“Sekarang, kau benar-benar ada dalam kuasaku, Nona Serra.”
Serra merasakan tengkuknya terasa dingin saat Reynard mengatakan itu, tapi ia mencoba untuk meneguhkan hati.
Dana sudah di tangan. Adiknya bisa dioperasi.
“Terima kasih, Pak,” ucap Serra. “Kalau begitu saya permisi. Selamat sore.”
Dengan tergesa, Serra melangkah keluar ruangan.
Wanita itu agak terkejut saat mendapati dua orang pria yang tadi sempat masuk ke ruangan CEO yang ditinggalkannya tengah menunggu di depan pintu. Namun, Serra tidak peduli dan melanjutkan langkahnya.
Tidak menyadari bahwa salah seorang dari pria itu menatap kepergiannya, bahkan hingga Serra hilang dari pandangan.
“Hm, mainan baru Kak Rey?” gumam pria itu dengan ekspresi yang tidak terbaca. “Menarik.”
***
"Sayang? Serra?"
Setelah lolos dari iblis tampan itu, Serra bisa bernapas dengan lega. Ia mengambil tas di ruangannya dan segera turun untuk pergi ke rumah sakit dan mengurusi adiknya tanpa bisa melakukan pendampingan.
Karenanya, saat ibu angkatnya, Jane Wilson, memanggilnya seperti itu, Serra langsung berdiri dan menghambur memeluk seorang wanita yang sudah mengasuhnya sejak kematian kedua orang tuanya tersebut.
"Hei, jangan menangis sayang, tenanglah. Naina pasti akan segera sembuh," kata Jane mengelus lembut pundak Serra penuh kasih sayang. "Dia gadis yang kuat.”
Serra menunggu bersama ibu angkatnya sembari berpikir mengenai rentetan kejadian hari ini. Tanpa sadar ia bergidik lagi saat mengingat perlakuan Reynard padanya.
Pria itu … memang benar jika dikatakan sebagai iblis!
Namun, benar jika dikatakan berkat Reynard, ia bisa membayar operasi sang adik.
Baru saja berpikir demikian, Serra mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal.
[Melarikan diri setelah mendapatkan tiga ratus juta itu, Nona?]
Iblis itu!
Serra tahu dengan jelas siapa pengirim pesan tersebut. Segera, ia mengetikkan pesan balasan, “Saya di rumah sakit. Menunggui adik saya operasi.”
Cukup lama tidak ada balasan dari pria itu sampai-sampai Serra berpikir kalau Reynard melepaskannya. Namun, harapannya pupus ketika ada pesan baru masuk ke ponselnya.
[Keluar dari sana. Sekarang.]
Serra menarik napas panjang dan berat.
“Ada apa?” tanya ibu angkatnya.
Serra menoleh pada wanita itu. "Ibu sepertinya aku harus kembali ke kantor, ada berkas yang harus aku antarkan,” ujar Serra terpaksa berbohong. Sudah pasti Reynard tidak akan melepaskannya. Harapannya sungguh terlalu tinggi. “Berkas itu tak sengaja terbawa di tasku tadi. Aku akan kembali secepatnya."
Jane Wilson mengangguk. "Tentu saja, Sayang. Jaga kesehatanmu jangan bekerja terlalu keras! Kau masih bisa mengandalkan wanita tua ini."
Serra hanya tersenyum mendengar kata-kata Jane. Dengan langkah berat ia segera pergi meninggalkan area itu.
Sampai di pintu depan rumah sakit seorang pria dengan setelan serba hitam tiba-tiba berjalan menghampirinya.
"Nona Serra? Tuan Reynard Jayde sudah menunggu Anda di mobil."
Serra terkejut karena iblis itu sendiri yang datang kepadanya.
Apakah pria itu akan meminta pelayanannya malam ini juga?
Sesungguhnya ia masih merasa takut jika ia harus kehilangan sesuatu yang sampai hari ini masih ia jaga. Dia tak pernah menyangka akan kehilangan kehormatannya dengan cara seperti ini.
Tapi akhirnya ia mengikuti langkah pria berseragam hitam itu, hingga mereka sampai di sebuah mobil mewah berwarna hitam.
"Siput, apa kau tak bisa berjalan dengan lebih cepat?"
"M-maaf.” Serra menunduk, menggerutu dalam hati.
"Masuk," titah Rey kemudian karena melihat Serra hanya berdiri terpaku di depan Bentley hitam miliknya. Padahal tadi penjaganya sudah membuka pintu untuk wanita itu.
Setelah Serra masuk, sang penjaga yang merangkap tugas sebagai supir segera melajukan mobilnya.
Rasa dingin mulai menjalar di tubuh Serra, rasa yang ia dapat bukan dari pendingin mobil, tapi dari aura dingin pria di sampingnya.
"Mulai saat ini kau adalah asisten pribadiku. Semua hal menyangkut diriku adalah tanggung jawabmu dan mulai malam ini kau akan tinggal bersamaku.”
"I-ini apa?" tanya Serra gugup ketika Reynard menyodorkan kartu berwarna emas kepadanya.
"Aku sudah mengurus semuanya. Selama kau bisa menjadi kucing manis maka semua akan menjadi mudah! Dan kartu ini akan kau gunakan untuk menjalankan tugas baru dariku."
"Memang apa tugas saya selanjutnya, Tuan?" tanya Serra merasa tugas selanjutnya pasti tidak akan mudah.
Tidak ada yang mudah bila berhubungan dengan iblis ini.
Sempat Serra berpikir kalau tugas wanita itu berikutnya tidak akan jauh dari pemuasan nafsu Reynard, mengingat sentuhan dan hinaan yang sejak tadi pria itu berikan padanya. Seakan-akan Reynard benar-benar ingin menggagahinya.
Namun, rupanya Serra salah.
"Tugasmu satu. Buat adikku, Giorgio Alexander, jatuh cinta padamu dan meninggalkan tunangannya.”
Serra terkejut dengan ucapan Reynard. Akan tetapi detik berikutnya ia merasa heran.
Untuk apa pria ini menyuruh dirinya melakukan hal itu?
Namun, Serra tidak diberikan waktu untuk berpikir ataupun bertanya karena Reynard langsung mengangsurkan sebuah fail berisi data seorang artis terkenal bernama Kathleen Stockholm.
Serra membaca berkas itu sepintas dan mengetahui bahwa selain menjadi seorang artis, gadis itu juga merupakan pewaris Stockholm Corp sekaligus kekasih Giorgio, pewaris Alexander Group.
Ah. Serra mengerti. Ia pernah mendengar kalau hubungan Reynard dan adiknya memburuk setelah sang kakak mendirikan perusahaan sendiri.
Apakah karena itu Reynard ingin merampas kebahagiaan adiknya?
"Anda memang gila," gumam Serra yang tak habis pikir.
Bisa-bisanya seorang kakak ingin merampas kebahagiaan adiknya sendiri. Tidak salah jika semua orang memanggilnya dengan sebutan iblis. Karena seorang iblis tak pernah memiliki rasa belas kasihan.
Namun, Serra telah menjual dirinya pada pria ini. Artinya, ia harus menjalani tugas tidak masuk akal itu.
“Ini adikku,” ucap Reynard kemudian sambil menunjuk pada sebuah foto, mengabaikan komentar Serra. Gadis ini tidak perlu apa alasan aslinya menginginkan Gio berpisah dengan tunangannya. “Kau sudah pernah bertemu dengannya.”
Serra mengernyit. “Di mana–”
“Kantorku. Tadi.” Reynard tersenyum miring. “Saat penampilanmu tidak layak. Jadi kau tidak perlu ragu untuk memanfaatkan tubuhmu lagi.”
Wajah Serra langsung memerah.
Jadi Giorgio ada di sana tadi!?
Serra berpikir jika adik seorang Reynard pasti memiliki sifat tak jauh dari kakaknya.
Ya, mungkin sudah jalan hidupnya untuk menghadapi dua iblis sekaligus!
"Kau sangat seksi Kathleen sayang, apa kau akan pergi bersama kekasih bodohmu itu?"Seorang pria bertubuh tinggi besar terlihat memeluk dari belakang seorang wanita yang sedang berdiri di depan meja riasnya, sepertinya umur mereka terpaut cukup jauh. Wanita itu berusaha menepis ketika bibir pria itu mulai menelusuri leher belakangnya."Ckk menjauhlah Dex, malam ini adalah malam yang sangat penting! Jangan membuat semua menjadi kacau, kemungkinan besar Gio ingin membicarakan tentang pernikahan kami," sahut Kath sambil mengoles bibirnya dengan pewarna bibir warna nude.Sebagai seorang artis tentu saja ia sangat pandai merias dirinya. Walau usianya masih menginjak dua puluh tahun tapi saat ini namanya dikenal sedang naik daun. Dia dan Giorgio Alexander sudah menjalin hubungan sejak tiga tahun yang lalu. Salah satu pewaris Alexander itu menyatakan cintanya bahkan saat mereka masih di bangku sekolah menengah atas.Dan Dexter Stockholm adalah pria yang selama ini menjadi sugar daddynya, mer
"Kalian pasangan yang serasi, anda terlihat sangat mencintai kekasih anda Tuan Gio," ujar Serra yang saat ini sudah duduk diruang makan bersama Giorgio dan Kathleen. Para pelayan terlihat sudah menyiapkan sajian di meja makan. Tapi ketiganya belum juga memulai karena menunggu kehadiran Reynard. Pria itu belum juga turun dari kamarnya di lantai atas.Serra duduk tepat didepan sepasang kekasih yang duduk bersisian, terlihat Kath sengaja menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Gio. Sungguh Kath tak suka dengan pembawaan wanita yang duduk didepannya. Ketenangan Serra malah membuat hatinya menjadi khawatir.Entah, tapi Kath merasa kekasihnya mempunyai sedikit perhatian pada wanita yang baru saja mereka kenal itu. Walau hanya seorang pegawai tapi sikap dan penampilan Serra sangat elegan. Jika wanita lain di luar sana akan mati matian menunjukan rasa kagum pada Giorgio tapi Serra sebaliknya. Serra terlihat begitu tidak peduli dengan penampakan sempurna didepannya, dan Kath tahu itu mung
Serra terkejut ketika melihat seorang pria tambun sedang mencengkeram dan menarik dua tangannya. Bibirnya bahkan mendesis kesakitan karena cengkeraman pria itu ditangannya."Ingin mencuri Nona? Sepertinya anda datang di tempat yang salah," ujar pria itu menarik kasar tangan Serra agar mengikuti langkahnya. Tapi sebelum mencapai pintu keluar garasi seorang pria tampan menghadang langkah mereka. Dan sebuah pukulan mendarat di rahang pria bertubuh tambun itu."Berengsek lepaskan dia! Nona Serra adalah tamu kita, apa yang kau lakukan padanya?!"BUGGHHH...Tak cukup sekali, sebuah pukulan dilayangkan sekali lagi oleh pewaris kedua Alexander hingga pria bertubuh tambun itu terpelanting ke lantai. Serra yang bisa membaca situasi langsung menghadang tubuh Gio yang sepertinya mulai kalap.Dia tak ingin memicu keributan di mansion, apalagi ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki ditempat ini."Maaf, tapi tadi saya tidak melihat Nona ini masuk. Maafkan saya Tuan!" kata pria tambun itu de
Reynard menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di sebuah rumah kayu yang ada di pinggiran kota. Satu satunya rumah yang ada di area itu. Wajar jika tak ada satupun rumah disana karena tepat di depan rumah kayu adalah hutan lindung yang dipenuhi oleh binatang buas berkeliaran. Butuh satu jam perjalanan untuk bisa keluar dari area hutan dan menemukan pemukiman penduduk. Sesekali terlihat kendaraan lewat hanya pada saat siang hari.Di halaman rumah terlihat lima pria sedang duduk mengitari api unggun. Mereka langsung berdiri ketika melihat kedatangannya."Tuan Reynard...." Salah satu dari kelima orang itu mengikuti langkah Rey menuju teras rumah."Tuan ingin minum sesuatu?""Tidak. Apa ada sesuatu yang harus aku dengarkan?" tanya Rey melihat pria disampingnya belum juga pergi. Sang penjaga hanya menggeleng pelan karena tahu jika Reynard butuh waktu untuk beristirahat.Tapi dugaannya salah, sepertinya akan ada pertemuan bisnis malam ini.Di arah depan terlihat mobil sport hitam kelu
"Bagaimana dengan pengiriman kita ke Jepang?" tanya Reynard ketika berpapasan dengan Bryan di basement gedung Jayde's tempat mobilnya terparkir. Dari rumah kayu Reynard langsung pergi ke perusahaan hingga saat ini pria itu masih terlihat mengenakan pakaian kasualnya. Setelan kaos hitam berpadu dengan celana jeans warna senada sama sekali tak mengurangi aura dinginnya."Selamat pagi Tuan, pagi tadi orang kita mengabarkan jika pengiriman kita ke Jepang mengalami sedikit kendala. Tapi masih bisa di atasi.""Lagi? Ada yang kau sembunyikan dariku?" tanya Reynard tanpa melihat lawan bicaranya, mereka sudah ada di lift khusus yang akan membawa mereka di lantai atas.Dia merasa akhir akhir ini ada sesuatu yang mengganggu jalannya perusahaan. Masih bisa diatasi, dan bukanlah hal besar tapi tetap saja dia ingin semua berjalan sempurna. "Tuan Luiz Fernandez terbunuh semalam saat kunjungannya di Dubay. Jadi ada beberapa pengiriman yang harus kita tunda. Menurut yang saya dengar bisnisnya diterus
Serra bernafas lega karena Cindy sudah menyelamatkannya dari ancaman yang hampir saja membuatnya terkapar di sofa ruangan presdir, saat Reynard kalap ingin menyentuhnya. Tapi sebelum Reynard melaksanakan niatnya, Cindy masuk ke ruang Presdir untuk menyerahkan laporan dan memberitahukan apa saja jadwal hari ini. Pagi ini Reynard harus menghadiri rapat semua divisi yang biasa dilakukan pada akhir bulan.Walau sangat menyebalkan wanita yang merasa dirinya paling sempurna itu ternyata bisa menjadi dewi penolongnya.Saat ini Serra sedang menata meja barunya yang ditempatkan tepat disamping meja sekretaris utama. Dia tak peduli dengan tatapan meremehkan Cindy karena mejanya memang tidak sebesar milik wanita itu. "Setelan baju dan tas yang cukup bagus, tapi jika hanya bermodal itu kau tak akan bisa mendapatkan presdir kita!" cibir Cindy yang tadi sempat melihat Serra ada di dekapan Reynard. Sang presdir idolanya bahkan tak pernah melihat ke arahnya walau ia sudah berusaha tampil sempurna.
"Tuan Muda berkata jika kami harus bisa membuat anda tampil sempurna malam ini. Tapi saya rasa tanpa perawatan dari kami pun anda terlihat sangat sempurna Nona," ujar salah satu spa therapist yang saat ini sedang memijat kakinya. "Terimakasih, anda sangat berlebihan," sahut Serra masih canggung. Orang orang itu melayaninya dengan sangat baik, dirinya seperti diratukan saat ini Baru sekali dia melakukan perawatan diri selengkap ini. Bukannya senang, Serra malah merasa janggal dengan apa yang di lakukan Reynard padanya. Pria itu memintanya pulang hanya untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia yakin jika semua orang yang ditugaskan melayaninya adalah profesional dengan bayaran sangat mahal. Dan bagaimana pria itu bisa memikirkan hal seperti ini untuknya?"Anda tahu? Tuan Muda sendiri yang memilih semua bahan yang kami gunakan untuk perawatan anda. Dia memilih bahan istimewa untuk wanita yang istimewa."Jika wanita lain mungkin akan merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan iblis itu unt
"TIDAKK...!"Giorgio langsung memasang badan dengan berdiri di depan Serra ketika mendengar lengkingan suara yang sangat di kenalnya. Dia tahu bagaimana karakter wanita yang sedang berjalan menghampirinya.Watak Kathleen berubah total ketika sudah merambah dunia keartisan. Gadis periang dan lembut itu hanyalah masa lalu untuknya, karena Kathleen sudah berubah menjadi gadis temperamen, sangat egois dan cenderung liar."Wanita berengsek! Sudah aku duga, kau pasti akan mengincar calon suamiku! Dasar murahan, aku bunuh kau!"Kathleen merangsek maju dan mendorong tubuh Gio agar tidak menghalanginya. Wanita itu ingin meraih tubuh Serra, kemarahan terlihat dari rautnya. Kath tidak bisa terima ketika melihat kekasihnya melindungi wanita lain dan mengabaikannya. Bagaimanapun dia masih menjadi pemilik seorang Giorgio Alexander. Mereka masih terikat dalam tali pertunangan!Beberapa saat yang lalu ia mendengar Dexter mengatakan jika malam ini akan ada acara tahunan pengusaha. Dia yakin jika Gio