Reynard menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di sebuah rumah kayu yang ada di pinggiran kota. Satu satunya rumah yang ada di area itu.
Wajar jika tak ada satupun rumah disana karena tepat di depan rumah kayu adalah hutan lindung yang dipenuhi oleh binatang buas berkeliaran. Butuh satu jam perjalanan untuk bisa keluar dari area hutan dan menemukan pemukiman penduduk. Sesekali terlihat kendaraan lewat hanya pada saat siang hari.
Di halaman rumah terlihat lima pria sedang duduk mengitari api unggun. Mereka langsung berdiri ketika melihat kedatangannya.
"Tuan Reynard...."
Salah satu dari kelima orang itu mengikuti langkah Rey menuju teras rumah.
"Tuan ingin minum sesuatu?"
"Tidak. Apa ada sesuatu yang harus aku dengarkan?" tanya Rey melihat pria disampingnya belum juga pergi.
Sang penjaga hanya menggeleng pelan karena tahu jika Reynard butuh waktu untuk beristirahat.
Tapi dugaannya salah, sepertinya akan ada pertemuan bisnis malam ini.
Di arah depan terlihat mobil sport hitam keluaran Buggati dan dua Range Rover datang beriringan. Sang penjaga menghampiri mobil sport yang ada paling depan. Dia tahu mobil itu adalah milik wakil atasannya, Bryan O'Brien.
Bryan O'Brien, pria berumur tiga puluh tahun itu adalah tangan kanan yang Reynard percaya untuk menangani semua tentang bisnisnya. Dan kebetulan sifat mereka tidak jauh berbeda, mereka sama sama dikenal sebagai pria dingin dan arogan. Hanya saja Bryan bukanlah pria yang terlalu anti sosial seperti atasannya.
Reynard Jayde adalah orang yang tertutup dan tidak terlalu suka tampil di depan khalayak, jadi Bryan akan selalu menggantikan kehadirannya di acara acara yang melibatkan terlalu banyak orang.
Jika di satu mobil ada enam orang maka tamu mereka kali ini berjumlah sekitar dua belas orang. Penjaga tahu jika atasannya tidak akan suka situasi ramai semacam ini.
Atasannya bukanlah seperti CEO kebanyakan yang akan mengadakan pertemuan ditempat formal atau bahkan di klub malam. Reynard lebih sering bertemu dengan klien ditempat ini, tempat yang menurutnya lebih nyaman untuk berbicara.
"Selamat malam Tuan Bryan," sapa sang penjaga dengan wajah menunduk hormat.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan Reynard, kau tahan mereka disini terlebih dahulu sebelum beliau mengijinkan mereka datang."
"Baik Tuan," jawab sang penjaga berjalan ke arah tamu tamunya.
"Kau ingin berpesta disini?" ujar Rey dengan wajah kesal melihat banyaknya tamu yang datang di rumah kayunya.
"Maaf, saya teledor kali ini. Apa saya perlu meminta orang orang Tuan Clarke pergi?"
"Kau tahu benar kenapa aku bersedia bertemu dengan bajingan itu!"
Clarke Anderson bukanlah klien yang baik, dia adalah orang yang congkak. Kerjasama dengan Jayde Corp hanyalah kedok agar bisa bersembunyi ataupun berlindung pada kebesaran nama Reynard. Hal itu membuat para lawan bisnis segan menghadapinya, bisa dipastikan tak ada yang mau berurusan dengan iblis bernama Reynard Jayde.
"Saya tahu, maka anda sendiri yang harus menyelesaikan ini semua. Saya hanya khawatir pria licik itu akan mencari suaka ke Alexander, anda sangat tahu jika Tuan muda Gio terlalu mudah percaya pada orang lain."
Rey mengangguk pelan, ia mengerti apa yang dimaksud oleh wakil CEO-nya. Walaupun adiknya adalah pengusaha yang hebat tapi Gio juga dikenal sebagai sosok ramah dan baik hati. Pria muda itu sudah menjadi ikon idola di negerinya terutama kaum wanita.
Sejak Jayde Corp menjadi perusahaan besar, hubungannya dengan adiknya sedikit menjauh. Entah...tapi Reynard merasa seperti ada tembok pembatas yang terus menerus dibangun oleh Gio untuknya.
"Aku sendiri yang akan menguburnya hidup hidup jika berani mengacaukan Alexander. Baik, lima menit...setelah itu aku tak ingin melihatnya lagi!" sahut Reynard walaupun moodnya terlanjur buruk. Tiba tiba saja otaknya dipenuhi dengan bayangan ciuman panasnya tadi dengan Serra.
"Saya mengerti," sahut Bryan mengangguk. Hanya dengan mengangkat satu tangan penjaga Alexander langsung mengantar dua tamunya mendekat Ternyata Clarke Anderson membawa satu orang kepercayaannya.
Satu sudut bibir Reynard terangkat sinis melihat senyum memuakkan dua pria didepannya.
"Selamat siang Tuan Reynard, senang bisa bertemu dengan anda. Maaf jika saya datang tanpa konfirmasi terlebih dahulu..." sapa pria bernama Clarke mengangkat satu tangannya berniat untuk berjabat tangan dengan sang CEO Jayde Corp. Tapi tangannya segera turun karena Reynard hanya berjalan melewati seolah tak melihat uluran tangannya.
"Saya tidak ingin memperpanjang kontrak kerja dengan perusahaan anda," kata Rey dengan nada datar, dan Bryan terlihat memberikan sebuah berkas pada orang kepercayaan Clarke.
"Saya tahu jika kerjasama kita akan berakhir, tapi saya rasa tak ada salahnya jika kita terus bekerjasama. Bukankah tak ada yang dirugikan dalam kerjasama kita?" ujar Clarke mencoba melobi, sejak berhasil menjalin kerjasama dengan Jayde's perusahaan miliknya ternyata maju pesat.
"Sayangnya anda harus mengikuti prosedurnya Tuan Clarke, itu artinya anda harus mengajukan permohonan kerjasama lagi seperti dulu. Untuk saat ini perusahaan kami sedang sangat banyak kontrak kerja, dan semua harus berjalan sesuai aturan," jelas Bryan.
"Tapi...."
"Semua sudah jelas, jika proposal anda nantinya disetujui maka saya sendiri yang akan mengabari anda," kata Bryan berharap dua pria didepannya segera pergi, dia merasakan jika Reynard sedang dalam mood yang tidak baik.
"Tidak bisa begini, anda tidak boleh berbuat semaunya!" kilah pria berkacamata yang duduk disamping Clarke, dia tak menyadari kilat kemarahan di mata pria muda yang duduk selurusan dengannya.
DORRRR...
"Enyah kau!!"
""A-apa ini..." cicit Clarke dengan wajah shock melihat orang kepercayaannya terbujur dengan lubang tepat di tengah keningnya. Bahkan bajunya sebagian berwarna merah karena terkena cipratan darah.
"Aku tidak suka pembangkang!!"
Dan senyum iblis itu semakin merekah ketika melihat dua belas pria penjaga yang di bawa oleh Clarke bersiaga dengan sudah bersiaga dengan senjata masing masing.
"Kita berpesta malam ini...."
*
Di saat yang sama Serra sudah memarkirkan mobilnya di area parkir rumah sakit. Keberadaan dirinya dan mobil mewah yang ia kendarai sempat menjadi pusat perhatian orang orang disana. Apalagi penampilannya yang elegan mampu membuat gerah kaum pria yang melihatnya.
"Ibu, bagaimana dengan Naina? Belum sadar juga?"
Seorang wanita parubaya tampak berdiri dan tersenyum melihat kedatangannya. Mereka ada didepan ruang rawat Naina, adiknya.
"Kami tidak akan bisa melewatinya tanpa ibu, terimakasih!" Serra memeluk wanita yang sejak ia kecil sudah menjadi pengganti orang tuanya.
"Naina gadis yang hebat, dokter mengatakan jika keadaannya sangat stabil. Ini sudah malam, kau datang sendirian?"
"Aku meminjam mobil dari seorang teman, kebetulan tadi atasanku mengadakan meeting di tempat yang tak jauh dari sini" sahut Serra gugup, ia terpaksa berbohong karena tidak mungkin ia mengatakan semuanya pada ibunya.
Sedang Jane tetap tersenyum lembut walau ia tahu putri sulungnya tidak berkata jujur.
Dia tahu jika akhir akhir ini Serra sedang berjuang mati matian agar bisa membiayai pengobatan Naina. Serra adalah wanita mandiri yang selalu ingin menyelesaikan masalahnya sendiri."Aku ingin bertemu sebentar dengan dokternya...."
"Tentu saja, tadi aku sudah menemuinya tapi lebih baik kau juga menemuinya agar bisa mendengar sendiri bagaimana perkembangan Naina."
Setelah berjalan melewati koridor yang cukup panjang akhirnya sampailah Serra diruangan dokter yang menangani adiknya. Ada dua dokter yang sepertinya sengaja menunggunya, mereka terlebih dulu menyapa Serra yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Selamat malam Nona Serra, anda terlihat cantik malam ini," sapa salah seorang dokter yang umurnya terlihat lebih muda dari dokter yang duduk disampingnya. Dan sapaan itu membuat dokter lainnya tertawa kecil.
Wanita yang baru saja datang ke ruangan mereka memang tampil sempurna.
"Selamat malam Dokter Greg....Dokter Griffin! Maaf jika saya mengganggu waktu kalian. Bagaimana dengan perkembangan kesehatan adik saya pasca operasi? Apa keadaannya sudah membaik!?" Tanya Serra langsung pada pokok pembicaraan, ia segera ingin dua dokter itu menjelaskan keadaan adiknya sekarang.
"Operasi berjalan sukses, hanya saja..."
"Hanya apa Dok!?"
"Tenang Nona, kami hanya ingin mengatakan jika secara keseluruhan keadaan adik anda baik. Tapi kita bisa hanya memastikan keadaannya benar benar baik hanya pada saat Nona Naina tersadar."
"Apa kemungkinan terburuknya?"
"Dalam kasus adik anda, ada dua kemungkinan. Pertama adalah buta warna dan kedua adalah amnesia ringan, tapi dua kemungkinan itu tidaklah permanen. Hanya bersifat sementara saja!"
Serra menghembuskan nafasnya, sepertinya penderitaan adiknya belum selesai sampai disini.
"Bagaimana dengan pengiriman kita ke Jepang?" tanya Reynard ketika berpapasan dengan Bryan di basement gedung Jayde's tempat mobilnya terparkir. Dari rumah kayu Reynard langsung pergi ke perusahaan hingga saat ini pria itu masih terlihat mengenakan pakaian kasualnya. Setelan kaos hitam berpadu dengan celana jeans warna senada sama sekali tak mengurangi aura dinginnya."Selamat pagi Tuan, pagi tadi orang kita mengabarkan jika pengiriman kita ke Jepang mengalami sedikit kendala. Tapi masih bisa di atasi.""Lagi? Ada yang kau sembunyikan dariku?" tanya Reynard tanpa melihat lawan bicaranya, mereka sudah ada di lift khusus yang akan membawa mereka di lantai atas.Dia merasa akhir akhir ini ada sesuatu yang mengganggu jalannya perusahaan. Masih bisa diatasi, dan bukanlah hal besar tapi tetap saja dia ingin semua berjalan sempurna. "Tuan Luiz Fernandez terbunuh semalam saat kunjungannya di Dubay. Jadi ada beberapa pengiriman yang harus kita tunda. Menurut yang saya dengar bisnisnya diterus
Serra bernafas lega karena Cindy sudah menyelamatkannya dari ancaman yang hampir saja membuatnya terkapar di sofa ruangan presdir, saat Reynard kalap ingin menyentuhnya. Tapi sebelum Reynard melaksanakan niatnya, Cindy masuk ke ruang Presdir untuk menyerahkan laporan dan memberitahukan apa saja jadwal hari ini. Pagi ini Reynard harus menghadiri rapat semua divisi yang biasa dilakukan pada akhir bulan.Walau sangat menyebalkan wanita yang merasa dirinya paling sempurna itu ternyata bisa menjadi dewi penolongnya.Saat ini Serra sedang menata meja barunya yang ditempatkan tepat disamping meja sekretaris utama. Dia tak peduli dengan tatapan meremehkan Cindy karena mejanya memang tidak sebesar milik wanita itu. "Setelan baju dan tas yang cukup bagus, tapi jika hanya bermodal itu kau tak akan bisa mendapatkan presdir kita!" cibir Cindy yang tadi sempat melihat Serra ada di dekapan Reynard. Sang presdir idolanya bahkan tak pernah melihat ke arahnya walau ia sudah berusaha tampil sempurna.
"Tuan Muda berkata jika kami harus bisa membuat anda tampil sempurna malam ini. Tapi saya rasa tanpa perawatan dari kami pun anda terlihat sangat sempurna Nona," ujar salah satu spa therapist yang saat ini sedang memijat kakinya. "Terimakasih, anda sangat berlebihan," sahut Serra masih canggung. Orang orang itu melayaninya dengan sangat baik, dirinya seperti diratukan saat ini Baru sekali dia melakukan perawatan diri selengkap ini. Bukannya senang, Serra malah merasa janggal dengan apa yang di lakukan Reynard padanya. Pria itu memintanya pulang hanya untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia yakin jika semua orang yang ditugaskan melayaninya adalah profesional dengan bayaran sangat mahal. Dan bagaimana pria itu bisa memikirkan hal seperti ini untuknya?"Anda tahu? Tuan Muda sendiri yang memilih semua bahan yang kami gunakan untuk perawatan anda. Dia memilih bahan istimewa untuk wanita yang istimewa."Jika wanita lain mungkin akan merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan iblis itu unt
"TIDAKK...!"Giorgio langsung memasang badan dengan berdiri di depan Serra ketika mendengar lengkingan suara yang sangat di kenalnya. Dia tahu bagaimana karakter wanita yang sedang berjalan menghampirinya.Watak Kathleen berubah total ketika sudah merambah dunia keartisan. Gadis periang dan lembut itu hanyalah masa lalu untuknya, karena Kathleen sudah berubah menjadi gadis temperamen, sangat egois dan cenderung liar."Wanita berengsek! Sudah aku duga, kau pasti akan mengincar calon suamiku! Dasar murahan, aku bunuh kau!"Kathleen merangsek maju dan mendorong tubuh Gio agar tidak menghalanginya. Wanita itu ingin meraih tubuh Serra, kemarahan terlihat dari rautnya. Kath tidak bisa terima ketika melihat kekasihnya melindungi wanita lain dan mengabaikannya. Bagaimanapun dia masih menjadi pemilik seorang Giorgio Alexander. Mereka masih terikat dalam tali pertunangan!Beberapa saat yang lalu ia mendengar Dexter mengatakan jika malam ini akan ada acara tahunan pengusaha. Dia yakin jika Gio
Malam menjelang. Jane Wilson menatap lingkungan sekitar tempat dia duduk kini, lima menit yang lalu dia memutuskan duduk di luar kamar rawat Naina untuk sekedar menikmati secangkir kopi. Dia hanya takut jika aroma kopi yang kuat bisa mengganggu istirahat putri bungsunya. Kebetulan saat sudah berada diluar kamar Serra menelponnya. Putri sulungnya tidak dapat datang ke rumah sakit karena menghadiri sebuah acara.Di saat seperti ini Jane teringat kepada orang tua kandung kedua putrinya, masa lalu yang tetap ia tutup rapat hingga kini. Dulu dia pernah berjanji untuk menjaga Serra dan Naina bahkan dengan nyawanya. Tapi nyatanya saat ini Naina tergeletak tak berdaya di atas ranjang pasien, dengan keadaan yang tidak baik baik saja.Selalu saja hatinya terasa nyeri ketika mengingat semuanya. Dua gadis yang diasuhnya - terutama Serra- berjuang keras untuk bisa keluar dari semua ini. Jika Naina mempunyai tekad yang kuat untuk sembuh maka Serra mati matian mencari uang untuk biaya perawatan a
