Chandra baru kemarin malam mengetahui hal ini. Hanya dalam waktu satu malam saja dia sudah mengetahuinya. Bukankah ini terlalu cepat?“Baik,” jawab Ruby.“Ayo.”Chandra berbalik dan melambaikan tangannya ke arah mobil militer yang ada di belakangnya. Sopir mendekat dan berhenti di depan lelaki itu. Kemudian mereka berdua naik ke mobil. Tidak butuh waktu lama untuk mereka mereka tiba di markas besar Pasukan Api Merah.Chandra duduk di kursi ruang kerjanya, sedangkan Ruby duduk di sampingnya. Malik sudah di sana dan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Dia tidak tidur sepanjang malam, dan berada di markas militer."Jenderal Langit, semuanya ada di sini. Bangkrutnya Nilo Technology melibatkan persaingan beberapa perusahaan teknologi raksasa. Nilo Technology memiliki teknologi terbaru yang menarik perhatian para keluarga kaya untuk mengakuisisinya dengan harga murah. Namun tawaran mereka ditolak, sehingga mereka menggunakan cara kotor untuk menguasainya."Chandra mengambil berkas dan mula
Setelah Nanda menerima perintah dari Chandra, dia pun bergegas pergi. Sedangkan Chandra memandang Ruby yang duduk di samping, lalu berjanji padanya, “Jangan khawatir, aku pasti akan selidiki masalah ini hingga jelas. Nggak peduli siapa pun yang terlibat, aku nggak akan ampuni orang itu dengan mudah.”Ruby berkata dengan wajah penuh rasa terima kasih, “Kak Chandra, Jenderal Langit, terima kasih banyak. Kalau bukan karena kamu, aku benar-benar nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Kalau bukan karena kamu, mungkin saja kemarin aku ....”Chandra mengibaskan tangannya dan memotong, “Kamu putri Kardi, putri dari seorang pahlawan. Urusanmu adalah urusanku juga. Selain itu, sejak awal aku sudah bilang, hubungi aku kalau kamu ada masalah.”“Aku tahu, kalau ada apa-apa aku akan hubungi kamu,” kata Ruby sambil tersenyum.“Hari ini ada rencana apa? Aku akan antar kamu.”Chandra juga tidak ada kegiatan di pangkalan militer. Dia berencana akan mengantar Ruby pulang dulu.Ruby berpikir sejenak, lalu
“Aku nggak pesan gas, kok.”Tok tok tok!“Cepat buka pintu.”Suara ketukan di luar menjadi semakin keras. Mereka bahkan sudah mulai mendobrak pintu. Pada saat ini, Laura baru menyadari ada yang tidak beres. Dia menduga orang-orang itu pasti datang untuk menagih utang. Laura yang masih memegang sapu seketika menjadi sangat gugup.“Bagaimana ini?”Tepat ketika Laura dilanda kepanikan, pintu rumahnya terbuka. Beberapa pria bertubuh kekar bergegas masuk ke dalam rumah.Salah satu dari mereka mengeluarkan selembar foto dan membandingkan wajah di dalam foto dengan wajah Laura. Kemudian, dia berkata, “Dia istri Erwin, cepat bawa dia pergi.”Beberapa pria lainnya segera berjalan ke arah Laura, lalu menarik Laura dengan paksa dan menyeretnya keluar dari rumah.“Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku, cepat lepaskan aku ....”Laura terus meronta, berusaha melepaskan diri dari orang-orang itu. Akan tetapi, bagaimana dia sanggup melawan pria-pria yang jauh lebih kuat darinya?Plak!Salah satu dari
Tentu saja Laura percaya kalau Jenderal Langit memiliki kemampuan untuk membantu mereka. Jenderal Langit adalah orang yang paling berkuasa di Someria.Hanya saja, Laura merasa bingung. Mengapa Jenderal Langit mau membantu orang biasa seperti dia?Chandra menatap orang-orang yang masih berlutut di depannya dan bertanya pada si bos dengan wajah muram, “Siapa namamu?”“Fe-Ferdy, Jenderal, saya seorang muncikari. Keluarga Tanoto buat pengumuman sedang mencari dua orang. Kebetulan teman-teman saya bertemu dengan mereka berdua di dekat sini. Jadi saya bawa mereka ke sini. Jenderal, saya nggak melakukan apa pun. Saya hanya tergiur dengan uang. Saya mohon ampuni kami, Jenderal.”Chandra memberi perintah dengan wajah tegas, “Kamu bawa mereka berdua ke rumah keluarga Tanoto. Setelah itu, kamu minta uang pada keluarga Tanoto.“Saya nggak berani, Jenderal. Saya benar-benar nggak berani lagi, tolong ampuni saya.”“Kalau aku suruh kamu pergi ya pergi saja, nggak usah banyak bacot.” Chandra langsung
Chandra berkata, “Keluarga Atmaja seharusnya punya jaringan intelijen di Kota Diwangsa. Kamu pasti menguasai jaringan intelijen keluarga Atmaja. Kirimkan informasi tentang keluarga Tanoto di Kota Diwangsa ke aku.”Sonia tercengang ketika mendengar hal itu, dia pun spontan bertanya, “Keluarga Tanoto? Untuk apa kamu minta informasi tentang keluarga Tanoto.”“Yang pasti berguna buat aku. Kirimkan padaku secepatnya.”“Baiklah, aku akan suruh orang selidiki dulu. Setelah itu baru kasih ke kamu.”Usai berkata, Sonia langsung menutup telepon. Sebagai keluarga seni bela diri kuno, keluarga Kaya yang sangat kaya tentu saja memiliki jaringan intelijen. Bahkan jaringan intelijen keluarga Atmaja sangat kuat. Keluarga Tanoto adalah sebuah keluarga di Kota Diwangsa. Sangat mudah bagi Sonia untuk mendapatkan informasi tentang keluarga tersebut.Sonia menelepon seseorang. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, informasi keluarga Tanoto sudah di kotak masuk emailnya. Sonia pun meneruskannya ke Chandra.
Malik langsung pergi. Dia tahu apa yang dia lakukan seperti sedang berjalan di ujung pisau. Jika terjadi kesalahan, maka konsekuensinya akan sangat mengerikan. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan lain.Selama 20 tahun terakhir, Malik tidak hanya bekerja sama dengan keluarga Tanoto. Dia juga bekerja sama dengan banyak keluarga. Jika Chandra menggali lebih dalam, sekalipun Malik tidak melakukan kesalahan kali ini, tetap saja dia akan tamat.Namun, Malik tahu hubungan orang-orang di Kota Diwangsa sangat rumit. Jika ada satu yang terlibat, maka semua akan ikut terlibat. Malik juga menduga kalau Chandra tidak akan berani bertindak gegabah. Jika Chandra berani menyentuh mereka, Chandra tidak akan mampu menghadapi akibatnya.Pada saat ini, Chandra sedang berada di markas pusat Pasukan Api Merah, sibuk membaca informasi keluarga Tanoto yang dikirim Sonia.Keluarga Tanoto juga merupakan keluarga super besar di Kota Diwangsa. Mereka telah berada di Kota Diwangsa selama ratusan tahun. Dalam wakt
Paul berjalan ke arah sofa, lalu melepas topi jenderalnya dan menaruhnya di atas meja. Chandra juga berjalan dari area kantor ke tempat istirahat. Dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyerahkannya ke Paul, lalu bertanya, “Bagaimana situasi spesifik di Gurun Selatan? Bagaimana dengan mata-mata yang aku suruh kamu selidiki itu?”Paul mengangguk dan berkata, “Hmm, penyelidikannya sudah hampir selesai. Sebelumnya Jenderal Paul pernah berhubungan dengan orang-orang Teuku. Tapi karena Teuku menangkap keluarganya dan mengancamnya, Jenderal Gili yang membocorkan semua keberadaan kita sebelumnya. Selain Jenderal Gili, ada juga beberapa perwira tinggi militer yang bermasalah ....”Paul menceritakan masalah di Gurun Selatan.“Hmm.” Chandra mengangguk dan berkata, “Sementara nggak urus masalah ini dulu. Setelah masalah di Kota Diwangsa selesai, baru kembali ke Gurun Selatan dan urus masalah ini.”“Jenderal Langit, kamu minta aku bawa pasukan ke sini kali ini, apakah karena sedang ada misi?”“Hmm.
“Aku mau uang.:Ruby memapah ibunya, sambil menatap Hendi dan berkata, “Beri aku 100 miliar, selain itu hapus semua utang sebelumnya. Kalau kamu setuju, aku akan berikan datanya padamu.”Ruby tidak tahu sebenarnya data apa yang telah diteliti oleh perusahaan ayah tirinya. Namun dia tahu, data itu pasti sangat berharga. Kalau tidak, keluarga Tanoto tidak akan menghabiskan banyak waktu dan upaya untuk itu. Bahkan keluarga Tanoto berani mengambil risiko menyinggung Jenderal Langit demi mendapatkan data itu.“Nggak masalah.”Hendi sama sekali tidak ragu-ragu. Di matanya, kedua orang itu sudah mati. Oleh karena itu, dia akan menyetujui semua permintaan mereka.“Carikan dokter dulu untuk obati luka aku dan mamaku,” pinta Ruby.Ada ketidakberdayaan dalam ekspresi wajah Ruby. Ekspresinya terlihat seperti dia benar-benar telah berkompromi. Yang paling penting, ekspresi itu telah berhasil menipu Hendi.Hendi benar-benar mengira di tangan Ruby ada informasi itu. Dia sungguh mengira Ruby takut dan
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni