Setelah menyelesaikan pekerjaannya Reynard akhirnya memutuskan untuk pulang ke kediaman Alexander. Kadang terdengar umpatan lirih dari bibirnya, karena bayangan Serra terus saja menguasai otaknya.Penjaga yang mengatur cctv di kediamannya mengirimkan video pertemuan Gio dan Kathleen, sesuai permintaannya. Tapi matanya malah berfokus pada sosok seksi bergaun hitam yang berada di balik tubuh adiknya. Jika di lihat dari video dia bisa melihat jika Gio sedang mencoba melindungi Serra dari amukan tunangannya yang sudah lepas kendali.Dia juga bisa melihat ketika Serra dengan tenangnya malah pergi meninggalkan pertengkaran itu, menuju arah ruang makan. Bisa bisanya wanita itu makan disaat seperti itu.Hatinya lega ketika mengetahui akhirnya Giorgio dengan tegas bisa mengakhiri hubungannya dengan Kathleen. Tapi disisi lain ada rasa tidak terima ketika mengetahui jika kecantikan 'mainan barunya' akan dinikmati oleh pria lain.Giorgio akan membawa Serra hadir disebuah pertemuan yang pasti ak
Reynard seperti kesetanan ketika mendengar Bryan mengabarkan jika Serra telah diculik. Sebelum pulang dari perusahaan ia memang meminta Bryan meretas cctv yang ada di gedung pertemuan acara tahunan, dan mengirimkan potongan videonya padanya.Reynard hanya ingin melihat interaksi sang adik dan asisten barunya, ya ...ia yakin hanya untuk itu. Dia hanya ingin memastikan Serra tidak membuat ulah yang akan merepotkan adiknya.Bryan juga mengirimkan potongan video ketika seorang wanita mengajak Serra berbicara. Dan ketika audio diperjelas ternyata wanita itu berbohong dengan mengatakan jika ada pesta khusus yang diadakan untuk Gio. Wanita itu meminta Serra menyusul Gio di gedung belakang. "Dasar bodoh! Kenapa dia harus mengikuti orang yang tidak dikenalnya!" kesal Reynard melihat Serra langsung mengikuti langkah wanita asing itu. Wanita yang ia yakin adalah istri dari salah seorang pengusaha yang di undang pada acara malam itu.Naas, sepertinya Serra tidak melihat keberadaan Gio karena tu
Serra diam ketika tahu dirinya ada di dalam bahaya, tangannya terikat ke belakang dan dua matanya ditutup dengan kain. Saat ini dia sedang ada di dalam mobil, mereka sedang membawanya ke suatu tempat.Dan itu sepenuhnya adalah salahnya karena dengan mudahnya percaya pada orang yang baru dikenalnya. "Ibu, Naina...."Dua nama itu yang terus saja Serra sebut dalam hatinya, hanya dua nama itu yang membuatnya bisa bertahan dari semua badai yang terjadi dalam hidupnya, menghadapi ketakutannya."Oh God dia cantik sekali, kita akan berpesta malam ini teman teman!" Serra beringsut ketika merasakan satu ujung jari menyentuh bahunya yang terbuka. Dia berusaha keras untuk tetap tenang walau rasa panik dan takut sedang menguasai hatinya. Semakin memberontak maka pria pria itu akan semakin kurang ajar padanya.Serra meyakinkan dirinya sendiri jika sebentar lagi Giorgio pasti akan mencarinya. Cepat atau lambat pria itu pasti akan kehilangan dirinya. "Jangan sentuh dia! Kalian dibayar sangat mahal
SREKKHH...Reynard mencabut pisau yang ada di bahu Serra, dan merobek sebagian kemeja putih yang dia kenakan untuk membebat luka yang terus saja mengucurkan darah itu.Dua sniper yang tadi berjaga di luar tampak datang tergopoh, satu diantara mereka sudah mengarahkan senjatanya pada dua wanita yang tampak ketakutan didepan sana. Sedang satu lainnya duduk berjongkok untuk melihat keadaan tuannya."Anda tidak apa apa Tuan?" "Jaga matamu bangsat!" ujar Reynard penuh penekanan ketika salah satu snipernya sekilas melihat ke arah wanita dalam rengkuhannya. "M-maaf Tuan, saya hanya....""Kita bawa tiga mobil yang ada di luar dan segera tinggalkan tempat ini!" "Baik Tuan."Reynard membopong tubuh Serra dan segera pergi ke luar menuju mobilnya yang tadi sudah dibawa ke tempat ini. Tiga mobil milik Kath dan orang orang bayarannya di bawa oleh para penjaganya.Dua sniper itu tahu jika Reynard ingin menghukum dua wanita yang berani melukai Serra. Sudah menjadi prinsip Reynard untuk tidak membu
Saat ini Giorgio ada di kediamannya bersama seorang pengusaha bernama David. Sengaja dia mengundang pengusaha itu ke kediaman Alexander karena hilangnya Serra berkaitan dengan pria itu.Dia sudah melihat cctv gedung. Terakhir Serra ditemukan bersama istri David menuju area gedung belakang. Dan tanpa disangka, disana dua wanita itu sudah ditunggu oleh beberapa pria yang kemudian membekap dan membawa paksa Serra pergi dari gedung pertemuan.Berkali kali Giorgio menghubungi Reynard tapi ponsel pria itu tak juga aktif. Dia tahu jika kepergian Reynard pasti berhubungan dengan hilangnya Serra. Reynard mungkin sudah menemukan titik terang keberadaan Serra.Para penjaga Alexander sudah menyisir tempat yang diduga menjadi tempat penyekapan Serra. Tapi tak ada tanda tanda keberadaan seorang pun di sepanjang hutan pinus yang mereka sisir."Maafkan saya Tuan, saya benar benar tidak menyangka jika istri saya akan terlibat dalam hal ini," ujar pengusaha bernama David dengan penuh sesal."Apa anda y
"Euugghhh!"Serra mengerjabkan matanya, bibirnya berdesis ketika rasa nyeri yang hebat ia rasakan di bahu kanannya."Hei, kau sudah bangun? Dasar pemalas kenapa tidurmu seperti mayat? Jika terus terusan tidur siapa yang akan mengurusku hahh?" Serra sejenak seperti kehilangan ingatannya, matanya nanar mengamati ruangan luas tempatnya kini berada. Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat Reynard berada disampingnya. Wajah pria itu bahkan begitu dekat dengan wajahnya.Tapi bibirnya kembali menjerit kesakitan ketika ingin bangkit dari tidurnya, tulang bahunya seakan patah. Dan Serra baru mengingat kejadian penyekapan di gudang ketika melihat lukanya yang sudah diperban rapi."Dasar bodoh! Kau sedang terluka, jadi jangan melakukan gerakan tiba tiba. Apa sakit sekali? Cihh...itu hanya luka ringan, jangan kau pikir akan terbebas dari tugasmu hanya karena luka kecil itu!" Serra menutup mata untuk menikmati sakit yang dia rasakan, sekaligus melafalkan sumpah serapah di dalam hatinya un
Jane terkejut ketika pagi ini seseorang mengetuk pintu kamar rawat Naina, ia bergegas membukanya karena mengira Serra-lah yang datang, seperti biasanya. Tapi betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang pria yang tidak ia kenal berdiri didepannya.Seorang pria berbadan tinggi besar datang ke kamar rawat Naina. Pria berumur tiga puluh tahunan dengan setelan formal, berambut coklat gelap dengan tatapan setajam elang. Aura dingin dan pembawaan yang tenang menunjukkan bahwa pria itu bukanlah pria biasa."Selamat pagi Nyonya Jane, maaf jika kedatangan saya pagi ini sedikit mengejutkan anda," ujar Bryan yang tahu jika wanita didepannya pasti sedang bertanya tanya siapa dirinya."Saya Bryan O'Brien, rekan kerja Nona Serra di Jayde Corp."Jane tersenyum ramah dan menyambut uluran tangan pria di depannya. Walau terkesan dingin tapi nyatanya pria didepannya bersikap sangat sopan padanya.Jane keluar dari kamar dan melanjutkan pembicaraan di luar karena tak ingin suara mereka mengganggu istira
"T-tuan Reynard...." Reynard tak membalas sapaan dari pria yang sudah duduk di depannya. Saat ini dia sudah berada di markas besar yang ia buat untuk tempat beristirahat para penjaganya.Semalam ia meminta Bryan untuk membawa biang keladi dari peristiwa penculikan Serra ke tempat ini. "Kau tahu benar kenapa kau bisa berada di tempat ini!" Reynard duduk di sofa single yang ada di depan Dex, dan membiarkan Dex tetap berdiri di tempatnya."Selama ini aku diam hanya karena Giorgio, tapi bajingan sepertimu tak akan pernah tahu rasa terimakasih. Kau tidak pantas dikasihani!" "Saya tidak pernah merasa berbuat kesalahan kepada anda...."BRAAKKKK!Reynard menggebrak meja kayu didepannya, pria itu sudah berdiri dengan dua tangan terkepal dan mata nanar menatap Dexter yang sudah menundukkan kepalanya. "Jangan kau pikir aku terlalu bodoh untuk mengetahui semua rencanamu bangsat! Aku diam hanya karena ingin tahu sejauh apa kau bisa berbuat!""Saya tidak melakukan apapun," ujar Dex masih menco