Home / Romansa / Jerat Cinta yang Mematikan / 22. Banyaknya Musuh

Share

22. Banyaknya Musuh

Author: Viallynn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tangan kecil itu perlahan membuka perban yang membalut bahu Lukas. Betty meringis melihat luka itu. Sedikit lebih baik dari sebelumnya tapi tetap saja, penanganan yang apa adanya tanpa bantuan peralatan medis akan sedikit menghambat penyembuhan. Namun, berada di tempat ini akan jauh lebih baik saat tahu jika Lukas sudah menjadi incaran seseorang.

"Apa masih sakit?" tanya Betty ngeri.

Lukas mengumpat dalam hati. Tentu saja! Namun dia memilih untuk menggeleng pelan, "Tidak sesakit dulu."

"Kau selalu membuatku khawatir."

"Aku baik-baik saja," jawab Lukas mengelus kepala Betty pelan.

Betty mendengkus dan menyentak tangan Lukas dari kepalanya, "Bukan seperti itu, setidaknya jika kau membuat masalah jangan libatkan aku."

Lukas merubah wajahnya menjadi datar. Mata birunya menatap Betty dengan tidak suka, "Jangan mulai lagi dengan ucapan pedasmu. Aku sedang tidak sehat untuk membalasnya."

Dengan kesal, Betty sedikit menekan luka Lukas yang telah tertutupi dengan perban baru. Pria itu meringis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta yang Mematikan   23. Ruangan Rahasia

    Kaki Betty berlari kecil menuju pintu garasi yang sedikit terbuka. Sesekali mulutnya meniup kedua tangannya yang terasa dingin meskipun sudah dilengkapi sarung tangan. Betty tidak membenci musim dingin, dia hanya membenci keadaan yang membuatnya tidak bisa berlama-lama di suhu seperti ini."Kenapa udara sangat dingin?" gumam Betty melepaskan kupluk yang menutupi rambutnya."Karena ini musim dingin," sahut Roy dengan jeniusnya dan masuk ke dalam rumah dengan tiga kantong yang berisi bahan makanan.Betty dan Roy memutuskan untuk ke supermarket tadi pagi karena bahan makanan yang sudah habis. Sedangkan Lukas dan Aldric mungkin masih tidur.Betty masuk ke dalam rumah dan berusaha mencari keberadaan Aldric. Dia membutuhkan bantuan pria itu sekarang. Dia ingin meminjam laptop atau komputer untuk membuat surat pengunduran diri. Keputusannya sudah bulat. Lebih baik dia mundur dengan sendirinya dari pada dipecat dengan tidak terhormat."Al?" panggil Betty mengeratkan mantelnya dan berjalan men

  • Jerat Cinta yang Mematikan   24. Wychwood

    Hembusan nafas yang berkabut membuat Betty kembali mengeratkan mantelnya. Sesekali kaca mata tebalnya turun ke hidung yang membuatnya mendengus tidak suka. "Kenapa Max selalu membiarkanku pulang malam seperti ini?" gumamnya sambil mengecek kembali apa pintu perpustakaan sudah terkunci dengan rapat. Setelah benar-benar terkunci, Betty mengedarkan pandangannya ke seluruh Curzon Street yang tampak sepi. Tentu saja, selain karena malam hari, letak perpustakaan ini juga begitu menyudut tapi masih menjadi wilayah kota besar London. Betty melangkah dengan kepala yang menunduk, sudah menjadi kebiasaannya. Bukannya apa, tapi dia harus selalu bersikap waspada akhir-akhir ini. Lingkungan yang berjarak 2 blok dari perpustakaan terkenal rusak dan berbahaya. Sering kali mayat tanpa identitas ditemukan di tempat ini. Pernah sekali, artis papan atas yang terkenal mempunyai banyak masalah terbujur kaku di salah satu gang sempit itu. Betty terus berjalan tanpa menyadari ada sepasang mata tajam y

  • Jerat Cinta yang Mematikan   25. Wanita Hebat

    Betty terdiam selama perjalanan. Dua jam bukanlah waktu yang singkat. Hampir saja dia jatuh terlelap jika tidak ingat ada Rubby di sampingnya.Akhirnya dia benar-benar pergi ke Wychwood, tempat yang membuatnya penasaran. Betty berharap dia tidak salah langkah kali ini. Jika iya, tidak hanya dirinya yang dalam bahaya, tapi Rubby juga."Beth?" panggil Rubby yang membuyarkan lamunannya."Ya?""Aku hamil."Betty terdiam cukup lama sampai akhirnya dia menatap Rubby sepenuhnya, "Kau apa?""Aku hamil, Beth," ujar Rubby lagi dengan suara pelan."Ya Tuhan!" Betty menatap Rubby tidak percaya, "Bagaimana bisa kau hamil?"Dengan kesal Rubby mendorong kepala Betty cukup keras," Tentu saja bisa jika aku membuatnya." Betty meringis mendengar itu, "Dan kau orang pertama yang aku beritahu. Jadi, jangan beritahukan ini pada siapapun. Ingat Beth, jangan beri tahu siapapun.""Kenan tidak tahu?" tanya Betty terkejut, "Oh atau itu bukan anak Kenan?""Aku bahkan tidak bisa dekat dengan pria lain, dan ini mu

  • Jerat Cinta yang Mematikan   26. Karya Salvator

    Berjalan sendirian di tengah kota dengan keadaan seperti ini membuat Lukas ketakutan. Dia bergabung dengan kerumunan manusia yang menunggu untuk menyeberang. Lukas menunduk dan mengeratkan topinya guna menghindari orang-orang yang mungkin saja sedang mengintainya saat ini. Niat awal ingin membantu Roy untuk membeli perlengkapan bengkel harus sirna begitu dia merasa takut ketika berada di luar sendirian.Lampu berubah menjadi merah membuat semua orang mulai menyeberang. Roy mengalihkan pandangannya menatap kendaraan yang berhenti karena lampu merah. Terdapat empat mobil jeep hitam yang terlihat mencolok dan berjajar dengan rapi. Rasa takut tiba-tiba menghantuinya. Tanpa ragu lagi Lukas berlari dan benar saja, tanpa menunggu lampu hijau, empat mobil itu langsung melaju dengan cepat membuat semua orang berteriak.Melihat situasi yang mulai kacau, Lukas masuk ke dalam sebuah gang sempit untuk menghindari kejaran. Dia masih berlari hingga tubuhnya menabrak tubuh seseorang. Dia menghela naf

  • Jerat Cinta yang Mematikan   27. Hilangnya Lukas

    Seperti hari-hari sebelumnya, Lukas dan Roy tampak sibuk di garasi milik Aldric. Banyak mobil yang harus mereka perbaiki. Tentu saja Lukas tidak akan diam selama tinggal di rumah Aldric, setidaknya dia harus melakukan sesuatu sebagai ucapan terima kasih."Apa kau tahu di mana Ric?" tanya Lukas."Bekerja."Lukas berbalik dan menatap punggung Roy yang sibuk dengan ban-ban bekas di hadapannya, "Sebenarnya apa yang dilakukan Ric atau Aldric itu?"Roy berbalik dan menatap Lukas dalam, "Tentu saja mencari uang.""Apa pekerjaannya?"Roy menyeringai, "Tidak jauh darimu.""Penjudi?""Kau menamai dirimu sendiri sebagai penjudi saat kau selalu kalah melawan Aldric?" Roy bertanya geli.Lukas mendelik tidak terima. "Aku pernah mengalahkannya sekali!""Dan kau yakin itu murni karena kehebatan dirimu sendiri?""Apa maksudmu?!" Lukas semakin tersulut saat Roy meremehkannya.Roy tertawa dan menggeleng pelan. Dia berbalik dan kembali berkutat dengan ban-ban di hadapannya. Melihat Roy yang diam, Lukas m

