"Maju, habisi mereka!" Puluhan pengawal maju sambil membawa tongkat.Beberapa pengawal mengangkat tongkat yang dipegang, lalu melayangkan pukulan ke arah kepala Chandra.Dengan mudah, Chandra mengangkat tangannya untuk menahan serangan itu dan menendang para pengawal yang menyerangnya hingga terhempas jauh."Ah ...." Para pengawal merintih kesakitan.Selanjutnya, Chandra mengangkat kakinya, lalu menendang sisa para pengawal yang hendak menyerang. Chandra dan Paul adalah jenderal yang sudah bertempur ratusan kali di medan perang, mereka telah melewati berbagai rintangan hidup mati. Puluhan pengawal ini tidak ada apa-apanya untuk mereka, bisa dibilang cuma pemanasan saja.Dalam waktu kurang dari 2 menit, puluhan pengawal tergeletak sambil merintih kesakitan di lantai.Di atas sana, seorang sekretaris yang cantik dan seksi bergegas masuk ke ruangan Yura dan berkata dengan ketakutan, "Bu Yura, gawat! Di luar ada orang yang bernama Chandra, dia memaksa untuk masuk. Para pengawal yang mengad
Setelah membereskan masalah Farma Kimia, Chandra dan Paul langsung menuju ke kantor Arthur Group. Tak berapa lama, mereka pun sampai di depan gedung perkantoran Arthur Group.Selesai memarkir mobilnya, Chandra dan Paul keluar dari mobil, lalu masuk ke gedung perkantoran yang ada di hadapannya.Beberapa satpam yang berjaga di lobi Arthur Group tidak mengadang Chandra dan Paul. Mereka langsung masuk ke dalam lift dan naik ke lantai paling atas.Sesaat keluar dari lift, beberapa satpam sedang berkumpul di depan sambil mengobrol dan bercanda. Ketika melihat kemunculan Chandra dan Paul, beberapa satpam itu langsung menghampiri mereka.Salah seorang satpam menunjuk Chandra dan Paul dengan menggunakan tongkat sambil bertanya dengan ketus, "Mau ngapain? Kalian nggak tahu ini lantai ruangan CEO? Sana, pergi!"Paul maju, lalu merebut tongkat yang dipegang dan menggunakannya untuk memukul kepala satpam itu."Kamu ...," teriak satpam itu.Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, satpam itu merasa
Ihsan tidak senang melihat keangkuhan Chandra. Apalagi, Chandra sama sekali tidak terlihat ketakutan."Kalau nggak, mati ...." Ihsan menatapnya dengan tajam.Begitu kata mati terucap, Chandra langsung mengeluarkan dan melemparkan jarum peraknya.Sebelum para pria kekar itu bereaksi, tiba-tiba sekujur tubuh mereka terasa lemas dan langsung terjatuh ke lantai."Ini?" Ihsan sangat terkejut.Ihsan memang pernah mendengar bahwa Naga Hitam adalah jenderal yang tidak terkalahkan, tetapi Ihsan pikir semua itu hanya gosip. Lagi pula, Ihsan tidak pernah menyaksikan kehebatan Chandra secara langsung.Namun, satu hal yang Ihsan tidak tahu, semua orang yang berhadapan dengan Naga Hitam pasti mati!Ihsan tidak menyangka bahwa Chandra memiliki kemampuan yang begitu mengerikan.Sesaat melihat Chandra yang berjalan mendekat, Ihsan pun mundur secara perlahan-lahan. Kedua tangan Ihsan tampak gemetaran, keringat pun mengalir membasahi keningnya ...."Ihsan, besar banget nyalimu ...." Chandra menatapnya de
Sudah 2 jam sejak Chandra keluar sampai pulang lagi ke rumah, tetapi Nova masih belum bangun juga. Chandra masuk ke dalam rumah, dia duduk di ruang tamu sambil merokok.Nova sudah tidur cukup lama. Akhirnya, Chandra pergi ke kamar untuk membangunkannya.Nova tidur dengan mengenakan gaun yang tipis. Mungkin karena kepanasan, Nova membuka kerah gaunnya hingga menunjukkan pemandangan indah yang menonjol.Melihat keindahan tubuh Nova, Chandra hampir saja meneteskan air liur.Namun, Chandra berusaha menahan hasratnya, lalu memanggil Nova dengan lembut, "Sayang, bangun. Ayo, bangun."Nova membuka matanya secara perlahan-lahan. Begitu melihat wajah familier yang membangunkannya, Nova pun bangkit dan merapikan gaunnya yang berantakan. Tiba-tiba, Nova baru menyadari kerah gaunnya yang terbuka lebar. Seketika, wajahnya pun tersipu malu.Chandra hanya tertawa kecil.Nova mengangkat kepalanya dan memelototi Chandra. "Apa yang lucu?"Chandra memuji Nova tanpa ragu, "Sayang, tubuhmu bagus banget. Ak
Terdengar sebuah suara tawa yang keras."Menang! Akhirnya balik modal. Sudah, aku mau bersenang-senang dulu," kata salah seorang pria berkepala botak.Sejujurnya Hendro mulai tergiur, mana ada orang yang kalah terus? Tidak ada salahnya mencoba lagi."Kak Hendro, kita ke ruangan VIP, yuk! Di sana ada banyak bos besar. Uang merek nggak main-main, siapa kamu lebih beruntung main di dalam sana." Gadis seksi mencubit pinggang Hendro sambil berbisik, "Kalau sudah di dalam, nanti aku ...."Sekujur tubuh Hendro terasa bergetar. "Ayo, masuk."Gadis tersebut membawa Hendro ke sebuah ruangan yang berisi 7 hingga 8 orang. Begitu melihat kedatangan Hendro, mereka semua tertawa sinis."Bos, tambah satu orang, ya!" kata gadis seksi sambil menarik Hendro masuk.Salah seorang pria bangkit berdiri dan menatap Hendro dengan penuh penghinaan. "Kami nggak main-main. Kalau nggak ada chip 20 miliar, jangan harap bisa ikut main.""Kak Hendro, cepat tukar chipnya," kata gadis seksi itu.Hendro berpikir sebenta
Utangnya sendiri 1,6 triliun, sedangkan dendanya 400 miliar. Bagaimana cara Hendro membayarnya?Wajah Hendro terlihat pucat, sekujur tubuhnya terasa lemas. Sekarang, rasanya Hendro ingin mati saja."Kak Hendro, sebaiknya kamu segera pulang dan mengumpulkan uang buat bayar utang. Kak Margot terkenal sangat kejam. Kalau kamu nggak bayar utangmu, takutnya seluruh Keluarga Kurniawan bakal ikut kena imbasnya," kata gadis seksi.Gadis seksi ini bernama Lulu, dia bekerja di kasino sebagai pendamping yang melayani para tamu.Begitu mendengar ucapan Lulu, Hendro pun ketakutan. Hendro segera bangkit berdiri dan pulang.Namun, sekujur tubuh Hendro terasa lemas. Untuk berjalan saja rasanya sangat berat.Hendro bahkan tidak sadar bagaimana caranya dia bisa sampai ke rumah.Sesampainya di rumah, Hendro langsung masuk ke kamar dan tidur. Sejak pulang, dia terus mengurung diri di kamar, dia juga tidak ikut makan malam.Sesekali, Hendro membuka tirai jendela. Dia ingin melompat, tetapi tidak berani.Se
Chandra terkejut, digunakan untuk menjemur baju?Delapan puluh satu Jarum Pencabut Nyawa digunakan untuk menjemur baju? Jarum Pencabut Nyawa adalah senjatanya Chandra!Jarum Pencabut Nyawa adalah senjata yang Chandra dapatkan 10 tahun lalu. Delapan puluh satu Jarum Pencabut Nyawa sangat spesial sehingga bisa membentuk kawat yang istimewa.Chandra pergi ke balkon, dia melihat beberapa pakaian dalam yang digantung di kawat.Seketika, jantung Chandra langsung berdegup kencang. Dia tidak menyangka senjata ini akan digunakan untuk menjemur pakaian dalam.Setelah memindahkan pakaian dalam Nova, Chandra juga membongkar kawat yang terbentuk dari 81 Jarum Pencabut Nyawa. Jarum-jarum ini seolah memiliki nyawa, jarum-jarum ini langsung melingkar di lengan Chandra.Nova menyusul ke balkon dan bertanya, "Untuk apa kamu membawa kawat ini? Oh iya, aku merasa kawat ini agak aneh."Chandra hanya tersenyum, dia tidak mau banyak bicara. "Sayang, sudah siang, aku harus segera ke kantor."Kemudian, Chandra
Raut wajah Chandra terlihat mengerikan. Seketika, suasana di dalam helikopter pun terasa dingin.Sesampainya di Gurun Selatan, Chandra menerima sebuah panggilan misterius.Sebuah nomor asing meneleponnya. "Naga Hitam, pergi ke Gunung Langit, jangan membawa siapa pun! Kalau ketahuan ada yang melindungimu, aku akan langsung membunuh Paul."Setelah berbicara, pemilik nomor misterius langsung menutup panggilannya.Chandra mengerutkan alis, kenapa kebetulan sekali? Setibanya di Gurun Selatan, seseorang langsung meneleponnya? Apakah ada yang mengikuti Chandra? Bagaimana mereka mengetahui setiap gerak gerik Chandra?Sesaat Chandra turun dari helikopter, sekelompok pasukan datang dan langsung memberikan hormat. "Hormat kepada Jenderal!"Ribuan prajurit datang, mereka berdiri dengan tegak sambil mengangkat tangan kanan dan memberikan hormat kepada Chandra.Salah seorang jenderal berbintang satu yang mengenakan seragam perang beranjak maju dan berkata, "Jenderal, akhirnya kamu pulang juga."Jend
Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah
Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar