Utangnya sendiri 1,6 triliun, sedangkan dendanya 400 miliar. Bagaimana cara Hendro membayarnya?Wajah Hendro terlihat pucat, sekujur tubuhnya terasa lemas. Sekarang, rasanya Hendro ingin mati saja."Kak Hendro, sebaiknya kamu segera pulang dan mengumpulkan uang buat bayar utang. Kak Margot terkenal sangat kejam. Kalau kamu nggak bayar utangmu, takutnya seluruh Keluarga Kurniawan bakal ikut kena imbasnya," kata gadis seksi.Gadis seksi ini bernama Lulu, dia bekerja di kasino sebagai pendamping yang melayani para tamu.Begitu mendengar ucapan Lulu, Hendro pun ketakutan. Hendro segera bangkit berdiri dan pulang.Namun, sekujur tubuh Hendro terasa lemas. Untuk berjalan saja rasanya sangat berat.Hendro bahkan tidak sadar bagaimana caranya dia bisa sampai ke rumah.Sesampainya di rumah, Hendro langsung masuk ke kamar dan tidur. Sejak pulang, dia terus mengurung diri di kamar, dia juga tidak ikut makan malam.Sesekali, Hendro membuka tirai jendela. Dia ingin melompat, tetapi tidak berani.Se
Chandra terkejut, digunakan untuk menjemur baju?Delapan puluh satu Jarum Pencabut Nyawa digunakan untuk menjemur baju? Jarum Pencabut Nyawa adalah senjatanya Chandra!Jarum Pencabut Nyawa adalah senjata yang Chandra dapatkan 10 tahun lalu. Delapan puluh satu Jarum Pencabut Nyawa sangat spesial sehingga bisa membentuk kawat yang istimewa.Chandra pergi ke balkon, dia melihat beberapa pakaian dalam yang digantung di kawat.Seketika, jantung Chandra langsung berdegup kencang. Dia tidak menyangka senjata ini akan digunakan untuk menjemur pakaian dalam.Setelah memindahkan pakaian dalam Nova, Chandra juga membongkar kawat yang terbentuk dari 81 Jarum Pencabut Nyawa. Jarum-jarum ini seolah memiliki nyawa, jarum-jarum ini langsung melingkar di lengan Chandra.Nova menyusul ke balkon dan bertanya, "Untuk apa kamu membawa kawat ini? Oh iya, aku merasa kawat ini agak aneh."Chandra hanya tersenyum, dia tidak mau banyak bicara. "Sayang, sudah siang, aku harus segera ke kantor."Kemudian, Chandra
Raut wajah Chandra terlihat mengerikan. Seketika, suasana di dalam helikopter pun terasa dingin.Sesampainya di Gurun Selatan, Chandra menerima sebuah panggilan misterius.Sebuah nomor asing meneleponnya. "Naga Hitam, pergi ke Gunung Langit, jangan membawa siapa pun! Kalau ketahuan ada yang melindungimu, aku akan langsung membunuh Paul."Setelah berbicara, pemilik nomor misterius langsung menutup panggilannya.Chandra mengerutkan alis, kenapa kebetulan sekali? Setibanya di Gurun Selatan, seseorang langsung meneleponnya? Apakah ada yang mengikuti Chandra? Bagaimana mereka mengetahui setiap gerak gerik Chandra?Sesaat Chandra turun dari helikopter, sekelompok pasukan datang dan langsung memberikan hormat. "Hormat kepada Jenderal!"Ribuan prajurit datang, mereka berdiri dengan tegak sambil mengangkat tangan kanan dan memberikan hormat kepada Chandra.Salah seorang jenderal berbintang satu yang mengenakan seragam perang beranjak maju dan berkata, "Jenderal, akhirnya kamu pulang juga."Jend
"Bagus," jawab pria bertopeng, suaranya terdengar serak."Hahahaha. Naga Hitam, Gunung Langit akan menjadi kuburanmu! Mau sehebat apa pun, kamu nggak akan bisa melarikan diri!" Suara tawa terdengar memenuhi udara.Chandra tidak tahu bahwa para pesilat dari 28 negara telah berkumpul di Gunung Langit. Naga Hitam terlalu kuat, kalau tidak segera dihabisi, para pejabat dari berbagai negara tidak akan bisa tenang.Di saat bersamaan, Chandra baru tiba di perbatasan."Berhenti!" terdengar suara klakson di depan sana.Beberapa kendaraan militer melaju. Sejumlah tentara bersenjata lengkap keluar, lalu mengarahkan senapan ke arah mobil yang dikendarai oleh Chandra.Chandra sontak mengerem mobilnya. Suara ban mobil yang bergesekan dengan tanah terasa memekakkan telinga.Kemudian, Chandra membuka pintu mobilnya dan keluar."Hormat!" Begitu melihat Chandra, para tentara bersenjata lengkap langsung berdiri tegak dan mengangkat tangan mereka untuk memberi hormat."Jenderal!" Suara yang lantang bergem
Chandra berjalan mengikuti jalan utama.Ketika tiba di depan jalan gunung, Chandra berbalik sambil mengeluarkan ponselnya.Chandra menatap ponselnya dan terdiam selama beberapa saat. Musuh mengetahui setiap gerak-gerik Chandra, sedangkan tidak ada alat pelacak yang terpasang di tubuhnya. Satu hal yang bisa dipastikan, musuh pasti telah menyadap ponsel Chandra.Chandra melihat ke sekeliling, lalu masuk ke dalam hutan yang ada di samping. Sesaat melihat seekor kelinci, Chandra mengikat ponselnya ke tubuh kelinci dan menepuknya pergi.Kelinci itu masuk ke dalam hutan dan menghilang dalam sekejap, sedangkan Chandra tetap menelusuri hutan untuk mencapai puncak gunung."Jenderal Naga Hitam sudah di mana?""Lapor, dari posisi ponselnya, Naga Hitam berjalan semakin jauh dari lokasi kita.""Naga Hitam memang hebat, dia sangat berhati-hati. Naga Hitam pasti sedang menuju ke sini, segera atur posisi dan turunkan drone untuk mengawasi situasi di sekitar. Hati-hati, jangan sampai ketahuan! Segera t
Chandra melihat sejumlah tentara bayaran bersenjata lengkap, jet tempur, tank, artileri, dan beberapa senjata mematikan lainnya.Chandra mengerutkan alis saat melihat situasi tersebut. Puncak Gunung Langit dijaga dengan ketat, sepertinya sulit menyelamatkan Paul tanpa ada yang menyadarinya.Jika Chandra menunjukkan diri, takutnya akan terjadi pertumpahan darah yang mengerikan. Sebenarnya Chandra tidak takut bertempur, yang dia khawatirkan kalau lawan menggunakan Paul untuk mengancam dirinya.Setelah menganalisa situasi di depan sana, Chandra menuruni tebing dan diam-diam mendekati puncak gunung. Tak berapa lama, Chandra melihat sejumlah tentara bayaran dan penembak jitu yang bersembunyi secara tersebar.Jalan menuju puncak gunung tidaklah mudah, ada banyak jebakan di depan sana. Jika Chandra memaksakan diri untuk maju, itu sama saja dengan cari mati.Namun, Chandra juga tidak bisa berdiam diri, Paul sedang dalam bahaya ....Paul adalah bawahan sekaligus sahabat yang setia. Chandra tida
Sejak tadi, Chandra sudah bersembunyi di tengah para tentara bayaran.Dia tidak berani bertindak sembarangan dan fokus untuk mengamati gerak gerik mereka.Begitu Sangkala memberikan perintah, semua orang langsung bergegas menuju puncak gunung.Chandra juga mengikuti mereka dan berkumpul di puncak Gunung Langit.Ketika berkumpul, Chandra menghitung kira-kira ada berapa orang yang berada di puncak gunung ini. Tentara bayaran berjumlah sekitar 500 orang, mereka semua dilengkapi persenjataan.Sisanya ada para pesilat dalam negeri, pesilat asing, dan beberapa pengawal yang totalnya juga berkisar 400 hingga 500 orang.Chandra melihat seorang pria bertopeng menginjak Paul yang tergeletak di tanah. Paul dikelilingi oleh pria bertopeng dan beberapa orang yang mengarahkan pistol ke kepalanya. Jika Chandra bergerak sekarang, mereka pasti akan memecahkan kepalanya Paul.Meskipun yakin bisa mengalahkan semua orang yang ada di sini, Chandra tidak berani sembarangan bergerak. Sekarang, nyawa Paul ya
"Naga Hitam, berhenti!" Sangkala mengarahkan pistol ke kepala Paul. "Kalau nggak, aku akan membunuh dia!"Chandra yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari Sangkala pun langsung berhenti. Sesaat berhenti, ratusan senjata mengarah kepadanya."Haha ...." Sangkala tertawa puas. "Apa hebatnya Naga Hitam? Akhirnya jatuh ke tanganku juga."Chandra menatap Sangkala dengan ekspresi masam dan berkata, "Aku sudah muncul, lepaskan Paul.""Apakah itu mungkin? Tempat ini akan menjadi pemakamanmu," jawab Sangkala.Chandra berkata dengan santai, "Aku sudah mengundurkan diri, tapi dia belum, dia masih Jenderal Gurun Selatan. Membunuh Paul sama dengan menantang keamanan Someria. Apakah kamu sanggup menghadapi serangan Someria? Kamu sanggup menghadapi kemarahan para Pasukan Naga Hitam?""Kalau Paul mati, aku pastikan para Pasukan Naga Hitam pasti akan mengejarmu meski sampai ke ujung dunia. Para pesilat yang ada di belakang juga nggak akan bisa melindungimu." Chandra menyeringai dingin.Sesaat mendengar
Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep
Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara
Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba