Share

Bab 42

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 11:04:25
Di luar villa keluarga Kurniawan.

“Cukup.”

Nova tiba-tiba melepaskan tangan Chandra dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, “Chandra, kamu masih belum cukup berulah? Di sini keluarga Kurniawan. Kalau kakek suruh kamu berlutut, kamu harus berlutut. Kenapa kamu begitu keras kepala?”

“Nova, aku ....”

“Kamu pulang saja sendiri.”

Nova tidak banyak bicara. Perempuan itu memutar badannya dan masuk ke dalam rumah lagi.

Chandra terpaku di sana, tampak tak berdaya.

Dia adalah Naga Hitam, kapan dia pernah diperlakukan seperti ini.

Namun, demi Nova, dia tetap memilih untuk bersabar.

Chandra tahu bagi Nova, pendapat keluarganya jauh lebih penting dari apa pun. Setelah Nova kembali lagi ke dalam rumah, Chandra tidak mengejarnya. Dia hanya menunggu di luar.

Chandra duduk di tangga di luar villa, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Paul, “Aku mau ketemu Arya.”

Yang bisa Chandra lakukan sekarang hanyalah mendapatkan undangan untuk Nova
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rutewi
cetita sejenis seperti copas dari cerita yg lain tfdk kreatif
goodnovel comment avatar
PUR CHANNEL
bukak lagi kalau cocok saya akan berlangganan novel lainnya
goodnovel comment avatar
PUR CHANNEL
jgn konci saya mau membaca sampai habis. saya sudah kehilangan 20 ribu rupiah tadi untuk beli koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 43

    Meskipun Chandra berada di level yang sama dengan Arya, dia tidak pernah menganggap Arya sebagai orang penting.Tidak hanya Arya. Sekalipun keempat jenderal lainnya berkumpul bersama, Chandra juga tidak akan menganggap mereka penting.“Tunggu.” Arya tiba-tiba menghentikan Chandra yang hendak pergi.“Hmm?” Chandra berhenti dan menatap Arya, “Masih ada hal lain?”“Radika adalah bawahanku.” Arya terlihat cukup marah. Radika adalah bawahannya, bawahannya itu telah dibunuh oleh Chandra. Namun, Chandra tidak memberikan penjelasan apa pun padanya.“Memangnya kenapa?” kata Chandra dengan acuh tak acuh.“Nggak beri aku penjelasan?”“Aku sudah bilang, dia pantas mati. Aku nggak minta kamu kasih undangan. Kalau kamu mau kasih ya kasih saja. Kalau nggak, ya sudah.”Selesai berkata, Chandra langsung pergi begitu saja.Setelah dia pergi, seorang pria berjalan keluar dari kegelapan.“Pak Arya, sombong sekali dia.”Arya mengibaskan tangannya dan tersenyum getir, “Dia memang begitu. Jangankan aku, seka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 44

    Chandra sudah sampai di rumah.Pria itu baru saja keluar dari lift, belum masuk ke rumah. Kemudian, dia mendapat telepon dari Paul.“Kak Chandra, dari pihak Arya sudah kasih kabar, katanya undangan sudah diantar ke rumah keluarga Kurniawan.”“Oke.”Chandra langsung menutup telepon.Kemudian, Chandra mengetuk pintu.Indah, istri Hendro, yang membukakan pintu. Perempuan itu langsung menekuk wajahnya ketika melihat orang di balik pintu adalah Chandra. “Dasar orang nggak berguna, untuk apa kamu pulang?”Chandra memilih untuk mengabaikannya saja. Dia berjalan masuk ke dalam rumah, lalu melihat Nova yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Dia pun berkata sambil tersenyum, “Nova, aku sudah minta tolong orang dari Tentara Militer Barat antarkan undangan ke rumah keluarga Kurniawan.”Nova menatap Chandra dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya, lalu bertanya, “Tentara Militer Barat, loh. Bagaimana caranya kamu minta tolong sama mereka?”Chandra tersenyum dan menjawab, “Kamu sudah lupa? Aku dulu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 45

    “Memang keluarga Prasetyo lebih hebat.”“Tentu saja, Dhafin Farma milik keluarga Prasetyo adalah salah satu perusahaan terbesar di Kota Rivera. Papa Kosim memiliki banyak teman, pasti punya lebih banyak koneksi.”“Untung saja ada Kosim. Kalau bukan karena dia, keluarga kita nggak mungkin bisa mendapatkan undangan.”“Linda sudah menemukan pacar yang baik, benar-benar buat keluarga Kurniawan bangga.”Orang-orang mulai menjilat di depan Kosim.Kosim pun benar-benar melayang dan hanyut dalam perlakuan ini. Dia pun berkata dengan bangga, “Aku sudah bilang, ini hanya masalah sepele.”Tepat ketika keluarga Kurniawan tenggelam dalam luapan kegembiraan karena mendapat undangan, Chandra membawa Nova masuk ke ruangan. Di belakangnya juga ada Yani, Boni, Hendro dan Indah.Raut wajah orang-orang keluarga Kurniawan seketika menjadi muram ketika mereka melihat Nova sekeluarga datang lagi.Linda langsung berdiri dan berkata dengan dingin, “Untuk apa kalian datang ke sini lagi?”“Adikku Linda,” kata No

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 46

    Chandra hanya ingin membuat Nova senang, itu saja.Tidak disangka, dia meminta Arya untuk mengantar surat undangan, tapi yang mendapat pujian malah orang lain. Hal itu juga membuat Nova salah paham padanya.Setelah Chandra menelepon Paul, dia pun pergi mengejar Nova.“Nova.”Chandra berlari menghampiri Nova dan memegang tangan perempuan itu, lalu menjelaskan, “Dengarkan aku, Nova. Aku benar-benar nggak bohong sama kamu. Aku yang minta orang antarkan undangan itu. Siapa sangka, malah orang lain yang dapat pujian.”“Dasar sampah, sampai sekarang kamu masih saja berani berkata seperti itu.” Yani membentak keras, “Masih merasa nggak cukup memalukan?”Hendro juga ikut mengompori, “Kak, dia hanya orang yang pernah jadi tentara, bisa apa dia. Cepat cerai dengannya saja.”Mata Nova berkaca-kaca, “Sudah cukup, Chandra. Terima kasih kamu pernah merawatku dengan begitu baik. Terima kasih sudah sembuhkan aku. Tapi sekarang aku nggak mau lihat kamu. Kamu pergi saja.”Selesai berkata, Nova langsung

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 47

    “Emm?”“Belikan aku Edelweis Business Center di Kota Rivera yang baru dibangun itu.”“Haa?”Paul langsung tertegun mendengar hal ini.Edelweis Business Center yang terletak di tengah Kota Rivera adalah kota bisnis yang baru saja dibangun. Pusat bisnis ini terdiri dari 50 bangunan lebih dengan 50 lantai, di sampingnya masih terdapat pasar malam, toko-toko antik dan juga tempat pejalan kaki.Edelweiss Business Center kini telah selesai dibangun. Beberapa pengusaha properti besar saling bekerja sama untuk membangun pusat bisnis ini dan menjadikannya sebagai pusat bisnis yang paling ramai di Negara ini.“Kenapa? Uangnya nggak cukup? Kalau begitu kamu bisa menggunakan hubunganmu untuk menekan harga.”Paul melihat ke arah Chandra sekilas, lalu bertanya, “Bang, apa yang sebenarnya sedang kamu pikirkan? Uang yang kita punya kalau digabung ini baru senilai 400 triliun, kamu mau membeli Edelweis Business Center itu bukanlah uang yang sedikit!” “Apa kamu tahu, harga tanahnya saja sudah sangat ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 48

    Villa keluarga Sinaga yang lain telah disita oleh bank, saat ini mereka semua sudah tidak mempunyai rumah untuk kembali, sehingga mereka pun menyewa Villa pribadi milik Hindi ini, untuk mereka tinggali.Waktu itu, Radika pergi melelang beberapa barang yang sebenarnya tidak berharga dan banyak orang kaya yang membeli barang-barang tersebut karena kekuasaan yang dimiliki Radika.Namun ketika Radika sudah tidak ada didunia ini lagi, uang-uang tersebut malah jatuh ke tangan Hindi.Walaupun Hindi hanya seorang perempuan, setelah kematian Ahmad dan Radika, perempuan itu pun menjadi tulang punggung dari keluarga Sinaga. Sekarang semua anggota keluarga Sinaga berharap, bahwa perempuan ini dapat membangkitkan kembali keluarga Sinagar yang telah jatuh.Di lantai dua Villa tersebut.Terbaring seorang pria berumur 50 tahun lebih di atas ranjang.Di sebelahnya berdiri seorang perempuan muda memakai gaun berwarna putih.Perempuan itu tidak lain tidak bukan adalah Hindi. Walaupun dia telah berusia 30

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 49

    Raut wajah Hindi langsung berubah sangat muram dan ketakutan. Akhirnya perempuan itu tahu, siapa yang telah menghancurkan keluarga Sinaga.“Chandra, sebenarnya apa mau kamu?”“Hahaha ….” Tiba-tiba Chandra tertawa lepas. Hanya saja, tawanya Chandra ini sangat mengerikan dan juga menakutkan.“Hindi Sinaga, bisa-bisanya kamu bertanya kepadaku, apa yang aku mau?”“Karena kamu, Kakekku difitnah dan menjadi bahan tertawaan di Kota Rivera ini.”“Karena kamu, Papaku marah besar hingga sakit jantungnya kambuh. Namun, kamu malah mendorong Papaku dari lantai tiga dan mengatakan bahwa dia mati bunuh diri karena merasa bersalah.”“Karena kamu, keluarga Sinaga, keluarga Wangsa, keluarga Cahyadi, keluarga Tedjo, semua berkumpul di kediaman keluarga Atmaja, mengikat 30 orang keluarga Atmaja, lalu membakarnya hidup-hidup. Kamu masih bisa bertanya, apa mau aku?”Chandra saat ini persis seperti harimau ganas yang baru saja keluar dari kandangannya, hawa kebencian yang sangat pekat keluar dari seluruh tu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 50

    Chandra meraung dengan keras, saking keras suaranya hingga membuat gendang telinga Hindi menjadi kebas.Saat ini, perempuan itu hanya bisa menangis tersedu-sedu dan tidak bisa menjawab apa-apa.Setelah berapa lama kemudian, barulah perempuan itu akhirnya bisa bereaksi. Dengan wajah yang putus asa, perempuan itu berkata, “Aku nggak tahu, aku benar-benar nggak tahu. Pe … petanya telah dibawa pergi oleh Radika, sepertinya dia telah memberikannya ke seseorang yang berpengaruh di Ibu Kota.”“Cih!”Chandra mengambil pisau belati dari atas kasur dan menebasnya ke pergelangan tangan Hindi.Darah segar seketika mengalir dengan deras.Hindi membuka mulutnya kesakitan, tapi tidak ada suara apa pun yang keluar. Raut wajahnya terlihat sangat ketakutan hingga seluruh badannya gemetar dengan hebat.Chandra mengambil beberapa jarum akupuntur dan menusuknya ke badan Hindi.Sebelum berhasil mendapatkan informasi mengenai keberadaan Moonlight Villa, Hindi tidak boleh mati.Setelah Chandra menusukkan jaru

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1961

    Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb

  • Jenderal Naga   Bab 1960

    Orang itu adalah Penjaga Pustaka Agung. Dia menyaksikan kondisi Istana Bunga yang kini telah menjadi puing-puing. Pada wajahnya yang samar dan tak nyata, tersirat sebuah ekspresi penuh keikhlasan bercampur pilu. “Demi bangsa dan rakyat, dengan semangat leluhur bumi, dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dirimu. Jika semua orang hanya memikirkan keselamatan dirinya, bumi ini tak akan disegel di masa lalu, tetapi benar-benar lenyap,” gumam sang Penjaga dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Tiga jiwa, tujuh roh, berkumpullah.” Tangannya yang samar mulai bergerak, menciptakan formasi tanda yang misterius. Seketika, sebuah kekuatan tak kasat mata terpancar dari tangannya, menyebar ke seluruh penjuru bumi hingga mencapai area Istana Bunga. Di tengah puing-puing itu, titik-titik cahaya putih perlahan berkumpul di udara, membentuk sebuah bayangan yang tak nyata. Bayangan itu melesat cepat, meninggalkan area tersebut, bergerak menuju arah Gunung Langi

  • Jenderal Naga   Bab 1959

    Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere

  • Jenderal Naga   Bab 1958

    "Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura yang begitu kuat?" Semua orang merasakan kehadiran aura menakutkan dari puncak gunung. Mereka semua diliputi rasa ngeri yang membuat bulu kuduk merinding. Krak... Krak... Krak. Di bawah tekanan aura tersebut, pegunungan tempat Istana Bunga berdiri mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Orang- orang di kaki gunung berubah wajah seketika. "Celaka! Cepat lari!" Dengan panik dan wajah pucat pasi, mereka bergegas melarikan diri. Di puncak gunung. Chandra sedang menggabungkan dua aliran energi murni di dalam tubuhnya. Kedua energi tersebut menyatu menjadi kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dia berusaha keras mengendalikan kekuatan itu, tetapi kekuatan tersebut terlalu besar, terlalu mengerikan. Begitu besar hingga hampir tidak mampu Chandra kendalikan. "Hahaha!" Jayhan tertawa terbahak-bahak, penuh kegilaan. Kekuatan ini luar biasa. Seseorang yang bahkan belum mencapai tingkat Alam Mahasakti mampu menunjukkan teknik sehebat ini. Ini bu

  • Jenderal Naga   Bab 1957

    Jayhan sangat cemas. Dia sangat ingin tahu tentang ilmu yang dipelajari Chandra. Dia tahu, nenek moyang Bumi pernah melahirkan banyak pesilat hebat, dan para pesilat itu meninggalkan ilmu-ilmu luar biasa. Jayhan curiga Chandra telah mendapatkan salah satu ilmu tertinggi itu. Sementara itu, Chandra tampak berpikir serius. Dia belum mengambil keputusan. Melihat Chandra ragu-ragu, Jayhan segera berkata, “Tenang saja, aku selalu menepati janji. Setelah kau memberikan ilmu itu kepadaku, aku akan melindungimu. Bahkan setelah segel Bumi terbuka, aku pastikan kau akan hidup dengan baik.” Namun, kekhawatiran Chandra bukan tentang memberikan ilmu itu, melainkan apakah ia bisa menggunakan ilmu pamungkasnya untuk membunuh Jayhan. Jayhan sangat kuat, bahkan terlalu kuat. Jika Jayhan sedikit saja waspada, rencananya pasti gagal. Untuk membunuh Jayhan, Chandra butuh membuatnya benar-benar lengah. Dia sadar, menggunakan Sangkar Kosmik begitu saja tidak akan berhasil. Jayhan pasti akan bers

  • Jenderal Naga   Bab 1956

    "Silakan, katakan."Jayhan benar-benar menginginkan ilmu yang dikuasai oleh Chandra. Bukan hanya satu atau dua pertanyaan—puluhan pun akan ia jawab tanpa ragu.Chandra menatap Jayhan dengan serius, lalu bertanya, “Apakah di Alam Niskala ada celah dalam segel yang memungkinkan makhluk-makhluk dari sana masuk ke Bumi?”Jayhan mengangguk sambil berkata, “Benar. Di Alam Niskala memang ada celah pada segelnya. Siapa pun yang berhasil melewati celah itu, bisa langsung muncul di Bumi.”“Jadi, tidak lama lagi akan ada lebih banyak makhluk dari Alam Niskala yang muncul di Bumi?” Chandra melanjutkan.Jayhan kembali mengangguk. “Ya, benar. Tapi melewati celah itu bukan perkara mudah. Dari seratus orang yang mencoba, mungkin hanya satu yang berhasil. Sisanya akan mati dalam prosesnya.”Mendengar jawaban itu, Chandra menarik napas lega. Namun, ia segera mengajukan pertanyaan lain, “Saat ini, level kekuatanmu ada di tahap apa?”“Mahasakti Sempurna, hanya satu langkah lagi menuju Transenden,” jawab J

  • Jenderal Naga   Bab 1955

    Jayhan berdiri di depan Chandra dengan senyum penuh ancaman, matanya menatap tajam ke arah pria yang sedang berjuang untuk tetap hidup.“Chandra, aku sudah membiarkan semua orang pergi. Sekarang, serahkan teknik kultivasi yang kau gunakan,” katanya tegas. “Jangan coba mempermainkanku. Jika aku mau, aku bisa menangkap mereka kembali, dan kali ini, mereka pasti mati.”Chandra perlahan membuka matanya. Wajahnya datar, nyaris tanpa emosi. Dengan suara lemah, dia berkata, “Aku terluka parah dan bisa mati kapan saja. Setidaknya beri aku waktu untuk pulih. Setelah aku sembuh, aku akan memberikannya padamu.”Setelah itu, Chandra kembali terdiam. Ia menutup mulutnya rapat-rapat, tak ingin berbicara lebih banyak. Jayhan hanya mendengus, tidak terlihat tergesa-gesa. Dalam pikirannya, Chandra hanyalah seekor semut—mudah dihancurkan kapan saja.Di Kaki Gunung Istana BungaSejumlah pesilat berkumpul di kaki gunung, wajah mereka penuh kecemasan. Suasana tegang menyelimuti mereka.“Apa yang harus kita

  • Jenderal Naga   Bab 1954

    Jayhan berdiri dengan percaya diri, memandang Chandra yang terhuyung-huyung dengan tubuh penuh luka. Meski kekuatannya jauh melampaui Santara, ketahanan Chandra berhasil membuat Jayhan terkejut.“Anak muda, aku sungguh meremehkanmu,” ujar Jayhan, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Kabarnya hari ini adalah hari bahagiamu. Kau akan menikahi tiga wanita sekaligus, bukan? Aku penasaran, seberapa lama kau bisa bertahan.”Jayhan melambaikan tangannya, memunculkan kekuatan besar yang menarik tubuh Sonia dari kejauhan. Tubuh Sonia terlempar dan jatuh di samping Chandra yang terkapar lemah. Dengan gerakan tenang, Jayhan mencabut pedang panjangnya, lalu menempatkan ujungnya di leher Sonia.“Chandra,” katanya dengan nada sinis, “apa kau akan merasa sakit hati jika aku membunuhnya sekarang?”Sonia, meski lemah, tidak gentar. Dengan suara serak tetapi penuh keberanian, dia menjawab, “Bunuh saja. Tidak perlu banyak bicara.”Mati di sisi Chandra? Itu sudah cukup bagi Sonia. Dia merangkak pelan mendeka

  • Jenderal Naga   Bab 1953

    Jayhan tertegun. Di Bumi, energi spiritual sangatlah tipis. Namun, saat ini, energi itu berkumpul dengan luar biasa kuat di satu titik. Fenomena seperti ini hanya mungkin terjadi jika seseorang menggunakan teknik kultivasi tingkat tinggi. Dengan satu lambaian tangan, Jayhan menciptakan kekuatan besar yang menyapu puing-puing. Chandra, yang tengah menggunakan Sembilan Transformasi Tubuh Emas, tak mampu melawan kekuatan itu. Tubuhnya terangkat dan terlempar ke hadapan Jayhan sebelum jatuh dengan keras ke tanah. “Kau masih hidup?” Santara tampak terkejut. Dia tahu betapa mematikannya serangan yang dilancarkannya tadi. Tidak ada seorang pun di bawah Alam Mahasakti yang seharusnya bisa bertahan. Namun, Chandra ternyata masih bernapas.Chandra terbaring di tanah. Tubuhnya menggigil hebat, dan darah segar kembali keluar dari mulutnya, membasahi tanah di sekitarnya. “Chandra ....” Sonia yang melihat itu segera mencoba mendekatinya. Tetapi, sebelum sempat mencapai Chandra, kekuatan tak

DMCA.com Protection Status