Setelah menelepon Paul, Chandra menunggu di depan kompleks rumah.Sekitar setengah jam kemudian, Paul pun tiba di depan kompleks perumahan Nova. Paul membuka kaca jendela, lalu melambaikan tangan sambil berteriak, "Kak Chandra, sini masuk."Begitu duduk di kursi penumpang, Chandra melihat Senny yang duduk di kursi belakang. Chandra hanya sedikit terkejut, tetapi tidak berkata apa-apa."Kak, aku sudah baca beritanya. Empat Keluarga Besar cari mati, ya? Berani-beraninya mengganggu Kak Nova. Mau aku hubungi beberapa tentara di Gurun Selatan dan memanggil mereka datang?" tanya Paul."Sudah, nggak perlu." Chandra melambaikan tangan.Paul berdecak dan menjawab, "Kak, meskipun kamu sudah tidak menjabat sebagai jenderal, siapa yang nggak mengenalmu di Gurun Selatan? Kamu cukup memberikan perintah, pasti mereka akan datang membantumu. Kalau nggak ada pasukan, bagaimana kamu akan melawan mereka?"Sebagai orang luar, Paul membantu Chandra untuk memilah pro dan kontra."Meskipun sudah membeli Kota
"Maju, habisi mereka!" Puluhan pengawal maju sambil membawa tongkat.Beberapa pengawal mengangkat tongkat yang dipegang, lalu melayangkan pukulan ke arah kepala Chandra.Dengan mudah, Chandra mengangkat tangannya untuk menahan serangan itu dan menendang para pengawal yang menyerangnya hingga terhempas jauh."Ah ...." Para pengawal merintih kesakitan.Selanjutnya, Chandra mengangkat kakinya, lalu menendang sisa para pengawal yang hendak menyerang. Chandra dan Paul adalah jenderal yang sudah bertempur ratusan kali di medan perang, mereka telah melewati berbagai rintangan hidup mati. Puluhan pengawal ini tidak ada apa-apanya untuk mereka, bisa dibilang cuma pemanasan saja.Dalam waktu kurang dari 2 menit, puluhan pengawal tergeletak sambil merintih kesakitan di lantai.Di atas sana, seorang sekretaris yang cantik dan seksi bergegas masuk ke ruangan Yura dan berkata dengan ketakutan, "Bu Yura, gawat! Di luar ada orang yang bernama Chandra, dia memaksa untuk masuk. Para pengawal yang mengad
Setelah membereskan masalah Farma Kimia, Chandra dan Paul langsung menuju ke kantor Arthur Group. Tak berapa lama, mereka pun sampai di depan gedung perkantoran Arthur Group.Selesai memarkir mobilnya, Chandra dan Paul keluar dari mobil, lalu masuk ke gedung perkantoran yang ada di hadapannya.Beberapa satpam yang berjaga di lobi Arthur Group tidak mengadang Chandra dan Paul. Mereka langsung masuk ke dalam lift dan naik ke lantai paling atas.Sesaat keluar dari lift, beberapa satpam sedang berkumpul di depan sambil mengobrol dan bercanda. Ketika melihat kemunculan Chandra dan Paul, beberapa satpam itu langsung menghampiri mereka.Salah seorang satpam menunjuk Chandra dan Paul dengan menggunakan tongkat sambil bertanya dengan ketus, "Mau ngapain? Kalian nggak tahu ini lantai ruangan CEO? Sana, pergi!"Paul maju, lalu merebut tongkat yang dipegang dan menggunakannya untuk memukul kepala satpam itu."Kamu ...," teriak satpam itu.Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, satpam itu merasa
Ihsan tidak senang melihat keangkuhan Chandra. Apalagi, Chandra sama sekali tidak terlihat ketakutan."Kalau nggak, mati ...." Ihsan menatapnya dengan tajam.Begitu kata mati terucap, Chandra langsung mengeluarkan dan melemparkan jarum peraknya.Sebelum para pria kekar itu bereaksi, tiba-tiba sekujur tubuh mereka terasa lemas dan langsung terjatuh ke lantai."Ini?" Ihsan sangat terkejut.Ihsan memang pernah mendengar bahwa Naga Hitam adalah jenderal yang tidak terkalahkan, tetapi Ihsan pikir semua itu hanya gosip. Lagi pula, Ihsan tidak pernah menyaksikan kehebatan Chandra secara langsung.Namun, satu hal yang Ihsan tidak tahu, semua orang yang berhadapan dengan Naga Hitam pasti mati!Ihsan tidak menyangka bahwa Chandra memiliki kemampuan yang begitu mengerikan.Sesaat melihat Chandra yang berjalan mendekat, Ihsan pun mundur secara perlahan-lahan. Kedua tangan Ihsan tampak gemetaran, keringat pun mengalir membasahi keningnya ...."Ihsan, besar banget nyalimu ...." Chandra menatapnya de
Sudah 2 jam sejak Chandra keluar sampai pulang lagi ke rumah, tetapi Nova masih belum bangun juga. Chandra masuk ke dalam rumah, dia duduk di ruang tamu sambil merokok.Nova sudah tidur cukup lama. Akhirnya, Chandra pergi ke kamar untuk membangunkannya.Nova tidur dengan mengenakan gaun yang tipis. Mungkin karena kepanasan, Nova membuka kerah gaunnya hingga menunjukkan pemandangan indah yang menonjol.Melihat keindahan tubuh Nova, Chandra hampir saja meneteskan air liur.Namun, Chandra berusaha menahan hasratnya, lalu memanggil Nova dengan lembut, "Sayang, bangun. Ayo, bangun."Nova membuka matanya secara perlahan-lahan. Begitu melihat wajah familier yang membangunkannya, Nova pun bangkit dan merapikan gaunnya yang berantakan. Tiba-tiba, Nova baru menyadari kerah gaunnya yang terbuka lebar. Seketika, wajahnya pun tersipu malu.Chandra hanya tertawa kecil.Nova mengangkat kepalanya dan memelototi Chandra. "Apa yang lucu?"Chandra memuji Nova tanpa ragu, "Sayang, tubuhmu bagus banget. Ak
Terdengar sebuah suara tawa yang keras."Menang! Akhirnya balik modal. Sudah, aku mau bersenang-senang dulu," kata salah seorang pria berkepala botak.Sejujurnya Hendro mulai tergiur, mana ada orang yang kalah terus? Tidak ada salahnya mencoba lagi."Kak Hendro, kita ke ruangan VIP, yuk! Di sana ada banyak bos besar. Uang merek nggak main-main, siapa kamu lebih beruntung main di dalam sana." Gadis seksi mencubit pinggang Hendro sambil berbisik, "Kalau sudah di dalam, nanti aku ...."Sekujur tubuh Hendro terasa bergetar. "Ayo, masuk."Gadis tersebut membawa Hendro ke sebuah ruangan yang berisi 7 hingga 8 orang. Begitu melihat kedatangan Hendro, mereka semua tertawa sinis."Bos, tambah satu orang, ya!" kata gadis seksi sambil menarik Hendro masuk.Salah seorang pria bangkit berdiri dan menatap Hendro dengan penuh penghinaan. "Kami nggak main-main. Kalau nggak ada chip 20 miliar, jangan harap bisa ikut main.""Kak Hendro, cepat tukar chipnya," kata gadis seksi itu.Hendro berpikir sebenta
Utangnya sendiri 1,6 triliun, sedangkan dendanya 400 miliar. Bagaimana cara Hendro membayarnya?Wajah Hendro terlihat pucat, sekujur tubuhnya terasa lemas. Sekarang, rasanya Hendro ingin mati saja."Kak Hendro, sebaiknya kamu segera pulang dan mengumpulkan uang buat bayar utang. Kak Margot terkenal sangat kejam. Kalau kamu nggak bayar utangmu, takutnya seluruh Keluarga Kurniawan bakal ikut kena imbasnya," kata gadis seksi.Gadis seksi ini bernama Lulu, dia bekerja di kasino sebagai pendamping yang melayani para tamu.Begitu mendengar ucapan Lulu, Hendro pun ketakutan. Hendro segera bangkit berdiri dan pulang.Namun, sekujur tubuh Hendro terasa lemas. Untuk berjalan saja rasanya sangat berat.Hendro bahkan tidak sadar bagaimana caranya dia bisa sampai ke rumah.Sesampainya di rumah, Hendro langsung masuk ke kamar dan tidur. Sejak pulang, dia terus mengurung diri di kamar, dia juga tidak ikut makan malam.Sesekali, Hendro membuka tirai jendela. Dia ingin melompat, tetapi tidak berani.Se
Chandra terkejut, digunakan untuk menjemur baju?Delapan puluh satu Jarum Pencabut Nyawa digunakan untuk menjemur baju? Jarum Pencabut Nyawa adalah senjatanya Chandra!Jarum Pencabut Nyawa adalah senjata yang Chandra dapatkan 10 tahun lalu. Delapan puluh satu Jarum Pencabut Nyawa sangat spesial sehingga bisa membentuk kawat yang istimewa.Chandra pergi ke balkon, dia melihat beberapa pakaian dalam yang digantung di kawat.Seketika, jantung Chandra langsung berdegup kencang. Dia tidak menyangka senjata ini akan digunakan untuk menjemur pakaian dalam.Setelah memindahkan pakaian dalam Nova, Chandra juga membongkar kawat yang terbentuk dari 81 Jarum Pencabut Nyawa. Jarum-jarum ini seolah memiliki nyawa, jarum-jarum ini langsung melingkar di lengan Chandra.Nova menyusul ke balkon dan bertanya, "Untuk apa kamu membawa kawat ini? Oh iya, aku merasa kawat ini agak aneh."Chandra hanya tersenyum, dia tidak mau banyak bicara. "Sayang, sudah siang, aku harus segera ke kantor."Kemudian, Chandra
Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep
Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara
Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba