"Kau sangat seksi Kathleen sayang, apa kau akan pergi bersama kekasih bodohmu itu?"
Seorang pria bertubuh tinggi besar terlihat memeluk dari belakang seorang wanita yang sedang berdiri di depan meja riasnya, sepertinya umur mereka terpaut cukup jauh. Wanita itu berusaha menepis ketika bibir pria itu mulai menelusuri leher belakangnya.
"Ckk menjauhlah Dex, malam ini adalah malam yang sangat penting! Jangan membuat semua menjadi kacau, kemungkinan besar Gio ingin membicarakan tentang pernikahan kami," sahut Kath sambil mengoles bibirnya dengan pewarna bibir warna nude.
Sebagai seorang artis tentu saja ia sangat pandai merias dirinya. Walau usianya masih menginjak dua puluh tahun tapi saat ini namanya dikenal sedang naik daun. Dia dan Giorgio Alexander sudah menjalin hubungan sejak tiga tahun yang lalu. Salah satu pewaris Alexander itu menyatakan cintanya bahkan saat mereka masih di bangku sekolah menengah atas.
Dan Dexter Stockholm adalah pria yang selama ini menjadi sugar daddynya, mereka sudah menjalin hubungan jauh sebelum dia menjalin hubungan dengan Gio. Hubungan mereka sama sekali tak terendus media karena Dexter adalah walinya.
Sejak kedua orang tuanya meninggal Dex yang merupakan adik angkat ayahnya menjadi satu satunya orang yang bertanggung jawab atas dirinya. Pria itu yang mengolah semua usaha warisan orang tuanya walau pada akhirnya semua sirna di atas meja judi.
Sebenarnya sudah berkali kali Kathleen ingin lepas dari jerat Dex tapi selalu gagal. Selain dari segi hukum ia sudah cukup dewasa untuk hidup mandiri, dia juga sudah bosan menjadi sapi perah untuk pria itu.
Tak jarang Dex memerasnya, jika tak memberikan beberapa jumlah uang yang diminta maka Dex akan menghancurkan karirnya. Diam diam Dex menyimpan beberapa video aktivitas ranjang mereka, dan itu yang selalu digunakan agar Kath tetap ada dalam genggamannya.
"Kau pikir mudah melewati sulung Alexander? Calon suamimu hanyalah kucing rumahan yang akan selalu ada dalam lindungan kakaknya. Kenapa kau tidak menjerat bedebah itu saja? Itu lebih menantang..."
"Sama saja bukan? Mereka sama sama kaya! Gio juga sangat mencintaiku, aku tak keberatan memelihara kucing selama hidupku terjamin," kilah Kath menyambar tas jinjingnya, dia ingin segera pergi karena tak ingin lebih lama meladeni Dex.
"Bukan hanya mereka, tapi kau pun akan membuat aku kaya raya baby ha...ha!"
Kathleen memutar bola matanya malas, setelah resmi menjadi nyonya di keluarga Alexander maka ia yakin dengan mudah ia bisa menyingkirkan Dex. Selamanya dia akan terbebas dari lintah yang selalu membuatnya menderita.
Sering ia tak habis pikir dengan keinginan Dex, pria itu selalu mendesaknya untuk mendekati Reynard Jayde. Padahal ia pikir tunangannya lebih tampan dan kaya, bahkan Giorgio lebih populer dikalangan kaumnya.
Jauh berbeda dengan Reynard Alexander yang dikenal sebagai pria yang dingin dan bengis. Pernah ia dengar jika sulung Alexander itu pernah membunuh beberapa orang sekaligus di sebuah klub malam.
Dan tak satupun media mengekspose berita itu, tak ada satupun orang berani mengusik ketenangan seorang Reynard Jayde. Dia tak bisa bayangkan jika harus hidup dengan pria sekejam Reynard Jayde.
Senyum Kath mengembang ketika melihat Rolls Royce hitam yang sudah terparkir di depan lobi apartemen. Dia yakin jika Gio sudah menjemputnya, pria itu memang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuknya.
"Selamat malam Nona, saya ditugaskan Tuan Gio menjemput anda. Beliau masih menyelesaikan sesuatu di perusahaan, tapi akan segera menyusul ke mansion jika semua sudah selesai," ujar sang supir menjelaskan.
"Jika begitu antar saja aku ke perusahaannya!"
"Maaf, tapi bukan itu perintah yang saya terima. Saya tidak bisa melakukannya."
PLAKKKK...
"Lancang!! Aku adalah calon istri tuanmu, tidak seharusnya kau membantah kata kataku!" seru Kath dengan raut marahnya, dia tak suka diremehkan oleh siapapun.
"Saya tahu, tapi perintah Tuan Gio adalah harga mati untuk saya. Jika Nona ingin menyusul maka sebaiknya anda konfirmasi terlebih dahulu...."
Kathleen mendengus kesal, sepertinya supir itu tak menganggap kata katanya. Tak mau memperpanjang masalah akhirnya Kath masuk ke dalam mobil.
Masa depannya ditentukan pada malam ini, tak seharusnya ia membuat kekacauan. Tapi ia berjanji suatu saat jika ia sudah menjadi Nyonya di keluarga Alexander maka ia akan segera memecat supir di depannya. Dia akan menunjukkan kuasanya di keluarga itu.
Sampai di mansion Kath segera turun dan berjalan menuju ruang tengah, sengaja dia menunggu disana agar bisa menyambut kedatangan kekasihnya.
Tapi beberapa saat kemudian dahinya mengernyit ketika melihat kedatangan sang sulung Alexander yang berjalan bersama seorang wanita cantik yang mengenakan dress hitam semi formal.
Seperti biasa, Reynard tak akan pernah mempedulikan keberadaannya. Pria itu terlihat berjalan melewatinya begitu saja. Berbeda dengan wanita yang tadi berjalan bersamanya, wanita itu terlihat berjalan mendekat padanya.
"Selamat siang Nona Kathleen, senang bertemu dengan anda! Saya Serra Wilson."
" Apa kau kekasih Reynard Jayde, calon kakak iparku?!" tanya Kath dengan mengabaikan satu tangan yang terulur padanya. Ada rasa tak suka ketika melihat wanita didepannya bisa begitu terlihat dekat dengan pria yang selama ini telah mengacuhkannya.
"Tentu saja bukan. Sejak satu jam yang lalu Tuan Reynard mengangkat saya menjadi asisten pribadinya. Saya yang akan mengurus semua mengenai dia tanpa terkecuali. Dan mulai malam ini saya akan tinggal disini...." sahut Serra dengan senyum yang di buat semanis mungkin, dalam perjalanan tadi Reynard sudah menjelaskan semua tugasnya. Termasuk jati diri dari gadis yang akan ia singkirkan dari hidup sang pewaris kedua Alexander.
"Aku tak menyangka jika Reynard menyukai wanita murahan sepertimu, kau pikir aku tidak tahu jika kau berencana menjeratnya? Wanita sepertimu akan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang!"
"Aku rasa kita sudah melakukan hal yang sama Nona, sepertinya kita bisa berteman...." sinis Serra tetap memasang senyum manisnya.
"Berengsek!!" sengit Kath merangsek maju ingin mendorong wanita didepannya, tapi sebuah suara bariton mampu menghentikan langkahnya.
" Ada apa ini..."
Kathleen langsung berlari kecil menyambut kedatangan Gio, dia ingin Serra mengetahui kedudukannya. Dia adalah calon nyonya di mansion ini. Tapi hatinya kesal ketika gio tak membalas pelukannya, ketika dilihat pria itu malah sedang menatap penuh arti pada wanita yang tadi mengaku bernama Serra.
"Selamat malam Tuan Muda Giorgio, saya adalah salah satu pegawai Tuan Rey. Senang bisa bertemu lagi dengan pengusaha besar seperti anda. Sampai sekarang pun Alexander adalah salah satu perusahaan impian saya..."
"Lagi? Jadi kalian...." cicit Kath hampir tak terdengar, ia tidak percaya jika wanita didepannya sudah bertemu dengan Giorgio. Matanya seakan tak percaya ketika melihat kekasihnya menatap kagum wanita lain selain dirinya.
"Kenapa aku merasa tidak asing denganmu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Mana kakakku!?" tanya Gio yang mendorong lembut tubuh Kath agar sedikit menjauh setelah sempat mencium sekilas kening kekasihnya.
"Kau...." tiba tiba saja Gio ingat jika wanita didepannya adalah wanita yang sama dengan wanita yang ia lihat di kantor kakaknya siang tadi.
"Senang bisa bertemu kembali dengan anda Tuan Muda Giorgio."
"Kalian pasangan yang serasi, anda terlihat sangat mencintai kekasih anda Tuan Gio," ujar Serra yang saat ini sudah duduk diruang makan bersama Giorgio dan Kathleen. Para pelayan terlihat sudah menyiapkan sajian di meja makan. Tapi ketiganya belum juga memulai karena menunggu kehadiran Reynard. Pria itu belum juga turun dari kamarnya di lantai atas.Serra duduk tepat didepan sepasang kekasih yang duduk bersisian, terlihat Kath sengaja menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Gio. Sungguh Kath tak suka dengan pembawaan wanita yang duduk didepannya. Ketenangan Serra malah membuat hatinya menjadi khawatir.Entah, tapi Kath merasa kekasihnya mempunyai sedikit perhatian pada wanita yang baru saja mereka kenal itu. Walau hanya seorang pegawai tapi sikap dan penampilan Serra sangat elegan. Jika wanita lain di luar sana akan mati matian menunjukan rasa kagum pada Giorgio tapi Serra sebaliknya. Serra terlihat begitu tidak peduli dengan penampakan sempurna didepannya, dan Kath tahu itu mung
Serra terkejut ketika melihat seorang pria tambun sedang mencengkeram dan menarik dua tangannya. Bibirnya bahkan mendesis kesakitan karena cengkeraman pria itu ditangannya."Ingin mencuri Nona? Sepertinya anda datang di tempat yang salah," ujar pria itu menarik kasar tangan Serra agar mengikuti langkahnya. Tapi sebelum mencapai pintu keluar garasi seorang pria tampan menghadang langkah mereka. Dan sebuah pukulan mendarat di rahang pria bertubuh tambun itu."Berengsek lepaskan dia! Nona Serra adalah tamu kita, apa yang kau lakukan padanya?!"BUGGHHH...Tak cukup sekali, sebuah pukulan dilayangkan sekali lagi oleh pewaris kedua Alexander hingga pria bertubuh tambun itu terpelanting ke lantai. Serra yang bisa membaca situasi langsung menghadang tubuh Gio yang sepertinya mulai kalap.Dia tak ingin memicu keributan di mansion, apalagi ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki ditempat ini."Maaf, tapi tadi saya tidak melihat Nona ini masuk. Maafkan saya Tuan!" kata pria tambun itu de
Reynard menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di sebuah rumah kayu yang ada di pinggiran kota. Satu satunya rumah yang ada di area itu. Wajar jika tak ada satupun rumah disana karena tepat di depan rumah kayu adalah hutan lindung yang dipenuhi oleh binatang buas berkeliaran. Butuh satu jam perjalanan untuk bisa keluar dari area hutan dan menemukan pemukiman penduduk. Sesekali terlihat kendaraan lewat hanya pada saat siang hari.Di halaman rumah terlihat lima pria sedang duduk mengitari api unggun. Mereka langsung berdiri ketika melihat kedatangannya."Tuan Reynard...." Salah satu dari kelima orang itu mengikuti langkah Rey menuju teras rumah."Tuan ingin minum sesuatu?""Tidak. Apa ada sesuatu yang harus aku dengarkan?" tanya Rey melihat pria disampingnya belum juga pergi. Sang penjaga hanya menggeleng pelan karena tahu jika Reynard butuh waktu untuk beristirahat.Tapi dugaannya salah, sepertinya akan ada pertemuan bisnis malam ini.Di arah depan terlihat mobil sport hitam kelu
"Bagaimana dengan pengiriman kita ke Jepang?" tanya Reynard ketika berpapasan dengan Bryan di basement gedung Jayde's tempat mobilnya terparkir. Dari rumah kayu Reynard langsung pergi ke perusahaan hingga saat ini pria itu masih terlihat mengenakan pakaian kasualnya. Setelan kaos hitam berpadu dengan celana jeans warna senada sama sekali tak mengurangi aura dinginnya."Selamat pagi Tuan, pagi tadi orang kita mengabarkan jika pengiriman kita ke Jepang mengalami sedikit kendala. Tapi masih bisa di atasi.""Lagi? Ada yang kau sembunyikan dariku?" tanya Reynard tanpa melihat lawan bicaranya, mereka sudah ada di lift khusus yang akan membawa mereka di lantai atas.Dia merasa akhir akhir ini ada sesuatu yang mengganggu jalannya perusahaan. Masih bisa diatasi, dan bukanlah hal besar tapi tetap saja dia ingin semua berjalan sempurna. "Tuan Luiz Fernandez terbunuh semalam saat kunjungannya di Dubay. Jadi ada beberapa pengiriman yang harus kita tunda. Menurut yang saya dengar bisnisnya diterus
Serra bernafas lega karena Cindy sudah menyelamatkannya dari ancaman yang hampir saja membuatnya terkapar di sofa ruangan presdir, saat Reynard kalap ingin menyentuhnya. Tapi sebelum Reynard melaksanakan niatnya, Cindy masuk ke ruang Presdir untuk menyerahkan laporan dan memberitahukan apa saja jadwal hari ini. Pagi ini Reynard harus menghadiri rapat semua divisi yang biasa dilakukan pada akhir bulan.Walau sangat menyebalkan wanita yang merasa dirinya paling sempurna itu ternyata bisa menjadi dewi penolongnya.Saat ini Serra sedang menata meja barunya yang ditempatkan tepat disamping meja sekretaris utama. Dia tak peduli dengan tatapan meremehkan Cindy karena mejanya memang tidak sebesar milik wanita itu. "Setelan baju dan tas yang cukup bagus, tapi jika hanya bermodal itu kau tak akan bisa mendapatkan presdir kita!" cibir Cindy yang tadi sempat melihat Serra ada di dekapan Reynard. Sang presdir idolanya bahkan tak pernah melihat ke arahnya walau ia sudah berusaha tampil sempurna.
"Tuan Muda berkata jika kami harus bisa membuat anda tampil sempurna malam ini. Tapi saya rasa tanpa perawatan dari kami pun anda terlihat sangat sempurna Nona," ujar salah satu spa therapist yang saat ini sedang memijat kakinya. "Terimakasih, anda sangat berlebihan," sahut Serra masih canggung. Orang orang itu melayaninya dengan sangat baik, dirinya seperti diratukan saat ini Baru sekali dia melakukan perawatan diri selengkap ini. Bukannya senang, Serra malah merasa janggal dengan apa yang di lakukan Reynard padanya. Pria itu memintanya pulang hanya untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia yakin jika semua orang yang ditugaskan melayaninya adalah profesional dengan bayaran sangat mahal. Dan bagaimana pria itu bisa memikirkan hal seperti ini untuknya?"Anda tahu? Tuan Muda sendiri yang memilih semua bahan yang kami gunakan untuk perawatan anda. Dia memilih bahan istimewa untuk wanita yang istimewa."Jika wanita lain mungkin akan merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan iblis itu unt
"TIDAKK...!"Giorgio langsung memasang badan dengan berdiri di depan Serra ketika mendengar lengkingan suara yang sangat di kenalnya. Dia tahu bagaimana karakter wanita yang sedang berjalan menghampirinya.Watak Kathleen berubah total ketika sudah merambah dunia keartisan. Gadis periang dan lembut itu hanyalah masa lalu untuknya, karena Kathleen sudah berubah menjadi gadis temperamen, sangat egois dan cenderung liar."Wanita berengsek! Sudah aku duga, kau pasti akan mengincar calon suamiku! Dasar murahan, aku bunuh kau!"Kathleen merangsek maju dan mendorong tubuh Gio agar tidak menghalanginya. Wanita itu ingin meraih tubuh Serra, kemarahan terlihat dari rautnya. Kath tidak bisa terima ketika melihat kekasihnya melindungi wanita lain dan mengabaikannya. Bagaimanapun dia masih menjadi pemilik seorang Giorgio Alexander. Mereka masih terikat dalam tali pertunangan!Beberapa saat yang lalu ia mendengar Dexter mengatakan jika malam ini akan ada acara tahunan pengusaha. Dia yakin jika Gio
Malam menjelang. Jane Wilson menatap lingkungan sekitar tempat dia duduk kini, lima menit yang lalu dia memutuskan duduk di luar kamar rawat Naina untuk sekedar menikmati secangkir kopi. Dia hanya takut jika aroma kopi yang kuat bisa mengganggu istirahat putri bungsunya. Kebetulan saat sudah berada diluar kamar Serra menelponnya. Putri sulungnya tidak dapat datang ke rumah sakit karena menghadiri sebuah acara.Di saat seperti ini Jane teringat kepada orang tua kandung kedua putrinya, masa lalu yang tetap ia tutup rapat hingga kini. Dulu dia pernah berjanji untuk menjaga Serra dan Naina bahkan dengan nyawanya. Tapi nyatanya saat ini Naina tergeletak tak berdaya di atas ranjang pasien, dengan keadaan yang tidak baik baik saja.Selalu saja hatinya terasa nyeri ketika mengingat semuanya. Dua gadis yang diasuhnya - terutama Serra- berjuang keras untuk bisa keluar dari semua ini. Jika Naina mempunyai tekad yang kuat untuk sembuh maka Serra mati matian mencari uang untuk biaya perawatan a