Share

Bab 9

Author: putri utara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kukira jawabanku pun sama dengan Guru, Orang Tua. Sepanjang umur hidupku, rasanya belum pernah aku mendengar orang yang dilahirkan bersama naga," timpal Ningrum.

"Baiklah kalau kalian memang tidak tahu. Tapi, apakah barangkali kalian dapat membantuku pada siapa aku bertanya?"

"Keparat! Sudah kubilang tidak tahu, masih saja mengumbar bacot. Apa kau pikir aku takut mendengar nama besarmu, he?!" bentak Raja Pedang Kupu-kupu mengkelap bukan main.

"Terserah apa katamu. Yang jelas, aku tidak ingin bermusuhan denganmu," jawab Dewa Abadi enteng.

"Setan alas! Aku jadi ingin lihat apa kehebatanmu juga, sehebat bacotmu?!"

Si Raja Pedang Kupu-kupu langsung melompat menyerang dengan jurus-jurus ganas.

Dewa Abadi mengeluh dalam hati. Tentu saja ia tidak ingin membiarkan tubuhnya jadi sasaran empuk serangan-serangan Raja Pedang Kupu-kupu. Dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping, tiba-tiba tepukan tangannya telah bergerak amat cepat. Bahkan sama sek

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jejaka Emas   Bab 10

    DEWA ABADI terus berkelebat cepat tanpa tujuan pasti. Ke mana kakinya melangkah, ke situlah arah tujuannya. Sementara dalam pikirannya terus berkecamuk, bagaimana agar secepatnya dapat menemukan pemuda si anak yang terlahir bersama naga yang lahir bersama naga seperti kabar gaib yang diterimanya."Ah...! Kukira ucapan Raja Pedang Kupu-kupu tadi benar. Tak mungkin aku menemukan anak yang terlahir bersama naga. Hm...! Bagaimana ini? Rasanya mustahil. Tapi biar bagaimanapun, aku harus dapat menemukannya. Aku sudah jenuh hidup di dunia ini," desah Dewa Abadi dalam hati.Hampir semalaman tokoh sakti dari Hutan Situ Waras itu menempuh perjalanan yang tak jelas juntrungannya. Dan selama melakukan perjalanan, banyak sudah tokoh sakti dunia persilatan yang dimintai keterangan. Namun, tak ada satu pun yang dapat menunjukkan di mana anak manusia yang dimaksudkan."Sulit! Bagaimana mungkin aku dapat menemukan anak manusia yang kumaksudkan? Dari sekian banyak tokoh dunia per

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 11

    Namun sewaktu Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi tengah beristirahat setelah melakukan pencarian, tiba-tiba melihat sesosok bayangan putih tengah berkelebat cepat melintasi tempat mereka. Apalagi ketika menyadari ilmu meringankan tubuh bayangan putih yang semula dikira Jejaka tampak demikian hebat. Maka kedua tokoh hitam itu berkesimpulan kalau bayangan yang tengah diikuti itu adalah orang yang tengah dicari. Namun sayangnya di saat tengah melakukan pengejaran terhadap bayangan putih yang sebenarnya Dewa Abadi, mendadak mereka kehilangan jejak. Melihat buruannya lenyap bak ditelan bumi, maka kedua orang itu pun memutuskan untuk beristirahat kembali."Ya ya ya...! Harus kita akui kalau pemuda yang bergelar Jejaka Emas itu hebat. Tapi, aku sedikit pun tidak gentar menghadapinya. Pokoknya, sekarang kita lanjutkan pengejaran. Mungkin pemuda tengik itu telah berhasil mengecoh kita, lalu kembali meneruskan perjalanan," ajak Iblis Muka Bayi."Ya ya ya...! Kalau begitu bua

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 12

    "Kau akan menyesal seumur hidup berani bertindak lancang di hadapan Dewa Abadi!" sahut Dewa Abadi, tak kalah gertak.Kali ini rasa kaget Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi tak dapat dibayangkan lagi mendengar nama Dewa Abadi disebut. Namun kekagetan mereka hanya sebentar. Setelah dapat mengendalikan perasaan, kedua orang tua itu pun lantas tertawa bergelak. Sebagai tokoh tua dunia persilatan, mereka jelas pernah mendengar tokoh sakti tanpa tanding yang bergelar Dewa Abadi, walau belum pernah bertemu sebelumnya. Tapi sifat mereka yang sombong mengalahkan segalanya. Apalagi mereka juga belum pernah menjajal kesaktian Dewa Abadi."Setan! Tak kusangka Dewa Abadi yang sudah lama menyembunyikan diri kini kembali muncul di dunia persilatan," dengus batin Iblis Pocong."Hm...! Bukankah Dewa Abadi sudah mati? Tapi, kenapa mendadak muncul ke dunia persilatan? Ah...! Jangan-jangan kabar bohong yang telah kudengar tentang kematian Dewa Abadi hanyalah dusta belaka. Dan tak kus

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 13

    Dewa Abadi tersenyum kecut. Dipandanginya kedua lawan yang tengah merintih-rintih."Sungguh sayang sekali... Kalian orang-orang tua yang berkepandaian, namun tak mau mengamalkannya pada jalan kebenaran. Tapi, tak apa-apalah! Barang kali kalian masih bermurah hati untuk memberitahukan, di mana aku dapat menemukan pemuda yang kumaksudkan" kata Dewa Abadi, lembut.Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi yang nyalinya sudah ciut, mendapat kenyataan kalau kesaktian Dewa Abadi amat tinggi, sejenak saling berpandangan. "Mana sudi aku memberi keterangan padamu, Dewa Abadi! Tanyakan saja pada arwah-arwah gentayangan hutan ini!" sahut Iblis Muka Bayi, ketus.Dewa Abadi tersenyum arif. Tentu saja ia masih ingin membutuhkan keterangan dari Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi. Maka tanpa menghiraukan ocehan Iblis Muka Bayi, Dewa Abadi melangkah tenang mendekati."Maaf! Bukannya aku yang menyakiti kalian. Tapi, apakah kalian tidak ingin memberitahuku, pada siapa aku harus bertan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 14

    Tak jauh dari Lembah Pasir, tepatnya di bawah rindangnya sebuah pohon, seorang lelaki tua berusia tujuh puluh tahun tengah duduk bersila dengan kedua telapak tangan merangkap di depan dada. Setelah hampir setengah harian lelaki berpakaian biru-biru yang tidak lain Peramal Darah ini bersemadi, dadanya terasa nyaman. Rupanya, ia baru saja dapat menyembuhkan luka dalamnya akibat pertarungannya melawan Jejaka.Namun baru saja Peramal Darah menghentikan semadi dengan sebuah napas panjang, mendadak penciumannya yang tajam merasakan bau busuk yang sangat luar biasa. Sambil tetap memejamkan mata, ujung hidungnya mencoba mengendus-endus. Kemudian seraya membuka kelopak matanya perlahan, kepalanya berpaling ke arah datangnya bau busuk. Dan anehnya lagi, makin lama bau busuk itu makin menyengat hidung!"Ah...! Bau busuk apa lagi ini? Kok, terasa begitu menyengat?" gumam Peramal Darah.Ketika lelaki ini berpaling ke arah ujung jalan sebelah barat, sepasang mata kelabunya me

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 15

    Sejenak tubuh Dewa Abadi tergetar hebat begitu mendengar julukan anak manusia yang terlahir bersama Naga. Dan sejenak itu pula kepalanya mengangguk-angguk dengan senyum tipis terkembang di bibir keriputnya."Ya ya ya...! Kukira ucapannya benar adanya. Aku harus secepatnya dapat menemukan pemuda itu," gumam Dewa Abadi dengan kepala mengangguk-angguk. "Kalau begitu, kuucapkan terima kasih atas keteranganmu."Baru saja Dewa Abadi akan berkelebat meninggalkan tempat itu, tiba-tiba...."Dasar orang tua tak tahu diri! Tadi kau ragukan ramalanku. Tapi, begitu kutunjukkan siapa pemuda yang kau cari, kau malah seenak perutmu akan meninggalkan aku. Apa itu tidak menjengkelkan, he?!" hardik Peramal Darah, langsung menghadang."Ada apa lagi, Sobat? Apa kau juga bermaksud menghalang-halangi langkahku?" pancing Dewa Abadi."Tua bangka tak tahu diri! Kau harus membayar mahal atas ramalanku. Lima puluh keping emas pun belum cukup ditambah kelancangan sikapmu. Seka

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 16

    KENDATI sinar matahari berusaha menembus kerimbunan hutan di Bukit Karang Kanjen, tetap saja suasana dalam hutan terasa lengang dan lembab. Di bawah sebuah pohon besar yang tumbuh rindang di tengah hutan, seorang pemuda berambut pendek tak beraturan membentuk poni tengah asyik menikmati daging kelinci panggang. Sepasang mata pemuda yang mengenakan pakaian dibalut rompi berwarna merah dan bersisik keemasan tanpa lengan itu sebentar-sebentar mengerjap-ngerjap penuh nikmat. Lalu begitu daging kelinci telah pindah ke dalam perutnya, buru-buru dipotesnya paha kelinci yang sedikit hangus dan menebarkan aroma kurang sedap."Semprul! Tak seharusnya paha kelinci kesukaanku ini terlalu hangus. Tapi, tak apa-apalah! Biar hangus, toh masih terasa daging," celoteh pemuda yang tak lain Jejaka pada diri sendiri.Sehabis mengoceh begitu, pemuda berjuluk Jejaka Emas ini segera menyantap paha kelinci panggang. Terlalu panas memang, tapi tidak dipedulikannya. Meski lidahnya terasa sepert

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jejaka Emas   Bab 17

    "Jangan buang air matamu percuma, Nona! Aku takut burung-burung akan beterbangan dan matahari malas bersinar begitu mendengar suara tangismu yang teramat menyayat hati," usik Jejaka lagi, mulai kambuh penyakitnya."Diam! Namaku bukan Nona! Aku Ningrum! Dan lagi, tak seharusnya kau mencampuri urusanku, Pemuda Usil! Mau aku menangis di sini kek, di tempat lain kek. Apa pedulimu?" bentak si gadis yang ternyata Ningrum, murid tunggal si Raja Pedang Kupu-kupu."Cccck...! Cccckkk...! Oh... jadi namamu Ningrum? Bagus juga namamu. Oh, ya Ningrum. Apa kau tidak lihat kalau burung-burung kontan beterbangan, begitu mendengar suara tangismu?" goda Jejaka."Pemuda nyinyir! Apa telingamu budek? Aku bilang diam! Kenapa kau masih ngoceh tidak karuan?" sungut si gadis jengkel.Si pemuda tersenyum-senyum nakal. Lalu tanpa mempedulikan kemarahan si gadis, Jejaka meletakkan pantat di depannya."Uh... genit!"Sambil memaki begitu, si gadis menyingkir agak menjau

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status