Serra terkejut ketika melihat seorang pria tambun sedang mencengkeram dan menarik dua tangannya. Bibirnya bahkan mendesis kesakitan karena cengkeraman pria itu ditangannya.
"Ingin mencuri Nona? Sepertinya anda datang di tempat yang salah," ujar pria itu menarik kasar tangan Serra agar mengikuti langkahnya. Tapi sebelum mencapai pintu keluar garasi seorang pria tampan menghadang langkah mereka. Dan sebuah pukulan mendarat di rahang pria bertubuh tambun itu.
"Berengsek lepaskan dia! Nona Serra adalah tamu kita, apa yang kau lakukan padanya?!"
BUGGHHH...
Tak cukup sekali, sebuah pukulan dilayangkan sekali lagi oleh pewaris kedua Alexander hingga pria bertubuh tambun itu terpelanting ke lantai. Serra yang bisa membaca situasi langsung menghadang tubuh Gio yang sepertinya mulai kalap.
Dia tak ingin memicu keributan di mansion, apalagi ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki ditempat ini.
"Maaf, tapi tadi saya tidak melihat Nona ini masuk. Maafkan saya Tuan!" kata pria tambun itu dengan kepala menunduk.
Dia memang baru saja datang karena sebuah tugas yang diberikan Reynard padanya. Niatnya hanya menutup pintu garasi setelah melihat tuannya keluar dari tempat itu, tapi ia melihat seorang wanita cantik berdiri ditengah ruang garasi.
Sepertinya yang terjadi hanyalah salah paham, Serra tahu jika pria yang hampir saja menyeretnya itu adalah salah satu penjaga Alexander. Terbukti dengan pria tambun itu tak berusaha melawan sedikit pun atau membalas semua pukulan yang dilayangkan padanya.
"Stop it! Saya mohon jangan diteruskan lagi Tuan Giorgio....ini hanya salah paham!" seru Serra menahan dada Gio yang merangsek maju ke arah pria tambun berseragam hitam di sampingnya.
Dilihatnya sekitar dan ternyata hanya mereka bertiga di tempat itu. Padahal ia sempat mengira jika Kath akan mengikuti kemanapun kekasihnya pergi.
"Saya tidak tahu siapa anda, tapi sebaiknya anda pergi sekarang juga! Biar saya yang akan berbicara pada tuan Giorgio," kata Serra yang lega karena tanpa banyak kata pria tambun itu pergi dengan sebelumnya menundukkan kepalanya pada Giorgio.
"Kau tak apa apa?" tanya Gio dengan menelisik keadaan wanita didepannya.
"Saya baik baik saja, terimakasih. Seperti yang saya katakan jika ini hanyalah salah paham. Kakak anda meminjamkan salah satu mobilnya karena saat ini juga saya harus datang ke suatu tempat. Anda juga akan keluar dengan Nona Kath?" tanya Serra mengira jika Gio juga akan mengambil mobil agar bisa keluar bersama Kath.
"Kathleen sudah pergi...kenapa harus membahas dia!" jawab Gio seperti enggan membicarakan tentang kekasihnya. "Aku bisa memberi lebih banyak dari yang dia berikan," sambung pria muda itu.
Kata kata itu berhasil membuat wanita didepannya menatapnya tajam dengan wajah penuh tanya. Tapi beberapa detik kemudian bibir kemerahan itu tersenyum lebar.
"Sepertinya mata anda sangat jeli Tuan Gio, saya adalah wanita serakah yang ingin menaklukkan dunia. Jadi Reynard Jayde adalah orang yang tepat, bukan begitu!?" ujar Serra yang tak menyangka jika Gio akan mengatakan hal di luar ekspetasinya. Padahal ia berpikir ika Gio adalah pria yang sangat tertutup.
"Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?Aku bisa memberikan lebih dari yang bisa dia berikan!" tanya Gio melangkah cepat agar bisa mendahului langkah Serra yang sedang berjalan menuju mobil Audi berwarna hitam yang terparkir tak jauh dari mereka. Tangan pria itu menahan pintu mobil agar Serra tidak masuk ke dalamnya.
"Aku suka wanita seperti dirimu. Setidaknya kau tidak memakai topeng dan berpura pura menjadi yang paling sempurna. Tinggalkan dia dan jadilah milikku!" entah apa yang terjadi padanya tapi tadi dia berbohong pada Kath jika ada meeting mendadak dengan staff perusahaannya.
Gio tiba tiba saja sangat tertarik pada wanita yang menjadi asisten kakaknya. Ada sesuatu yang membuatnya tak bisa berpaling dari wajah cantik itu. Tadi dia segera turun ke garasi ketika tahu jika Reynard melesat dengan mobilnya sendirian.
Entah apa yang ada di pikirannya tapi Gio ingin memiliki wanita yang merupakan pegawai kakaknya. Dia memang tertarik pada seorang Kathleen Johnson, tapi itu dulu! Semakin hari ia semakin mengenal sifat dari gadisnya. Apalagi setelah Kath mulai berkecimpung di dunia hiburan. Gadis yang dulunya baik dan supel kini menjadi gadis yang sangat terobsesi dengan ketenaran dan...uang!
Sudah tiga tahun berlalu, tapi tak ada sedikitpun niat dari Kath untuk merubah sikapnya. Dan ia tak bisa menyerah dengan hubungan ini, karena hubungan baik dari dua keluarga yang sudah terjalin sangat baik.Mendiang kedua orang tua Kath mengenal baik kedua orang tuanya.
Alexander juga mempunyai beberapa proyek dengan perusahaan keluarga Kathleen.
Sebagai pengusaha ia tak mungkin tiba tiba mengakhiri kerjasama dengan sepihak, kredibilitasnya akan diragukan.Dan bisa saja menghambat kemajuan Alexander's Corp, tentu saja ia tidak mau hal itu menjadi salah satu pemicu Jayde's mengalahkannya.
Nyatanya perusahaan kakaknya yang baru di bangun beberapa tahun sudah melesat cepat. Hingga telinganya bosan dengan semua pujian yang terlontar dari mulut kedua orang tuanya ataupun semua orang tentang pencapaian Reynard.
"Terimakasih atas tawaran anda tapi saya adalah wanita yang setia. Maaf saya benar benar harus pergi...sendiri! Anda tahu maksud saya bukan?"
"Aku mengerti, tapi dengarkan kata kataku. Kapan pun kau bisa datang padaku. Dia tak akan pernah bisa membuatmu bahagia..."
"Dia?!" cicit Serra mengulang kata kata Gio walau sebenarnya ia tahu siapa yang pria itu maksud.
"Reynard Jade! Kakakku adalah pria yang baik, tapi dia...."
Serra tertawa kecil dan berjalan mendekat pada pria yang berdiri didepannya sebelum Gio bisa menyelesaikan kata katanya. Ditatapnya lembut sepasang netra hitam pria didepannya.
Dalam waktu sekejap ia bisa melihat dua kepribadian berbeda dari dua pewaris Alexander.
Walau Reynard terlihat seperti iblis tak berperasaan tapi nyatanya pria itu diam diam melindungi adiknya, dengan cara yang orang lain tak mengerti. Dan sosok Giorgio Alexander yang terlihat baik hati ternyata adalah pria yang tak mau dikalahkan.
Gio tertarik padanya hanya karena tak ingin melihat Reynard menguasai dirinya.
"Senang bisa bertemu dengan anda Tuan Giorgio Alexander," ujar Serra yang kemudian membalikkan badan dan membuka pintu mobil yang sudah tepat berada disisinya.
Setidaknya dia sudah satu langkah lebih maju, Giorgio menunjukkan ketertarikannya.
Untuk sementara dia akan bermain tarik ulur dengan pewaris kedua Alexander, semakin sulit mendapatkan maka ia yakin jika Gio akan semakin gencar mengejarnya.Hati pria itu benar benar akan terikat padanya.
Serra segera keluar dari mansion dan melesatkan mobil yang dikendarai menuju pusat kota dimana rumah sakit tempat adiknya berada.Meninggalkan Gio yang masih terpaku ditempatnya dengan pandangan yang sulit ia artikan. Tanpa Serra sadari jika kedua tangan pria tampan itu terkepal erat di balik saku celananya.
Reynard menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di sebuah rumah kayu yang ada di pinggiran kota. Satu satunya rumah yang ada di area itu. Wajar jika tak ada satupun rumah disana karena tepat di depan rumah kayu adalah hutan lindung yang dipenuhi oleh binatang buas berkeliaran. Butuh satu jam perjalanan untuk bisa keluar dari area hutan dan menemukan pemukiman penduduk. Sesekali terlihat kendaraan lewat hanya pada saat siang hari.Di halaman rumah terlihat lima pria sedang duduk mengitari api unggun. Mereka langsung berdiri ketika melihat kedatangannya."Tuan Reynard...." Salah satu dari kelima orang itu mengikuti langkah Rey menuju teras rumah."Tuan ingin minum sesuatu?""Tidak. Apa ada sesuatu yang harus aku dengarkan?" tanya Rey melihat pria disampingnya belum juga pergi. Sang penjaga hanya menggeleng pelan karena tahu jika Reynard butuh waktu untuk beristirahat.Tapi dugaannya salah, sepertinya akan ada pertemuan bisnis malam ini.Di arah depan terlihat mobil sport hitam kelu
"Bagaimana dengan pengiriman kita ke Jepang?" tanya Reynard ketika berpapasan dengan Bryan di basement gedung Jayde's tempat mobilnya terparkir. Dari rumah kayu Reynard langsung pergi ke perusahaan hingga saat ini pria itu masih terlihat mengenakan pakaian kasualnya. Setelan kaos hitam berpadu dengan celana jeans warna senada sama sekali tak mengurangi aura dinginnya."Selamat pagi Tuan, pagi tadi orang kita mengabarkan jika pengiriman kita ke Jepang mengalami sedikit kendala. Tapi masih bisa di atasi.""Lagi? Ada yang kau sembunyikan dariku?" tanya Reynard tanpa melihat lawan bicaranya, mereka sudah ada di lift khusus yang akan membawa mereka di lantai atas.Dia merasa akhir akhir ini ada sesuatu yang mengganggu jalannya perusahaan. Masih bisa diatasi, dan bukanlah hal besar tapi tetap saja dia ingin semua berjalan sempurna. "Tuan Luiz Fernandez terbunuh semalam saat kunjungannya di Dubay. Jadi ada beberapa pengiriman yang harus kita tunda. Menurut yang saya dengar bisnisnya diterus
Serra bernafas lega karena Cindy sudah menyelamatkannya dari ancaman yang hampir saja membuatnya terkapar di sofa ruangan presdir, saat Reynard kalap ingin menyentuhnya. Tapi sebelum Reynard melaksanakan niatnya, Cindy masuk ke ruang Presdir untuk menyerahkan laporan dan memberitahukan apa saja jadwal hari ini. Pagi ini Reynard harus menghadiri rapat semua divisi yang biasa dilakukan pada akhir bulan.Walau sangat menyebalkan wanita yang merasa dirinya paling sempurna itu ternyata bisa menjadi dewi penolongnya.Saat ini Serra sedang menata meja barunya yang ditempatkan tepat disamping meja sekretaris utama. Dia tak peduli dengan tatapan meremehkan Cindy karena mejanya memang tidak sebesar milik wanita itu. "Setelan baju dan tas yang cukup bagus, tapi jika hanya bermodal itu kau tak akan bisa mendapatkan presdir kita!" cibir Cindy yang tadi sempat melihat Serra ada di dekapan Reynard. Sang presdir idolanya bahkan tak pernah melihat ke arahnya walau ia sudah berusaha tampil sempurna.
"Tuan Muda berkata jika kami harus bisa membuat anda tampil sempurna malam ini. Tapi saya rasa tanpa perawatan dari kami pun anda terlihat sangat sempurna Nona," ujar salah satu spa therapist yang saat ini sedang memijat kakinya. "Terimakasih, anda sangat berlebihan," sahut Serra masih canggung. Orang orang itu melayaninya dengan sangat baik, dirinya seperti diratukan saat ini Baru sekali dia melakukan perawatan diri selengkap ini. Bukannya senang, Serra malah merasa janggal dengan apa yang di lakukan Reynard padanya. Pria itu memintanya pulang hanya untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia yakin jika semua orang yang ditugaskan melayaninya adalah profesional dengan bayaran sangat mahal. Dan bagaimana pria itu bisa memikirkan hal seperti ini untuknya?"Anda tahu? Tuan Muda sendiri yang memilih semua bahan yang kami gunakan untuk perawatan anda. Dia memilih bahan istimewa untuk wanita yang istimewa."Jika wanita lain mungkin akan merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan iblis itu unt
