Wajah Nova menunjukkan sedikit rasa tak nyaman, lalu berkata, “Aku tidak selemah itu.”Di Gunung Gurlu, pertarungan terus berlangsung. Setelah satu serangan telapak tangan, Basita segera mundur, sedangkan Titan terus mengejarnya tanpa henti. Serangan Titan sangat agresif. Dia berkali-kali mencoba menyerang titik vital Basita. Namun, Basita dengan tenang menangkis serangan-serangan itu, mempertahankan diri dari serangan bertubi-tubi dari Titan.Beberapa kali, Basita sebenarnya bisa menyerang balik. Namun, pada saat-saat genting, dia hanya menahan diri. Basita tidak melancarkan serangan balasan, hanya dengan tenang bertahan.Gemuruh terus terdengar. Keduanya adalah pesilat Alam Sembilan, sehingga aura pertarungan mereka sangat kuat. Hanya aura mereka saja sudah menghancurkan Gunung Gurlu. Puncak gunung setinggi ribuan meter itu, dalam waktu singkat, berubah menjadi puing-puing.“Ah!” Titan berteriak marah.Dengan gerakan cepat, dia mencabut pedangnya. Ujung pedang menyentuh tanah, dan d
Pertarungan yang awalnya diperkirakan akan menjadi salah satu pertempuran paling sengit dan bersejarah, ternyata berakhir dengan begitu cepat. Basita kalah, Titan menang. Setelah pertarungan itu, nama Titan langsung menggema ke seluruh penjuru dunia, menjadikannya yang tak terbantahkan sebagai pesilat nomor satu.Meskipun dia belum bertarung melawan Raja Januar, di mata banyak orang, mengalahkan Basita sudah cukup untuk menjadikan Titan yang terkuat. Alasannya sederhana: Basita telah hidup lebih lama dari Raja Januar. Semakin lama hidupnya, maka orang itu semakin dianggap lebih kuat. Namun, para pesilat yang lebih kuat dapat melihat keanehan dalam pertarungan itu. Basita sengaja mengalah kepada Titan. Apa motif di balik tindakan Basita, tak ada yang tahu.Setelah pertarungan, semua orang mulai berangsur-angsur meninggalkan lokasi. Chandra dan Nova juga pergi lebih dulu, tak ingin diganggu oleh siapa pun. Kadir pun ikut bersama mereka. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan C
"Hehe," Basita tersenyum tipis dan berkata, "Kamu tidak perlu terlalu banyak bertanya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membantuku mendapatkan stempel kerajaan dari Raja Januar."Chandra tampak berpikir. Sekilas, dia tidak bisa memahami apa sebenarnya yang diinginkan Basita. Setelah beberapa saat, dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, “Pak Basita, mengapa Anda sengaja mengalah kepada Titan? Titan memang sudah mencapai Alam Sembilan, dan kekuatannya sangat hebat, tapi belum sampai pada tingkatan yang luar biasa. Saya sendiri merasa mampu menahan serangannya, apalagi Anda.”“Kamu tidak perlu bertanya tentang itu,” Basita tidak menjawab pertanyaan Chandra."Kalau begitu, mengapa Anda membutuhkan stempel kerajaan dari Raja Januar? Mengapa Anda tidak mengambilnya sendiri? Jika Anda yang turun tangan, mungkin Raja Januar bukanlah tandingan Anda. Sementara saya bahkan belum mencapai Alam Sembilan, saya jelas bukan tandingan Raja Januar."Basita menjawab, “Itu urusanmu. Saya sudah me
