Di kediaman Felix, Zeze baru saja turun dari pohon, memetik banyak buah lemon bersama pelayan, untuk nanti diolah menjadi selai. "Zee, ada semut berdempetan!" Freyaa berteriak dengan suara sangat pelan mengibaskan telapak tangan agar saudarinya itu datang mendekat. "Aku sudah melihatnya sejak tadi, mereka terus berduaan!" tambah Freyaa sembari menunjuk dua ekor semut hitam berukuran besar sedang terlihat menyatu di dahan daun lemon. "Oh itu mereka sedang kawin." Zeze memberitahu asal pada Freyaa. Susie yang sedang mengumpulkan lemon ke dalam keranjang bersama pelayan, mengerutkan keningnya menahan senyum melirik Zeze yang sering berkata ceplos pada Freyaa. Sedangkan para pelayan menggigit bibir mereka masing-masing agar tidak meledakkan tawa. Sejak ada Zeze dan Freyaa, kediaman Felix tidak lagi sepi, dingin dan kaku seperti di Cape Town. Sepanjang hari, ada saja tingkah lucu menggemaskan dari Zeze dan Freyaa. Gelak tawa mereka yang melengking ceria, membuat para pelayan ikut senyu
Ketika Aghna terhuyung mendengar perkataan Felix kecelakaan, Freyaa langsung meluncur dari gendongan Mammina-nya itu, berlari mengejar Sandi yang menuju garasi mobil. "Freyaa?!"Sandi terkejut melihat Freyaa telah naik, duduk pada kursi penumpang dan mencoba menarik sabuk pengaman yang sulit dia lakukan, sementara pintu di sampingnya masih belum ia tutup."Eyaa mau bertemu paman!" ucap Freyaa menoleh dengan tatapan serius juga sangat tajam pada Sandi yang akhirnya menganggukkan kepala, membantu menarik sabuk pengaman ke depan tubuh gadis kecil mereka itu juga menutup pintu mobil. Baru saja mobil yang dikemudikan Sandi keluar dari halaman, ponsel dalam kantung celananya berdering, "Ya. Freyaa ada bersamaku. Jangan kuatir." Sandi langsung memberikan jawaban pada Susie yang menghubunginya. Sandi menoleh sekilas pada Freyaa yang menatap lurus tidak berkedip ke arah depan. Sandi seolah diingatkan pada kecilnya Zetha yang terlihat sangat menakutkan ketika serius. Di tempat lain, Alfred M
Keanu masuk ke dalam ruangan perawatan Selena, membawa tentengan makanan juga camilan kesukaan istrinya itu. "Pergilah. Malam ini aku akan berjaga di sini." ucap Keanu sembari menganggukkan kepala pada Felix, lalu ke Veronica. "Uhm, kabari aku kalau Selena sudah bangun." Veronica tidak punya alasan lagi menolak ajakan Felix pergi makan malam. Lagipula Veronica juga perlu menjaga kedekatannya dengan Felix agar ia bisa menguak tujuan pria tampan itu menikahinya. Felix menarik Freyaa di sofa yang telah menghabiskan puding susu ke gendongannya dan gadis kecil tersebut melambaikan tangan pada Keanu yang juga balas melambai sambil tersenyum tipis. Freyaa sama seperti Zeze, mereka tak akan bisa dekat dengan seseorang jika orang tersebut tidak memiliki hati yang tulus. Begitu mereka tiba di lorong rumah sakit, "Tunggu sebentar, ada yang perlu ku lakukan." ucap Felix menoleh pada Veronica, hendak menyerahkan Freyaa di gendongannya. Veronica langsung menggamit lengan Felix, "Aku ikut den
Veronica masih memakai jubah handuk tanpa apapun di dalamnya. Ia terkejut mendapatkan serangan dari Felix yang sama sekali tidak terprediksikan. Tubuh Veronica di desak ke dinding, bibirnya dirampas dengan paksa terbuka oleh Felix yang langsung melesakkan lidah panasnya masuk. Samping leher Veronica dicengkeram kuat dan pinggang rampingnya Felix jerat dengan lengan kaku sampai Veronica tidak bisa berkelit sedikitpun. Felix sudah tidak memakai atasan, tubuhnya panas membara, pun lidahnya, terus melumat bibir Veronica yang kesulitan memberikan balasan, "Kau milikku dan hanya boleh menciumku!" Veronica sama sekali belum tahu jika Felix menciumnya bercampur hasrat dan dendam bergemuruh juga keinginan licik agar istrinya itu jatuh cinta padanya. Jatuh cinta, sehingga Felix bisa membalaskan dendam kehilangannya pada Veronica. "Felix," Felix mengangkat tubuh langsing Veronica naik ke gendongan dan membawanya ke ranjang besar mereka di tengah ruangan. "Tunggu, Felix ..." Veronica berus
Felix baru tiba di Cape Town dan ponselnya juga baru diaktifkan ketika panggilan telpon dari Aghna sudah memberondongnya dengan pertanyaan. "Kau meninggalkan Veronica yang baru kau nikahi di rumah, kenapa? Bukankah kalian bisa melakukan bulan madu di Cape Town dan ku rasa itu tak akan mengganggu pekerjaanmu!" "Hanya untuk dua hari, Sis. Tolong, nanti ajak Veronica berbelanja baju dan keperluannya ..." Belum selesai perkataan Felix, Aghna sudah memotongnya cepat, "Oh, kau bahkan belum membeli keperluan istrimu? Apa yang kau lakukan dan inginkan sebenarnya, Felix?""Jangan bilang kalian menikah kontrak!" tambah Aghna sinis. Degh! Darah dalam tubuh Felix seketika berdesir mendengar tebakan saudarinya. Meskipun Felix akhirnya menikahi Veronica secara resmi bukan pernikahan kontrak seperti rencana awalnya, tapi tetap saja, Felix merasa dikuliti oleh perkaaan Aghna. Setelah mematikan sambungan telpon dengan Aghna, Felix menoleh pada Hvitserk, "Retas komputer kerjaku di kediaman, lalu h
Setelah mengurus pekerjaannya bersama Hvitserk serta meeting mendadak dengan para staff perusahaan, Felix pergi ke rumah sakit untuk menengok keadaan Billy. "Responnya lemah, beberapa kali kehilangan kesadaran. Tapi setiap tersadar, ia berteriak memanggil nama Felix." sang perawat pria bertutur pada Felix, menceritakan keadaan Billy. Felix menggenggam telapak tangan Billy yang tidak terdapat selang infus, mendekatkan wajah ke telinga asistennya itu, "Billy, ini aku, Felix. Apa kau bisa mendengarku?" Beberapa kali Felix mencoba memanggi Billy yang tidak memberikan respon. Kini mereka hanya tinggal berdua dalam ruangan. Hvitserk dan Bobby berjaga di depan pintu. "Aku akan mengirimmu ke Nyaksimvol. Kau harus pulih untukku, mengerti?!" Felix membisikkan rencananya ke telinga Billy. Bagaimanapun, Billy sudah seperti Hvitserk bagi Felix, bawahan yang paling loyal juga sangat ia percayai. Tiba-tiba jemari Billy bergerak, Felix segera menggenggamnya erat, "Hei, ini aku, Felix. Kau mende
Sesudah keadaan Billy sedikit stabil, Felix langsung meminta team medis rumah sakit untuk mendampingi tangan kanannya itu pergi rumah sakit milik Dimitri Severe di ke Nyaksimvol, Rusia. Rumah sakit milik Dimitri Severe tersebut memiliki tenaga medis yang sangat handal juga terbaik yang pernah ada di dunia. Bahkan Zetha, saudari perempuannya Felix adalah murid kesayangannya Dimitri yang diberi gelar sebagai Dokter Tangan Tuhan oleh dunia medis. Karena sudah tidak terhitung banyak manusia sekarat yang berhasil diselamatkan oleh Zetha. Zetha masih berada di Jerman, mendampingi Simon. Tetapi Felix yakin, keadaan Billy bisa membaik jika ditangani oleh team medis Siniy Dom-rumah sakit pribadi milik Dimitri Severe disebut. Felix dan Hvitserk juga Bobby tiba di kediaman Felix dekat pinggiran laut Cape Town, tepat tengah malam dikawal pengawalan ketat mengiringi. "Tuan Muda ..." Gary, kepala pelayan kediaman membukakan pintu masuk menyambut kedatangan Felix dan Hvitserk. "Siapkan makanan,
Freyaa meraih ponsel Zeze yang terjatuh ke atas karpet, mendial ulang dengan melakukan panggilan video ke Simon yang langsung menjawabnya. "Katakan padaku, apakah pamanku baik-baik aja?" tanya gadis kecil Salvatore tersebut dengan mata tajam melotot menatap ke layar monitor seolah hendak menerawangi isi kepala Simon, saudara lelakinya. Zeze bangkit dari atas paha Freyaa, berpindah posisi untuk membingkai adik perempuannya dengan pelukan yang ia tahu pasti adalah orang paling sedih begitu mendengar kabar Felix kecelakaan. "Aku belum bisa mendeteksi keberadaan Paman dan Hvits." Simon berkata jujur menganggukkan kepala, lalu menambahkan, "Jika belum ada kabar, besar kemungkinan Paman dan Hvits selamat." Mata biru besar Freyaa terus melotot menatap layar monitor ponsel tanpa berkedip dan bibirnya bergetar. "Jangan kuatir ...aku, Mumma dan Didi akan pergi ke Cape Town malam ini juga. Nanti akan ku berikan kabar secepatnya pada kalian. Tolong jangan katakan pada Ambu, Mammina juga yang