Share

46. Sebuah Janji

Freyaa meraih ponsel Zeze yang terjatuh ke atas karpet, mendial ulang dengan melakukan panggilan video ke Simon yang langsung menjawabnya.

"Katakan padaku, apakah pamanku baik-baik aja?" tanya gadis kecil Salvatore tersebut dengan mata tajam melotot menatap ke layar monitor seolah hendak menerawangi isi kepala Simon, saudara lelakinya.

Zeze bangkit dari atas paha Freyaa, berpindah posisi untuk membingkai adik perempuannya dengan pelukan yang ia tahu pasti adalah orang paling sedih begitu mendengar kabar Felix kecelakaan.

"Aku belum bisa mendeteksi keberadaan Paman dan Hvits." Simon berkata jujur menganggukkan kepala, lalu menambahkan, "Jika belum ada kabar, besar kemungkinan Paman dan Hvits selamat."

Mata biru besar Freyaa terus melotot menatap layar monitor ponsel tanpa berkedip dan bibirnya bergetar.

"Jangan kuatir ...aku, Mumma dan Didi akan pergi ke Cape Town malam ini juga. Nanti akan ku berikan kabar secepatnya pada kalian. Tolong jangan katakan pada Ambu, Mammina juga yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status