  • Jerat Cinta yang Mematikan   28. Iblis Penolong

    Keadaan ruangan yang gelap dan pengap membuat tubuh Lukas semakin lemas. Ditambah dengan perutnya yang kosong tanpa diisi apapun.Wilson sialan! Umpat Lukas untuk yang kesekian kalinya. Dengan kesal dia mencoba merenggangkan ikatan rantai di tangannya. Meskipun tahu jika itu hanya sia-sia, setidaknya dirinya tetap berusaha di sini. Matanya mengedar ke segala arah saat melihat tidak ada lagi cahaya yang masuk dari lubang kecil di atas ruangan. Hari sudah mulai gelap. Sudah seharian dia disekap tanpa siapapun yang menemuinya.Seketika Lukas menyesal saat memilih untuk meninggalkan rumah Aldric sendirian. Seharusnya dia tahu jika keberadaannya dalam bahaya saat ini. Anak buah Wilson terus berusaha mencarinya, dan di sinilah dia sekarang. Terkurung seperti hewan tanpa ada sesuatu yang membuatnya bertahan."Betty," gumam Lukas memejamkan matanya lelah. Suhu semakin dingin dan Lukas hanya bisa berdoa agar bisa bertahan hingga besok tanpa mati membeku di ruangan sempit ini.Saat kesadarannya

  • Jerat Cinta yang Mematikan   29. Keturunan Halbert

    Dua mobil tampak melaju pelan menyusuri jalan yang sepi dan gelap. Seharian mengintai dan menyiapkan rencana, akhirnya Aldric dan Roy mulai bergerak untuk menyelamatkan Lukas yang disekap di sebuah gudang kecil di tengah ladang. Aldric masih belum tahu siapa yang melakukan ini pada Lukas. Namun itu bukan urusannya, yang terpenting sekarang adalah dia membawa Lukas pulang dan mencium bibir Betty hingga puas."Ada mobil di belakang kita," ucap Roy.Aldric menoleh dan kembali fokus mengisi peluru pada pistol di tangannya, "Lambatkan mobil. Tunggu sampai mobil itu melewati kita."Tanpa menjawab, Roy mulai memelankan laju mobil dan membiarkan mobil mewah yang terlihat mencolok itu melewati mereka. Mata Aldric menyipit melihat mobil itu, berusaha menerka-nerka apa yang dilakukan mobil mewah seperti itu di tempat seperti ini?"Apa kau tidak merasa aneh?" tanya Roy kembali menjalankan mobil dengan normal."Aku mengerti, tapi sekarang kita harus cepat sebelum Lukas dibawa ke Irlandia. Aku benc

  • Jerat Cinta yang Mematikan   30. Kembali Pulang

    Kaki Betty dengan tergesa berlari menuruni anak tangga. Suara klakson mobil yang terus-menerus berbunyi membuat Betty mengumpat. Dia sedikit mengintip dari jendela dan mendapati Roy yang tengah melambaikan tangannya dari dalam mobil. Dengan cepat Betty berlari menuju garasi dan membuka pintu lebar-lebar, membiarkan mobil yang Roy tumpangi perlahan masuk ke dalam garasi.Dengan tubuh yang sedikit menggigil karena udara pagi, Betty kembali menutup pintu dan berjalan menghampiri mobil Roy. Matanya membulat saat mendapati Lukas yang terbaring lemah di kursi belakang."Apa yang terjadi?" tanya Betty lirih. Suaranya mulai bergetar melihat keadaan Lukas yang memprihatinkan."Menyingkirlah sebelum tubuh Lukas membeku." Roy bergerak memapah tubuh Lukas untuk masuk ke dalam rumah. Menaikkan suhu pemanas ruangan agar lebih hangat dan bersahabat untuk tubuh Lukas."Katakan padaku," lirih Betty dengan pandangan lemas."Pedro," ucap Roy merenggangkan ototnya, "Pedro yang melakukan ini.""A—apa kata

Latest chapter

  • Jerat Cinta yang Mematikan   Extra Chapter : Bahagia Bersamamu

    Di dalam ruangan yang serba putih itu, Betty terlihat fokus dengan buku di tangannya. Kaca mata yang bertengger di hidungnya seolah menambah kesan serius pada dirinya. Banyaknya senjata yang menggantung di sekitar Betty tidak lagi membuatnya takut. Setidaknya sudah 6 tahun lebih dia terbiasa dengan senjata-senjata itu.Suara pintu besi yang terbuka tidak mengalihkan pandangan Betty. Dia masih fokus pada buku di tangannya. Dia mengabaikan seorang pria yang duduk di depannya, pria yang selama ini mengisi hari-harinya."Aku pikir kau membenci buku," ucap Aldric."Ini buku resep." Betty memperlihatkan cover bukunya di depan Aldric."Kenapa kau mengurung diri di tempat ini?" tanya Aldric berpindah duduk di samping Betty.Betty menutup bukunya dan bersandar di dada Aldric, "Apa kau sudah selesai membicarakan pekerjaanmu?"Kening Aldric berkerut mendengar itu. Dia memang sedang membicarakan pekerjaan bersama Roy dan Lukas di ruang tengah. Pekerjaan yang berbahaya tentu saja. Dia tidak tahu j

  • Jerat Cinta yang Mematikan   Extra Chapter : Hidup Baru

    Suara tendangan pintu yang keras membuat Betty terlonjak kaget. Dia berdiri dan mengikat rambutnya asal lalu membuka pintu kamar Aldric."Beth! Keluar sekarang!"Mendengar suara Lukas yang berteriak membuat Betty menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan mendapati Aldric sudah terbangun dari tidurnya. Rambut pria itu tampak berantakan yang membuatnya terlihat lebih seksi. Betty merutuki pikirannya sendiri."Kenapa Lukas berteriak sepagi ini?" tanya Aldric menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang."Ini sudah jam 11 siang, Al."Aldric tersadar dan menatap Betty dengan senyuman. "Malam yang indah, Beth.""Berikan kunci kamar. Aku sudah lapar."Betty memang sudah bangun sejak pagi. Dia kelaparan dan tidak bisa keluar kamar karena pintu yang terkunci. Dia tidak ingin membangunkan Aldric yang tampak nyenyak dalam tidurnya. Hanya di saat tidur, Betty bisa menikmati dan melihat betapa polosnya wajah Aldric.Sedikit menguap, Aldric berdiri dengan keadaan tubuh yang telanjang. Dia mengenakan cel

  • Jerat Cinta yang Mematikan   Extra Chapter : Kembali ke Rumah

    Bersikap biasa menjadi hal yang Betty lakukan untuk saat ini. Dia berusaha membaur dengan orang-orang baru. Padahal Betty memiliki sejuta pertanyaan dan amarah yang ingin dikeluarkan, tapi dia memendamnya untuk sekarang.Di dalam kamar, Betty dan Allena tampak sibuk membantu Abigail yang sedang latihan berjalan. Seiring berjalannya waktu gadis muda itu mulai bisa menggerakkan tubuhnya. Meskipun sedikit kaku, tapi setidaknya Abigail tidak membutuhkan kursi roda lagi."Aku bisa, Allena." Abigail melepas tangan Allena dari pinggangnya.Allena berdecak. "Aku hanya tidak ingin kau jatuh.""Aku sudah bisa berjalan, jangan berlebihan." Abigail berucap kesal.Betty menatap Abigail dan tersenyum. Akhirnya dia mendapat kesempatan untuk bertemu gadis itu. Meskipun sudah bertemu sebelumnya tapi mereka belum sempat saling menyapa. Betty sudah lebih dulu pergi sebelum Abigail sadar."Dengarkan Allena, Abi." Betty berucap sabar."Aku bisa, Beth.""Kau ingin Pedro memarahi Allena lagi, eh?" tanya Bet

  • Jerat Cinta yang Mematikan   Extra Chapter : Milikku

    Di pagi hari, Betty tampak sibuk berkutat di dapurnya. Sandwich menjadi menu sarapannya kali ini. Sudah 2 minggu dia tidak berbelanja karena kesibukannya bekerja. Begitu juga dengan Lukas."Kak! Bangun!" teriak Betty pada Lukas yang tertidur di sofa. Entah jam berapa pria itu pulang Betty tidak tahu. Lukas selalu lembur dan dia mempercayainya, karena pria itu memang memberikan uang hasil kerjanya pada Betty selama ini."Bangun!" teriak Betty lagi sambil menepuk pipi Lukas keras.Lukas mengerang dan menutup wajahnya rapat. "Kenapa kau kasar sekali, Beth? Ke mana perginya Betty-ku yang manis?" gumamnya dengan nada mengantuk."Cepat bangun, Kak!""Aku bangun!" Lukas melempar bantal sofa dan mengusap wajahnya kesal.Dia sangat lelah dan masih mengantuk. Dia baru pulang jam 5 pagi dan dia hanya tidur selama dua jam."Bisakah kau membantuku mengambilkan surat-surat? Semalam aku melihat kotak surat sudah penuh," ucap Betty kembali berkutat di dapurnya.Dengan mata yang setengah terbuka, Luka

  • Jerat Cinta yang Mematikan   Extra Chapter : Kehampaan

    Mobil berwarna hitam mengkilap berhenti tepat di depan rumah Aldric. Pedro keluar dengan senyum merekah di wajahnya. Dari kejauhan dia bisa melihat Abigail tampak menikmati udara segar di depan rumahnya."Kau datang lagi?" Roy yang sedang mencuci mobil merasa jengah melihat kedatangan Pedro setiap harinya."Jangan pedulikan aku," jawab Pedro acuh sambil berlalu menghampiri Abigail.Abigail tersenyum melihat kedatangan Pedro. Dia ingin sekali berdiri, tapi dia tidak bisa melakukannya. Tubuhnya masih kaku pasca sadar dari koma. Dia membutuhkan terapi agar bisa beraktivitas seperti biasa."Kau datang?!" tanya Abigail saat Pedro sudah berada di depannya."Bagaimana kondisimu?" tanya Pedro mencium kening Abigail. Pria itu sudah menganggap Abigail seperti anaknya, pengganti Kate."Aku baik." Abigail tampak antusias. "Mana burgerku? Apa kau membawanya?" Lanjutnya.Pedro menggeleng, "Tidak.""Kenapa?""Kau harus pulih terlebih dahulu baru bisa memakannya. Kau masih harus membutuhkan banyak nu

  • Jerat Cinta yang Mematikan   Extra Chapter : Pergi Menjauh

    Cahaya matahari yang muncul di musim dingin tidak terlalu menyilaukan mata. Betty membuka kaca mobil dan menikmati angin dingin yang menerpa wajahnya. Perlahan senyum manis mengembang di bibirnya. Setelah beberapa minggu bertempur, akhirnya dia bisa terbebas dari beban berat yang dia alami.Salvator sudah mati. Pria itu tidak akan mengganggunya lagi. Pria itu tidak akan mengganggu teman-temannya lagi. Meskipun ada darah yang sama mengalir di tubuhnya, Betty tetap tidak akan menganggap pria itu sebagai keluarganya."Tutup jendelanya, kau bisa sakit."Jendela perlahan mulai tertutup dan Betty kembali memasukkan kepalanya ke dalam mobil. Mata indah itu menatap Aldric dengan bibir yang mengerucut tapi itu tidak bertahan lama karena rasa kesalnya berganti dengan rasa haru.Tangan Betty perlahan menyentuh pipi Aldric yang terdapat luka karena melawan anak buah Salvator. "Masih sakit?" tanyanya."Tidak terasa sama sekali," jawab Aldric tersenyum tipis.Betty mendengkus dan kembali menatap ke

  • Jerat Cinta yang Mematikan   44. Kegagalan Salvator

    Ruangan yang penuh akan alat-alat canggih itu membuat Betty terdiam. Dia semakin yakin jika Salvator bukanlah ilmuwan biasa. Melihat banyak buku yang bertumpuk membuat Betty muak. Mereka memiliki hobi yang sama dan itu membuat Betty membenci dirinya sendiri."Kau akan memiliki semua ini jika bergabung denganku," ucap Salvator.Betty mencoba melepaskan diri dari anak buah Salvator dan menatap pria tua di hadapannya dengan penuh kebencian, "Aku tidak sudi bergabung denganmu. Lebih baik aku mati.""Ahh, keras kepala seperti ayahmu. Kadang aku berpikir kenapa Amber mau menikahi Alan yang penakut.""Aku bangga dengan ayahku," sahut Betty acuh.Salvator mendekat dan meminta anak buahnya untuk melepaskan Betty. Dia tersenyum melihat betapa keras kepalanya wanita itu, sama seperti dirinya."Kau tahu aku menyayangimu, Beth. Bahkan aku melarang anak buahku untuk melukaimu."Sekarang Betty paham kenapa dia tidak mendapatkan serangan yang begitu berarti dari anak buah Salvator. Ternyata pria itu

  • Jerat Cinta yang Mematikan   43. Pulau Kuril

    Membutuhkan waktu berjam-jam untuk mereka sampai ke Pulau Kuril. Hal itu harusnya bisa dimanfaatkan Betty dan Aldric untuk beristirahat, tapi tidak untuk Betty. Selama perjalanan, Betty tidak bisa memejamkan matanya. Berbeda dengan Aldric. Pria itu tampak nyaman tidur dengan jas yang menutupi wajahnya.Pikiran Betty begitu kalut. Sebentar lagi dia akan menantang maut. Memang ini yang harus dia dan teman-temannya lakukan sedari dulu. Yaitu menemukan Salvator dan membunuhnya. Namun sebelum itu terjadi ada satu hal yang ingin Betty tanyakan pada Salvator. Kenapa pria itu menginginkannya?Pikiran-pikiran itu semakin membuat Betty tidak sabar untuk melakukan rencananya. Matanya melirik Aldric yang tampak nyaman bersandar di bahunya. Betty tidak bisa bergerak. Dia tidak ingin Aldric sadar jika dirinya tidak tidur sedari tadi.***Aldric dan Betty turun dari mobil saat sudah berhenti di depan markas yang Kenan siapkan. Di sana sudah ada Kenan, Rubby, Keyond, dan Veila yang tampak bersiap-sia

  • Jerat Cinta yang Mematikan   42. London

    Betty adalah tipe orang yang selalu memanfaatkan waktu luangnya dengan baik. Namun tidak untuk kali ini. Perasaannya begitu gelisah, bahkan lebih parah dari hari kemarin. Apa ini yang dinamakan serangan panik? Berulang kali Betty menghela nafas kasar yang sedikit mengusik ketenangan Aldric."Tidurlah," perintah Aldric yang sedang menyetir tanpa menatap wanita di sampingnya.Tidak ingin membantah, Betty mengangguk dan mulai memejamkan mata. Hanya memejamkan mata karena dia tidak bisa tidur sekarang. Otaknya terlalu kreatif untuk memikirkan kemungkinan apa saja yang bisa terjadi nanti."Aku tidak memaksamu untuk bercerita, Beth. Tapi jujur saja tingkahmu sangat mengganggu." Tiba-tiba Aldric berbicara. Dia sadar betul akan sikap Betty yang sedikit aneh akhir-akhir ini. Aldric tahu jika kekasihnya itu sedang khawatir."Aku tidak mengerti maksudmu," gumam Betty masih memejamkan matanya."Ada buku di belakang jika kau tidak ingin tidur."Betty kembali membuka mata dan menegakkan posisi dudu

DMCA.com Protection Status