Share

Cemburu

Kalea menunggu di teras. Tumben, jam segini Barra belum muncul. Apa dia samperin aja di rumahnya?

Namun baru beberapa langkah, terdengar deru motor dari rumah samping. Kalea menoleh. Memandangi laju motor itu sampai berhenti di depan gerbang rumahnya.

"Bareng aku, Kal"

Kalea menelan salivanya. Raka.

"Barra mana, Bang?" tanyanya, mengalihkan kegugupannya.

"Barra gak berangkat."

"Sakit?" seketika timbul rasa khawatirnya. Gimana pun juga, dia masih terngiang-ngiang dengan kejadian kemarin. Kalau Barra sakit, berarti penyebabnya adalah dirinya.

"Enggak. Diajak paksa sama mama. Nenek kangen bocilnya," jelas Raka, terkekeh kecil.

Kalea mengela napas lega. Dia kira, Barra kenapa-napa.

"Emang gak papa, bareng bang Raka?" tanyanya ragu.

"Enggak. Memangnya siapa yang melarang?"

"Hehe, kirain."

Dia menaiki boncengan belakang.

"Siap?"

Kalea mengangguk. Dan Raka melajukan motornya.

.

.

Seperti yang dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status