"Omong kosong!"Yani datang dan menegur mereka, "Nova sangat terkenal di Kota Rivera. Ada banyak keluarga besar yang berusaha mendekatinya. Tunggu saja, sebentar lagi mereka pasti datang. Bos-bos Arthur Group, Farma Kimia, dan yang lainnya pasti segera sampai.""Ma, jangan banyak omong." Hendro menarik tangan Yani. "Semua orang tahu Jenderal Naga Hitam yang membantu Nova. Tapi sekarang Jenderal Naga Hitam sudah kehilangan kekuasaan, dia bukan lagi anggota Lima Jenderal. Naga Hitam sudah bukan siapa-siapa.""Ini ...." Yani langsung kehilangan kepercayaan diri.Toni melirik Nova, lalu menganggukkan kepala dan berjalan ke kursi yang ada di depan.Toni datang untuk mengamati situasi di sini. Dia ingin tahu apa rumor yang dibicarakan itu benar? Apakah Naga Hitam benar-benar sudah hancur?Tanpa bantuan Naga Hitam, apakah para konglomerat masih akan menghargai Nova seperti sebelumnya?Jika memang benar, Toni harus segera membuat pilihan. Jangan sampai salah memilih kubu, Toni tentu tidak ingi
Empat Keluarga Besar membentuk Organisasi Persatuan Kamar Dagang, tujuan mereka adalah untuk menghancurkan Atma Group dan Chandra.Semua orang tahu bahwa Chandra dan Nova memiliki hubungan yang dekat. Di hari peresmian Century Group, Empat Keluarga Besar sengaja datang untuk mengacaukan pesta yang diadakan Nova. Dengan begitu, Empat Keluarga Besar ingin menunjukkan bahwa Chandra sudah tidak memiliki kekuasaan apa-apa.Pabrik Wasa Group dan gedung perkantorannya bukanlah milik pribadi, melainkan hanya sewa.Rusli maju dan berkata, "Kami adalah penyewa sah dari lahan ini, kontraknya saja masih ada. Masa kontraknya masih tiga tahun, pemilik tidak boleh menjual tempat ini seenaknya. Walaupun kalian punya kontrak, pemilik lahan dan gedung tidak berhak mengusir kami dari sini.""Oh ya?" tanya pria yang berusia 30 tahunan itu."Kayaknya kalian belum kenal aku. Aku adalah Bayu Sinaga, wakil ketua Organisasi Persatuan Kamar Dagang. Hari aku datang mewakili Organisasi Persatuan Kamar Dagang, lah
Setelah semua orang pergi, suasana di Century Group sontak terasa dingin. Hanya tersisa Nova, Rusli, dan beberapa anggota karyawan Century Group."Jadi kita harus memindahkan semuanya?" Nova tidak rela.Nova baru mau merintis bisnisnya. Masa Century Group baru mulai sudah hancur?"Kakek Rusli.""Em?" tanya Rusli.Nova berpikir sebentar, lalu berkata, "Segera cari pabrik dan gedung perkantoran yang baru, lalu pindahkan semua alat dan barang-barang yang ada. Selama punya alat, kita masih bisa bangkit. Aku masih punya sedikit tabungan, kita bisa kembali membangun semuanya.""Nova, ini ...." Rusli tidak tega dan berkata, "Masih ada banyak orderan yang belum kita selesaikan. Kalau pindah sekarang, kita nggak bisa menyelesaikan pesanan tepat waktu. Itu sama saja dengan melanggar kontak, kita bisa didenda. Kita memegang kontrak sewa, kita pasti bisa memenangkan gugatan. Mereka nggak berhak mengusir kita kayak gini."Nova menghela napas dan berkata, "Kakek, Kakek lihat sendiri lawan kita. Empa
Nova sedang mengatur para pekerja yang memindahkan barang di pabrik.Setelah semua beres, Nova langsung pergi ke Farma Kimia untuk menemui Yura. Selama ini Nova dan Yura menjalin hubungan yang cukup dekat. Setiap pergi ke Farma Kimia, Nova tidak perlu membuat janji terlebih dulu.Namun, hari ini berbeda dengan biasanya ....Sesampainya di Farma Kimia, Nova dicegat oleh beberapa satpam. "Berhenti! Mau ke mana?""Mau menemui Yura," jawab Nova."Bu Yura? Sudah bikin janji?" tanya satpam."Aku, aku Nova ....""Aku tahu kamu Nova, tapi kalau nggak ada buat janji dilarang masuk." Beberapa satpam mengadang Nova.Nova tak berdaya menghadapi para satpam ini. Akhirnya, Nova mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nova.Di ruangan CEO Farma Kimia.Yura menyilangkan kakinya sambil menatap anggota Keluarga Linardi yang datang menemuinya."Yura, Chandra sudah bukan Naga Hitam, dia sudah nggak ada nilainya. Buat apa kamu susah-susah menyanjungnya lagi?" tanya seorang pria yang duduk di depan Yura.Pria
Sayangnya, manajer departemen legal sedang tidak ada ditempat. Jadi, Nova terpaksa meninggalkan Farma Kimia dan pergi ke Arthur Group.Situasi di Arthur Group sama seperti di Farma Kimia.Ihsan juga memperlakukan Nova dengan ketus, bahkan lebih buruk daripada cara Yura memperlakukannya. Ihsan ingin semuanya berlangsung sesuai kesepakatan kontrak, Nova harus mengganti rugi sebagai pihak yang tidak dapat memenuhi pesanan.Nova ingin mengajak Yura dan Ihsan berdiskusi, tetapi semuanya sia-sia.Selama ini semua yang Nova lakukan selalu "terlihat" lancar karena ada Chandra yang membantunya. Sekarang, Nova baru menyadari betapa tak berdayanya dia tanpa bantuan Pangeran Misterius. Setelah kehilangan Naga Hitam, Nova sudah tidak ada apa-apanya.Nova pulang dalam keadaan kelelahan.Chandra sudah pulang sejak tadi. Begitu melihat Nova yang lesu, Chandra menghampirinya dan memijit pundak Nova. "Sayang, kamu sudah bekerja keras.""Sayang, kayaknya aku nggak berguna, ya?" tanya Nova."Siapa bilang?
Setelah menelepon Paul, Chandra menunggu di depan kompleks rumah.Sekitar setengah jam kemudian, Paul pun tiba di depan kompleks perumahan Nova. Paul membuka kaca jendela, lalu melambaikan tangan sambil berteriak, "Kak Chandra, sini masuk."Begitu duduk di kursi penumpang, Chandra melihat Senny yang duduk di kursi belakang. Chandra hanya sedikit terkejut, tetapi tidak berkata apa-apa."Kak, aku sudah baca beritanya. Empat Keluarga Besar cari mati, ya? Berani-beraninya mengganggu Kak Nova. Mau aku hubungi beberapa tentara di Gurun Selatan dan memanggil mereka datang?" tanya Paul."Sudah, nggak perlu." Chandra melambaikan tangan.Paul berdecak dan menjawab, "Kak, meskipun kamu sudah tidak menjabat sebagai jenderal, siapa yang nggak mengenalmu di Gurun Selatan? Kamu cukup memberikan perintah, pasti mereka akan datang membantumu. Kalau nggak ada pasukan, bagaimana kamu akan melawan mereka?"Sebagai orang luar, Paul membantu Chandra untuk memilah pro dan kontra."Meskipun sudah membeli Kota
"Maju, habisi mereka!" Puluhan pengawal maju sambil membawa tongkat.Beberapa pengawal mengangkat tongkat yang dipegang, lalu melayangkan pukulan ke arah kepala Chandra.Dengan mudah, Chandra mengangkat tangannya untuk menahan serangan itu dan menendang para pengawal yang menyerangnya hingga terhempas jauh."Ah ...." Para pengawal merintih kesakitan.Selanjutnya, Chandra mengangkat kakinya, lalu menendang sisa para pengawal yang hendak menyerang. Chandra dan Paul adalah jenderal yang sudah bertempur ratusan kali di medan perang, mereka telah melewati berbagai rintangan hidup mati. Puluhan pengawal ini tidak ada apa-apanya untuk mereka, bisa dibilang cuma pemanasan saja.Dalam waktu kurang dari 2 menit, puluhan pengawal tergeletak sambil merintih kesakitan di lantai.Di atas sana, seorang sekretaris yang cantik dan seksi bergegas masuk ke ruangan Yura dan berkata dengan ketakutan, "Bu Yura, gawat! Di luar ada orang yang bernama Chandra, dia memaksa untuk masuk. Para pengawal yang mengad
Setelah membereskan masalah Farma Kimia, Chandra dan Paul langsung menuju ke kantor Arthur Group. Tak berapa lama, mereka pun sampai di depan gedung perkantoran Arthur Group.Selesai memarkir mobilnya, Chandra dan Paul keluar dari mobil, lalu masuk ke gedung perkantoran yang ada di hadapannya.Beberapa satpam yang berjaga di lobi Arthur Group tidak mengadang Chandra dan Paul. Mereka langsung masuk ke dalam lift dan naik ke lantai paling atas.Sesaat keluar dari lift, beberapa satpam sedang berkumpul di depan sambil mengobrol dan bercanda. Ketika melihat kemunculan Chandra dan Paul, beberapa satpam itu langsung menghampiri mereka.Salah seorang satpam menunjuk Chandra dan Paul dengan menggunakan tongkat sambil bertanya dengan ketus, "Mau ngapain? Kalian nggak tahu ini lantai ruangan CEO? Sana, pergi!"Paul maju, lalu merebut tongkat yang dipegang dan menggunakannya untuk memukul kepala satpam itu."Kamu ...," teriak satpam itu.Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, satpam itu merasa
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me
Yosan berkata, "Chandra adalah seorang pemuda yang cakap. Dia sangat kuat di segala aspek. Aku sudah menerimanya sebagai muridku. Selanjutnya, aku berencana untuk menentukan rencana pelatihan untuknya. Aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk membimbingnya agar dia bisa meraih hasil maksimal dalam kompetisi besar nanti. Aku ingin menunjukkan kepada para tetua dan ketua sekte kalau masih ada murid yang luar biasa dalam perekrutan kali ini."Ziyan langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, "Master, walaupun Chandra memiliki potensi yang cukup baik, tapi kompetisi besar tidak lama lagi akan dilaksanakan. Kekuatannya tidak mungkin meningkat secara drastis dalam waktu sesingkat itu. Janganlah Master menghabiskan terlalu banyak usaha hanya untuk dia seorang. Lagi pula, murid di bawah bimbinganmu yang berusia di bawah 50 tahun masih cukup banyak. Jadi, lebih baik dan lebih hemat jika Master membimbing mereka daripada Chandra."Yosan langsung menatap Ziyan tajam setelah mendengar perkataa
Yosan merasa, Chandra memiliki potensi yang besar. Dia tidak mungkin salah dalam menilai orang lain. Selain itu, Chandra bisa memunculkan kekuatan yang sangat besar, sekalipun tingkat kekuatannya masih terhitung rendah. Bahkan dia bisa menandingi prajurit yang memiliki kekuatan tingkat ketiga Alam Keabadian. Chandra bisa segera naik ke tingkat keenam Alam Kesucian kalau saja dia berada di tingkat ketiga Alam Kesucian. "Chandra, aku akan mengatur rencana pelatihanmu. Tapi, kemungkinan besar kamu akan sangat menderita. Apa kamu mampu menahannya?" tanya Yosan penuh harap. "Aku bisa menahan apa pun, selama aku belum mati," jawab Chandra mantap. "Baiklah," balas Yosan dengan perasaan lega. "Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membimbingmu. Kekuatanmu akan meningkat pesat dalam waktu satu tahun ini.""Baik, aku akan menantikannya," balas Chandra penuh harap. "Sekarang, kamu tunggu dulu di sini selama beberapa hari. Aku akan mempersiapkan semuanya untuk membimbingmu," ujar
Yosan cukup terkejut dengan jawaban Chandra. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang prajurit yang pastinya tahu tingkat kesulitan dalam melatih kekuatan fisik. Kekuatan fisik harus terus ditempa dan tidak bisa ditingkatkan hanya dalam waktu singkat. Selain itu, tingkat kekuatan Chandra masih terhitung rendah, bahkan sedikit lebih rendah dari Yoko. Namun, dia bisa menjadi memberikan perlawanan sengit kepada Yoko. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang memiliki kekuatan seperti ini. Yosan merasa gembira di dalam hatinya. Dia merasa seperti sudah menemukan sebuah harta karun berharga. Seseorang berbakat seperti Chandra akan tumbuh menjadi sosok yang menakutkan dalam bimbingannya. Bahkan Chandra mungkin bisa menjadi sama kuatnya dengan para utusan jenius yang datang ke bumi untuk memperebutkan keberuntungan dalam 10 sampai 20 puluh tahun lagi. Yosan tersenyum lebar lalu berkata, "Bagus, bagus sekali!"Chandra membalas pujian Yosan dengan senyuman tipis. Dia tidak mengungkapkan kalau d
Chandra hanya mampu membantu Luna sampai sini. Selanjutnya, Luna harus mengandalkan kemampuannya sendiri. Luna kembali ke halaman latihannya sendiri setelah selesai menyapa Chandra. Halaman mereka terletak bersebelahan. Mereka tidak tahu, apakah hal ini kebetulan atau memang Yosan yang sengaja mengaturnya.Chandra langsung berlatih setelah bergabung dengan Sekte Dayan. Sebenarnya, dia ingin masuk ke dalam Istana Abadi, tapi dia takut ada murid lain yang melihatnya. Bagaimanapun juga, dia baru saja bergabung dengan Sekte Dayan, jadi dia tidak ingin membuat masalah. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk tidak pergi ke Istana Abadi untuk sementara waktu. Tiga hari kemudian.Yohan muncul di halaman Chandra ketika Chandra sedang berlatih. Chandra buru-buru berdiri lalu berkata dengan penuh hormat, "Tetua!"Yosan membalas dengan lambaian ringan. Di sisi lain, Chandra menatap Yosan tanpa mengetahui alasan Yosan mencarinya."Namamu Chandra, kan?" tanya Yosan. "Benar, namaku Chandra. Ada masal