Share

Bab 1813

Penulis: Angin
Wajah Nova menunjukkan sedikit rasa tak nyaman, lalu berkata, “Aku tidak selemah itu.”

Di Gunung Gurlu, pertarungan terus berlangsung. Setelah satu serangan telapak tangan, Basita segera mundur, sedangkan Titan terus mengejarnya tanpa henti.

Serangan Titan sangat agresif. Dia berkali-kali mencoba menyerang titik vital Basita. Namun, Basita dengan tenang menangkis serangan-serangan itu, mempertahankan diri dari serangan bertubi-tubi dari Titan.

Beberapa kali, Basita sebenarnya bisa menyerang balik. Namun, pada saat-saat genting, dia hanya menahan diri. Basita tidak melancarkan serangan balasan, hanya dengan tenang bertahan.

Gemuruh terus terdengar. Keduanya adalah pesilat Alam Sembilan, sehingga aura pertarungan mereka sangat kuat. Hanya aura mereka saja sudah menghancurkan Gunung Gurlu. Puncak gunung setinggi ribuan meter itu, dalam waktu singkat, berubah menjadi puing-puing.

“Ah!” Titan berteriak marah.

Dengan gerakan cepat, dia mencabut pedangnya. Ujung pedang menyentuh tanah, dan d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1814

    Pertarungan yang awalnya diperkirakan akan menjadi salah satu pertempuran paling sengit dan bersejarah, ternyata berakhir dengan begitu cepat. Basita kalah, Titan menang. Setelah pertarungan itu, nama Titan langsung menggema ke seluruh penjuru dunia, menjadikannya yang tak terbantahkan sebagai pesilat nomor satu.Meskipun dia belum bertarung melawan Raja Januar, di mata banyak orang, mengalahkan Basita sudah cukup untuk menjadikan Titan yang terkuat. Alasannya sederhana: Basita telah hidup lebih lama dari Raja Januar. Semakin lama hidupnya, maka orang itu semakin dianggap lebih kuat. Namun, para pesilat yang lebih kuat dapat melihat keanehan dalam pertarungan itu. Basita sengaja mengalah kepada Titan. Apa motif di balik tindakan Basita, tak ada yang tahu.Setelah pertarungan, semua orang mulai berangsur-angsur meninggalkan lokasi. Chandra dan Nova juga pergi lebih dulu, tak ingin diganggu oleh siapa pun. Kadir pun ikut bersama mereka. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan C

  • Jenderal Naga   Bab 1815

    "Hehe," Basita tersenyum tipis dan berkata, "Kamu tidak perlu terlalu banyak bertanya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membantuku mendapatkan stempel kerajaan dari Raja Januar."Chandra tampak berpikir. Sekilas, dia tidak bisa memahami apa sebenarnya yang diinginkan Basita. Setelah beberapa saat, dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, “Pak Basita, mengapa Anda sengaja mengalah kepada Titan? Titan memang sudah mencapai Alam Sembilan, dan kekuatannya sangat hebat, tapi belum sampai pada tingkatan yang luar biasa. Saya sendiri merasa mampu menahan serangannya, apalagi Anda.”“Kamu tidak perlu bertanya tentang itu,” Basita tidak menjawab pertanyaan Chandra."Kalau begitu, mengapa Anda membutuhkan stempel kerajaan dari Raja Januar? Mengapa Anda tidak mengambilnya sendiri? Jika Anda yang turun tangan, mungkin Raja Januar bukanlah tandingan Anda. Sementara saya bahkan belum mencapai Alam Sembilan, saya jelas bukan tandingan Raja Januar."Basita menjawab, “Itu urusanmu. Saya sudah me

  • Jenderal Naga   Bab 1816

    "Ya, tiga ratus tahun," Basita menghela napas panjang.Dulu, dia butuh tiga ratus tahun penuh untuk menciptakan metode menyerap energi spiritual alam. Dia menatap Chandra dengan penuh kekaguman dan berkata, "Kamu sangat luar biasa. Di zaman seperti sekarang, kamu adalah yang terbaik yang pernah kulihat. Aku awalnya berpikir kamu harus melalui banyak hal dan memahami segalanya sebelum bisa merasakan keberadaan energi spiritual alam. Tapi ternyata, kamu sudah bisa merasakannya sekarang. Aku bisa memberimu metode untuk menyerap energi spiritual alam ini."Mendengar itu, Chandra mengangkat tangan pelan dan berkata, "Tidak perlu.""Eh?" Basita terkejut.Ini adalah teknik yang diimpikan oleh semua orang, sebuah teknik yang dia ciptakan sendiri. Selama lebih dari dua ribu tahun, dia belum pernah mengajarkannya kepada siapa pun, karena tidak ada yang mampu mencapai tahap seperti Chandra. Kini, ketika dia dengan sukarela ingin mengajarkannya kepada Chandra, justru Chandra menolaknya.Chandra te

  • Jenderal Naga   Bab 1817

    Begitu kembali ke rumah, Chandra langsung tidak sabar berjalan menuju kebun obatnya. Namun, begitu memasuki kebun, dia melihat bahwa semua tanaman obat di sana telah layu. Hanya ada satu rumput kecil yang masih hidup dengan bunga merah terang, meski bunganya hampir layu, dan di tengah bunga itu terlihat mulai muncul buah."Apa yang terjadi?" Chandra berkata penuh kebingungan, melihat semua tanaman obatnya layu. “Aku baru pergi beberapa hari, bagaimana bisa tanaman yang kutanam bertahun-tahun ini semuanya layu? Apakah energi di tanah semuanya terserap oleh rumput kecil ini, sehingga tanaman lainnya tidak mendapatkan energi dan akhirnya mati?”Chandra merasa hal itu mungkin benar. Dia menatap rumput kecil itu yang masih tampak penuh kehidupan. Saat ini, dia tergoda untuk menyerap energi spiritual alam yang terkandung dalam rumput itu. Namun, melihat bunganya yang hampir menghasilkan buah, dia memutuskan untuk menunggu. Dia mulai menantikan saat buah itu matang, yang menurutnya pasti aka

  • Jenderal Naga   Bab 1818

    Beberapa hari sebelumnya, aroma harum di halaman rumah masih sangat lembut, bahkan jika tidak dihirup dengan teliti, tidak akan tercium. Namun kini, aroma tersebut tercium semakin pekat.Kadir menatap Chandra dengan penuh rasa ingin tahu. Chandra tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, aku menemukan sebuah rumput kecil di gunung. Aku menyadari adanya energi spiritual alam di dalam rumput itu, jadi aku membawanya pulang dan menanamnya di kebun obat. Sekarang, semua tanaman obatku layu kecuali rumput kecil ini. Rumput itu telah berbunga dan berbuah, dan aroma ini berasal dari buahnya.""Benarkah?" Kadir tampak sangat bersemangat dan berkata, "Bawa aku melihatnya.""Silakan ikuti aku," jawab Chandra.Chandra lalu membawa Kadir ke kebun obat di belakang rumah. Di sana, semua tanaman obat lain telah mati dan layu, hanya menyisakan satu rumput kecil yang masih penuh kehidupan. Rumput kecil itu memiliki sebuah buah kecil berwarna merah yang terlihat cerah dan menarik. Saa

  • Jenderal Naga   Bab 1819

    Chandra berbalik dan kembali ke halaman. Saat tiba, Nova keluar dari kamar dengan wajah yang menunjukkan sedikit rasa tidak nyaman.“Suamiku, perutku agak nggak nyaman,” kata Nova dengan raut wajah sedikit kesakitan.“Kenapa? Apa sudah waktunya melahirkan?” Chandra bertanya dengan nada penuh kegembiraan.Nova melotot dan berkata, “Mana mungkin secepat itu, masih ada satu setengah bulan lagi hingga perkiraan lahir. Ini hanya anak kita yang sedang berulah, berguling-guling di dalam perutku, membuatku merasa tidak nyaman.”Chandra dengan lembut menekan perut Nova dan sambil tertawa berkata, “Dasar anak nakal, tenanglah sedikit, jangan ganggu ibumu.”Namun, saat Chandra menyentuh perut Nova, sang bayi justru semakin aktif. Perut Nova tampak menggembung seolah ada tinju yang memukul bagian dalam, bergerak ke sana kemari.“Cukup, jangan terlalu banyak bercanda dengan bayi. Bantu aku duduk dan istirahat sebentar,” kata Nova sambil mengeluh.Chandra segera membantu Nova duduk di kursi yang ada

  • Jenderal Naga   Bab 1820

    Perjalanan Chandra ke Rivera berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apa pun. Sesampainya di Rivera, ia langsung menuju keluarga Kurniawan.Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Kurniawan berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar anggota keluarga Kurniawan telah menempuh jalan bela diri, dan keluarga tersebut telah mengalami restrukturisasi dan pembagian.keluarga Kurniawan terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian tinggal di pusat kota, mengelola bisnis duniawi, sementara yang lain tinggal di pinggiran kota, menikmati kehidupan sambil berlatih bela diri. Nova sendiri kembali ke bagian keluarga Kurniawan yang tinggal di pinggiran kota.Setelah mengantar Nova ke rumah keluarga Kurniawan, Chandra segera kembali ke desa kecil. Saat hendak berangkat, Nova berulang kali mengingatkan Chandra untuk tidak pergi ke mana-mana dan segera kembali ke Rivera setelah buah di kebun mereka matang.Chandra pun setuju dan mengangguk.Satu hari kemudian, Chandra berada di dekat desa kecil itu, mengemu

  • Jenderal Naga   Bab 1821

    “Tidak perlu,” jawab pria itu sambil melancarkan serangan lagi, kali ini dengan tendangan menyapu.Chandra segera bergerak menghindar, muncul sekitar dua puluh meter dari posisi sebelumnya. Dia pikir sudah berhasil menghindari tendangan tersebut. Namun, begitu dia berhenti, tendangan pria itu kembali menyapu ke arahnya. Wajah Chandra berubah sedikit, dan dia dengan cepat mengangkat lengannya untuk menahan.Begitu lengan Chandra bersentuhan dengan tendangan itu, dia merasakan kekuatan yang luar biasa menghantam tubuhnya. Untuk sesaat, dia tidak bisa menahan serangan tersebut dan tubuhnya terlempar beberapa meter jauhnya. Energi yang dahsyat menyelimuti seluruh tubuhnya, membuat darah di dalamnya bergejolak.Tenggorokannya terasa panas, dan darah mulai memenuhi mulutnya. Namun, Chandra menelan darah itu kembali dengan paksa, lalu menggunakan energi sejatinya untuk menenangkan darahnya yang mengamuk. Baru setelah itu tubuhnya kembali tenang.“Bagus,” kata pria berjubah biru sambil berdiri

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2100

    Chandra melontarkan kata-katanya dengan pasrah. Padahal semua ini baru permulaan, tapi sudah terasa sangat kejam. Dia tidak bisa membayangkan, apa lagi yang harus dihadapi manusia bumi ke depannya. Malam ini, semua berjalan dengan tenang.Keesokan harinya. Chandra berdiri di depan Istana Kekaisaran Negara Naga ketika hujan hitam masih turun dari langit dengan intensitas yang lebih ringan. Tanah sudah ditutupi dengan air berwarna hitam dan samar-samar terlihat kabut dari air itu yang membumbung dan berkumpul di langit. Sayangnya, kabut itu tidak hilang dengan cepat dan akhirnya membuat langit terlihat suram dan gelap. Chandra hanya berdiri di depan aula sambil melihat air hitam di tanah dan awan hitam di atas langit. Dia bisa merasakan getaran kabut hitam di dalam tubuhnya. Pori-pori di tubuhnya meregang dan dia mulai menyerap kabut hitam ke dalam tubuhnya tanpa terlihat. Hal ini membuat kekuatan fisiknya meningkat, sekalipun peningkatannya tidak terlalu cepat. Chandra sadar kalau h

  • Jenderal Naga   Bab 2099

    Chandra terus berada di Negara Naga sepanjang hari dengan raut wajah cemas ketika mendengar informasi dari seluruh dunia. Sampai akhirnya, hujan hitam kembali turun di sore hari. Keadaan seluruh jalanan tampak sepi, tidak ada satu pun orang yang berani keluar rumah setelah hujan hitam tadi malam. Untung saja, hujan hitam sore ini sifatnya tidak terlalu merusak seperti hujan hitam tadi malam. Di sebuah kota tertentu yang berada di Someria. Air di saluran bawah tanah sudah tampak menghitam. Ada banyak tikus yang mati di selokan dan bangkainya terapung di sana.Di sebuah sudut kota, seekor tikus raksasa muncul dengan panjang hampir setengah meter dan gigi bertaring. Ini adalah tikus yang bermutasi karena terkena hujan hitam. Virus yang tidak dikenal memasuki tubuh tikus dan membuat tubuhnya bermutasi menjadi sangat kuat. Tikus itu melompat dengan cepat dan muncul beberapa meter jauhnya masuk ke dalam selokan. Tubuhnya mengenai selokan dan langsung membuat retakan di dinding selokan. D

  • Jenderal Naga   Bab 2098

    Nova menggenggam Chandra dengan kencang. Dia ingin selalu bersama Chandra melewati berbagai rintangan dan masa-masa tersulit bagi umat manusia bumi. Dia juga yakin, semuanya pasti akan berlalu dan kembali baik seperti sedia kala. “Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Mereka berdua pergi tanpa membawa Weni dan meninggalkan putri kecil mereka bersama keluarga Kurniawan di Rivera. Karena menurut mereka, keadaan Someria saat ini masih terbilang cukup aman, jadi Weni tidak akan berada dalam bahaya untuk sementara waktu. Walaupun mereka enggan untuk meninggalkan Weni, sayangnya mereka tidak memiliki waktu untuk mengurus Weni. Keesokan harinya. Chandra dan Nova sudah tiba di Negara Naga. Aula utama Istana Kekaisaran Negara Naga.Chandra memunculkan Istana Abadi lalu memanggil Arya, Paul serta Maggie yang berada di dalamnya. Selain itu, Chandra juga memanggil Delappan Naga Langit, Alex Gondo, Sandra dan yang lainnya. Puluhan pejabat tinggi Negara Naga saat ini berkumpul di aula utama.

  • Jenderal Naga   Bab 2097

    Retakan yang muncul di langit terhubung dengan 3000 dunia yang tersegel. Para utusan hebat dari 3000 dunia lain muncul dari dalam retakan dan turun ke bumi. Raut wajah Chandra seketika berubah sangat serius setelah melihat peristiwa ini. Akhirnya, akhir dunia telah tiba. “Sayang.”Nova dan Chandra berdiri di halaman rumah. Dia langsung menggenggam tangan suaminya setelah melihat kemunculan sosok dari dalam retakan. Kemudian dia berkata dengan raut wajah khawatir, “Ada banyak prajurit utusan yang muncul di bumi. Hal ini pastinya bukanlah suatu pertanda baik bagi bumi.”Chandra menghela napas panjang lalu berkata, “Tidak ada cara lain dalam menghadapi semua ini. Kita hanya bisa maju selangkah demi selangkah.”Chandra sudah tahu sejak lama kalau hari ini akan tiba. Sebenarnya, dia sudah mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi hari ini. Namun, dia sadar kalau semua persiapannya hanyalah sia-sia belaka setelah hari akhir ini benar-benar tiba di depan matanya. “Bagaimana ini? Apa yang

  • Jenderal Naga   Bab 2096

    “Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berdiri hendak masuk ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba saja hujan turun dan air hujan menetes di wajahnya. Chandra mengulurkan tangannya dan melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Air hujan yang ada di telapak tangannya berwarna hitam. “Hujan hitam?”Chandra menatap langit gelap dengan ekspresi yang sangat serius. “Apa harinya sudah tiba?”Duar!Petir menyambar menembus awan. Srrr!Hujan turun dengan derasnya. Hujan ini berwarna hitam dan jatuh ke tanah sampai membuat sebagian tanah terkorosi disertai dengan kabut berwana hitam. “Ini?”Nova juga tidak kalah terkejutnya. Dia menyentuh wajahnya yang basah karena air hujan. Dia bisa melihat dengan jelas kalau air hujan yang turun berwarna hitam. Walaupun Nova adalah salah satu prajurit terkuat di bumi, dia masih bisa merasakan kalau air hujan hitam yang jatuh ke bumi bersifat korosi.“Sayang, apakah hujan hitam ini adalah malapetaka pertama yang akan muncul seperti yang kamu cerit

  • Jenderal Naga   Bab 2095

    Si penjaga muncul dan memberikan kabar buruk bagi Chandra. Bumi akan dilanda malapetaka yang pertama dan menyebabkan kematian sepertiga manusia bumi yang berjumlah miliaran. Chandra sangat sedih setelah mendengarnya. Dia juga tidak tahu, apa yang akan terjadi setelah bencana pertama terjadi. Akhirnya, dia pergi menuju kediaman keluarga Kurniawan dengan perasaan sedih. Dia mendengar suara tawa dan obrolan riang dari dalam rumah sebelum dia masuk. Keluarga itu sepertinya sedang makan siang bersama. Tidak lama kemudian, seseorang membukakannya pintu setelah Chandra menekan bel. Orang yang membukakan pintu adalah Leon Kurniawan. Dia sempat tertegun sejenak ketika melihat sosok Chandra lalu dia berkata dengan gugup, “Cha ... Chandra, kamu sudah kembali? Silakan masuk.”“Kakek, Chandra sudah pulang. Nova, Chandra pulang!” seru Leon dengan suara yang menggema di seluruh penjuru ruangan. Seluruh keluarga Kurniawan langsung berdiri. Kemudian seorang gadis kecil dengan pakaian yang cantik b

  • Jenderal Naga   Bab 2094

    Dia tidak tahu kalau orang-orang yang akan muncul kali ini adalah para prajurit utusan yang hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan Anak Dewa maupun Dusky. Dia juga tidak tahu kalau bencana besar pertama akan segera menghampiri bumi. Saat ini, Chandra sedang berada di dalam pesawat menuju Rivera. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di area militer Rivera. Dia bergegas turun dan keluar dari area militer untuk pergi menuju ke kediaman keluarga Kurniawan. Namun, sosok seorang perempuan tiba-tiba saja menghalangi langkah Chandra. Perempuan itu mengenakan gaun putih dengan rambut hitam panjang. Dia berdiri membelakangi Chandra. Kemudian perempuan itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang cantik dan lembut. Chandra cukup terkejut lalu berkata, “Kak Penjaga? Kenapa Kakak ada di sini?”Sosok perempuan itu adalah Si Penjaga Pustaka Agung yang sedang menatap Chandra dalam lalu berkata, “Aku ke sini karena ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”“Katakan saja, Kak,” balas Chandra dengan

  • Jenderal Naga   Bab 2093

    Niskala adalah dunia pertama yang disegel dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Seorang laki-laki tua sedang duduk di atas sebuah kursi kayu yang berada di depan sebuah rumah kayu di Niskala. Dia adalah manusia terkuat di Niskala dengan banyak gelar yang disematkan padanya yang juga merupakan guru dari Anak Dewa. Dia jugalah yang menciptakan jurus Pedang 4 Musim. Ada yang memanggilnya dengan sebutan Suhu 4 Musim, ada juga yang memanggilnya Orang Tua 4 Musim. Dia duduk di atas sebuah kursi kayu dan di depannya berdiri seorang pemuda berusia sekitar 25-26 tahun. Pemuda itu mengenakan jubah berwarna abu-abu dengan pedang di punggungnya.“Lampu jiwa Anak Dewa sudah padam. Itu artinya, dia sudah mati,” ujar Suhu 4 Musim.Kemudian dia kembali berkata dengan raut wajah marah, “Aku tidak tahu apa yang dilaluinya di bumi, tapi Anak Dewa adalah muridku yang paling kusayangi. Aku bisa merasakan akan muncul suatu keberuntungan di bumi, selain itu segel mereka juga akan segera terlepas.

  • Jenderal Naga   Bab 2092

    Basita bisa memiliki keempat segel itu karena dia adalah manusia paling tua yang ada di bumi saat ini dan makhluk dari dunia lain sama sekali tidak berpikir akan kemungkinan hal seperti itu. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk lalu mengambil keempat segel itu. “Apa rencanamu sekarang?” tanya Basita sambil menatap Chandra serius. Kemudian Chandra berkata, “Nova membawa Weni ke Rivera. Aku sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu bersama anakku selama beberapa tahun belakangan. Aku berencana untuk menghabiskan waktu bersama putriku di Rivera. Lagi pula, makhluk dunia lain juga tidak akan berani mengganggu manusia untuk sementara waktu.”“Beristirahatlah dulu. Kamu sudah terlalu sibuk selama bertahun-tahun,” balas Basita bijak. Pertemuannya dengan Basita kali ini, tidak sesuai dengan dugaannya. Pada awalnya, dia berencana untuk langsung menghancurkan para makhluk dari dunia lain yang berada di Kota Dusky setelah berdiskusi dengan Basita. Namun, Basita justru melarangnya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status