Hallo ...saya kembali update hehe Jangan lupa komen dan vote ya, terima kasih & I love you all!
Setelah mengurus pekerjaannya bersama Hvitserk serta meeting mendadak dengan para staff perusahaan, Felix pergi ke rumah sakit untuk menengok keadaan Billy. "Responnya lemah, beberapa kali kehilangan kesadaran. Tapi setiap tersadar, ia berteriak memanggil nama Felix." sang perawat pria bertutur pada Felix, menceritakan keadaan Billy. Felix menggenggam telapak tangan Billy yang tidak terdapat selang infus, mendekatkan wajah ke telinga asistennya itu, "Billy, ini aku, Felix. Apa kau bisa mendengarku?" Beberapa kali Felix mencoba memanggi Billy yang tidak memberikan respon. Kini mereka hanya tinggal berdua dalam ruangan. Hvitserk dan Bobby berjaga di depan pintu. "Aku akan mengirimmu ke Nyaksimvol. Kau harus pulih untukku, mengerti?!" Felix membisikkan rencananya ke telinga Billy. Bagaimanapun, Billy sudah seperti Hvitserk bagi Felix, bawahan yang paling loyal juga sangat ia percayai. Tiba-tiba jemari Billy bergerak, Felix segera menggenggamnya erat, "Hei, ini aku, Felix. Kau mende
Sesudah keadaan Billy sedikit stabil, Felix langsung meminta team medis rumah sakit untuk mendampingi tangan kanannya itu pergi rumah sakit milik Dimitri Severe di ke Nyaksimvol, Rusia. Rumah sakit milik Dimitri Severe tersebut memiliki tenaga medis yang sangat handal juga terbaik yang pernah ada di dunia. Bahkan Zetha, saudari perempuannya Felix adalah murid kesayangannya Dimitri yang diberi gelar sebagai Dokter Tangan Tuhan oleh dunia medis. Karena sudah tidak terhitung banyak manusia sekarat yang berhasil diselamatkan oleh Zetha. Zetha masih berada di Jerman, mendampingi Simon. Tetapi Felix yakin, keadaan Billy bisa membaik jika ditangani oleh team medis Siniy Dom-rumah sakit pribadi milik Dimitri Severe disebut. Felix dan Hvitserk juga Bobby tiba di kediaman Felix dekat pinggiran laut Cape Town, tepat tengah malam dikawal pengawalan ketat mengiringi. "Tuan Muda ..." Gary, kepala pelayan kediaman membukakan pintu masuk menyambut kedatangan Felix dan Hvitserk. "Siapkan makanan,
Freyaa meraih ponsel Zeze yang terjatuh ke atas karpet, mendial ulang dengan melakukan panggilan video ke Simon yang langsung menjawabnya. "Katakan padaku, apakah pamanku baik-baik aja?" tanya gadis kecil Salvatore tersebut dengan mata tajam melotot menatap ke layar monitor seolah hendak menerawangi isi kepala Simon, saudara lelakinya. Zeze bangkit dari atas paha Freyaa, berpindah posisi untuk membingkai adik perempuannya dengan pelukan yang ia tahu pasti adalah orang paling sedih begitu mendengar kabar Felix kecelakaan. "Aku belum bisa mendeteksi keberadaan Paman dan Hvits." Simon berkata jujur menganggukkan kepala, lalu menambahkan, "Jika belum ada kabar, besar kemungkinan Paman dan Hvits selamat." Mata biru besar Freyaa terus melotot menatap layar monitor ponsel tanpa berkedip dan bibirnya bergetar. "Jangan kuatir ...aku, Mumma dan Didi akan pergi ke Cape Town malam ini juga. Nanti akan ku berikan kabar secepatnya pada kalian. Tolong jangan katakan pada Ambu, Mammina juga yang
Felix dan Hvitserk berhasil mendapatkan jet pribadi. Tentu saja nama Salvatore yang berani membayar mahal di atas rata-rata sangat sulit untuk di tolak, meskipun ia menghubungi di tengah malam dingin sekalipun. "Anda tidak perlu menyiapkan crews, kami sudah membawa orang terlatih." tutur Hvitserk dalam panggilan telpon, dimana mereka berhenti di sebuah hotel yang tidak terlalu jauh dari kediaman Joe Parrish, orang kaya terpandang memiliki jet pribadi di kediamannya. "Kami akan datang satu jam lagi." tambah Hvitserk yang ditanggapi setuju oleh Joe. Meskipun sedikit kesal karena panggilan telpon bertubi-tubi pada ponsel pribadinya, Joe Parrish akhirnya sekarang bisa tersenyum lega, setelah melihat nominal angka pembayaran sewa jetnya sudah masuk ke rekeningnya. Bisnis Joe mengalami kemunduran. Kini ia tidak perlu lagi melakukan pinjaman bank, karena sudah memiliki dana untuk mengatasinya.*****Luca sedang mabuk parah di Dubai, tidak bisa tidur, tetapi dia sangat bersemangat membantu
Luca dan Felix masih terus saling berkolaborasi. Mereka memang sengaja melakukannya diam-diam, mengirimkan info pada Simon, Zetha dan Luciano untuk mengambil alih perusahaan Felix di Cape Town. Mereka sama sekali tidak berpikir jika Gary si kepala pelayan rumah tangga kediaman Felix adalah seseorang yang tamak sangat mudah diperdayai orang licik. Sementara Aghna, meskipun menyimpan kekuatiran akan Felix yang belum memberikan kabar, juga fakta pernikahan adik lelakinya tersebut merupakan pernikahan kontrak, ia tetap bersikap baik juga tulus pada Veronica. "Veronica wanita yang baik, cantik juga pintar. Dia pasti dijebak dan dipaksa menerima pernikahan kontrak ini oleh Felix! Lihatlah sekarang, mereka baru saja menikah, tetapi Felix malah justru pergi dan tak memberi kabar sama sekali pada kita semua, seolah dirinya menghilang!" Aghna menggerutu pada Sandi, melampiaskan kekesalan hatinya. Kelopak mata Aghna terbuka lebar, memandang Sandi yang akhirnya menoleh dan bersirobok dengan t
Edward sedang menikmati berenang di kolam renang kediamannya ketika pelayan memberitahu, "Ada Mister Salvatore menunggu Tuan di halaman." "Suruh dia masuk dan suguhkan minuman juga makanan terbaik!" Edward berkata sembari menepi ke pinggir kolam untuk naik kemudian menuju kamar bilas. Edward melakukan panggilan telpon ke istrinya yang sangat ia ketahui sedang berada di halaman belakang bersama kedua anak mereka. "Cepatlah berdandan yang cantik dan temani tamuku!" "Aku sedang bersama anak-anak." Angel, istrinya Edward berusaha menolak permintaan suaminya yang memintanya untuk menghibur tamu. Salah satu putra mereka kemarin terjatuh dan kakinya terkilir, sehingga Angel melakukan terapi sendiri mengajaknya berjalan perlahan-lahan di atas bebatuan dan pasir serta rumput. "Sudah ku katakan, tinggalkan mereka bersama pelayan!" nada bicara Edward menaik, "Menjadi istriku, kau harus tunduk dan patuh pada perkataanku! Cepat pergi berdandan dan kenakan gaunmu yang paling seksi!" tegas Edwa
Jet pribadi Felix sudah siap di landasan pacu, tidak jauh dari lokasi pertambangan. Tetapi mobilnya yang melaju kencang mengepulkan debu membubung tinggi di belakangnya, tiba-tiba berbelok ke arah kediaman Benjamin. "Mi, mi-mister Felix?!" Benjamin terkejut melihat Felix sudah memasuki rumah tepat saat sebelah tangannya sedang memegangi ponsel di telinga. Felix merampas ponsel yang ada di tangan Benjamin, melihat nama di layar yang sedang melakukan panggilan telpon, "Jika kau berani menyentuh keluargaku, maka ...jangan salahkan aku, istrimu yang sedang hamil, anak bayi dan putrimu tak akan melihat hari esok!" tegas Felix berkata pada di sambungan telpon. "Mi-mister Felix ...ini salah paham. Gary hanya menghubungiku dan bertanya kapan Mister kembali untuk disiapkan menu masakan di kediaman," Benjamin berusaha menjelaskan pada Felix yang menyeringaikan senyuman sinis pada wajah tampannya. "Kau juga sengaja memberikan ramuan rempah mengandung perangsang pada air mandiku tadi pagi? Ka
"Mereka menyandera anakku ..."Jennifer berkata sangat lirih, mendongak memandang wajah Felix sambil menggerakkan tangan hendak menyibakkan rambut panjangnya untuk ia selipkan ke belakang daun telinga. Tepat ketika Jennifer hendak menusukkan jarum beracun yang baru saja ia ambil dari selipan rambutnya ke kaki Felix, lehernya sudah lebih dulu berbunyi 'krekk' diikuti suara tubuhnya jatuh terjengkang ke belakang serta udara yang terdengar mendidih berhembus keluar dari lubang hidungnya. Wajah cantik Jennifer terpaling ke samping dan sesaat tubuhnya masih kelojotan di atas lantai selama beberapa detik sebelum berhenti total dengan kedua biji mata melotot ngeri. Felix menepukkan kedua telapak tangannya, seolah yang baru saja ia sentuh dan putar batang lehernya bukanlah manusia, melainkan benda berdebu. "Bersihkan!" cetus Felix pada Hvitserk yang mengangguk mengulum bibinya masuk, menahan tawa. Sudah sangat lama Hvitserk tidak melihat sisi diri Felix yang seperti ini, membunuh tanpa am