"Hei, ayo kita turun...." Serra seperti tidak mendengar ajakan Gio yang sudah turun dari mobil dan mengulurkan satu tangan untuk membantunya turun.Pandangannya fokus ke arah kilatan kilatan blitz kamera dari para awak media yang diperbolehkan meliput acara. Mereka diperkenankan meliput ataupun mengambil gambar hanya di area depan gedung. Ada rasa ragu dan canggung untuk keluar karena tak terbiasa dengan suasana riuh seperti ini. Hingar bingar kaum jet set yang baru kali ini dia rasakan."Jangan gugup, aku bersamamu. Lagipula mereka tidak akan melihat wajahmu. Kau sudah mengenakan topeng jika kau lupa," ujar Gio yang mengerti dengan apa yang dirasakan Serra.Sebelum pergi ke gedung tempat pertemuan mereka terlebih dulu pergi ke butik ternama untuk membeli topeng yang biasa dijual saat event pesta topeng. Topeng berwarna hitam yang hanya menutupi mata hingga Serra tetap terlihat sangat cantik dan sedikit misterius.Setelah berkali kali menghembuskan nafasnya akhirnya Serra melangkah
Beberapa saat yang lalu....PYAAR...."Brengsek!!"Kathleen meluapkan semua emosinya dengan meraih apapun yang bisa ia raih dan membantingnya keras di atas lantai.Hatinya sakit ketika mendengar pertama kali Giorgio berteriak padanya. Hatinya terluka ketika mendengar pria yang sudah selama tiga tahun ini bersamanya tiba tiba memutuskan hubungan mereka.Dan mereka putus dikarenakan seorang wanita rendahan yang hanya mampu menggantungkan hidup dari gaji bulanannya. Wanita miskin yang mengincar pria kaya untuk memperbaiki hidupnya. Wanita yang benar benar tak pantas menjadi pesaingnya."Aku bunuh dia!" pekik Kath dengan membanting gelas yang sudah diraihnya.CEKLEKKK...Seorang pria masuk dan tampak mengamati setiap kekacauan yang dibuat oleh Kath. Kadang jalannya berjingkat untuk menghindari pecahan kaca yang tersebar hampir di seluruh bagian lantai ruang depan kediaman Stockholm."Hei kenapa kau memecahkan semua barang mahalku? Kau tahu jika itu semua barang antik yang aku buru dari be
Setelah menyelesaikan pekerjaannya Reynard akhirnya memutuskan untuk pulang ke kediaman Alexander. Kadang terdengar umpatan lirih dari bibirnya, karena bayangan Serra terus saja menguasai otaknya.Penjaga yang mengatur cctv di kediamannya mengirimkan video pertemuan Gio dan Kathleen, sesuai permintaannya. Tapi matanya malah berfokus pada sosok seksi bergaun hitam yang berada di balik tubuh adiknya. Jika di lihat dari video dia bisa melihat jika Gio sedang mencoba melindungi Serra dari amukan tunangannya yang sudah lepas kendali.Dia juga bisa melihat ketika Serra dengan tenangnya malah pergi meninggalkan pertengkaran itu, menuju arah ruang makan. Bisa bisanya wanita itu makan disaat seperti itu.Hatinya lega ketika mengetahui akhirnya Giorgio dengan tegas bisa mengakhiri hubungannya dengan Kathleen. Tapi disisi lain ada rasa tidak terima ketika mengetahui jika kecantikan 'mainan barunya' akan dinikmati oleh pria lain.Giorgio akan membawa Serra hadir disebuah pertemuan yang pasti ak