Keluarga Nantaboga sangat membenci Chandra.Ilmu bela diri dari kepala keluarganya keluarga Nantaboga terkuras habis karena Chandra, dan dia hanya bisa terbaring di tempat tidur sekarang.Karena Chandra, leluhur terkuat dalam keluarga mereka meninggal.Mereka semua tahu Chandra diserang diam-diam dan terluka parah.Kalaupun Chandra tidak mati, tapi pasti sudah lumpuh.Namun, hal itu juga tidak bisa menghilangkan kebencian mereka pada Chandra.Ketika melihat Nova, amarah orang-orang dari keluarga Nantaboga muncul lagi.Pada saat itu juga, tujuh atau delapan anggota keluarga Nantaboga menghunus pedang mereka dan segera mengepung Nova.“Nova, kalaupun Raja datang hari ini, dia juga nggak akan bisa menyelamatkanmu. Aku jamin,” ujar seorang junior dari keluarga Nantaboga, mengertakkan giginya.Melihat keluarga Nantaboga, bayangan Chandra yang terluka parah karena diserang diam-diam langsung muncul di benak Nova. Amarah tiba-tiba muncul di hatinya. Semakin marah dia, semakin mendidih darah
Bangunan di sekitar terus dihancurkan.Orang-orang dari Keluarga Nantaboga bagaikan burung yang ketakutan, terus melarikan diri.“Mati. Bunuh mereka. Bunuh mereka secepatnya. Mereka semua pantas mati.” Seperti ada suara yang terus-menerus muncul di benak Nova.Suara itu terus memengaruhi Nova.“Nggak, nggak bisa.” Logika memberitahunya bahwa dia tidak boleh menyerang lagi.Pada saat ini, dia merasa pusing, seolah-olah ada banyak iblis jahat mengaum di telinganya. Telinganya berdengung.Dia duduk bersila di tanah.Dia mengaktifkan jurus yang diajarkan Robi padanya, yaitu jurus yang ditinggalkan Raja Kejahatan di gua es, sambil diam-diam melafalkan mantra.Pikiran yang kacau perlahan menjadi tenang.Dia tidak tahu sudah berapa lama dia duduk di sana.Ketika dia sudah benar-benar tenang, dia membuka matanya dan melihat sekeliling.Ada mayat di tanah. Darah menodai tanah menjadi merah.Rumah keluarga Nantaboga juga tampaknya sudah akan runtuh.Ada seorang lelaki tua berdiri sepuluh meter j
Satu-satunya perbedaan antara penampilan Chandra saat ini dengan penampilan orang yang sudah mati adalah, Chandra masih bernapas.Kalau napas Chandra berhenti, maka dia akan mati.Hatinya sakit melihat Chandra seperti ini.Di tanah di sampingnya, ada seorang lelaki tua yang sedang duduk bersila.Lelaki tua itu memiliki rambut panjang, yang hampir seluruhnya berwarna putih dan hanya sedikit rambut hitam.Lelaki itu kelihatan sudah tua dan sangat lemah.Sonia mengalihkan pandangannya, melirik lelaki itu, dan mengerutkan kening. Seingatnya, tidak ada orang seperti ini di keluarga Atmaja. Siapa dia?“Berikutnya.”Saat itu juga, orang yang sedang mengobati Chandra berhenti.Orang lain segera mengambil alih dan melanjutkan penyembuhan Chandra dengan menggunakan energi sejati.Sementara pria yang sebelumnya mengeluarkan sebuah pil obat dan memakannya, lalu mulai memulihkan energi sejatinya.“Ciiit!” Pintu kayu terbuka.Yang datang adalah Ronald yang bergegas kembali ke Diwangsa. Ronald masuk,
“Di mana dia?” Ekspresi Ronald berubah.Saat dia pergi, Rully sudah tergeletak ke tanah.Selain itu, dia juga menyerang Rully dengan sangat keras, langsung menyerang dada lelaki itu. Rully sedang lengah dan tidak siap menghadapinya. Dia menyerang diam-diam, jadi Rully tidak mungkin bisa bertahan.Sekarang, tubuh Rully hilang.Sonia tampak bingung dan bertanya, “Kakek, ada apa? Siapa?”Dia melihat darah di tanah, tapi dia tidak tahu apa yang terjadi.Ronald tampak serius. Dia membawa Sonia ke sini karena ingin Sonia membuang jenazah Rully diam-diam, karena lukanya terlalu parah dan dia sudah tidak ada tenaga lagi untuk membuang jenazah tersebut.Sekarang, Rully telah melarikan diri. Kalau lelaki itu dibiarkan hidup, konsekuensinya akan serius.Setelah Rully pulih dan mendapatkan kembali kekuatannya, hidupnya akan tamat.Dia harus pergi. Dia harus pergi.Dia tidak menjawab Sonia, berbalik badan dan pergi.Dia berjalan terlalu tergesa-gesa, sehingga membuat luka di tubuhnya semakin parah.
Robi berjalan bersama Nova.Wajah Sonia berubah pucat, seperti sedang sakit parah.Kedua orang itu berjalan tidak terlalu cepat, tetapi juga tidak lambat.Tak lama kemudian, mereka sampai di depan pintu gerbang rumah keluarga Atmaja.Sonia sedikit gugup, tapi dia tetap berjalan ke depan dengan senyuman di wajahnya dan memanggil, “Kakek Robi, Nova.”Robi melirik Sonia. Begitu dilirik begitu, hatinya berdegup kencang.Dia berpura-pura cuek dan bertanya sambil tersenyum, “Kakek Robi, Nova, kenapa kalian kembali ke Diwangsa? Dan Nova, apa yang terjadi sebelumnya? Kenapa auramu terlihat begitu menakutkan?”“Aku ….” Nova menunduk dan mulai berkata, tetapi tidak ada kata-kata lain yang keluar.Robi juga tidak mempermasalahkan perihal Sonia yang menipunya sebelumnya. Dia bertanya dengan tenang, “Apa Chandra ada di rumah keluarga Atmaja sekarang?”“Iya, dia ada di sini.” Sonia mengangguk dan berkata, “Kak Chandra sedang diobati di halaman belakang rumah keluarga Atmaja.”Robi mengangkat kepalan
Kadir juga kaget. Dia mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya yang ketakutan, dan tubuhnya juga terlempar ke belakang karena guncangan tersebut.“Gawat.” Robi terkejut dan segera mengambil tindakan. Dia mengaktifkan energi sejatinya untuk secara paksa menekan gejolak energi dari darah di tubuh Nova.Nova pun akhirnya tenang. Dia tampak malu saat melihat kerusakan yang ditimbulkan.“Kakek, ini ....”Robi melambaikan tangannya dan berkata, “Bukan masalah besar.”Nova bertanya, “Apa … apa Chandra masih bisa diselamatkan?”Ekspresi Robi berubah serius.Sonia sudah bangkit dari lantai dan berjalan menghampiri mereka lagi. Dia memandang Nova dengan ekspresi kaget.Mata Kadir juga tertuju pada Nova.Robi berpikir sejenak dan berkata, “Lukanya terlalu serius. Dia hampir saja kehilangan nyawanya. Aku juga nggak yakin bisa diselamatkan atau nggak. Dicoba dulu saja.”Robi tidak yakin bisa menyelamatkan Chandra kali ini.Dia memandang Chandra, mengangkat tangannya dan mengeluarkan energi seja
“Kakek Rully?” Sonia tercengang.Tebakannya adalah, Rully telah diserang dengan kejam oleh Ronald.Dia tidak tahu di mana pria itu sekarang.Namun, ini hanya tebakannya. Dia tidak melihatnya dengan matanya sendiri, jadi dia tidak berani sembarangan bicara.“Aku … aku nggak tahu. Aku belum melihat Kakek Rully sejak kembali.”Robi tidak banyak bertanya lagi.Dia pun berbalik badan lagi.Rumah kayu itu sudah hancur berkeping-keping karena guncangan aura Nova.Robi menghampiri Nova dan berkata, “Nova, bawa Chandra kembali ke Rivera untuk penyembuhan.”“Ah?” Nova tertegun dan bertanya, “Kakek, sekarang? Chandra belum siuman. Apa boleh bepergian seperti itu?”“Uhuk.” Pada saat itu, Chandra yang sedang berbaring di tempat tidur terbatuk-batuk pelan.Dia membuka matanya sedikit dan yang pertama kali dia lihat ada sebuah wajah yang cantik.“Nova ....” Dia berkata lemah.Saat melihat Chandra siuman, Nova sangat gembira hingga hampir menitikkan air matanya“Sayang, kamu sudah bangun. Bagus, bagus
Kekuatan Robi berada di Tingkat Kedelapan. Meskipun dia sudah menghabiskan banyak energi sejatinya untuk menyembuhkan Chandra, energinya tetap kuat dan dia dapat melakukan 81 tusukan jarum sekaligus.Tak lama kemudian, tubuh Chandra dipenuhi jarum.Energi sejati yang kuat terus-menerus diisi ke dalam jarum-jarum itu, sehingga dengan cepat memperbaiki tubuh Chandra dan menstabilkan luka di tubuhnya.Beberapa menit berlalu.Chandra berkata, “Sudah cukup.”Robi mulai melepaskan jarum-jarum itu.Chandra menyimpan Jarum 81 Langit itu lagi dan bangkit dari tempat tidur, lalu meregangkan ototnya.“Jauh lebih nyaman.”Robi dan Kadir sama-sama terlihat kaget.Mereka tahu separah apa luka Chandra. Hanya diakupuntur, langsung sembuh?Robi memandang Chandra yang sedang menggerakkan dan meregangkan ototnya, lalu bertanya, “Bagaimana perasaanmu?”Chandra tersenyum dan berkata, “Masih sangat lemah, tapi untuk saat ini nggak masalah. Aku bisa beristirahat selama beberapa waktu, lalu aku akan pulih.”“
Chandra tidak tahu, seberapa kuat Sasa. Namun, perempuan itu sudah berhasil menggerakkan Tugu Langit Tanpa Batas. Walaupun Sasa terluka dibuatnya, dia tetap saja berhasil menggerakkan tugu. Chandra dengan cepat menghampiri Sasa dan membantunya berdiri seraya bertanya, “Kak Sasa, kamu baik-baik saja, kan?”Sasa terdiam sejenak lalu menyeka darah di mulutnya dan berkata, “Aku baik-baik saja. Itu hanya bentuk serangan balik dari Tugu Langit Tanpa Batas. Tugu itu sangat kuat dan layak menjadi sebuah harta karun tertinggi yang tidak dapat diambil oleh siapa pun, termasuk Kaisar Agung.”“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Chandra bingung. Sasa kembali tenggelam dalam pikirannya lalu berkata, “Aku tidak bisa menggerakkan tugu itu karena ada prasasti jalan di dalamnya. Selain itu, ada beberapa Kaisar Agung yang mengukirkan nama mereka di sana. Walaupun hanya beberapa nama, tapi mereka adalah nama-nama dari Kaisar Agung yang mengandung kekuatan yang sangat mengerikan.
Chandra bertanya, “Lalu bagaimana aku bisa mengambilnya?”“Mana aku tahu. Aku juga baru datang lagi ke Kota Tanpa Batas ini,” jawab Sasa. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk ringan. Sekarang, dia mengetahui kalau tugu besar yang ada di depannya adalah harta karun tertinggi yang muncul saat dunia terbentuk. Dia pasti akan mendapatkan keberuntungan yang besar kalau sampai dia bisa membawa dan memiliki tugu itu. Keberuntungan ini bukan hanya sebagai titik awal penelusuran waktu, tapi juga memahami asal-usul terbentuknya langit dan bumi. Namun, bagaimana cara Chandra untuk bisa membawanya? Dia pun tenggelam dalam renungannya. Kemudian dia berjalan mendekati tugu berwarna hitam itu dan mulai berusaha untuk memindahkannya. Namun, dia sama sekali tidak berhasil menggerakkan tugu itu. Tugu Langit Tanpa Batas terlalu berat dan sepertinya benda ini juga terhubung dengan langit dan bumi, sampai dia tidak bisa menggerakkannya sama sekali. “Apa yang harus kulakukan agar benda ini bisa berge
“Tugu Langit Tanpa Batas?” tanya Chandra antusias. Informasi tentang zaman dia berada sekarang tertulis di Tugu Langit Tanpa Baras yang artinya sekarang dia tidak lagi berada di zamannya. Dia sudah melakukan perjalanan melintasi waktu dan kembali ke masa lalu. Chandra melihat ke sekelilingnya. Di sekitarnya, terdapat banyak sekali prajurit. Beberapa di antaranya sudah berhasil menyelesaikan tantangan dan masuk ke dalam Kota Tanpa Batas yang merupakan titik awal dalam Negeri Penelusuran. Chandra memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota, sampai dia melihat sebuah tugu yang berwarna hitam dengan tinggi ratusan meter dan lebar 30 meter. Di tugu itu, terukir banyak tulisan rahasia. Selain itu, ada ratusan ribu prajurit yang berkumpul di bawah tugu. “Apa arti tulisan itu?”“Tugu Langit Tanpa Batas memang sangat ajaib.”*** Banyak prajurit yang tidak mengerti tentang tugu ini saling berdiskusi satu sama lain. Tidak lama kemudian, Chandra ikut berkumpul di bawah tugu. Dia melihat T
Kedua orang ini sudah bertarung dengan sangat sengit yang telah membuat mereka terluka sekaligus menghabiskan banyak tenaga dan kekuatan mereka. Namun, mereka masih terhitung cukup kuat bagi Chandra. “Kurang ajar, aku salah perhitungan. Aku terlalu cepat muncul, seharusnya aku muncul ketika mereka sudah kehabisan tenaga untuk bertarung,” ujar Chandra sambil menepuk dahinya dan menyesali kemunculannya yang terlalu cepat. Kesatria Hitam dan laki-laki berjubah hitam menatap Chandra ngeri. Terlebih lagi, si laki-laki berjubah hitam yang sampai berkeringat dingin di punggungnya. Di sisi lain, Chandra sedang merenung sejenak. Sejauh ini, Chandra tidak memiliki masalah apa pun dengan si laki-laki berjubah hitam. Laki-laki itu pasti tidak akan menyerang Chandra kalau Chandra tidak menyerangnya. Namun, hal itu berbeda dengan Kesatria Hitam. Karena ada masalah yang cukup besar di antara mereka berdua. Oleh karena itu, Chandra memutuskan untuk menghadapi Kesatria Hitam terlebih dahulu. “Kesat
Ada orang yang kembali muncul setelah Kesatria Hitam membunuh Chandra. Padahal dia saja belum sempat untuk mengatur napasnya. Orang itu juga terlihat sangat kuat dengan aura yang berhasil mengalahkannya.Kesatria Hitam sempat dipukul mundur dalam keadaan terkejut dan pertempuran sengit kembali terjadi di area ini. Di sisi lain, di reruntuhan. Chandra masih terbaring dalam keadaan sekarat. Kekuatannya memang sudah meningkat pesat. Ditambah lagi, dengan jurus Langkah Melawan Langit yang membuat kekuatannya semakin besar. Namun sayangnya, jurus Langkah Melawan Langit yang dimilikinya hanya mampu melawan seseorang yang berada di tingkat keenam Alam Kesucian. Walaupun Kesatria Hitam saat ini berada di tingkat keenam Alam Kesucian, kekuatannya sudah berada di puncak tingkat keenam dan hanya selangkah lagi untuk masuk ke tingkat ketujuh Alam Kesucian. Oleh karena itu, ada kesenjangan kekuatan yang sangat besar di antara mereka. Sekarang, Chandra terluka, tapi belum mati. Bagaimanapun juga
Kesatria Hitam terlal kuat. Kekuatan penghancurnya terlalu mengerikan. Chandra tahu tanpa menggunakan Jurus Langkah Melawan langit, dia tidak akan dapat membunuh Kesatria Hitam.Saat ini, lautan energi kecil di dalam tubuh Chandra menyemburkan energi sejati. Energi sejati itu mengalir ke seluruh tubuhnya dan mematahkan tulang belakangnya. Chandra mengambil satu langkah ke depan. Setiap kali melangkah, energi langit dan bumi berkumpul ke arahnya dengan cepat. Energi langit dan bumi masuk ke dalam tubuh Chandra dan membentuk tulang belakang.Saat Chandra melangkah maju, Kesatria Hitam pun merasakan adanya kekuatan penghancur yang dahsyat. Akan tetapi, energi itu tidak cukup untuk mengejutkannya. Dia mengangkat pedang hitamnya dan menebas dengan ganas.Kibasan pedang hitam Kesatria Hitam mendatangkan badai. Chandra langsung mengambil beberapa langkah dalam sekejap. Tulang belakang yang terbentuk kembali langsung menghancurkan badai energi pedang.Jurus Langkah Melawan Langit adalah jurus
Chandra menoleh ke arah datangnya suara. Di kejauhan, seorang pria terbang dengan cepat dan muncul di depan Chandra dalam hitungan detik.Setelah sampai di depannya, Chandra bisa melihat dengan jelas rupa pria itu. Pria itu masih muda, hanya sekitar 25 atau 26 tahun. Dia mengenakan baju besi hitam dan membawa pedang panjang di pinggangnya. Dia muncul beberapa meter jauhnya dari Chandra, dengan wajah muram dan tatapan membunuh di matanya.“Siapa kamu?” Tanya Chandra bingung.Chandra tidak kenal dengan orang itu. Bagaimana bisa dia mengatakan kalau dunia ini begitu sempit? Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya?“Perkenalkan.” Pria berbaju besi hitam itu bicara dengan suara berat, “Namaku Kesatria Hitam, dari Alam Niskala.”Begitu mendengar nama “Alam Niskala”, Chandra mendapat firasat buruk. Karena dia telah membunuh banyak makhluk di Alam Niskala dan memiliki dendam dengan banyak orang di Alam Niskala.Chandra tertegun sejenak, lalu dia menangkupkan kedua tangannya dan berkata, “Halo,
Sasa tampak khawatir. “Bagaimana, ya? Begini saja. Aturan Langit adalah sesuatu yang mengendalikan semua tatanan. Itu adalah eksistensi yang melampaui segalanya. Kelahiran, penuaan, penyakit, dan kematian semua makhluk hidup ada di bawah kendali Aturan Langit.”Chandra tetap tidak mengerti.“Sekarang kamu nggak perlu pahami soal ini dulu. Aku hanya bisa bilang ke kamu, semua latihan dan usahamu adalah untuk semakin dekat dengan Aturan Langit. Semakin kuat dirimu, semakin dekat dirimu dengan Aturan Langit. Kamu akan semakin nggak bisa dikendalikan oleh Aturan Langit.”“Hmm.” Sasa menganggukkan kepala dan berkata, “Saat kekuatan seseorang mendekati Aturan Langit, dia bisa melihat rahasia langit melalui Aturan Langit dan memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia bahkan bisa melawan tekanan Aturan Langit dan membalikkan situasi serta mengubah beberapa hal.”Penjelasan mereka terlalu mendalam. Chandra juga tidak mengerti. Dia pun bertanya, “Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?
Setelah memasuki Gerbang Waktu dan Ruang, Chandra datang ke Negeri Penelusuran. Dia juga mendapatkan pemahaman awal tentang Negeri Penelusuran. Negeri Penelusuran adalah tempat untuk menelusuri kembali ke awal waktu, saat langit dan bumi pertama kali diciptakan, untuk melihat misteri utama langit dan bumi. Selain itu, Chandra tidak mengerti.Chandra melihat sekelilingnya. Sejauh yang dapat dilihatnya, tidak ada seorang pun di area itu selain dirinya. Chandra turun dari langit dan mendarat di pegunungan.cincin di jarinya berubah menjadi cahaya keemasan dan jatuh ke tanah. Kemudian, cahaya itu berubah menjadi Istana Abadi Ceptra yang sangt kecil. Chandra masuk ke dalam istana itu.Setelah itu, Istana Abadi Ceptra terus menyusut hingga akhirnya tenggelam ke dalam tanah. Sekalipun ada yang lewat di sini, mereka tidak akan menemukan keberadaan istana itu.Di dalam istana, kediaman Penguasa Kota, di halaman belakang.Ada tiga orang berkumpul di situ. Chandra, Noa dan Sasa. Chandra memberitah