Kadir juga kaget. Dia mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya yang ketakutan, dan tubuhnya juga terlempar ke belakang karena guncangan tersebut.“Gawat.” Robi terkejut dan segera mengambil tindakan. Dia mengaktifkan energi sejatinya untuk secara paksa menekan gejolak energi dari darah di tubuh Nova.Nova pun akhirnya tenang. Dia tampak malu saat melihat kerusakan yang ditimbulkan.“Kakek, ini ....”Robi melambaikan tangannya dan berkata, “Bukan masalah besar.”Nova bertanya, “Apa … apa Chandra masih bisa diselamatkan?”Ekspresi Robi berubah serius.Sonia sudah bangkit dari lantai dan berjalan menghampiri mereka lagi. Dia memandang Nova dengan ekspresi kaget.Mata Kadir juga tertuju pada Nova.Robi berpikir sejenak dan berkata, “Lukanya terlalu serius. Dia hampir saja kehilangan nyawanya. Aku juga nggak yakin bisa diselamatkan atau nggak. Dicoba dulu saja.”Robi tidak yakin bisa menyelamatkan Chandra kali ini.Dia memandang Chandra, mengangkat tangannya dan mengeluarkan energi seja
“Kakek Rully?” Sonia tercengang.Tebakannya adalah, Rully telah diserang dengan kejam oleh Ronald.Dia tidak tahu di mana pria itu sekarang.Namun, ini hanya tebakannya. Dia tidak melihatnya dengan matanya sendiri, jadi dia tidak berani sembarangan bicara.“Aku … aku nggak tahu. Aku belum melihat Kakek Rully sejak kembali.”Robi tidak banyak bertanya lagi.Dia pun berbalik badan lagi.Rumah kayu itu sudah hancur berkeping-keping karena guncangan aura Nova.Robi menghampiri Nova dan berkata, “Nova, bawa Chandra kembali ke Rivera untuk penyembuhan.”“Ah?” Nova tertegun dan bertanya, “Kakek, sekarang? Chandra belum siuman. Apa boleh bepergian seperti itu?”“Uhuk.” Pada saat itu, Chandra yang sedang berbaring di tempat tidur terbatuk-batuk pelan.Dia membuka matanya sedikit dan yang pertama kali dia lihat ada sebuah wajah yang cantik.“Nova ....” Dia berkata lemah.Saat melihat Chandra siuman, Nova sangat gembira hingga hampir menitikkan air matanya“Sayang, kamu sudah bangun. Bagus, bagus
Kekuatan Robi berada di Tingkat Kedelapan. Meskipun dia sudah menghabiskan banyak energi sejatinya untuk menyembuhkan Chandra, energinya tetap kuat dan dia dapat melakukan 81 tusukan jarum sekaligus.Tak lama kemudian, tubuh Chandra dipenuhi jarum.Energi sejati yang kuat terus-menerus diisi ke dalam jarum-jarum itu, sehingga dengan cepat memperbaiki tubuh Chandra dan menstabilkan luka di tubuhnya.Beberapa menit berlalu.Chandra berkata, “Sudah cukup.”Robi mulai melepaskan jarum-jarum itu.Chandra menyimpan Jarum 81 Langit itu lagi dan bangkit dari tempat tidur, lalu meregangkan ototnya.“Jauh lebih nyaman.”Robi dan Kadir sama-sama terlihat kaget.Mereka tahu separah apa luka Chandra. Hanya diakupuntur, langsung sembuh?Robi memandang Chandra yang sedang menggerakkan dan meregangkan ototnya, lalu bertanya, “Bagaimana perasaanmu?”Chandra tersenyum dan berkata, “Masih sangat lemah, tapi untuk saat ini nggak masalah. Aku bisa beristirahat selama beberapa waktu, lalu aku akan pulih.”“
Sonia tenggelam dalam pikirannya.Setelah dipikir-pikir, dia merasa dia perlu memberitahu Chandra tentang hal ini.Lagi pula, Rully ada kemungkinan mendapat serangan diam-diam. Ronald kabur, sementara Robi sama sekali tidak akan peduli dengan urusan keluarga Atmaja.Kini, di keluarga Atmaja, satu-satunya orang kuat yang mampu mengendalikan situasi adalah Chandra.“Kak Chandra.”“Iya?” Chandra berbalik badan, memandang Sonia, dan melihat wanita itu tampak ragu-ragu untuk berbicara. Dia bertanya, “Ada apa?”Sonia berkata, “Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu.”“Katakan saja.”Sonia berkata, “Kakek memanggilku ke ruang rahasia bawah tanah tadi. Ada genangan darah di lantai. Kemudian, Kakek tampak panik dan melarikan diri dengan tergesa-gesa. Aku curiga ....”Sonia menceritakan apa yang dilihatnya dan tebakannya.“Apa?”Wajah Chandra sedikit berubah. Dia bertanya, “Maksudmu Ronald menyerang Rully?”Sonia mengangguk. “Aku nggak sepenuhnya yakin, tapi cukup yakin.”Kadir juga ada di
