Share

2. Tugas Seharga 300 Juta

“Sekarang, kau benar-benar ada dalam kuasaku, Nona Serra.”

Serra merasakan tengkuknya terasa dingin saat Reynard mengatakan itu, tapi ia mencoba untuk meneguhkan hati.

Dana sudah di tangan. Adiknya bisa dioperasi.

“Terima kasih, Pak,” ucap Serra. “Kalau begitu saya permisi. Selamat sore.”

Dengan tergesa, Serra melangkah keluar ruangan. 

Wanita itu agak terkejut saat mendapati dua orang pria yang tadi sempat masuk ke ruangan CEO yang ditinggalkannya tengah menunggu di depan pintu. Namun, Serra tidak peduli dan melanjutkan langkahnya.

Tidak menyadari bahwa salah seorang dari pria itu menatap kepergiannya, bahkan hingga Serra hilang dari pandangan.

“Hm, mainan baru Kak Rey?” gumam pria itu dengan ekspresi yang tidak terbaca. “Menarik.”

***

"Sayang? Serra?"

Setelah lolos dari iblis tampan itu, Serra bisa bernapas dengan lega. Ia mengambil tas di ruangannya dan segera turun untuk pergi ke rumah sakit dan mengurusi adiknya tanpa bisa melakukan pendampingan.

Karenanya, saat ibu angkatnya, Jane Wilson, memanggilnya seperti itu, Serra langsung berdiri dan menghambur memeluk seorang wanita yang sudah mengasuhnya sejak kematian kedua orang tuanya  tersebut.

"Hei, jangan menangis sayang, tenanglah. Naina pasti akan segera sembuh," kata Jane mengelus lembut pundak Serra penuh kasih sayang. "Dia gadis yang kuat.”

Serra menunggu bersama ibu angkatnya sembari berpikir mengenai rentetan kejadian hari ini. Tanpa sadar ia bergidik lagi saat mengingat perlakuan Reynard padanya.

Pria itu … memang benar jika dikatakan sebagai iblis!

Namun, benar jika dikatakan berkat Reynard, ia bisa membayar operasi sang adik.

Baru saja berpikir demikian, Serra mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal.

[Melarikan diri setelah mendapatkan tiga ratus juta itu, Nona?]

Iblis itu!

Serra tahu dengan jelas siapa pengirim pesan tersebut. Segera, ia mengetikkan pesan balasan, “Saya di rumah sakit. Menunggui adik saya operasi.”

Cukup lama tidak ada balasan dari pria itu sampai-sampai Serra berpikir kalau Reynard melepaskannya. Namun, harapannya pupus ketika ada pesan baru masuk ke ponselnya.

[Keluar dari sana. Sekarang.]

Serra menarik napas panjang dan berat.

“Ada apa?” tanya ibu angkatnya.

Serra menoleh pada wanita itu. "Ibu sepertinya aku harus kembali ke kantor, ada berkas yang harus aku antarkan,” ujar Serra terpaksa berbohong. Sudah pasti Reynard tidak akan melepaskannya. Harapannya sungguh terlalu tinggi. “Berkas itu tak sengaja terbawa di tasku tadi. Aku akan kembali secepatnya." 

Jane Wilson mengangguk. "Tentu saja, Sayang. Jaga kesehatanmu jangan bekerja terlalu keras! Kau masih bisa mengandalkan wanita tua ini."

Serra hanya tersenyum mendengar kata-kata Jane. Dengan langkah berat ia segera pergi meninggalkan area itu. 

Sampai di pintu depan rumah sakit seorang pria dengan setelan serba hitam tiba-tiba berjalan menghampirinya.

"Nona Serra? Tuan Reynard Jayde sudah menunggu Anda di mobil." 

Serra terkejut karena iblis itu sendiri yang datang kepadanya. 

Apakah pria itu akan meminta pelayanannya malam ini juga? 

Sesungguhnya ia masih merasa takut jika ia harus kehilangan sesuatu yang sampai hari ini masih ia jaga. Dia tak pernah menyangka akan kehilangan kehormatannya dengan cara seperti ini.

