Share

Marah

Kalea menggeliat pelan. Meraba sampingnya mencari boneka. Tapi, kok gak ada? Ah, baru inget. Dia kan tidur di kamarnya Barra.

Kalea perlahan membuka matanya dengan sisa-sisa kantuk yang masih ada.

"Eung ...." lenguhnya, menguap lebar. "Loh, Barra mana?" gumamnya, mengedarkan pandangan ke penjuru kamar.

Meski tak mendapati Barra, tapi Kalea gak lantas panik. Apa yang dia khawatirkan? Ini kan rumah Barra. Gak mungkin cowok itu ilang.

Kalea justru memeluk bantal, matanya menyipit. Masih ngantuk, dan malas bangun. Memang, godaan paling kuat yang gak bisa sembarang diabaikan itu ya kasur. Enak banget rebahan. Apalagi, di jam sekolah begini. Ternyata, bolos itu enak juga. Pantesan, kadang Barra bandel. Melipir gak masuk kelas.

"Barra mana sih? Gak balik-balik?" gumamnya. Beringsut bangun, badannya mulai pegal.

"Bar .... Barra? Lo dimana?" panggilnya, mencari di luar.

Kalea melongok ke dapur, tapi Barra tak ada. Di ruang tengah, ruang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status