“Memang keluarga Prasetyo lebih hebat.”“Tentu saja, Dhafin Farma milik keluarga Prasetyo adalah salah satu perusahaan terbesar di Kota Rivera. Papa Kosim memiliki banyak teman, pasti punya lebih banyak koneksi.”“Untung saja ada Kosim. Kalau bukan karena dia, keluarga kita nggak mungkin bisa mendapatkan undangan.”“Linda sudah menemukan pacar yang baik, benar-benar buat keluarga Kurniawan bangga.”Orang-orang mulai menjilat di depan Kosim.Kosim pun benar-benar melayang dan hanyut dalam perlakuan ini. Dia pun berkata dengan bangga, “Aku sudah bilang, ini hanya masalah sepele.”Tepat ketika keluarga Kurniawan tenggelam dalam luapan kegembiraan karena mendapat undangan, Chandra membawa Nova masuk ke ruangan. Di belakangnya juga ada Yani, Boni, Hendro dan Indah.Raut wajah orang-orang keluarga Kurniawan seketika menjadi muram ketika mereka melihat Nova sekeluarga datang lagi.Linda langsung berdiri dan berkata dengan dingin, “Untuk apa kalian datang ke sini lagi?”“Adikku Linda,” kata No
Chandra hanya ingin membuat Nova senang, itu saja.Tidak disangka, dia meminta Arya untuk mengantar surat undangan, tapi yang mendapat pujian malah orang lain. Hal itu juga membuat Nova salah paham padanya.Setelah Chandra menelepon Paul, dia pun pergi mengejar Nova.“Nova.”Chandra berlari menghampiri Nova dan memegang tangan perempuan itu, lalu menjelaskan, “Dengarkan aku, Nova. Aku benar-benar nggak bohong sama kamu. Aku yang minta orang antarkan undangan itu. Siapa sangka, malah orang lain yang dapat pujian.”“Dasar sampah, sampai sekarang kamu masih saja berani berkata seperti itu.” Yani membentak keras, “Masih merasa nggak cukup memalukan?”Hendro juga ikut mengompori, “Kak, dia hanya orang yang pernah jadi tentara, bisa apa dia. Cepat cerai dengannya saja.”Mata Nova berkaca-kaca, “Sudah cukup, Chandra. Terima kasih kamu pernah merawatku dengan begitu baik. Terima kasih sudah sembuhkan aku. Tapi sekarang aku nggak mau lihat kamu. Kamu pergi saja.”Selesai berkata, Nova langsung
“Emm?”“Belikan aku Edelweis Business Center di Kota Rivera yang baru dibangun itu.”“Haa?”Paul langsung tertegun mendengar hal ini.Edelweis Business Center yang terletak di tengah Kota Rivera adalah kota bisnis yang baru saja dibangun. Pusat bisnis ini terdiri dari 50 bangunan lebih dengan 50 lantai, di sampingnya masih terdapat pasar malam, toko-toko antik dan juga tempat pejalan kaki.Edelweiss Business Center kini telah selesai dibangun. Beberapa pengusaha properti besar saling bekerja sama untuk membangun pusat bisnis ini dan menjadikannya sebagai pusat bisnis yang paling ramai di Negara ini.“Kenapa? Uangnya nggak cukup? Kalau begitu kamu bisa menggunakan hubunganmu untuk menekan harga.”Paul melihat ke arah Chandra sekilas, lalu bertanya, “Bang, apa yang sebenarnya sedang kamu pikirkan? Uang yang kita punya kalau digabung ini baru senilai 400 triliun, kamu mau membeli Edelweis Business Center itu bukanlah uang yang sedikit!” “Apa kamu tahu, harga tanahnya saja sudah sangat ma
Villa keluarga Sinaga yang lain telah disita oleh bank, saat ini mereka semua sudah tidak mempunyai rumah untuk kembali, sehingga mereka pun menyewa Villa pribadi milik Hindi ini, untuk mereka tinggali.Waktu itu, Radika pergi melelang beberapa barang yang sebenarnya tidak berharga dan banyak orang kaya yang membeli barang-barang tersebut karena kekuasaan yang dimiliki Radika.Namun ketika Radika sudah tidak ada didunia ini lagi, uang-uang tersebut malah jatuh ke tangan Hindi.Walaupun Hindi hanya seorang perempuan, setelah kematian Ahmad dan Radika, perempuan itu pun menjadi tulang punggung dari keluarga Sinaga. Sekarang semua anggota keluarga Sinaga berharap, bahwa perempuan ini dapat membangkitkan kembali keluarga Sinagar yang telah jatuh.Di lantai dua Villa tersebut.Terbaring seorang pria berumur 50 tahun lebih di atas ranjang.Di sebelahnya berdiri seorang perempuan muda memakai gaun berwarna putih.Perempuan itu tidak lain tidak bukan adalah Hindi. Walaupun dia telah berusia 30
Raut wajah Hindi langsung berubah sangat muram dan ketakutan. Akhirnya perempuan itu tahu, siapa yang telah menghancurkan keluarga Sinaga.“Chandra, sebenarnya apa mau kamu?”“Hahaha ….” Tiba-tiba Chandra tertawa lepas. Hanya saja, tawanya Chandra ini sangat mengerikan dan juga menakutkan.“Hindi Sinaga, bisa-bisanya kamu bertanya kepadaku, apa yang aku mau?”“Karena kamu, Kakekku difitnah dan menjadi bahan tertawaan di Kota Rivera ini.”“Karena kamu, Papaku marah besar hingga sakit jantungnya kambuh. Namun, kamu malah mendorong Papaku dari lantai tiga dan mengatakan bahwa dia mati bunuh diri karena merasa bersalah.”“Karena kamu, keluarga Sinaga, keluarga Wangsa, keluarga Cahyadi, keluarga Tedjo, semua berkumpul di kediaman keluarga Atmaja, mengikat 30 orang keluarga Atmaja, lalu membakarnya hidup-hidup. Kamu masih bisa bertanya, apa mau aku?”Chandra saat ini persis seperti harimau ganas yang baru saja keluar dari kandangannya, hawa kebencian yang sangat pekat keluar dari seluruh tu
Chandra meraung dengan keras, saking keras suaranya hingga membuat gendang telinga Hindi menjadi kebas.Saat ini, perempuan itu hanya bisa menangis tersedu-sedu dan tidak bisa menjawab apa-apa.Setelah berapa lama kemudian, barulah perempuan itu akhirnya bisa bereaksi. Dengan wajah yang putus asa, perempuan itu berkata, “Aku nggak tahu, aku benar-benar nggak tahu. Pe … petanya telah dibawa pergi oleh Radika, sepertinya dia telah memberikannya ke seseorang yang berpengaruh di Ibu Kota.”“Cih!”Chandra mengambil pisau belati dari atas kasur dan menebasnya ke pergelangan tangan Hindi.Darah segar seketika mengalir dengan deras.Hindi membuka mulutnya kesakitan, tapi tidak ada suara apa pun yang keluar. Raut wajahnya terlihat sangat ketakutan hingga seluruh badannya gemetar dengan hebat.Chandra mengambil beberapa jarum akupuntur dan menusuknya ke badan Hindi.Sebelum berhasil mendapatkan informasi mengenai keberadaan Moonlight Villa, Hindi tidak boleh mati.Setelah Chandra menusukkan jaru
Kemampuannya jauh melebihi dari pemikiran siapa pun.Apalagi, pria ini termasuk seorang ahli akupuntur.Teringat akan identitas Chandra, tubuh perempuan itu kembali gemetar dengan hebat.Perempuan itu sekali pun tidak pernah berpikir, bahwa suatu hari identitas Chandra akan begitu menakutkan. Pantas saja, Arya tidak menangkap orang yang telah membunuh Radika. Ternyata yang telah membunuh kakaknya ini adalah Naga Hitam, yang bahkan Arya sendiri takut dengannya.Setelah melihat Chandra benar-benar telah pergi, barulah Eko bisa menghela napas lega.Sekarang seluruh tubuh pria itu basah karena keringat dingin. Eko melirik ke arah perempuan yang ada di atas tempat tidur. Hindi saat ini, dengan luka di wajahnya dan juga telapak tangan yang putus, benar-benar membuat Eko kaget dan gemetar. Pria itu langsung membalikkan badan dan bergegas lari dari ruangan tersebut.“Jangan … jangan pergi …. To … tolong aku. Antarkan aku ke Rumah Sakit, a … aku punya uang, aku akan memberimu uang.”Kalau tadi
Tanpa terasa, cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur mulai muncul. Cahaya fajar secara perlahan-lahan muncul ke atas, menyingkap gelapnya malam.Semalam Chandra pergi ke kediaman Tiga Keluarga Besar yang lain dan menghabisi kepala keluarga dari Tiga Keluarga Besar tersebut. Lalu mengambil kepala mereka dan mempersembahkannya untuk kakek dan juga keluarga Atmaja yang lainnya.Sementara itu, hari ini akan ada sebuah acara yang sangat besar di Kota Rivera. Acara tersebut bahkan sampai melibatkan lima distrik besar.Selama ini, belum ada pengumuman resmi mengenai pelantikan Arya. Akan tetapi, hari ini tiba-tiba muncul sebuah pengumuman, bahwa upacara tersebut akan dilakukan pada siang hari, di salah satu pangkalan militer Kota Rivera.Setelah pengumuman resmi ini diumumkan, masyarakat langsung menjadi gempar. Banyak dari mereka yang berusaha agar bisa mendapatkan undangan resmi untuk menghadiri acara pelantikan tersebut.Tidak berapa lama kemudian, muncul lagi sebuah berita lain ya
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di