Share

58. Kepanikan Felix

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Usai mengantarkan Veronica ke restorannya, Felix segera mengendarai mobil menuju gedung perkantoran yang telah dipersiapkan oleh John sambil ia juga memantau perkembangan pembangunan restoran The Grill milik Veronica. 

Felix benar-benar 'menanamkan' cakarnya di pusat perkotaan Amalfi Coast, dimana gedung kantornya terletak di seberang gedung perkantoran milik Alfred Mussolini yang pernah ia sambangi bersama Hvitserk. 

"Apakah masih ada yang kurang?" John terus mengikuti Felix berkeliling memeriksa kelayakan ruangan perkantorannya yang terletak di lantai paling tertinggi, yaitu lantai 33 sesuai dengan usia Veronica. 

"Semuanya sudah berfungsi?" Felix menanyakan tentang jaringan internet, telpon dan segala sesuatunya pada John yang langsung mengangguk cepat, meskipun Felix membelakanginya. 

"Kami berpikir membuat sebuah ruangan pribadi untuk Anda di sini ..." Felix memasuki ruangan kerjanya sendiri setelah memeriksa ruangan yang diperunt

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
senja_awan
si perjaka minta tolong ma Ambu...... maksudnya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   59. Keisengan Dua Saudari

    "Masuklah dulu," Felix menghentikan mobil sportnya yang ia gunakan untuk menjemput Veronica di restoran pada pintu depan masuk kediaman.Setelah Veronica turun yang memberikan anggukan kepala pada Felix, pria itu langsung mengendarai mobil ke arah garasi. Begitu turun dari mobil, Felix langsung menuju ruangan tempat Benjamin ditahan dan dijaga ketat oleh Quince. "Ada info?" tanya Felix ditanggapi gelengan kepala Quince di depan pintu ruangan. "Kalau begitu, silakan kau berpesta!" titah Felix yang langsung diberikan senyum sumringah Quince. "Boleh aku ikut membantu?" Knox paling suka menyiksa orang, terutama siapapun yang berkhianat pada Felix. "Ada tugas lain untukmu. Biarkan Hansel yang menanganinya bersama Quince." sahut Felix tegas dan Knox memberikan seringaian, "Ku harap tugasnya menyenangkan!" Felix menyunggingkan senyuman tipis, melangkahkan kakinya menuju ruangan dalam kediaman. Dia sangat mengenal Knox yang memiliki dendam pada semua pengkhianat. Istri dan anaknya tewas k

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   60. Alasan Felix

    "Ambu, please ...bantu istriku waras lagi."Felix benar-benar berjongkok memohon dengan wajah serius meraih telapak tangan Susie, tidak mempedulikan tawa seloroh dua saudarinya.Susie mengulum senyuman yang berusaha ia sembunyikan, "Ambu tidak bisa membantumu, Fells. Hanya kau yang bisa membantu istrimu." tolak Susie berkata lembut, "Kalian sudah sah menikah dan hal ini seharusnya orang di luar kamar kalian tidak boleh tahu, bukan?" Felix menyandarkan keningnya ke punggung tangan Susie, "Aku memang salah. Menikahi Veronica terburu-buru, tapi aku mencintainya." desah Felix sangat lirih, namun ketiga wanita di sekelilingnya bisa mendengar perkataannya dengan sangat jelas. "Jika kau mencintainya, bukankah hal yang bagus bila istrimu menginginkanmu? Ah, sepertinya aku juga memerlukan ramuan Ambu untuk menggoda Sandi agar tidak sibuk bekerja di balik komputer!" Aghna berkata seolah mengakui terang-terangan jika perubahan yang terjadi pada Veronica adalah karena ramuan Susie. Tentu saja F

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   61.

    Felix mendekap erat tubuh berkeringat Veronica, mendaratkan kecupan ke puncak kepala istrinya tersebut, seolah hendak menarik keluar semua aroma tubuhnya yang semakin membuatnya candu."Terima kasih."Felix kembali mengucapkan terima kasihnya pada Veronica setelah penyatuan pertama mereka dan mendapati istrinya yang ternyata belum pernah tersentuh pria lain. Veronica cantik dan muda, tentunya Felix tak menduga sama sekali jika wanita yang telah ia peristri tersebut masih perawan. Felix berpikir Veronica hanya belum siap untuk mereka bercinta sebelumnya, tidak mengetahui istrinya itu masih suci tersegel rapat. Veronica mengangguk pelan di atas dada Felix yang bisa ia dengar detak jantung lelakinya berdentam-dentam, bagai melodi indah bagi telinganya. Veronica masih bisa merasakan bagian bawah tubuhnya kebas, ngilu, perih namun juga nikmat bersamaan. "Tunggu sebentar, aku akan siapkan air mandi untuk berendam." Felix bergerak pelan yang sebenarnya ia juga merasa enggan berjarak deng

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   62.

    Felix membawa Veronica masuk ke dalam jacuzzi dan membuat air kembali bergolak hangat untuk mereka berdua berendam. "Kau tidak apa-apa?" Felix bertanya sambil memperhatikan riak wajah merona Veronica yang ia peluk erat dengan sebelah lengan di dalam jacuzzi. "Apa kau masih belum kenyang?" Veronica malah balik bertanya yang ditanggapi Felix dengan dengkusan terkekeh rendah. Telapak tangan Veronica meraup air untuk ia bawa dan guyurkan ke atas dada Felix, terus melakukannya berulang-ulang yang ia raba tubuh lelakinya tersebut dari dada, pundak hingga lengannya dan ternyata Felix menyukai tindakan kecil tersebut. "Aku ingin kau segera mengandung anakku," Felix berbisik pelan sambil ia balas tindakan Veronica yang membelai tubuhnya dengan menggigit gemas daun telinga. "Ohh ..." Walaupun sudah menduga jika Felix masih lapar, ternyata Veronica tetap terkejut ketika jemari lelakinya kembali menyelip ke celah lembutnya. Tak ingin dianggap sebagai istri yang kaku, Veronica menjalarkan

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   63. Felix Yang Tak Bisa Membujuk

    Sebelum Freyaa terbagun dari tidurnya, ternyata Felix benar-benar datang ke kamar untuk memeluknya erat di atas ranjang. "Uhm, paman ..." Freyaa menyingkirkan lengan besar Felix yang terasa berat melingkupi tubuhnya begitu ia membuka mata. Felix membuka sedikit kelopak matanya, menarik tubuh montok Freyaa kembali agar menempel ke depan dadanya ketika keponakannya itu hendak turun dari ranjang. "Tidak mau di peluk lagi! Sudah siang, perut Eyaa lapar ..." Freyaa tergelak nyaring sangat ceria meski berkata tidak tetapi ia sama sekali tak menolak direngkuh dan didekap hangat oleh Felix. "Kau tidak boleh makan, nanti kau cepat besar!" Felix menarik tubuh Freyaa sedikit naik agar bisa ia ciumi lehernya. Terang saja diciumi dengan rambut-rambut kasar tumbuh melebat di wajah Felix, Freyaa menggelinjang kegelian, "Ampun! Eyaa pipis ...ohh!" Freyaa melingkarkan kedua kakinya, menduduki perut liat Felix dengan kelopak mata terpejam separuh, mengedan buang air kecil yang ditampung pampersnya

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   64. Tempat Hiburan

    Meskipun sudah bisa disebut dewasa, kenyataannya Zeze dan Simon tetap seperti anak kecil yang antusias ketika mereka pergi ke tempat hiburan. Luciano yang ikut menemani keseruan Zeze dan Simon, tidak sungkan mengantri membeli tiket wahana yang hendak mereka bertiga naiki, lalu tertawa terbahak bersama kedua anaknya. Luciano yang pendiam bisa sangat berbeda jika sudah menemani anak-anaknya bermain. "Terakhir kali kita pergi ke acara keramaian seperti ini sewaktu di Rusia dahulu, Simon masih bayi," ucap Aghna pada Zetha yang menganggukkan kepala tersenyum tipis. "Musim dingin tahun ini mari kita ke Andorra bersama-sama." Aghna lagi yang mengajak Zetha, lalu menoleh pada Susie. Zetha menganggukkan kepala, meraih lengan Susie untuk ia gamit dan ajak naik duduk di sofa komedi putar. Aghna dan Sandi juga turut mengikuti duduk pada sofa di depan Zetha bersama Susie. "Sky memang memintaku libur bepergian selama musim dingin tahun ini agar kita bisa berkumpul bersama. Zeze dan Simon suda

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   65. Ulah Freyaa

    "C'mon, Young Lady, bidik aku!" Zeze sedang melatih ketepatan Freyaa melemparkan potongan kayu ke arahnya. "Lenganku lelah." keluh Freyaa yang saat itu masih berusia empat tahun ketika mulai rutin dilatih oleh Zeze memusatkan lemparan. "Akan ku buatkan Burrata tomato spesial dengan roti untukmu ..." Belum menutup mulut Zeze dari berkata membujuk adik perempuannya, sebuah potongan kayu mendarat tepat di keningnya. "Maaf, aku tidak bermaksud membidik keningmu ..." ketika serius latihan, Freyaa akan menggunakan kata 'aku' untuk dirinya. "Ayo, bidik lagi. Bagian manapun tak masalah!" Zeze mundur dua langkah sehingga jaraknya dengan Freyaa menjadi lima langkah. Freyaa mengambil beberapa potongan kayu di atas meja sampingnya, melemparkannya bertubi-tubi ke arah Zeze yang hanya mengenai tubuh saudarinya itu dua potongan kayu saja. "Aku akan mengajakmu berlibur ke Jakarta, Indonesia! Ada banyak makanan enak dan lezat di Jakarta." Zeze memprovokasi Freyaa agar melanjutkan latihan melemp

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   66. Paman dan Keponakan

    Semua berkumpul di restoran seafood, menikmati makan malam. Zetha dan Simon terlihat lelah namun wajah mereka tetap sumringah karena semua korban yang terinjak-injak massa berhasil diselamatkan tepat waktu oleh mereka berdua sebelum pihak tempat hiburan memanggil tenaga medis. "Makanlah yang banyak." Felix mengambilkan semangkuk ikan laut yang dimasak dengan kuah kental rasa pedas segar untuk Veronica. "Eyaa mau juga." Freyaa sudah kembali ke dirinya yang biasa, ceria, cerewet juga sangat manja pada Felix. Felix menambahkan cream keju untuk mangkuk ikan sebelum ia berikan ke Freyaa yang langsung mencicipinya, "Enak!" ucapnya dengan bola mata berbinar. "Paman akan membawamu makan ke sini setiap hari, asal kau mau tinggal bersama paman." tutur Felix membujuk Freyaa. "Sudahlah, jangan membujuk lagi. Paman sangat tidak memiliki keahlian!" Freyaa menyahuti Felix sembari tertawa lucu, "Nanti kami akan datang ke sini lagi. Zee juga belum menyelesaikan lukisan neurographica-nya di dindin

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   97.

    Lucy akhirnya melepaskan Felix pergi ke Amalfi meski bibirnya masih merengut manja karena sejak gadis remaja, Lucy selalu ingin bersama-sama dengan Felix. "Jangan cemberut, nanti anakmu mirip denganku, bukan seperti Ibrahim." kelakar Felix seraya memberikan pelukan ke adik perempuan manjanya itu. "Tak apa mirip denganmu. Kau tampan!" Felix tersenyum lembut, menoel puncak hidung Lucy gemas, "Pergilah istirahat. Jangan tinggalkan suamimu tidur sendirian, nanti dia mengambil selir loh." "Kau tak akan membiarkan hal itu terjadi bukan?" Lucy menyahut balas tersenyum menatap netra Felix, kemudian menganggukkan kepala, "Pergilah dan ingat ...bawa Veronica bertemu denganku." Felix menganggukkan kepala, membelai perut Lucy yang masih belum terlihat hamil karena adiknya tersebut memakai gaun panjang. "Jaga kesehatanmu dan juga keponakanku di dalam sini. Sampaikan rinduku pada semua keponakanku yang lainnya." "Ku harap istrimu juga segera hamil." tutur Lucy tulus dan ia sangat yakin Felix

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   96. Keluarga

    Sudut bibir Luca tersenyum menyeringai pada Felix, "Tak perlu! Wajahmu jauh lebih lebam dan jelek dariku!"Felix menggetarkan rongga dada dan bibirnya tersenyum kecut menanggapi jawaban Luca."Hindari Lucy! Jika tidak, ia akan mencecarmu dengan milyaran pertanyaan!""Kenapa menghindariku?" Lucy baru saja masuk ke dalam ruangan kerja Gerardo, mendengar perkataan Luca pada Felix.Detik berikutnya, Lucy berteriak kencang melihat ruangan kerja Gerardo yang sangat berantakan akibat perkelahian Luca dengan Felix."Oh, apa yang kalian lakukan di sini? Kalian memecahkan guci mahal Bibi Ariana!" pekik Lucy melihat serpihan guci berserak di lantai berkarpet.File-file dokumen kerja Gerardo di atas meja berserakan juga ternoda darah, entah darah milik siapa karena Felix dan Luca sama-sama terluka memuncratkan darah dari bibir mereka yang pecah terkena tinju. Pun komputer kerja Gerardo terjatuh ke lantai dengan layar

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   95. Saudara Laki-laki

    Luca sama sekali tak membiarkan Felix bernapas lega, kembali menarik kerah pakaian saudaranya itu dan melemparkannya ke arah guci keramik mahal Ariana di dalam ruangan kerja Gerardo. Pranggg ...!Suara pecahan guci bergema di dalam ruangan. Luca melompat cepat untuk mengunci tubuh Felix yang meringis mengelus pinggangnya, terkena goresan guci. "Kau bilang pada Mike jika tak mencinta Veronica. Kau menikahinya untuk membalaskan dendam atas kematian Mommy dan Om Joko?!" dengkus Luca menarik bagian depan pakaian Felix yang telah kusut untuk dia bawa berdiri sejajar dengannya. "Kau bukan menyimpan dendam, Felix! Tapi kau adalah pria pengecut yang mencari pelampiasan untuk meluahkan perasaan kecewamu!" analisa Luca tepat sasaran."Kenapa kau begitu sangat emosi hanya karena Veronica? Dia istriku ...jangan bilang kau ..."Jedug! Luca mengadu keningnya dengan kening Felix hingga suaranya seperti retakan pada tulang tengkorak, "Enyahkan pikiran kotormu! Aku berbeda dan tidak seperti yang ka

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   94. Kemarahan Luca

    Zeze dan Owen telah berada di kapal yang kembal dijalankan oleh rekan Owen menuju suatu tempat. "Kenapa kita tidak kembali ke kediaman paman? Kita mau pergi kemana?" Freyaa bertanya menoleh pada Veronica dan Zeze yang ia tatap bergantian."Veronica sedang tidak aman bersama paman. Ada orang jahat yang ingin menyakiti Nicca." Zeze menjawab pertanyaan Freyaa yang sekejap menoleh pada Veronica untuk mencari kebenaran perkataan saudarinya. "Bukankah akan lebih bahaya posisi paman jika kita pergi meninggalkannya ..." Veronica berdehem pelan, meraih Freyaa agar duduk ke atas pangkuannya dan menutupi tubuhnya menggunakan selimut. "Maaf. Nanti begitu kita mendarat, Freyaa dan Zeze boleh kembali, hem?" tutur Veronica lembut yang ditanggapi Freyaa menatap lekat ke arah Zeze. "Owen akan membawamu kembali ke kediaman. Aku sudah berjanji akan menjaga Nicca." Zeze memberikan jawaban dari pertanyaan di tatapan mata Freyaa padanya. Usai berkata, Zeze bangkit berdiri menghampiri juru kemudi. Ang

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   93. Benar-benar Pergi

    Fokus Veronica hanya pada Zeze, napasnya berhembus lega ketika melihat Zeze bukan hanya mengampuni para preman tetapi juga bertanggung jawab membantu memperbaiki salah satu preman yang ia buat cidera otot. Freyaa sudah melepaskan genggamannya di tangan Veronica, berlari menghampiri Zeze dengan kedua lengan terkembang lebar. "Aow ...!" Veronica yang tidak memperhatikan sekeliling, terpekik terkejut merasakan lengan kasar membebat pinggangnya."Hari ini kau akan mati di tanganku, Veronica!" bisik orang yang memeluk pinggang Veronica, seraya meniupkan napas ke samping wajah Veronica.Sang pria yang tak lain adalah Bobby tersebut, melucuti ponsel Veronica yang ia temukan di dalam kantung pakaian dan sebelumnya Veronia matikan dayanya. Ponsel tersebut dilemparkan ke arah lautan dan Veronica tetap bergeming tak peduli selain berusaha menahan tubuh juga mengumpulkan tenaga agar bisa terlepas tanpa mencelakai janin dalam perutnya. Di sisi lain, lengan Freyaa yang terentang berlari ingin mem

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   92. Takluk

    Ivar, asisten pribadi Alfred Mussolini sedang mengikut pertemuan rahasia Alfred dengan Edward ketika ponselnya berdering, panggilan telpon dari Lino. "SOS." Lino mengucapkan kode membutuhkan bantuan pada Ivar dan tanpa menunggu lawan bicaranya menjawab, Lino sudah memutuskan sambungan telponnya. Sebagai sahabat dari saudara Lino yang tewas, Ivar memang menjanjikan akan memberikan bantuan kapanpun Lino membutuhkannya. Setelah berbisik dekat telinga Alfred, Ivar pergi keluar dari ruangan diikuti oleh Bobby yang dianggukkan oleh Edward memberikan persetujuannya mengikuti Ivar agar pria itu semakin mengenal lingkungan Amalfi Coast. Ivar tahu keadaan Lino darurat, karena sejak pria itu bekerja menjadi asistennya Arkada, baru kali ini Lino meminta bantuannya. Ivar menghubungi beberapa preman lokal untuk ikut datang ke tempat Lino berada sesuai dengan deteksi lokasi ponselnya.*****Ujung gang jalanan setapak, tepi tebing lautan yang bagian bawahnya terlihat jauh lebih gelap karena pencah

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   91. Zeze Sky Salvatore

    Veronica menantang tidak berkedip menatap netra pria yang mencekal dagunya. Pikirannya berputar cepat, memikirkan celah bisa mendorong tubuh pria itu agar bisa keluar dari gang sempit bercahaya temaram tersebut untuk meminta tolong. Veronica benar-benar salah jalan. Pada kiri kanan Veronica hanya ada dinding batu tinggi sebagai dinding rumah tempat tinggal warga dan malam yang telah cukup larut, membuat gang tempat Veronica berada sangat sepi.Sesekali Veronica mendengar deru motor familiar pada telinganya. Tetapi pria di depannya semakin mencengkeram kuat dagu Veronica hingga mulutnya terbuka dan kesulitan untuk berteriak minta tolong. "Bukannya aku tidak tertarik akan uangmu, tetapi menikmati tubuhmu lebih dulu jauh menggugah minatku!" Lino berbicara dengan sinar mata sangat licik di atas wajah Veronica. Lino tidak lagi berniat membawa Veronica untuk Arkada, tetapi ia akan menikmati terlebih dahulu yang nanti setelahnya diberikan pada Arkada. Dendam dalam diri Lino mengingat per

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   90. Pergi

    Felix segera memutuskan sambungan telponnya dengan Keanu. Kali ini menghubungi Zeze di kediaman yang ponselnya juga tidak tersambung."Ada apa dengan hari ini? Kenapa ponsel kalian mati?!"gerutu Felix kemudian menghubungi Knox."Nona ada bersana Freyaa di pantai. Zeze sedang di kamarnya, menyelesaikan lukisan neurographica." sahut Knox ketika Felix bertanya tentang keberadaan Veronica, Zeze dan Freyaa."Panggil Nona dan Freyaa, suruh segera kembali ke kediaman!"Felix melajukan mobilnya pulang ke kediaman, hatinya tidak tenang, seakan ada yang direnggut lepas dalam rongga dadanya.Firasat kehilangan!Felix melangkah lebar menuju ruangan kamarnya yang kosong. Semilir angin dingin berhembus menerpa dirinya."Nicca ...?" Felix berjalan seraya memanggil Veronica di area kamar tidur, wall in closet, kamar mandi hingga balkon, tetapi tak ia temukan selain kesunyian yang semakin mencekam."Zee

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   89. Mematri Kenangan

    Veronica melingkarkan kedua lengan ke belakang kepala Felix, menggigit gemas puncak hidung mancung suaminya, "Apakah kalau aku sudah hamil, kau tak ingin menyentuhku lagi? Kemudian pernikahan kita segera berakhir, lalu kau akan menikahi staff wanitamu?" "Konyol!" Felix menarik pinggang Veronica agar maju melekat ke depan tubuhnya, memberikan gigitan ke bibir bawah wanitanya yang telah berkata dan berpikir sangat tidak masuk akal menurutnya. "Dengar ...jika aku menginginkan Lorenza menjadi wanitaku, sudah lama ku lakukan dan kita tak akan bertemu dalam keadaan seperti ini." Felix berkata sambil ia menjilati bibir Veronica yang ia gigit. "Aku bukan tipikal pria yang bisa membagi hati atau membiarkan tubuhku disentuh banyak wanita." lanjut Felix menatap lekat ke dalam netra Veronica yang sedikit menyipitkan kelopak mata memandangnya. "Kau harus bangga, Nicca. Suamimu pria yang setia. Aku sudah cukup hanya dengan dirimu seorang. Atau kau tidak ingin bersamaku lagi?" Netra Veronica b

DMCA.com Protection Status