Share

Bab 38

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Aula vila keluarga Kurniawan.

Tiga generasi keluarga Kurniawan berkumpul di sini, serta beberapa kerabat penting keluarga Kurniawan.

Gabungan Lima Wilayah Militer diatur ulang. Arya dari perbatasan barat dipindahkan ke Kota Rivera dan menjadi panglima tertinggi dari lima pasukan. Peristiwa besar ini menggemparkan seluruh Kota Rivera, bahkan sampai ke lima wilayah utama.

Upacara pelantikan Arya sudah dekat. Upacara pelantikan kali ini terbuka untuk umum, ada banyak kursi untuk penonton. Namun, hanya pejabat yang berpengaruh yang berhak menyaksikan upacara pelantikan Arya.

Semua keluarga aristokrat dari lima wilayah utama yaitu Kota Rivera Utara, Kota Rivera, Kota Norma, Kota Osea dan Kota Haven memperhatikan auditorium. Mereka ingin menyaksikan upacara pelantikan Arya.

Karena upacara itu merupakan simbol kekuasaan.

Siapa pun yang mampu berpartisipasi dan menyaksikan upacara pelantikan Arya berarti telah menjadi keluarga berpengaruh yang sesungguhnya.

Dikabarkan upacara pelantikan Arya a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
No_mar93
Leon kan sudah mati,kenapa masih di sebut? Trus kenapa keluarganya tenang² saja,gak ada kehebohan kalau salah satu keluarganya menghilang?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 39

    Terakhir kali, Nova juga yang hampir menghancurkan keluarga Kurniawan.Hardi memukul meja, lalu berdiri dan berteriak, “Boni, kamu sudah keterlaluan. Bisa-bisanya kamu terlambat datang ke pertemuan keluarga. Kamu benar-benar mengira statusmu jadi tinggi hanya karena kamu dapat saham keluarga, lalu kamu bisa membuat semua orang menunggu kalian?”“Maafkan aku, Kak Hardi.” Boni menunduk dan terus meminta maaf.Nova maju ke depan dan berkata, “Om Hardi, kami terlambat gara-gara aku. Nggak ada hubungannya sama Papa.”Hardi menekuk wajahnya dan membentak, “Nova, memangnya kamu nggak tahu aturan keluarga? Pertemuan keluarga lebih penting dari segalanya. Jangan kira kamu bisa mengabaikan aturan keluarga hanya karena kamu punya hubungan nggak jelas dengan direktur Arthur Group.”“Benar. Gara-gara Nova, kita semua hampir saja mati di tangan Radika.”“Untung saja keluarga Kurniawan nggak hancur. Kalau nggak, keluarga Kurniawan pasti sudah lenyap dari Kota Rivera.”“Dasar pembawa sial, masih beran

  • Jenderal Naga    Bab 40

    Leon adalah cucu tertua keluarga Kurniawan. Seluruh keluarga membelanya ketika dia dipukuli.Seketika, Chandra menjadi sasaran semua orang. Bahkan Boni sekeluarga juga terlibat.Untuk kesekian kalinya, Nova dicaci maki lagi. Pembawa sial dan berbagai kata yang tidak enak didengar keluar dari mulut mereka tanpa henti.Selain itu, ada beberapa orang meminta Toni untuk mengambil kembali saham di tangan Boni.Wajah Leon penuh dengan rasa bangga ketika dia melihat semua orang membantunya.Leon pun menatap Chandra dengan dagu terangkat. Raut wajahnya seolah sedang berkata, kamu hanya anjing keluarga Kurniawan. Berani-beraninya pukul aku, benar-benar bodoh.Wajah Toni juga terlihat marah.Dia sedang mengadakan pertemuan keluarga. Chandra hanya seorang menantu, berani-beraninya Chandra memukul anggota keluarga Kurniawan.Chandra belum mengatakan apa-apa, Yani telah menampar dahi Chandra lebih dulu dan membentaknya, “Kurang ajar, cepat berlutut.”Chandra memasang raut wajah dingin. Dia tidak ha

  • Jenderal Naga    Bab 41

    Namun, Chandra adalah Naga Hitam, salah satu dari Lima Jenderal. Dalam prinsipnya, dia lebih baik mati dalam perang daripada hidup tapi harus berlutut.Dulu Chandra pernah jatuh ke tangan musuh. Dia dipukul delapan ratus kali hingga seluruh tubuhnya penuh dengan luka. Namun, dia tetap tidak berlutut.Sekarang Chandra adalah menantu keluarga Kurniawan, suami Nova. Dia bersumpah tidak akan melukai hati Nova, juga tidak membuat Nova sedih.“Dia yang menghina Nova, dia yang harus minta maaf.” Chandra menunjuk ke arah Leon, lalu berkata, “Nova nggak ada hubungan apa-apa dengan Ihsan. Ihsan bekerja sama dengan Arthur Group karena aku pernah menyelamatkannya ketika aku masih jadi tentara. Dia berutang budi padaku.”Chandra tidak ingin Nova menderita lagi, tapi dia juga tidak ingin keluarga Kurniawan mengetahui identitas aslinya.Setelah mendengar perkataan Chandra, semua orang baru tahu ternyata masalahnya seperti itu.Chandra berkata lagi, “Kalau kalian ingin kartu undangan untuk upacara pel

  • Jenderal Naga    Bab 42

    Di luar villa keluarga Kurniawan.“Cukup.”Nova tiba-tiba melepaskan tangan Chandra dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, “Chandra, kamu masih belum cukup berulah? Di sini keluarga Kurniawan. Kalau kakek suruh kamu berlutut, kamu harus berlutut. Kenapa kamu begitu keras kepala?”“Nova, aku ....”“Kamu pulang saja sendiri.”Nova tidak banyak bicara. Perempuan itu memutar badannya dan masuk ke dalam rumah lagi.Chandra terpaku di sana, tampak tak berdaya.Dia adalah Naga Hitam, kapan dia pernah diperlakukan seperti ini.Namun, demi Nova, dia tetap memilih untuk bersabar.Chandra tahu bagi Nova, pendapat keluarganya jauh lebih penting dari apa pun. Setelah Nova kembali lagi ke dalam rumah, Chandra tidak mengejarnya. Dia hanya menunggu di luar.Chandra duduk di tangga di luar villa, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Paul, “Aku mau ketemu Arya.”Yang bisa Chandra lakukan sekarang hanyalah mendapatkan undangan untuk Nova

  • Jenderal Naga    Bab 43

    Meskipun Chandra berada di level yang sama dengan Arya, dia tidak pernah menganggap Arya sebagai orang penting.Tidak hanya Arya. Sekalipun keempat jenderal lainnya berkumpul bersama, Chandra juga tidak akan menganggap mereka penting.“Tunggu.” Arya tiba-tiba menghentikan Chandra yang hendak pergi.“Hmm?” Chandra berhenti dan menatap Arya, “Masih ada hal lain?”“Radika adalah bawahanku.” Arya terlihat cukup marah. Radika adalah bawahannya, bawahannya itu telah dibunuh oleh Chandra. Namun, Chandra tidak memberikan penjelasan apa pun padanya.“Memangnya kenapa?” kata Chandra dengan acuh tak acuh.“Nggak beri aku penjelasan?”“Aku sudah bilang, dia pantas mati. Aku nggak minta kamu kasih undangan. Kalau kamu mau kasih ya kasih saja. Kalau nggak, ya sudah.”Selesai berkata, Chandra langsung pergi begitu saja.Setelah dia pergi, seorang pria berjalan keluar dari kegelapan.“Pak Arya, sombong sekali dia.”Arya mengibaskan tangannya dan tersenyum getir, “Dia memang begitu. Jangankan aku, seka

  • Jenderal Naga    Bab 44

    Chandra sudah sampai di rumah.Pria itu baru saja keluar dari lift, belum masuk ke rumah. Kemudian, dia mendapat telepon dari Paul.“Kak Chandra, dari pihak Arya sudah kasih kabar, katanya undangan sudah diantar ke rumah keluarga Kurniawan.”“Oke.”Chandra langsung menutup telepon.Kemudian, Chandra mengetuk pintu.Indah, istri Hendro, yang membukakan pintu. Perempuan itu langsung menekuk wajahnya ketika melihat orang di balik pintu adalah Chandra. “Dasar orang nggak berguna, untuk apa kamu pulang?”Chandra memilih untuk mengabaikannya saja. Dia berjalan masuk ke dalam rumah, lalu melihat Nova yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Dia pun berkata sambil tersenyum, “Nova, aku sudah minta tolong orang dari Tentara Militer Barat antarkan undangan ke rumah keluarga Kurniawan.”Nova menatap Chandra dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya, lalu bertanya, “Tentara Militer Barat, loh. Bagaimana caranya kamu minta tolong sama mereka?”Chandra tersenyum dan menjawab, “Kamu sudah lupa? Aku dulu

  • Jenderal Naga    Bab 45

    “Memang keluarga Prasetyo lebih hebat.”“Tentu saja, Dhafin Farma milik keluarga Prasetyo adalah salah satu perusahaan terbesar di Kota Rivera. Papa Kosim memiliki banyak teman, pasti punya lebih banyak koneksi.”“Untung saja ada Kosim. Kalau bukan karena dia, keluarga kita nggak mungkin bisa mendapatkan undangan.”“Linda sudah menemukan pacar yang baik, benar-benar buat keluarga Kurniawan bangga.”Orang-orang mulai menjilat di depan Kosim.Kosim pun benar-benar melayang dan hanyut dalam perlakuan ini. Dia pun berkata dengan bangga, “Aku sudah bilang, ini hanya masalah sepele.”Tepat ketika keluarga Kurniawan tenggelam dalam luapan kegembiraan karena mendapat undangan, Chandra membawa Nova masuk ke ruangan. Di belakangnya juga ada Yani, Boni, Hendro dan Indah.Raut wajah orang-orang keluarga Kurniawan seketika menjadi muram ketika mereka melihat Nova sekeluarga datang lagi.Linda langsung berdiri dan berkata dengan dingin, “Untuk apa kalian datang ke sini lagi?”“Adikku Linda,” kata No

  • Jenderal Naga    Bab 46

    Chandra hanya ingin membuat Nova senang, itu saja.Tidak disangka, dia meminta Arya untuk mengantar surat undangan, tapi yang mendapat pujian malah orang lain. Hal itu juga membuat Nova salah paham padanya.Setelah Chandra menelepon Paul, dia pun pergi mengejar Nova.“Nova.”Chandra berlari menghampiri Nova dan memegang tangan perempuan itu, lalu menjelaskan, “Dengarkan aku, Nova. Aku benar-benar nggak bohong sama kamu. Aku yang minta orang antarkan undangan itu. Siapa sangka, malah orang lain yang dapat pujian.”“Dasar sampah, sampai sekarang kamu masih saja berani berkata seperti itu.” Yani membentak keras, “Masih merasa nggak cukup memalukan?”Hendro juga ikut mengompori, “Kak, dia hanya orang yang pernah jadi tentara, bisa apa dia. Cepat cerai dengannya saja.”Mata Nova berkaca-kaca, “Sudah cukup, Chandra. Terima kasih kamu pernah merawatku dengan begitu baik. Terima kasih sudah sembuhkan aku. Tapi sekarang aku nggak mau lihat kamu. Kamu pergi saja.”Selesai berkata, Nova langsung

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

  • Jenderal Naga    Bab 1894

    Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.

  • Jenderal Naga    Bab 1893

    Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete

  • Jenderal Naga    Bab 1892

    Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat

  • Jenderal Naga    Bab 1891

    Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke

  • Jenderal Naga    Bab 1890

    Chandra menatap Xena sejenak dan berkata, “Ibu, aku akan menemui Kakek dulu.”“Pergilah,” jawab Xena lembut.Chandra kemudian bergegas meninggalkan ruangan bersama Jamal untuk menemui Raja Januar. Di dalam kamar Raja Januar, di atas meja, tampak sebuah benda aneh berbentuk gumpalan daging seukuran bola basket yang bersinar merah darah.Benda itu terlihat sedikit menakutkan tetapi memancarkan energi yang sangat kuat. Itulah Esensi Phoenix, inti kekuatan dari phoenix.Namun, semakin lama Raja Januar memandang Esensi Phoenix itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang janggal. Di dalam esensi tersebut, tampaknya tersimpan kekuatan jahat yang tersembunyi. Saat pintu ruangan terbuka, Chandra dan Jamal pun masuk.“Ayah,” sapa Jamal.“Kakek,” ujar Chandra dengan hormat.Raja Januar tersadar dari lamunannya, lalu menunjuk kursi di samping dan berkata, “Duduklah.”Chandra dan Jamal duduk, sementara Raja Januar menyesap teh sejenak sebelum memulai pembicaraan. “Aku sudah dengar kabar soal kejadian d

  • Jenderal Naga    Bab 1889

    Raja Januar akhirnya kembali. Berdasarkan petunjuk yang ditinggalkan Kaisar Pertama, ia pergi ke Negara seberang, memburu dan mengalahkan seekor phoenix. Dari sana, ia berhasil mendapatkan Darah Phoenix dan Esensi Phoenix. Mendengar kabar itu, Chandra merasa sangat bersemangat karena Darah Phoenix juga memiliki khasiat membuat orang awet muda dan hidup abadi. Raja Januar dan Jamal sendiri bisa hidup selama serIbu tahun karena dulu mereka meminum Darah Phoenix yang ditinggalkan Kaisar Pertama di dalam makamnya.Chandra kemudian mengikuti Jamal menuju Gurun Selatan, tepatnya ke Gunung Langit, sebuah area yang sebenarnya adalah hutan lebat. Tempat ini juga termasuk dalam rencana Chandra; ia berencana mendirikan perguruan setelah pembangunan di Negara Naga selesai, untuk melatih manusia berbakat yang bisa membantu bertarung di hari kiamat.Di Gunung Langit, tepatnya di istana bawah tanah, Chandra berjalan mengikuti Jamal. "Xena belakangan ini sering sadar, sepertinya ingatannya mulai pul

DMCA.com Protection Status