Share

Bab 21

"Reza, bisa kau berjalan pelan-pelan saja?" Setengah berteriak, Bulan berlari mengejar Reza yang berjalan di depan.

Bulan terengah. Ia tetap tak bisa menyamai langkah Reza, meski sudah berlari. Perempuan itu suarakan protes lagi.

"Reza!" panggilnya kencang.

Mata Bulan memicing. Bisa ia rasakan peluh mengalir di kening. Ia benar-benar tak habis pikir bagaimana Reza bisa berjalan secepat itu, padahal di bahunya ada satu jerigen air. Mereka dalam perjalanan menuju rumah habis dari sumur.

Memutar bola mata, Reza menurunkan jerigen dari bahu. "Jika jalanmu lambat begitu, kita baru akan sampai besok."

Bulan menghampiri. "Jangan jalan terlalu cepat, aku tertinggal jauh. Ini sudah sore." Ia mengedarkan pandangan dengan sorot takut. Teringat peristiwa mengerikan dulu.

"Aku tidak berjalan cepat."

"Tapi kakimu panjang!" Telunjuk Bulan mengarah ke kaki Reza. "Kakiku pendek. Aku tidak bisa menge--"

Ucapan Bulan terpotong saat tiba-tiba seorang pria memegangi dua lengan dan memutarnya ke be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status