“Tapi aku nggak kenal dia!”Chandra tertawa dan berkata, “Kalau gitu aku juga nggak tahu.”“Nggak peduli siapa pun dia, yang penting kita makan dulu. Tapi tunggu! Aku foto dulu!” sahut Hendro sambil mengeluarkan ponselnya dan sibuk mengambil gambar.Tidak perlu waktu yang lama bagi tempat sekelas Sentosa untuk menyajikan makanan bagi para tamu yang datang. Sesaat kemudian sudah ada karyawan cantik dan seksi yang membawakan makanan ke meja mereka.Masakan tersebut terlihat sangat lezat dan menggugah selera. Dalam seketika, semua meja di ruangan Diamond telah penuh oleh berbagai makanan yang enak. Selesai menyajikan masakan tersebut, beberapa dari karyawan itu mulai menari kecil di pentas yang sudah disediakan di dalam sana.Mereka semua terlihat luar biasa cantik hingga membuat pandangan Boni dan Hendro sulit untuk dialihkan. Setelah mereka merasa kenyang, keluarga Kurniawan diserang rasa bingung. Makanan yang disiapkan untuk mereka sangat banyak, tidak mungkin bisa dihabiskan oleh mere
Setelah selesai makan di Sentosa, mereka keluar dari tempat tersebut.Karena perban yang sebelumnya membalut wajah Nova telah ditarik paksa oleh Wanda, Chandra berencana membawanya kembali ke Klinik Mortal milik Paul untuk diobati lagi.Nova duduk sambil menatap kartu Diamond yang dibuat menjadi kartu VIP kemudian beralih ke wajah Chandra. Dia merasa tidak percaya dan merasa apa yang terjadi hari ini hanya sebuah mimpi dan sangat tidak nyata.Dia tidak kenal dengan Harion sang pemilik Sentosa, tetapi lelaki itu malah memberikan kartu Diamond pada dirinya. Kartu tersebut juga memiliki begitu banyak keuntungan. Sesaat kemudian, Chandra telah selesai meracik obat untuk perempuan itu.“Nova.”“Hah?” Nova tersadar dari lamunannya.“Sini, aku olesin obat. Maaf untuk hari ini, karena aku pergi makanya kamu dipermalukan sama orang lain. Aku janji nggak akan ada lain kali lagi,” kata lelaki itu.“Nggak apa-apa,” jawab Nova. Dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu.“Sini, pakaikan obatnya,”
Nova berdiri di depan cermin sambil menatap wajah cantiknya dengan ekspresi terkejut. Walaupun Chandra selalu bilang padanya wajahnya akan sembuh, dia tetap terkejut ketika melihat hasilnya.Kemampuan pengobatan ini benar-benar hebat sekali!“Chandra, kamu hebat sekali! Luka sebanyak ini nggak tersisa dan berbekas sedikit pun!”Chandra tertawa dan berkata, “Bukan aku yang hebat, tapi semua berkat Paul. Dia yang mengajari aku.”Nova mengelus wajahnya yang putih mulus dan berkata, “Obat ini kalau disebar di luar sana pasti akan menciptakan kegemparan yang luar biasa. Kalau buka klinik kecantikan, pasti bakalan terkenal!”“Paul orang yang rendah hati dan nggak haus kekuasaan sama uang. Dia orang yang hanya mau hidup biasa-biasa saja dan tenang,” sahut Chandra.Nova mengerucutkan bibirnya dan berkata, “Orang yang aneh, zaman sekarang masih ada orang yang nggak suka dengan uang ternyata.”Tok! Tok!Terdengar suara ketukan pintu di luar sana.“Nova, kenapa kamu lama sekali? Kakek mengadakan
Aula vila keluarga Kurniawan.Tiga generasi keluarga Kurniawan berkumpul di sini, serta beberapa kerabat penting keluarga Kurniawan.Gabungan Lima Wilayah Militer diatur ulang. Arya dari perbatasan barat dipindahkan ke Kota Rivera dan menjadi panglima tertinggi dari lima pasukan. Peristiwa besar ini menggemparkan seluruh Kota Rivera, bahkan sampai ke lima wilayah utama.Upacara pelantikan Arya sudah dekat. Upacara pelantikan kali ini terbuka untuk umum, ada banyak kursi untuk penonton. Namun, hanya pejabat yang berpengaruh yang berhak menyaksikan upacara pelantikan Arya.Semua keluarga aristokrat dari lima wilayah utama yaitu Kota Rivera Utara, Kota Rivera, Kota Norma, Kota Osea dan Kota Haven memperhatikan auditorium. Mereka ingin menyaksikan upacara pelantikan Arya.Karena upacara itu merupakan simbol kekuasaan.Siapa pun yang mampu berpartisipasi dan menyaksikan upacara pelantikan Arya berarti telah menjadi keluarga berpengaruh yang sesungguhnya.Dikabarkan upacara pelantikan Arya a
Terakhir kali, Nova juga yang hampir menghancurkan keluarga Kurniawan.Hardi memukul meja, lalu berdiri dan berteriak, “Boni, kamu sudah keterlaluan. Bisa-bisanya kamu terlambat datang ke pertemuan keluarga. Kamu benar-benar mengira statusmu jadi tinggi hanya karena kamu dapat saham keluarga, lalu kamu bisa membuat semua orang menunggu kalian?”“Maafkan aku, Kak Hardi.” Boni menunduk dan terus meminta maaf.Nova maju ke depan dan berkata, “Om Hardi, kami terlambat gara-gara aku. Nggak ada hubungannya sama Papa.”Hardi menekuk wajahnya dan membentak, “Nova, memangnya kamu nggak tahu aturan keluarga? Pertemuan keluarga lebih penting dari segalanya. Jangan kira kamu bisa mengabaikan aturan keluarga hanya karena kamu punya hubungan nggak jelas dengan direktur Arthur Group.”“Benar. Gara-gara Nova, kita semua hampir saja mati di tangan Radika.”“Untung saja keluarga Kurniawan nggak hancur. Kalau nggak, keluarga Kurniawan pasti sudah lenyap dari Kota Rivera.”“Dasar pembawa sial, masih beran
Leon adalah cucu tertua keluarga Kurniawan. Seluruh keluarga membelanya ketika dia dipukuli.Seketika, Chandra menjadi sasaran semua orang. Bahkan Boni sekeluarga juga terlibat.Untuk kesekian kalinya, Nova dicaci maki lagi. Pembawa sial dan berbagai kata yang tidak enak didengar keluar dari mulut mereka tanpa henti.Selain itu, ada beberapa orang meminta Toni untuk mengambil kembali saham di tangan Boni.Wajah Leon penuh dengan rasa bangga ketika dia melihat semua orang membantunya.Leon pun menatap Chandra dengan dagu terangkat. Raut wajahnya seolah sedang berkata, kamu hanya anjing keluarga Kurniawan. Berani-beraninya pukul aku, benar-benar bodoh.Wajah Toni juga terlihat marah.Dia sedang mengadakan pertemuan keluarga. Chandra hanya seorang menantu, berani-beraninya Chandra memukul anggota keluarga Kurniawan.Chandra belum mengatakan apa-apa, Yani telah menampar dahi Chandra lebih dulu dan membentaknya, “Kurang ajar, cepat berlutut.”Chandra memasang raut wajah dingin. Dia tidak ha
Namun, Chandra adalah Naga Hitam, salah satu dari Lima Jenderal. Dalam prinsipnya, dia lebih baik mati dalam perang daripada hidup tapi harus berlutut.Dulu Chandra pernah jatuh ke tangan musuh. Dia dipukul delapan ratus kali hingga seluruh tubuhnya penuh dengan luka. Namun, dia tetap tidak berlutut.Sekarang Chandra adalah menantu keluarga Kurniawan, suami Nova. Dia bersumpah tidak akan melukai hati Nova, juga tidak membuat Nova sedih.“Dia yang menghina Nova, dia yang harus minta maaf.” Chandra menunjuk ke arah Leon, lalu berkata, “Nova nggak ada hubungan apa-apa dengan Ihsan. Ihsan bekerja sama dengan Arthur Group karena aku pernah menyelamatkannya ketika aku masih jadi tentara. Dia berutang budi padaku.”Chandra tidak ingin Nova menderita lagi, tapi dia juga tidak ingin keluarga Kurniawan mengetahui identitas aslinya.Setelah mendengar perkataan Chandra, semua orang baru tahu ternyata masalahnya seperti itu.Chandra berkata lagi, “Kalau kalian ingin kartu undangan untuk upacara pel
Di luar villa keluarga Kurniawan.“Cukup.”Nova tiba-tiba melepaskan tangan Chandra dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, “Chandra, kamu masih belum cukup berulah? Di sini keluarga Kurniawan. Kalau kakek suruh kamu berlutut, kamu harus berlutut. Kenapa kamu begitu keras kepala?”“Nova, aku ....”“Kamu pulang saja sendiri.”Nova tidak banyak bicara. Perempuan itu memutar badannya dan masuk ke dalam rumah lagi.Chandra terpaku di sana, tampak tak berdaya.Dia adalah Naga Hitam, kapan dia pernah diperlakukan seperti ini.Namun, demi Nova, dia tetap memilih untuk bersabar.Chandra tahu bagi Nova, pendapat keluarganya jauh lebih penting dari apa pun. Setelah Nova kembali lagi ke dalam rumah, Chandra tidak mengejarnya. Dia hanya menunggu di luar.Chandra duduk di tangga di luar villa, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Paul, “Aku mau ketemu Arya.”Yang bisa Chandra lakukan sekarang hanyalah mendapatkan undangan untuk Nova
Namun, Koko tiba-tiba saja berdiri lalu berkata, “Tidak perlu ditentukan. Sisanya biar aku yang menghadapi.”“Apa? Jadi, kamu mau menghadapi mereka semua?” tanya si bayangan dengan raut wajah terkejut. “Ya,” jawab Koko. “Oke, aku suka dengan orang yang semangat sepertimu. Bagaimana kalau begini saja, aku akan memberikan otoritas untukmu agar bisa langsung ke level sembilan kalau kamu bisa mengalahkan mereka semua,” ujar si bayangan. “Oke,” balas Koko sambil tersenyum. Namun, Anak Dewa tampak kesal setelah Koko mendapat otoritas untuk melaju ke level terakhir. Akhirnya, dia berdiri lalu berkata, “Leluhur, kenapa begitu? Semua orang ini berhasil tiba di sini dengan kemampuan mereka sendiri, tapi kenapa hanya mereka berdua yang memiliki otoritas untuk bisa langsung melaju ke level terakhir? Aku tidak bisa menerimanya.”Si bayangan menatap Anak Dewa lalu berkata, “Jadi, kamu tidak menerimanya?”“Ya, aku juga memiliki kualifikasi untuk mengalahkan semua orang di sini, kecuali dia,” uja
Chandra bingung dengan keputusan ini. Di antara semua orang di sini, dia paling takut untuk melawan Anak Dewa dan Koko. Karena kedua orang ini sudah masuk ke dalam Alam Trasenden, sedangkan tingkat kekuatannya belum bisa membuka segel apa pun. Satu-satunya kekuatan yang bisa diandalkannya hanyalah kekuatan fisiknya semata. Walaupun begitu, kekuatannya tetap saja tidak sebanding dengan orang-orang seperti Anak Dewa. Chandra sudah melatih kekuatan fisiknya selama berada di Rumah Abadi, tapi tetap saja peluangnya untuk menang dari Anak Dewa masih sangat kecil. Anak Dewa menatap Chandra sambil menyeringai. Satu-satunya lawan yang diwaspadainya hanyalah Koko. Karena dia tidak bisa melihat sebesar apa kemampuan Koko. Oleh karena itu, dia tampak senang ketika mengetahui lawan yang harus dihadapinya adalah Chandra. Karena dia yakin seratus persen, dirinya pasti berhasil melewati level enam. Namun, Chandra justru merasa semua ini tidak adil. Dia memang ingin memiliki Rumah Abadi, tapi dia ti
Chandra melihat ada beberapa orang yang sedang bergerak maju di sepanjang jalanan kuno dengan kecepatan sedang. Chandra bisa merasakan tekanan yang sedikit lebih kuat di jalanan ini daripada tempat lainnya setelah memasuki jalanan kuno. Siapa pun akan berjalan lebih lambat di jalanan ini jika mereka tidak mengaktifkan energi sejati mereka. “Tempat ini adalah tempat yang cukup baik untuk berlatih. Bahkan jauh lebih baik daripada berlatih sambil mengenakan pakaian lapis baja,” ujar Chandra pelan. Tanpa disadarinya, Chandra sudah tiba di gerbang kota. Ada banyak orang yang berkumpul di sana, di antaranya ada Koko dan Anak Dewa. Selain itu, ada juga beberapa orang dikenalnya, yaitu Jayhan, Canra, Haraza, Farisa dan ada juga beberapa orang yang tidak dikenalnya. Koko sedang memperhatikan gerbang kota ketika dia merasakan sesuatu. Dia pun berbalik dan melihat sosok Chandra. Dia langsung menghampiri Chandra dengan raut wajah gembira. “Chandra, kamu berhasil melewati 5 level pertama?” tany
Sekarang, Chandra sudah berada di titik lima puluh meter. Itu artinya dia sudah sampai setengah jalan. Fakta ini langsung memberikannya harapan yang lebih besar. Dia berusaha untuk bangun dan duduk dengan susah payah di atas jembatan lalu mulai mengaktifkan sembilan transformasi tubuh emas. Energi spiritual langit dan bumi mulai merasuk dan mengalir ke seluruh tubuhnya yang membuatnya langsung merasa nyaman. Di samping Chandra, ada seorang laki-laki yang jatuh tersungkur dengan tubuh yang berlumuran darah. Seluruh tulang di tubuhnya patah sampai dia kehilangan kemampuan untuk bergerak maju. Namun, laki-laki itu tetap tidak menyerah dan terus bergerak dengan menyisakan jejak darah di sepanjang jalannya. Chandra berusaha mengingatkan laki-laki itu dengan berkata, “Lebih baik kamu menyerah saja kalau kamu tidak mampu. Kamu akan mati kalau begitu terus.”“Aku, aku tidak akan menyerah. Aku harus tetap melewati level ini, sekalipun aku harus mati. Aku akan menjadi orang terkuat di dunia i
Jembatan ini adalah sebuah jembatan batu yang dibangun dengan menggunakan batu putih. Chandra sempat tertegun sejenak lalu melangkahkan kakinya ke atas jembatan batu. Dia tiba-tiba merasakan tekanan yang sangat kuat ketika dia hendak melangkah maju. Dia merasa seakan ada gunung yang berusaha menghancurkan tubuhnya. Kaki Chandra tertekuk sampai tidak bisa menahan diri untuk jatuh tersungkur. Dia berusaha keras untuk bangun, tapi tubuhnya yang terasa seperti tertimpa gunung. Chandra hanya bisa berbaring di atas jembatan dengan napas terengah-engah. Chandra beristirahat sebentar dan mulai mengaktifkan metode semesta dengan energi sejatinya. Energi sejati mulai mengalir ke seluruh tubuhnya dan mengisi setiap tulang dan anggota tubuhnya. Di saat yang bersamaan, dia menggunakan kekuatan tubuhnya untuk berdiri, sekalipun tekanan yang dirasakannya sangatlah besar. “Krak!”Tekanan di tubuhnya sangatlah besar, sehingga tulang-tulang di tubuhnya mulai retak karena tidak bisa menahan beban yan
Sebuah kegagalan tidak akan mampu membuat Chandra menyerah. Chandra juga sudah memikirkan cara berkultivasi di benaknya. Cepat atau lambat, dirinya pasti bisa melewati level ketiga selama dia terus berusaha untuk berkultivasi. Bahkan dia juga akan tetap mendapatkan banyak manfaat ke depannya, sekalipun dia tidak berhasil mendapatkan Rumah Abadi ini. Chandra mulai masuk kembali ke dalam formasi pasukan batu setelah beristirahat sejenak. Tujuannya kali ini masuk ke dalam formasi bukan untuk melewati mereka, tapi untuk berlatih. Tidak lama kemudian, dia sudah berhasil maju sampai sejauh 200 meter. Di titik ini, kecepatan pasukan batu juga semakin meningkat sampai membuat Chandra tidak lagi bisa menghindari serangan mereka. Dia menerima semua pukulan yang bertubi-tubi tanpa sempat untuk melawan. Pedang yang menghantam tubuhnya adalah pedang batu yang tidak memiliki ujung yang tajam, sehingga tidak akan menimbulkan luka terbuka di tubuhnya. Namun, serangan pedang batu itu sangatlah kuat
“Apa Chandra akan berhasil melewatinya?”“Entahlah, apa mungkin manusia bumi bisa melewati level tiga ini?”Saat ini, ada banyak orang yang berhasil melewati level dua dan terjebak di level tiga. Mereka semua menyaksikan proses Chandra yang hendak menerobos level tiga ini. Chandra mengosongkan pikirannya dan menjernihkan perasaannya. Kemudian dia mulai mengambil langkah maju. Energi jiwanya keluar dari dalam tubuh yang membuatnya bisa merasakan sekelilingnya. Setiap manusia batu dan semua gerakan mereka muncul di benaknya dengan sangat jelas. Dia tahu apa yang akan dilakukan manusia batu setiap kali mereka mulai bergerak. Jadi, dia bisa menghindari serangan mereka semua tepat waktu. Tubuhnya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan sangat cepat. Dalam sekejap mata, dia sudah berada di jarak 200 meter. Saat ini, kecepatan serangan manusia batu juga makin meningkat. Hal ini membuatnya tidak bisa menghindari serangan manusia batu tepat waktu. Dia sedikit lengah dan tebasan pedang batu berha
Koko berusaha melatih refleks reaksi Chandra seraya berkata, “Chandra, kamu harus ingat, bukan otak yang menggerakkan tubuhmu di saat kritis, tapi refleks alamiah dari tubuhmu sendiri yang sama seperti refleks terkondisi.”“Sulit sekali rasanya,” ujar Chandra polos setelah mendengar suara Koko. Kemudian Koko kembali berkata, “Semua itu tidaklah sulit selama kamu menguasai triknya. Selain itu, tidak semua bagian tubuhmu memiliki refleks ini. Kamu hanya perlu memahaminya dan kamu pasti bisa melewati pasukan batu itu.”“Aku akan berusaha semampuku.”Chandra mulai menenangkan pikirannya dan mengosongkan otaknya lalu melepaskan energi jiwanya. Berbagai objek yang ada di sekitarnya muncul di dalam pikirannya dengan kekuatan persepsi energi jiwanya. Koko kembali menyerang dan Chandra langsung bisa merasakan gerakan Koko. Bayangan gerakan Koko seketika terlintas di benaknya. Namun, pukulannya sudah berhasil mengenai tubuhnya ketika otaknya akan mengambil keputusan. Tubuhnya kembali terhempas
Koko mengangguk lalu berkata, “Orang yang membuat rumah abadi adalah orang-orang kuat zaman kuno. Kamu bisa melewatinya dengan mudah kalau kamu tahu triknya. Aku akan mengajarimu beberapa trik agar kamu bisa melewatinya.Di sisi lain, Anak Dewa sedang berdiri dengan tegak. Dia sempat berusaha menerobos pasukan batu, tapi mengalami kegagalan. Sekarang, dia kembali mencoba sambil disaksikan oleh Chandra dan Koko. Anak Dewa bergegas masuk ke dalam formasi pasukan batu dengan mengerahkan kecepatan maksimalnya. Dia menghindari serangan dari berbagai sisi dan berhasil melewati setengah jalan. Sesampainya dia di barisan pasukan batu terakhir, belasan pasukan batu menyerangnya secara bersamaan. Gerakannya berubah semakin cepat dan dia berhasil menghindari serangan demi serangan yang dilayangkan oleh pasukan batu. Sampai akhirnya, dia berhasil menerobos ke formasi manusia batu tersebut. Kemudian dia berbalik dan menatap Chandra serta Koko dengan sudut mulut yang terangkat. Dia berjalan kemba