Ronald telah memimpin keluarga selama bertahun-tahun.Tak ada yang pernah memikirkan, kalau Ronald tidak ada, siapa dari keluarga Atmaja yang akan mengambil keputusan.“Kenapa? Nggak ada yang bisa mengambil alih?” Chandra mengerutkan keningnya.“Aku bisa.” Sebuah suara terdengar dari luar.Segera setelah itu, seorang gadis cantik datang mendorong kursi roda. Yang duduk di kursi roda itu adalah seorang lelaki tua berjubah warna emas. Lelaki tua itu tampak sangat tua. Wajahnya keriput dan rambutnya panjang, tampak seperti lelaki purba.“Kakek Leluhur.” Banyak orang menyapanya dengan hormat.Sonia berbisik di samping, “Kak Chandra, beliau adalah Monang, putranya Rully. Ayah dari Robi dan Ronald.”Chandra tercengang.Dia sudah beberapa kali mengunjungi rumah keluarga Atmaja, tapi belum pernah melihat orang ini.Dia tidak tahu kalau ayah dari kakeknya masih hidup.Bagaimanapun juga, orang ini juga leluhurnya.Sonia berbisik lagi, “Kaki beliau diamputasi, jadi dia jarang berada di halaman be
Chandra melirik wanita yang mendorong kursi roda Moyang dan tidak terlalu memedulikannya.Dia sama sekali tidak tertarik untuk menjadi pemimpin di keluarga Atmaja.Jika Rully tidak pernah memberinya petunjuk dan sekarang membawanya kembali ke sini untuk disembuhkan, dia tidak akan peduli pada masalah keluarga Atmaja.Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menunggu dengan sabar.Menunggu anak dan cucu keluarga Atmaja mencari Rully.Mata Monang tertuju pada Chandra, dengan ekspresi serius di wajah tuanya.Tak lama kemudian, anak dan cucu Keluarga Atmaja kembali satu per satu.“Aku nggak menemukan Kakek Rully.”"Aku sudah mencari ke seluruh halaman belakang dan nggak menemukannya juga.""Aku sudah memeriksa semua kamera CCTV dan nggak menemukan apa pun."Mendengar semua itu, ekspresi di wajah Chandra menjadi semakin serius, dan semua orang mulai mempercayai perkataan Sonia.Kini, Ronald diyakini sudah menyerang Rully demi inti dalam Kura Sakti, dan setelah mengetahui Rully pergi dalam hidup-
Mereka kembali lagi dan menunggu kepulangan Robi dengan sabar di kediaman keluarga Atmaja. Lelaki itu pergi dengan cepat dan pulang dalam waktu yang singkat juga. Tidak sampai satu jam, Robi sudah kembali lagi.Sudah ada banyak orang yang berkumpul di ruang tamu. Ada para senior seperti Monang, Konrad dan juga beberapa junior lainnya. Mereka berkumpul untuk membahas siapa yang akan menjadi kepala keluarga untuk maju dan memimpin.Ketika Robi tiba, dia menjadi pusat perhatian semua orang ketika berjalan masuk. Lelaki itu juga mendapati sosok Monang yang tengah duduk di kursi roda dan begitu pun sebaliknya. Keduanya saling beradu tatap selama beberapa detik.Robi langsung melangkahkan kaki ke arah Chandra dan Nova. Ekspresinya terlihat serius dan berkata, “Chandra, Nova, hasil tesnya sudah keluar.”“Bagaimana hasilnya?” tanya Chandra.Robi menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kondisinya nggak begitu baik. Darah dari Kura Sakti sudah melebur menjadi satu dalam darahnya Nova. Oleh karena
Robi pergi setelah meninggalkan pesan pada Chandra dan Nova.“Apa yang sebenarnya terjadi saat 30 tahun yang lalu? Siapa Sabrina?” gumam Chandra dengan kening berkerut.Dia menoleh ke arah Monang yang duduk di kursi roda sambil bertanya, “Apa yang terjadi pada keluarga Atmaja ketika 30 tahun yang lalu?”Ekspresi Monang terlihat mengeras. Dia menatap pintu keluar dalam diam. Dia tidak menjawab dan Chandra juga tidak banyak bertanya. Akan tetapi, Chandra bisa menebak kalau kakeknya melakukan itu karena terpaksa.Chandra menoleh ke arah Nova dan berkata, “Nova, kita juga kembali ke Kota Rivera saja. Besok malam tahun baru, kita tetap harus pulang untuk merayakannya.”Nova mengangguk setuju.“Kak Chandra, kalian mau pergi? Nggak mau melewati tahun baru di kediaman keluarga Atmaja saja?” tanya Sonia dengan ekspresi tidak rela.“Nggak,” jawab Chandra sambil menggelengkan kepalanya.“30 tahun lalu, kakekku sudah diusir dari keluarga Atmaja. Aku juga sudah bagian dari keluarga Atmaja lagi,” la
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit