“Emm?”“Belikan aku Edelweis Business Center di Kota Rivera yang baru dibangun itu.”“Haa?”Paul langsung tertegun mendengar hal ini.Edelweis Business Center yang terletak di tengah Kota Rivera adalah kota bisnis yang baru saja dibangun. Pusat bisnis ini terdiri dari 50 bangunan lebih dengan 50 lantai, di sampingnya masih terdapat pasar malam, toko-toko antik dan juga tempat pejalan kaki.Edelweiss Business Center kini telah selesai dibangun. Beberapa pengusaha properti besar saling bekerja sama untuk membangun pusat bisnis ini dan menjadikannya sebagai pusat bisnis yang paling ramai di Negara ini.“Kenapa? Uangnya nggak cukup? Kalau begitu kamu bisa menggunakan hubunganmu untuk menekan harga.”Paul melihat ke arah Chandra sekilas, lalu bertanya, “Bang, apa yang sebenarnya sedang kamu pikirkan? Uang yang kita punya kalau digabung ini baru senilai 400 triliun, kamu mau membeli Edelweis Business Center itu bukanlah uang yang sedikit!” “Apa kamu tahu, harga tanahnya saja sudah sangat ma
Villa keluarga Sinaga yang lain telah disita oleh bank, saat ini mereka semua sudah tidak mempunyai rumah untuk kembali, sehingga mereka pun menyewa Villa pribadi milik Hindi ini, untuk mereka tinggali.Waktu itu, Radika pergi melelang beberapa barang yang sebenarnya tidak berharga dan banyak orang kaya yang membeli barang-barang tersebut karena kekuasaan yang dimiliki Radika.Namun ketika Radika sudah tidak ada didunia ini lagi, uang-uang tersebut malah jatuh ke tangan Hindi.Walaupun Hindi hanya seorang perempuan, setelah kematian Ahmad dan Radika, perempuan itu pun menjadi tulang punggung dari keluarga Sinaga. Sekarang semua anggota keluarga Sinaga berharap, bahwa perempuan ini dapat membangkitkan kembali keluarga Sinagar yang telah jatuh.Di lantai dua Villa tersebut.Terbaring seorang pria berumur 50 tahun lebih di atas ranjang.Di sebelahnya berdiri seorang perempuan muda memakai gaun berwarna putih.Perempuan itu tidak lain tidak bukan adalah Hindi. Walaupun dia telah berusia 30
Raut wajah Hindi langsung berubah sangat muram dan ketakutan. Akhirnya perempuan itu tahu, siapa yang telah menghancurkan keluarga Sinaga.“Chandra, sebenarnya apa mau kamu?”“Hahaha ….” Tiba-tiba Chandra tertawa lepas. Hanya saja, tawanya Chandra ini sangat mengerikan dan juga menakutkan.“Hindi Sinaga, bisa-bisanya kamu bertanya kepadaku, apa yang aku mau?”“Karena kamu, Kakekku difitnah dan menjadi bahan tertawaan di Kota Rivera ini.”“Karena kamu, Papaku marah besar hingga sakit jantungnya kambuh. Namun, kamu malah mendorong Papaku dari lantai tiga dan mengatakan bahwa dia mati bunuh diri karena merasa bersalah.”“Karena kamu, keluarga Sinaga, keluarga Wangsa, keluarga Cahyadi, keluarga Tedjo, semua berkumpul di kediaman keluarga Atmaja, mengikat 30 orang keluarga Atmaja, lalu membakarnya hidup-hidup. Kamu masih bisa bertanya, apa mau aku?”Chandra saat ini persis seperti harimau ganas yang baru saja keluar dari kandangannya, hawa kebencian yang sangat pekat keluar dari seluruh tu
Chandra meraung dengan keras, saking keras suaranya hingga membuat gendang telinga Hindi menjadi kebas.Saat ini, perempuan itu hanya bisa menangis tersedu-sedu dan tidak bisa menjawab apa-apa.Setelah berapa lama kemudian, barulah perempuan itu akhirnya bisa bereaksi. Dengan wajah yang putus asa, perempuan itu berkata, “Aku nggak tahu, aku benar-benar nggak tahu. Pe … petanya telah dibawa pergi oleh Radika, sepertinya dia telah memberikannya ke seseorang yang berpengaruh di Ibu Kota.”“Cih!”Chandra mengambil pisau belati dari atas kasur dan menebasnya ke pergelangan tangan Hindi.Darah segar seketika mengalir dengan deras.Hindi membuka mulutnya kesakitan, tapi tidak ada suara apa pun yang keluar. Raut wajahnya terlihat sangat ketakutan hingga seluruh badannya gemetar dengan hebat.Chandra mengambil beberapa jarum akupuntur dan menusuknya ke badan Hindi.Sebelum berhasil mendapatkan informasi mengenai keberadaan Moonlight Villa, Hindi tidak boleh mati.Setelah Chandra menusukkan jaru
Kemampuannya jauh melebihi dari pemikiran siapa pun.Apalagi, pria ini termasuk seorang ahli akupuntur.Teringat akan identitas Chandra, tubuh perempuan itu kembali gemetar dengan hebat.Perempuan itu sekali pun tidak pernah berpikir, bahwa suatu hari identitas Chandra akan begitu menakutkan. Pantas saja, Arya tidak menangkap orang yang telah membunuh Radika. Ternyata yang telah membunuh kakaknya ini adalah Naga Hitam, yang bahkan Arya sendiri takut dengannya.Setelah melihat Chandra benar-benar telah pergi, barulah Eko bisa menghela napas lega.Sekarang seluruh tubuh pria itu basah karena keringat dingin. Eko melirik ke arah perempuan yang ada di atas tempat tidur. Hindi saat ini, dengan luka di wajahnya dan juga telapak tangan yang putus, benar-benar membuat Eko kaget dan gemetar. Pria itu langsung membalikkan badan dan bergegas lari dari ruangan tersebut.“Jangan … jangan pergi …. To … tolong aku. Antarkan aku ke Rumah Sakit, a … aku punya uang, aku akan memberimu uang.”Kalau tadi
Tanpa terasa, cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur mulai muncul. Cahaya fajar secara perlahan-lahan muncul ke atas, menyingkap gelapnya malam.Semalam Chandra pergi ke kediaman Tiga Keluarga Besar yang lain dan menghabisi kepala keluarga dari Tiga Keluarga Besar tersebut. Lalu mengambil kepala mereka dan mempersembahkannya untuk kakek dan juga keluarga Atmaja yang lainnya.Sementara itu, hari ini akan ada sebuah acara yang sangat besar di Kota Rivera. Acara tersebut bahkan sampai melibatkan lima distrik besar.Selama ini, belum ada pengumuman resmi mengenai pelantikan Arya. Akan tetapi, hari ini tiba-tiba muncul sebuah pengumuman, bahwa upacara tersebut akan dilakukan pada siang hari, di salah satu pangkalan militer Kota Rivera.Setelah pengumuman resmi ini diumumkan, masyarakat langsung menjadi gempar. Banyak dari mereka yang berusaha agar bisa mendapatkan undangan resmi untuk menghadiri acara pelantikan tersebut.Tidak berapa lama kemudian, muncul lagi sebuah berita lain ya
Romy sama sekali tidak mengerti, mengapa Hindi bisa setakut itu.Namun pria itu sangat yakin, bahwa Hindi pasti sudah mengetahui siapa pembunuh ayah mereka yang sebenarnya. Juga mengetahui, siapa pembunuh kepala keluarga dari Empat Keluarga Besar yang lain.Mau tidak mau, sebuah keluarga terlintas di benak pria itu.Keluarga Atmaja! Orang yang mempunyai dendam dengan keluarga Sinaga, di saat yang sama juga mempunyai dendam mendalam dengan tiga keluarga besar yang lain. Hanya keluarga Atmaja-lah satu-satunya kandidat dalam hal ini.Keluarga Atmaja yang sepuluh tahun lalu telah dimusnahkan!Pria itu tidak bertanya lebih lanjut lagi, juga tidak mengatakan apa pun. Hanya membalikkan badannya, lalu menoleh pergi.Hindi berbaring di atas kasur di rumah sakit dengan pikiran yang kosong. Saat ini, semua harapan yang pernah dimiliki oleh perempuan itu sudah sirna dan hancur berkeping-keping.Perempuan itu pernah bermimpi, untuk membangkitkan kembali kejayaan keluarga Sinaga.Sekarang perempuan
Di hari pelantikan Arya, kepala keluarga dari Tiga Keluarga Besar di Kota Rivera meninggal dengan tragis. Hal ini pun membuat masyarakat gempar.Sementara itu, setelah Chandra selesai memberi penghormatan di makam keluarga Atmaja, pria itu pun kembali ke Imperial Residence untuk mandi dan mengganti pakaian.Setelah selesai mandi, pria itu mengambil ponselnya, lalu menyadari ada beberapa panggilan masuk yang tidak terjawab dan pesan yang masuk.Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi hari.Di rumah keluarga Kurniawan.Nova duduk di atas tempat tidur, di dalam kamar sambil memegang ponselnya, sepasang matanya terus menerus menatap layar ponsel itu.Dari kemarin malam, perempuan itu terus menerus menunggu telepon ataupun pesan yang masuk dari Chandra.Dirinya juga sudah berusaha, untuk menahan dirinya agar tidak menghubungi pria itu duluan.Satu malam telah berlalu, akhirnya perempuan itu tidak sanggup lagi untuk terus menahan dirinya.Perempuan itu pun menelepon Chandra berka
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba
Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.
Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l
Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.
Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete
Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat
Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke
Chandra menatap Xena sejenak dan berkata, “Ibu, aku akan menemui Kakek dulu.”“Pergilah,” jawab Xena lembut.Chandra kemudian bergegas meninggalkan ruangan bersama Jamal untuk menemui Raja Januar. Di dalam kamar Raja Januar, di atas meja, tampak sebuah benda aneh berbentuk gumpalan daging seukuran bola basket yang bersinar merah darah.Benda itu terlihat sedikit menakutkan tetapi memancarkan energi yang sangat kuat. Itulah Esensi Phoenix, inti kekuatan dari phoenix.Namun, semakin lama Raja Januar memandang Esensi Phoenix itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang janggal. Di dalam esensi tersebut, tampaknya tersimpan kekuatan jahat yang tersembunyi. Saat pintu ruangan terbuka, Chandra dan Jamal pun masuk.“Ayah,” sapa Jamal.“Kakek,” ujar Chandra dengan hormat.Raja Januar tersadar dari lamunannya, lalu menunjuk kursi di samping dan berkata, “Duduklah.”Chandra dan Jamal duduk, sementara Raja Januar menyesap teh sejenak sebelum memulai pembicaraan. “Aku sudah dengar kabar soal kejadian d
Raja Januar akhirnya kembali. Berdasarkan petunjuk yang ditinggalkan Kaisar Pertama, ia pergi ke Negara seberang, memburu dan mengalahkan seekor phoenix. Dari sana, ia berhasil mendapatkan Darah Phoenix dan Esensi Phoenix. Mendengar kabar itu, Chandra merasa sangat bersemangat karena Darah Phoenix juga memiliki khasiat membuat orang awet muda dan hidup abadi. Raja Januar dan Jamal sendiri bisa hidup selama serIbu tahun karena dulu mereka meminum Darah Phoenix yang ditinggalkan Kaisar Pertama di dalam makamnya.Chandra kemudian mengikuti Jamal menuju Gurun Selatan, tepatnya ke Gunung Langit, sebuah area yang sebenarnya adalah hutan lebat. Tempat ini juga termasuk dalam rencana Chandra; ia berencana mendirikan perguruan setelah pembangunan di Negara Naga selesai, untuk melatih manusia berbakat yang bisa membantu bertarung di hari kiamat.Di Gunung Langit, tepatnya di istana bawah tanah, Chandra berjalan mengikuti Jamal. "Xena belakangan ini sering sadar, sepertinya ingatannya mulai pul