Share

Bab 5

Tanpa sadar Jejaka pun segera mencium tubuhnya sendiri. Namun sama sekali tidak tercium bau bangkai pada tubuhnya. Ia hanya mencium bau kecut, karena hampir dua hari belum mandi. Menyadari ucapan orang tua berpakaian biru itu tidak benar, Jejaka pun lalu tersenyum.

"Maaf, Orang Tua! Apa tidak salah penciumanmu? Mana mungkin aku yang masih muda, berbau bangkai? Kalau kau mungkin pantas. Umurmu saja sudah berbau tanah? Sebab kau sudah tua peot lagi. Rasa-rasanya untuk membawa tubuh kurusmu saja kau tak sanggup. Jadi wajar saja kalau kaulah yang berbau bangkai, Orang Tua!" balas si pemuda tenang.

Orang tua berpakaian biru itu melotot garang. Tampak sekali kalau hatinya gusar mendengar ucapan pemuda di hadapannya.

"Jadi, kau tidak mempercayai ramalanku, Bocah?" desis si tua ini.

"Ah...! Bukan begitu. Mana berani sih aku tidak mempercayai ramalanmu. Cuma seperti yang kukatakan tadi, ramalanmu terbalik. Bukannya aku yang bau bangkai. Tapi kau, Orang Tua!" kata Jejaka seraya sunggingkan seny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status