menyaksikan pertengkarannya dengan kakaknya.Walau rasanya sangat sakit, tapi ia akan bahagia jika melihat Serra bahagia."Jangan campuri urusanku!""Tidak, aku tidak akan mencampuri urusan kalian. Tapi jangan seperti ini! Kalian bisa bicara baik baik!" ujar Gio yang sudah menghadang jalan dua orang di depannya.Tapi tubuhnya di hempas ke samping dan Reynard kembali menarik Serra ke lantai atas. Giorgio menghembuskan nafasnya dalam dalam, tak mungkin ia menyusul ke atas walau ia sangat menginginkannya. Sungguh, dia ingin melepaskan cekalan t