Tapi akhirnya ia mengikuti langkah pria berseragam hitam itu, hingga mereka sampai di sebuah mobil mewah berwarna hitam. 

"Siput, apa kau tak bisa berjalan dengan lebih cepat?"

"M-maaf.” Serra menunduk, menggerutu  dalam hati.

"Masuk," titah Rey kemudian karena melihat Serra hanya berdiri terpaku di depan Bentley hitam miliknya. Padahal tadi penjaganya sudah membuka pintu untuk wanita itu.

Setelah Serra masuk, sang penjaga yang merangkap tugas sebagai supir segera melajukan mobilnya. 

Rasa dingin mulai menjalar di tubuh Serra, rasa yang ia dapat bukan dari pendingin mobil, tapi dari aura dingin pria di sampingnya. 

"Mulai saat ini kau adalah asisten pribadiku. Semua hal menyangkut diriku adalah tanggung jawabmu dan mulai malam ini kau akan tinggal bersamaku.”

"I-ini apa?" tanya Serra gugup ketika Reynard menyodorkan kartu berwarna emas kepadanya.

"Aku sudah mengurus semuanya. Selama kau bisa menjadi kucing manis maka semua akan menjadi mudah! Dan kartu ini akan kau gunakan untuk menjalankan tugas baru dariku."

"Memang apa tugas saya selanjutnya, Tuan?" tanya Serra merasa tugas selanjutnya pasti tidak akan mudah.

Tidak ada yang mudah bila berhubungan dengan iblis ini.

Sempat Serra berpikir kalau tugas wanita itu berikutnya tidak akan jauh dari pemuasan nafsu Reynard, mengingat sentuhan dan hinaan yang sejak tadi pria itu berikan padanya. Seakan-akan Reynard benar-benar ingin menggagahinya.

Namun, rupanya Serra salah.

"Tugasmu satu. Buat adikku, Giorgio Alexander, jatuh cinta padamu dan meninggalkan tunangannya.”

Serra terkejut dengan ucapan Reynard. Akan tetapi detik berikutnya ia merasa heran.

Untuk apa pria ini menyuruh dirinya melakukan hal itu?

Namun, Serra tidak diberikan waktu untuk berpikir ataupun bertanya karena Reynard langsung mengangsurkan sebuah fail berisi data seorang artis terkenal bernama Kathleen Stockholm.

Serra membaca berkas itu sepintas dan mengetahui bahwa selain menjadi seorang artis, gadis itu juga merupakan pewaris Stockholm Corp sekaligus kekasih Giorgio, pewaris Alexander Group.

Ah. Serra mengerti. Ia pernah mendengar kalau hubungan Reynard dan adiknya memburuk setelah sang kakak mendirikan perusahaan sendiri.

Apakah karena itu Reynard ingin merampas kebahagiaan adiknya?

"Anda memang gila," gumam Serra yang tak habis pikir. 

Bisa-bisanya seorang kakak ingin merampas kebahagiaan adiknya sendiri. Tidak salah jika semua orang memanggilnya dengan sebutan iblis. Karena seorang iblis tak pernah memiliki rasa belas kasihan. 

Namun, Serra telah menjual dirinya pada pria ini. Artinya, ia harus menjalani tugas tidak masuk akal itu. 

“Ini adikku,” ucap Reynard kemudian sambil menunjuk pada sebuah foto, mengabaikan komentar Serra. Gadis ini tidak perlu apa alasan aslinya menginginkan Gio berpisah dengan tunangannya. “Kau sudah pernah bertemu dengannya.”

Serra mengernyit. “Di mana–”

“Kantorku. Tadi.” Reynard tersenyum miring. “Saat penampilanmu tidak layak. Jadi kau tidak perlu ragu untuk memanfaatkan tubuhmu lagi.”

Wajah Serra langsung memerah.

Jadi Giorgio ada di sana tadi!?

Serra berpikir jika adik seorang Reynard pasti memiliki sifat tak jauh dari kakaknya. 

Ya, mungkin sudah jalan hidupnya untuk menghadapi dua iblis sekaligus!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Halima Limah
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status