"Ya, tiga ratus tahun," Basita menghela napas panjang.Dulu, dia butuh tiga ratus tahun penuh untuk menciptakan metode menyerap energi spiritual alam. Dia menatap Chandra dengan penuh kekaguman dan berkata, "Kamu sangat luar biasa. Di zaman seperti sekarang, kamu adalah yang terbaik yang pernah kulihat. Aku awalnya berpikir kamu harus melalui banyak hal dan memahami segalanya sebelum bisa merasakan keberadaan energi spiritual alam. Tapi ternyata, kamu sudah bisa merasakannya sekarang. Aku bisa memberimu metode untuk menyerap energi spiritual alam ini."Mendengar itu, Chandra mengangkat tangan pelan dan berkata, "Tidak perlu.""Eh?" Basita terkejut.Ini adalah teknik yang diimpikan oleh semua orang, sebuah teknik yang dia ciptakan sendiri. Selama lebih dari dua ribu tahun, dia belum pernah mengajarkannya kepada siapa pun, karena tidak ada yang mampu mencapai tahap seperti Chandra. Kini, ketika dia dengan sukarela ingin mengajarkannya kepada Chandra, justru Chandra menolaknya.Chandra te
Begitu kembali ke rumah, Chandra langsung tidak sabar berjalan menuju kebun obatnya. Namun, begitu memasuki kebun, dia melihat bahwa semua tanaman obat di sana telah layu. Hanya ada satu rumput kecil yang masih hidup dengan bunga merah terang, meski bunganya hampir layu, dan di tengah bunga itu terlihat mulai muncul buah."Apa yang terjadi?" Chandra berkata penuh kebingungan, melihat semua tanaman obatnya layu. “Aku baru pergi beberapa hari, bagaimana bisa tanaman yang kutanam bertahun-tahun ini semuanya layu? Apakah energi di tanah semuanya terserap oleh rumput kecil ini, sehingga tanaman lainnya tidak mendapatkan energi dan akhirnya mati?”Chandra merasa hal itu mungkin benar. Dia menatap rumput kecil itu yang masih tampak penuh kehidupan. Saat ini, dia tergoda untuk menyerap energi spiritual alam yang terkandung dalam rumput itu. Namun, melihat bunganya yang hampir menghasilkan buah, dia memutuskan untuk menunggu. Dia mulai menantikan saat buah itu matang, yang menurutnya pasti aka
Beberapa hari sebelumnya, aroma harum di halaman rumah masih sangat lembut, bahkan jika tidak dihirup dengan teliti, tidak akan tercium. Namun kini, aroma tersebut tercium semakin pekat.Kadir menatap Chandra dengan penuh rasa ingin tahu. Chandra tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, aku menemukan sebuah rumput kecil di gunung. Aku menyadari adanya energi spiritual alam di dalam rumput itu, jadi aku membawanya pulang dan menanamnya di kebun obat. Sekarang, semua tanaman obatku layu kecuali rumput kecil ini. Rumput itu telah berbunga dan berbuah, dan aroma ini berasal dari buahnya.""Benarkah?" Kadir tampak sangat bersemangat dan berkata, "Bawa aku melihatnya.""Silakan ikuti aku," jawab Chandra.Chandra lalu membawa Kadir ke kebun obat di belakang rumah. Di sana, semua tanaman obat lain telah mati dan layu, hanya menyisakan satu rumput kecil yang masih penuh kehidupan. Rumput kecil itu memiliki sebuah buah kecil berwarna merah yang terlihat cerah dan menarik. Saa
Chandra berbalik dan kembali ke halaman. Saat tiba, Nova keluar dari kamar dengan wajah yang menunjukkan sedikit rasa tidak nyaman.“Suamiku, perutku agak nggak nyaman,” kata Nova dengan raut wajah sedikit kesakitan.“Kenapa? Apa sudah waktunya melahirkan?” Chandra bertanya dengan nada penuh kegembiraan.Nova melotot dan berkata, “Mana mungkin secepat itu, masih ada satu setengah bulan lagi hingga perkiraan lahir. Ini hanya anak kita yang sedang berulah, berguling-guling di dalam perutku, membuatku merasa tidak nyaman.”Chandra dengan lembut menekan perut Nova dan sambil tertawa berkata, “Dasar anak nakal, tenanglah sedikit, jangan ganggu ibumu.”Namun, saat Chandra menyentuh perut Nova, sang bayi justru semakin aktif. Perut Nova tampak menggembung seolah ada tinju yang memukul bagian dalam, bergerak ke sana kemari.“Cukup, jangan terlalu banyak bercanda dengan bayi. Bantu aku duduk dan istirahat sebentar,” kata Nova sambil mengeluh.Chandra segera membantu Nova duduk di kursi yang ada
Perjalanan Chandra ke Rivera berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apa pun. Sesampainya di Rivera, ia langsung menuju keluarga Kurniawan.Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Kurniawan berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar anggota keluarga Kurniawan telah menempuh jalan bela diri, dan keluarga tersebut telah mengalami restrukturisasi dan pembagian.keluarga Kurniawan terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian tinggal di pusat kota, mengelola bisnis duniawi, sementara yang lain tinggal di pinggiran kota, menikmati kehidupan sambil berlatih bela diri. Nova sendiri kembali ke bagian keluarga Kurniawan yang tinggal di pinggiran kota.Setelah mengantar Nova ke rumah keluarga Kurniawan, Chandra segera kembali ke desa kecil. Saat hendak berangkat, Nova berulang kali mengingatkan Chandra untuk tidak pergi ke mana-mana dan segera kembali ke Rivera setelah buah di kebun mereka matang.Chandra pun setuju dan mengangguk.Satu hari kemudian, Chandra berada di dekat desa kecil itu, mengemu
“Apa itu?”Chandra sudah melayang di udara sambil menatap pegunungan di bawahnya. Retakan besar tampak muncul di area pegunungan dan sebuah jurang tak berdasar muncul di hadapannya. Pergerakan sebesar itu berhasil membangunkan seluruh makhluk Alam Niskala yang berada di Gunung Bushu. Tidak lama kemudian, ada makhluk Alam Niskala yang muncul di kejauhan. Sosok itu tidak langsung mendekat dan memutuskan untuk melihat dari kejauhan ketika melihat sosok Chandra. Syut!Cahaya keemasan terang tiba-tiba muncul dari dalam jurang lalu terus naik dan menjulang menuju langit. Chandra bisa merasakan kekuatan yang sangat kuat akan segera muncul. Tidak lama kemudian, tanah berguncang dan sebuah bangunan muncul dari bawah jurang. Chandra bisa melihatnya dengan jelas kalau sebuah bangunan muncul dari jurang dalam itu. Rumah itu seluas seribu meter persegi yang dikelilingi oleh cahaya keemasan yang menyilaukan mata. Hal ini membuat Chandra sulit untuk melihat keadaan rumah tersebut. “Apa ini? Sebu
“Sebenarnya, apa yang kamu inginkan?” tanya Sonia. Koko hanya tersenyum tipis lalu berkata, “Aku tidak menginginkan apa pun. Aku akan memberikanmu kemakmuran jika kamu mengikutiku dari sekarang. Tanpa perlu menunggu terlalu lama, kamu akan menjadi salah satu sosok paling kuat di dunia ini. Kamu bisa menaklukkan semua tingkat kekuatan mana pun yang kamu mau.”Kemudian Koko melambaikan tangannya dan kabut hitam langsung muncul di tangannya. Kabut hitam itu langsung masuk ke dalam mulut dan hidung Sonia sampai membuat perempuan itu jatuh pingsan. Di sisi lain, Chandra tidak tahu kalau Sonia datang ke Gunung Bushu untuk mencarinya. Dia juga tidak tahu kalau Koko sudah menculik Sonia. Chandra terus berada di Gunung Bushu untuk menunggu kemunculan jimat berikutnya. Hari demi hari berlalu. Tak terasa, jimat itu akan muncul satu hari lagi. Chandra sama sekali tidak mengantuk malam ini. Dia dan Xena masih berada di kaki Gunung Bushu. Walaupun saat ini adalah malam hari, berbagai macam warna
Bawahan Koko tiba-tiba bertanya setelah mereka berjalan cukup jauh dari Chandra, “Tuan, kenapa kamu memberikan benda berharga itu kepadanya?”Koko berhenti sebentar lalu berkata, “Dia memiliki tubuh iblis. Cepat atau lambat umat manusia pasti akan menolaknya dan dia juga bisa berguna bagi umat kita nantinya. Anggap saja, apa yang kulakukan sekarang adalah caraku untuk membuka jalan baginya. Satu-satunya pilihan yang bisa dia pilih ketika dia putus asa adalah bergabung dengan kaum kita.”“Tuan sungguh bijaksana.”Koko kembali mengeluarkan mutiara yang sudah kembali putih lalu berkata, “Aku tidak menyangka kalau ada sosok akar dewa murni yang dekat dengan Chandra. Tapi sayangnya, kita tidak bisa melakukan tindakan apa pun ataupun mendekatinya. Sekarang, kita tunggu saja dulu dan bicarakan masalah ini nanti.”Kemudian Koko melambaikan tangannya dan energi sejati langsung muncul di telapak tangannya lalu merasuk ke dalam Mutiara ajaib. Dalam sekejap mata, cahaya hitam kembali muncul di dal
Koko langsung berkata dengan nada menyesal, “Maaf, saya terlalu gegabah.”Chandra kembali duduk di atas batu lalu menunjuk ke batu di sampingnya seraya berkata, “Duduklah.”Seorang bawahan Koko tiba-tiba melangkah maju lalu meletakkan selembar kain di atas batu setelah itu Koko pun duduk. Xena yang berada di sisi Chandra terus terdiam seribu bahasa. “Oh iya, aku harus memanggilmu apa?” tanya Koko bersikap sedikit lebih santai. “Panggil saja Chandra,” jawab Chandra“Chandra, namamu bagus sekali. Selain itu, kamu sangat kuat sampai bisa membuat lima prajurit kuat Alam Niskala kewalahan. Bahkan kamu hampir saja membunuh salah satu di antaranya,” ujar Koko dengan penuh kekaguman. “Aku bisa merasakan tingkat kekuatanmu yang tidak terlalu tinggi, tapi kekuatan fisikmu justru sangat kuat, khususnya teratai hitam itu. Kamu benar-benar pandai dalam menggunakan teratai hitam itu.”Chandra langsung menatap Koko tajam. Sepertinya, Koko sudah berada di Gunung Bushu cukup lama dan diam-diam menya
Sonia langsung berangkat menuju Gunung Bushu untuk memverifikasi kebenaran berita tentang Chandra yang masih hidup. Suasana malam yang tenang di kaki Gunung Bushu. Chandra dan Xena mengobrol di depan api unggun yang sudah menyala ketika ada beberapa orang yang muncul di kejauhan. Mereka adalah sebuah kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Pemimpin mereka adalah seorang laki-laki yang mengenakan jubah putih dengan membawa mutiara di tangannya. Laki-laki itu memiliki kulit yang halus dan putih. Penampakan wajahnya tampak lebih cantik dari beberapa perempuan yang ada di dekatnya. Mutiara yang ada di tangannya tidak terlalu besar, kira-kira hanya sebesar kepalan tangan. Namun, di dalam Mutiara itu samar-samar terlihat aliran cahaya. Sebuah titik cahaya hitam yang terus berkedip. Anehnya, tiba-tiba saja mutiara itu mulai bergetar seakan telah merasakan sesuatu. Tidak lama kemudian, banyak cahaya hitam muncul di dalam mutiara. Dalam sekejap mata, mutiara putih itu berubah warna menjadi hi
Di sisi lain, tepatnya di Vila milik Grace Kurniawan yang berada di Rivera. Grace keluar kamar dengan piamanya. Dia berjalan ke lantai bawah menuju ruang duduk lalu membuka forum prajurit di ponselnya karena dia tidak bisa tidur malam ini. Dia ingin melihat keadaan dunia dalam beberapa terakhir melalui forum diskusi tersebut. Dia tiba-tiba saja membaca dua postingan Chandra yang ada di forum diskusi prajurit. Seketika, hatinya bergetar. “Kak Chandra masih hidup?”Raut wajahnya seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dibacanya. Dia bergegas berlari ke lantai atas sambil membawa ponselnya. Kemudian dia bergegas mengetuk pintu kamar. “Tok! Tok!”“Kak Sonia! Kak Sonia!”Dia memanggil Sonia beberapa kali. Namun, tidak ada suara sama sekali yang menjawabnya. Akhirnya, Grace membuka pintu kamar tersebut dan melihat Sonia sedang duduk bersila di atas tempat tidur.Gadis itu tampak mengenakan piama berwarna putih dengan rambut hitam panjangnya yang berdiri tegak dan mata yang memerah
Tidak ada yang percaya kalau Chandra masih hidup dan kebenaran akan berita itu. “Pasti bercanda, kan?”“Bebas masuk Gunung Bushu? Siapa pun yang menemukan jimat di Gunung Bushu bisa memilikinya? Apa mungkin makhluk dari Alam Niskala sudah tidak ada di sana?”“Ini pasti berita dari makhluk Gunung Bushu, kan? Mereka sedang bosan, makanya mereka berusaha untuk mengelabui manusia lalu memperlakukan kita seperti Binatang.”Ada banyak orang yang berkomentar dan mengikuti postingan tersebut. Chandra juga tidak langsung keluar dari forum diskusi tersebut setelah selesai memposting beritanya. Dia menunggu dan memperhatikan balasan dari para prajurit lainnya. Sampai akhirnya, dia menulis sesuatu dan memostingnya di forum tersebut setelah melihat tidak ada yang mempercayai postingannya. “Saya adalah Chandra Atmaja yang berasal dari keluarga Atmaja. Saya masih hidup dan sudah kembali. Saya berhasil membunuh Jaemin yang pernah membunuh puluhan orang di Negara Atmaja. Selain itu, saya juga berhasi
Lurca sedikit membungkuk dengan penuh rasa hormat. Pemuda itu adalah Anak Dewa. Dia merupakan salah satu sosok paling kuat yang ada di Alam Niskala. “Ya,” balas Anak Dewa sambil mengangguk ringan lalu berjalan menuju kursi kayu yang ada di depan gubuk dan duduk. “Tuanku, ada seorang prajurit manusia bumi yang muncul di Gunung Bushu satu hari yang lalu ….”Lurca menceritakan, bagaimana kuatnya Chandra dalam melawan prajurit Alam Niskala kepada Anak Dewa. “Apa?”Anak Dewa tampak sedikit terkejut lalu bertanya, “Jadi, masih ada manusia bumi yang menggunakan energi iblis seperti itu?”“Benar, Tuanku.”Kemudian Lurca kembali berkata, “Pemuda itu sungguh aneh. Dia tidak bisa terluka, sekalipun sudah dipukul berkali-kali. Bahkan semua luka yang dideritanya bisa langsung pulih dalam sekejap mata. Saya dan keempat prajurit dengan kekuatan magis sempurna sudah berusaha melawannya secara bersama-sama, tapi kami tetap saja tidak bisa membunuhnya. Dia justru hampir saja berhasil membunuh Haraza.
Xena masih tidak bisa mempercayai semua ini. Dia tahu, bagaimana kekuatan makhluk Alam Niskala dan kekuatan beberapa prajurit Alam Niskala yang berada di Gunung Bushu. Oleh karena itu, dia tidak pernah menyangka pemuda itu bisa melawan para prajurit Alam Niskala yang berada di Gunung Bushu seorang diri. “Aku juga nggak tahu, apa aku bisa mengetahui keberadaan fisik dari jimat itu? Tapi, aku akan segera ke sana karena Gunung Bushu sudah cukup aman untuk kukunjungi. Tunggu Mama di sana, ya. Mungkin besok Mama sudah sampai di sana.”“Oke, aku akan tunggu,” pungkas Chandra lalu menutup teleponnya. Kemudian dia duduk bersila di atas tanah untuk menyerap energi bumi dan langit guna mengisi energi iblis di dalam tubuhnya. Dia sudah menghabiskan banyak sekali energi iblis dalam pertempuran melawan makhluk Alam Niskala. Energi iblis berasal dari dalam tubuhnya sendiri dan bukan berasal dari energi sejati yang berkultivasi ataupun kekuatan fisik. Energi iblis di dalam tubuh Chandra perlahan k