Share

Bab 1815

Author: Angin
"Hehe," Basita tersenyum tipis dan berkata, "Kamu tidak perlu terlalu banyak bertanya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membantuku mendapatkan stempel kerajaan dari Raja Januar."

Chandra tampak berpikir. Sekilas, dia tidak bisa memahami apa sebenarnya yang diinginkan Basita. Setelah beberapa saat, dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, “Pak Basita, mengapa Anda sengaja mengalah kepada Titan? Titan memang sudah mencapai Alam Sembilan, dan kekuatannya sangat hebat, tapi belum sampai pada tingkatan yang luar biasa. Saya sendiri merasa mampu menahan serangannya, apalagi Anda.”

“Kamu tidak perlu bertanya tentang itu,” Basita tidak menjawab pertanyaan Chandra.

"Kalau begitu, mengapa Anda membutuhkan stempel kerajaan dari Raja Januar? Mengapa Anda tidak mengambilnya sendiri? Jika Anda yang turun tangan, mungkin Raja Januar bukanlah tandingan Anda. Sementara saya bahkan belum mencapai Alam Sembilan, saya jelas bukan tandingan Raja Januar."

Basita menjawab, “Itu urusanmu. Saya sudah me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1816

    "Ya, tiga ratus tahun," Basita menghela napas panjang.Dulu, dia butuh tiga ratus tahun penuh untuk menciptakan metode menyerap energi spiritual alam. Dia menatap Chandra dengan penuh kekaguman dan berkata, "Kamu sangat luar biasa. Di zaman seperti sekarang, kamu adalah yang terbaik yang pernah kulihat. Aku awalnya berpikir kamu harus melalui banyak hal dan memahami segalanya sebelum bisa merasakan keberadaan energi spiritual alam. Tapi ternyata, kamu sudah bisa merasakannya sekarang. Aku bisa memberimu metode untuk menyerap energi spiritual alam ini."Mendengar itu, Chandra mengangkat tangan pelan dan berkata, "Tidak perlu.""Eh?" Basita terkejut.Ini adalah teknik yang diimpikan oleh semua orang, sebuah teknik yang dia ciptakan sendiri. Selama lebih dari dua ribu tahun, dia belum pernah mengajarkannya kepada siapa pun, karena tidak ada yang mampu mencapai tahap seperti Chandra. Kini, ketika dia dengan sukarela ingin mengajarkannya kepada Chandra, justru Chandra menolaknya.Chandra te

  • Jenderal Naga   Bab 1817

    Begitu kembali ke rumah, Chandra langsung tidak sabar berjalan menuju kebun obatnya. Namun, begitu memasuki kebun, dia melihat bahwa semua tanaman obat di sana telah layu. Hanya ada satu rumput kecil yang masih hidup dengan bunga merah terang, meski bunganya hampir layu, dan di tengah bunga itu terlihat mulai muncul buah."Apa yang terjadi?" Chandra berkata penuh kebingungan, melihat semua tanaman obatnya layu. “Aku baru pergi beberapa hari, bagaimana bisa tanaman yang kutanam bertahun-tahun ini semuanya layu? Apakah energi di tanah semuanya terserap oleh rumput kecil ini, sehingga tanaman lainnya tidak mendapatkan energi dan akhirnya mati?”Chandra merasa hal itu mungkin benar. Dia menatap rumput kecil itu yang masih tampak penuh kehidupan. Saat ini, dia tergoda untuk menyerap energi spiritual alam yang terkandung dalam rumput itu. Namun, melihat bunganya yang hampir menghasilkan buah, dia memutuskan untuk menunggu. Dia mulai menantikan saat buah itu matang, yang menurutnya pasti aka

  • Jenderal Naga   Bab 1818

    Beberapa hari sebelumnya, aroma harum di halaman rumah masih sangat lembut, bahkan jika tidak dihirup dengan teliti, tidak akan tercium. Namun kini, aroma tersebut tercium semakin pekat.Kadir menatap Chandra dengan penuh rasa ingin tahu. Chandra tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, aku menemukan sebuah rumput kecil di gunung. Aku menyadari adanya energi spiritual alam di dalam rumput itu, jadi aku membawanya pulang dan menanamnya di kebun obat. Sekarang, semua tanaman obatku layu kecuali rumput kecil ini. Rumput itu telah berbunga dan berbuah, dan aroma ini berasal dari buahnya.""Benarkah?" Kadir tampak sangat bersemangat dan berkata, "Bawa aku melihatnya.""Silakan ikuti aku," jawab Chandra.Chandra lalu membawa Kadir ke kebun obat di belakang rumah. Di sana, semua tanaman obat lain telah mati dan layu, hanya menyisakan satu rumput kecil yang masih penuh kehidupan. Rumput kecil itu memiliki sebuah buah kecil berwarna merah yang terlihat cerah dan menarik. Saa

  • Jenderal Naga   Bab 1819

    Chandra berbalik dan kembali ke halaman. Saat tiba, Nova keluar dari kamar dengan wajah yang menunjukkan sedikit rasa tidak nyaman.“Suamiku, perutku agak nggak nyaman,” kata Nova dengan raut wajah sedikit kesakitan.“Kenapa? Apa sudah waktunya melahirkan?” Chandra bertanya dengan nada penuh kegembiraan.Nova melotot dan berkata, “Mana mungkin secepat itu, masih ada satu setengah bulan lagi hingga perkiraan lahir. Ini hanya anak kita yang sedang berulah, berguling-guling di dalam perutku, membuatku merasa tidak nyaman.”Chandra dengan lembut menekan perut Nova dan sambil tertawa berkata, “Dasar anak nakal, tenanglah sedikit, jangan ganggu ibumu.”Namun, saat Chandra menyentuh perut Nova, sang bayi justru semakin aktif. Perut Nova tampak menggembung seolah ada tinju yang memukul bagian dalam, bergerak ke sana kemari.“Cukup, jangan terlalu banyak bercanda dengan bayi. Bantu aku duduk dan istirahat sebentar,” kata Nova sambil mengeluh.Chandra segera membantu Nova duduk di kursi yang ada

  • Jenderal Naga   Bab 1820

    Perjalanan Chandra ke Rivera berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apa pun. Sesampainya di Rivera, ia langsung menuju keluarga Kurniawan.Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Kurniawan berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar anggota keluarga Kurniawan telah menempuh jalan bela diri, dan keluarga tersebut telah mengalami restrukturisasi dan pembagian.keluarga Kurniawan terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian tinggal di pusat kota, mengelola bisnis duniawi, sementara yang lain tinggal di pinggiran kota, menikmati kehidupan sambil berlatih bela diri. Nova sendiri kembali ke bagian keluarga Kurniawan yang tinggal di pinggiran kota.Setelah mengantar Nova ke rumah keluarga Kurniawan, Chandra segera kembali ke desa kecil. Saat hendak berangkat, Nova berulang kali mengingatkan Chandra untuk tidak pergi ke mana-mana dan segera kembali ke Rivera setelah buah di kebun mereka matang.Chandra pun setuju dan mengangguk.Satu hari kemudian, Chandra berada di dekat desa kecil itu, mengemu

  • Jenderal Naga   Bab 1821

    “Tidak perlu,” jawab pria itu sambil melancarkan serangan lagi, kali ini dengan tendangan menyapu.Chandra segera bergerak menghindar, muncul sekitar dua puluh meter dari posisi sebelumnya. Dia pikir sudah berhasil menghindari tendangan tersebut. Namun, begitu dia berhenti, tendangan pria itu kembali menyapu ke arahnya. Wajah Chandra berubah sedikit, dan dia dengan cepat mengangkat lengannya untuk menahan.Begitu lengan Chandra bersentuhan dengan tendangan itu, dia merasakan kekuatan yang luar biasa menghantam tubuhnya. Untuk sesaat, dia tidak bisa menahan serangan tersebut dan tubuhnya terlempar beberapa meter jauhnya. Energi yang dahsyat menyelimuti seluruh tubuhnya, membuat darah di dalamnya bergejolak.Tenggorokannya terasa panas, dan darah mulai memenuhi mulutnya. Namun, Chandra menelan darah itu kembali dengan paksa, lalu menggunakan energi sejatinya untuk menenangkan darahnya yang mengamuk. Baru setelah itu tubuhnya kembali tenang.“Bagus,” kata pria berjubah biru sambil berdiri

  • Jenderal Naga   Bab 1822

    Chandra awalnya tidak ingin bertarung dengan orang luar, tapi pria berjubah biru itu terus memaksanya. Chandra segera mengaktifkan energi sejatinya, bersiap menghadapi serangan pria itu.Selama bertahun-tahun, Chandra telah mempelajari berbagai teknik bela diri. Baik itu jurus pukulan, tinju, tendangan, maupun gerakan tubuh lainnya. Semuanya telah dia pelajari. Hanya saja, selama ini dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk bertarung dalam situasi nyata. Kini, akhirnya kesempatan itu datang.Lokasi pertempuran ini sudah mendekati desa kecil tempat Chandra tinggal. Akan tetapi, di daerah ini tidak ada orang yang tinggal dalam radius seratus kilometer. Di atas tanah yang tandus, kedua sosok itu bergerak dengan cepat, menciptakan pusaran angin dari setiap pukulan dan tendangan yang mereka luncurkan.BOOM! Kembali terjadi benturan keras antara keduanya. pria berjubah biru itu terlempar jauh. Tangannya terasa mati rasa akibat benturan tersebut, bahkan untuk mengangkat tangan saja dia me

  • Jenderal Naga   Bab 1823

    Pria berjubah biru itu mundur selangkah demi selangkah hingga akhirnya berhenti di bawah sebuah pohon besar, bersandar padanya sambil terus mengawasi Chandra dengan penuh waspada.Chandra menatapnya dengan tajam dan bertanya, "Aku beri kamu satu kesempatan. Siapa kamu sebenarnya?"Pria berjubah biru itu menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya meskipun jelas terlihat ketakutannya. Sambil menatap Chandra yang masih tampak tenang, dia berkata, "Chandra, kamu tidak akan berani membunuhku."“Kamu mau coba?” Chandra menjawab dengan dingin, penuh dengan niat membunuh yang semakin nyata.Merasa bahwa Chandra tidak main-main, pria itu akhirnya menyerah. "Namaku Landra, aku dari Suku Mistik.""Suku Mistik?" Chandra terkejut.Sebelumnya, dia pernah mendengar dari Kadir bahwa Suku Mistik baru muncul beberapa hari yang lalu. Meski baru saja dikenal, murid-murid Suku Mistik sudah menantang banyak petarung bela diri kuno di Someria, dan banyak sekte telah dikalahkan oleh mereka. Awalny

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status