Share

Bab 14

Tak jauh dari Lembah Pasir, tepatnya di bawah rindangnya sebuah pohon, seorang lelaki tua berusia tujuh puluh tahun tengah duduk bersila dengan kedua telapak tangan merangkap di depan dada. Setelah hampir setengah harian lelaki berpakaian biru-biru yang tidak lain Peramal Darah ini bersemadi, dadanya terasa nyaman. Rupanya, ia baru saja dapat menyembuhkan luka dalamnya akibat pertarungannya melawan Jejaka.

Namun baru saja Peramal Darah menghentikan semadi dengan sebuah napas panjang, mendadak penciumannya yang tajam merasakan bau busuk yang sangat luar biasa. Sambil tetap memejamkan mata, ujung hidungnya mencoba mengendus-endus. Kemudian seraya membuka kelopak matanya perlahan, kepalanya berpaling ke arah datangnya bau busuk. Dan anehnya lagi, makin lama bau busuk itu makin menyengat hidung!

"Ah...! Bau busuk apa lagi ini? Kok, terasa begitu menyengat?" gumam Peramal Darah.

Ketika lelaki ini berpaling ke arah ujung jalan sebelah barat, sepasang mata kelabunya me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status