"TIDAKK...!"Giorgio langsung memasang badan dengan berdiri di depan Serra ketika mendengar lengkingan suara yang sangat di kenalnya. Dia tahu bagaimana karakter wanita yang sedang berjalan menghampirinya.Watak Kathleen berubah total ketika sudah merambah dunia keartisan. Gadis periang dan lembut itu hanyalah masa lalu untuknya, karena Kathleen sudah berubah menjadi gadis temperamen, sangat egois dan cenderung liar."Wanita berengsek! Sudah aku duga, kau pasti akan mengincar calon suamiku! Dasar murahan, aku bunuh kau!"Kathleen merangsek maju dan mendorong tubuh Gio agar tidak menghalanginya. Wanita itu ingin meraih tubuh Serra, kemarahan terlihat dari rautnya. Kath tidak bisa terima ketika melihat kekasihnya melindungi wanita lain dan mengabaikannya. Bagaimanapun dia masih menjadi pemilik seorang Giorgio Alexander. Mereka masih terikat dalam tali pertunangan!Beberapa saat yang lalu ia mendengar Dexter mengatakan jika malam ini akan ada acara tahunan pengusaha. Dia yakin jika Gio
Malam menjelang. Jane Wilson menatap lingkungan sekitar tempat dia duduk kini, lima menit yang lalu dia memutuskan duduk di luar kamar rawat Naina untuk sekedar menikmati secangkir kopi. Dia hanya takut jika aroma kopi yang kuat bisa mengganggu istirahat putri bungsunya. Kebetulan saat sudah berada diluar kamar Serra menelponnya. Putri sulungnya tidak dapat datang ke rumah sakit karena menghadiri sebuah acara.Di saat seperti ini Jane teringat kepada orang tua kandung kedua putrinya, masa lalu yang tetap ia tutup rapat hingga kini. Dulu dia pernah berjanji untuk menjaga Serra dan Naina bahkan dengan nyawanya. Tapi nyatanya saat ini Naina tergeletak tak berdaya di atas ranjang pasien, dengan keadaan yang tidak baik baik saja.Selalu saja hatinya terasa nyeri ketika mengingat semuanya. Dua gadis yang diasuhnya - terutama Serra- berjuang keras untuk bisa keluar dari semua ini. Jika Naina mempunyai tekad yang kuat untuk sembuh maka Serra mati matian mencari uang untuk biaya perawatan a
"Hei, ayo kita turun...." Serra seperti tidak mendengar ajakan Gio yang sudah turun dari mobil dan mengulurkan satu tangan untuk membantunya turun.Pandangannya fokus ke arah kilatan kilatan blitz kamera dari para awak media yang diperbolehkan meliput acara. Mereka diperkenankan meliput ataupun mengambil gambar hanya di area depan gedung. Ada rasa ragu dan canggung untuk keluar karena tak terbiasa dengan suasana riuh seperti ini. Hingar bingar kaum jet set yang baru kali ini dia rasakan."Jangan gugup, aku bersamamu. Lagipula mereka tidak akan melihat wajahmu. Kau sudah mengenakan topeng jika kau lupa," ujar Gio yang mengerti dengan apa yang dirasakan Serra.Sebelum pergi ke gedung tempat pertemuan mereka terlebih dulu pergi ke butik ternama untuk membeli topeng yang biasa dijual saat event pesta topeng. Topeng berwarna hitam yang hanya menutupi mata hingga Serra tetap terlihat sangat cantik dan sedikit misterius.Setelah berkali kali menghembuskan nafasnya akhirnya Serra melangkah
Beberapa saat yang lalu....PYAAR...."Brengsek!!"Kathleen meluapkan semua emosinya dengan meraih apapun yang bisa ia raih dan membantingnya keras di atas lantai.Hatinya sakit ketika mendengar pertama kali Giorgio berteriak padanya. Hatinya terluka ketika mendengar pria yang sudah selama tiga tahun ini bersamanya tiba tiba memutuskan hubungan mereka.Dan mereka putus dikarenakan seorang wanita rendahan yang hanya mampu menggantungkan hidup dari gaji bulanannya. Wanita miskin yang mengincar pria kaya untuk memperbaiki hidupnya. Wanita yang benar benar tak pantas menjadi pesaingnya."Aku bunuh dia!" pekik Kath dengan membanting gelas yang sudah diraihnya.CEKLEKKK...Seorang pria masuk dan tampak mengamati setiap kekacauan yang dibuat oleh Kath. Kadang jalannya berjingkat untuk menghindari pecahan kaca yang tersebar hampir di seluruh bagian lantai ruang depan kediaman Stockholm."Hei kenapa kau memecahkan semua barang mahalku? Kau tahu jika itu semua barang antik yang aku buru dari be