Share

Bab 27

"Tuan!"

Aro menjauhkan ponsel lipatnya dari telinga. Inilah yang terjadi jika orang tak waras diberi ponsel. Kembali menempelkan benda itu, ia memaki Gino yang menelepon.

"Sialqn! Kau kira aku tuli, bodoh?!" balasnya tak kalah nyaring.

Ia sedang di kafe malam ini. Sebuah tempat hiburan malam di dekat perbatasan menuju kota. Aro sudah di sini sejak tadi siang. Niatnya tidak akan pulang karena sedang ribut dengan Bulan. Namun, satu pemberitahuan dari Gino beberapa saat lalu langsung membatalkan niat itu.

"Tuan, Nona mabuk!"

Sudahlah beritanya mengejutkan. Gino menyuarakan itu dengan suara nyaring pula. Aro tak tahan untuk tidak mengumpat.

"Eh, bajingan! Bisakah kau jangan teriak? Kau mau lidahmu kupotong dan kuberikan pada ikan? Tolol!"

"Maaf, Tuan. Tapi, ini sangat genting. Segeralah pulang, Tuan. Kami tidak mampu mengurus ini. Tuan ... aku mohon pu--Nona!"

Aro berdiri dari kursi ketika mendengar Gino berteriak di seberang telepon. Otaknya seketika berisi hal-hal buruk.

"Kenapa, bodoh?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status